Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan Makalah............................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
2.1 Bayi Baru Lahir........................................................................................................6
a. Pengertian....................................................................................................................6
b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal.....................................................................................6
c. Neonatus bayi dan anak dengan penyakit yang lazim..................................................7
a Pengertian ikterus.........................................................................................................7
b Penyebab terjadinya ikterus..........................................................................................8
1) Prahepatik....................................................................................................................8
2) Pascahepatik ( obstruktif)............................................................................................8
3) Hepatoseluler...............................................................................................................8
c Macam-macam ikterus.................................................................................................8
d Patofisiologi.................................................................................................................9
e Faktor presdiposisi.....................................................................................................10
f Penyulit......................................................................................................................10
g Faktor Resiko.............................................................................................................10
h Penilaian.....................................................................................................................11
Gambar 2.1 Rumus kramer............................................................................................11
2
i Komplikasi.................................................................................................................11
j Diagnosis....................................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
ikterus patologis. Angka kematian terkait hiperbilirubinemia sebesar 13,1%.
Didapatkan juga data ikterus pada bayi cukup bulan sebesar 12,0% dan bayi
kurang bulan 22,8% (Martin : 2003).
5
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badanya 2500-4000 gram
( nany,2010:1)
6
18. Reflek graping (menggegam) sudah baik.
19. Genetalia
a) Pada laki laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
sekrotum dan penis yang berlubang.
b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang
berlubang, serta ada labiya mayora dan minora.
20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama dan berwarna hitam kecoklatan.
7
b Penyebab terjadinya ikterus
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
ikterus yaitu sebagai berikut.
1) Prahepatik
Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada
proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik). Peningkatan bilirubin
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah infeksi, kelainan
sel darah merah, dan toksin dari luar tubuh, serta dari tubuh itu sendiri.
2) Pascahepatik ( obstruktif)
Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin
konjugasi akan kembali lagi kedalam sel hati dan masuk kedalam aliran
darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekresikan dalam urin.
Sementara itu, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan
sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal. Sebagai akibat dari obstruksi
saluran empedu menyebabkan ekskresi bilirubin kedalam saluran
pencernaan berkurang, sehingga feses akan berwarna putih keabu abuan,
liat dan seperti dempul.
3) Hepatoseluler
Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mangalami
kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi
bilirubin sehingga bilirubin direc meningkat dalam aliran darah. Bilirubin
direc mudah larut dalam air, namun sebagian masih tertimbun dalam aliran
darah. (nany, 2010: 76)
c Macam-macam ikterus
1) Fisiologis
8
Ikterik fisiologis adalah ikterik yang normal yang dialami oleh bayi baru
lahir, tidak mempunyai dasar patologis sehingga tidak berpotensi menjadi
kern ikterus.
a) Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi baru lahir.
b) Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10mg% pada neonatus cukup
bulan dan 12 mg% pada neonatus kurang bulan.
c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per
hari.
d) Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%. Ikterus menghilang
pada 10 hari pertama.
e) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.
2) Patologi
Ikterik patologis adalah ikterus yang memunyai dasar patologis dengan
kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia.
Ikterik patologi memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
a) Ikterik terjadi 24 jam pertama.
b) Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau
melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
c) Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
d) Ikterik menetap sesudah 2 minggu pertama.
e) Kadar bilirubin direc lebih dari 1 mg%.
f) Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik. (Nany, 2010 : 75)
d Patofisiologi
1) Produksi berlebihan (Prahepatik).
2) Penurunan sekresi ( Post-hepatik)
3) Campuran ( Garna,2005)
9
e Faktor presdiposisi
Keadaan yang mengurangi kapasitas ikat bilirubin
1) Asidosis
2) Asfiksia
3) Hipoalbuminemia
4) Infeksi
5) Prematuritas
6) Hipoglikemi
f Penyulit
Kern ikterus
1) Stadium 1 : Reflek moro jelek, hopotermi, latergi,
poorfeeding, vomitus, high pitched cry,
kejang.
2) Stadium 2
: Opistotonus, regiditas, occulogyric crises, mata
cenderung diviasi keatas.
3) Stadium 3 : Sepastisitas.
10
4) Riwayat penyakit hemolitik signifikan dalam keluarga yang ikterus, atau
presdiposisi etnik terhadap ikterus atau penyakit keturunan.
5) Ikterus tampak 24 jam pertama (menunjukan adanya hemolisis) atau
ikterus memanjang (kemungkinan menunjukan penyakit serius, seperti
hipertiroidisme atau ikterus obstruktif ) (Meyles 2009: 851)
h Penilaian
Ada beberapa cara untuk menunjukan derajat ikterik yang merupakanresiko
terjadinya kern ikterik misalnya kadar bilirubin bebas: kadar bilirubin 1&2
atau secara klinis dilakukan dibawah sinar biasa (day- light). Sebaiknya
penilaian ikterik dilakukan secara laboratoris. Apabila fasilitas tidak
memungkinkan dapat dilakukan secara klinis. (Prawiroharjo 2008:384)
Keterangan
i Komplikasi
Kern ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirec
pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (>
20 mg% pada bayi cukup bulan atau >18 mg% pada bayi berat badan lahir
11
rendah) disertai dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar, latergi,
kejang, tak mau menghisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus,
dan sianosis, serta dapat diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara, dan
retardasi mental dikemudian hari. (Nany 2010: 78)
j Diagnosis
Diagnosis masalah yang terjadi pada bayi dengan hiperbilirubinnemia antara
lain:
1) Risiko tinggi injuri.
Terjadi akibat dampak peningkatan kadar bilirubin dan efek dari transfusi
tukar yang dapat merusak otak, masalah ini dapat diatasi dengan:
a) Mengkaji dan memonitoring terhadap dampak perubahan kadar bilirubin
seperti adanya ikterus.
(1) Konsentrasi urine.
(2) Latergi.
(3) Kesulitan makan.
(4) Reflek moro.
(5) Adanya tremor.
(6) Iritabilitas.
(7) Memonitor bilirubin.
Sedangkan resiko injuri karena efek dari transfusi tukar interfensi yang di
lakukan adalah memonitor kadar bilirubin, sebelum dan sesudah transfusi
tukar tiap 4-6 Jam selama 24 Jam post transfusi tukar, memonitor karena
tekanan darah, nadi, temperaturnya, adanya vomiting, cyansis,
mempertahankan kalori, kebutuhan cairan sampai post transfusi tukar dan
melakukan kolaborasi dalam pemberian obat untuk meningkatkan
transfortasi dan konjugasi.
2) Resiko tinggi kurangnya volume cairan.
12
Resiko tinggi kurangnya cairan pada hiperbilirubinemia ini dapat
disebabkan oleh karena selama tindakan foto terapi, yaitu tindakan yang
dapat diperoleh dalam mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
adalah sebagai berikut dengan mempertahankan intek cairan dengan
menyediakan cairan peroral atau cairan parentral, memonitoring pada out
put diantaranya jumlah urine, warna dan buang air besar, mengkaji
perubahan setatus hidrasinya.
3) Gangguan integritas kulit.
Gangguan integritas kulit pada bayi dengan hiperbilirubinemia ini
disebabkan karena efek dari foto terapi yang dapat menyebabkan kulit
kering, iritasi pada mata untuk mengatasi tersebut dengan menutup mata
dengan kain yang tidak tembus cahaya, mengatur posisi setiap 6 Jam,
mengkaji kondisi kulit, menjaga integritas kulit selama terapi dengan
mengeringkan daerah yang basah untuk mengurangi iritasi serta
mempertahankan kebersihan kulit.
4) Risiko tinggi menjadi orang tua dan pengetahuan keluarga.
Resiko tinggi perubahan menjadi orang tua disebabkan karena kehadiran
anak mengingat bayi dilahirkan dilakukan tindakan ditempat kusus.
Kurangnya pengetahuan terhadap orang tua disebabkan tentang perawatan
bayi dirumah, meskipun ikterus fisiologis ikterus pada bayi dapat hilang
secara sendiri, tetapi bayi dengan hiperbilirubinemia membutuhkan
tindakan kusus dan orang tua harus harus diberikan pendidikan pula.
( Hidayat, 2008: 196)
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badanya 2500-4000 gram ( nany,2010:1)ikterus adalah perubahan warna
kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
Pada neonatus, ikterus dapat bersifat fisiologis maupun patologis. Ikterus fisiologis
tampak kira-kira 48 jam setelah kelahiran, dan biasanya menetap dalam 10-12 hari
(Myles, 2009).
Kern ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat adanya bilirubin indirec pada
otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi (> 20 mg%
pada bayi cukup bulan atau >18 mg% pada bayi berat badan lahir rendah) disertai
dengan gejala kerusakan otak berupa mata berputar, latergi, kejang, tak mau
menghisap, tonus otot meningkat, leher kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat
diikuti dengan ketulian, gangguan berbicara, dan retardasi mental dikemudian hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2310/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwi21J6Dk97xAhWQSH0KHXZaChYQFjAXegQICRAC&usg=AOvVaw3
SsNeETL8qCX0Zlrs2NZh4
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/13341/2/BAB_I.pdf&ved=2ahUKEwip
v_iYk97xAhWYaCsKHWjaBioQFjACegQICxAC&usg=AOvVaw1ZADv-7ywW8s6nxbRL7p2E
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/12784/1/KTI%2520NADA%2520NOVA%2520WANDA-
70400115010.pdf&ved=2ahUKEwjGxKuok97xAhXEbn0KHa8NDUUQFjALegQIFBAC&usg=AOv
Vaw2x7rPOdYKC7Z7lu_p5faN8
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2310/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjGxKuok97xAhXEbn0KHa8NDUUQFjANegQIAxAC&usg=AOvVaw
3SsNeETL8qCX0Zlrs2NZh4
15