Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (1 JAM PERTAMA) FISIOLOGI

PADA BAYI NY LIYA QUROTU AINI


DI PUSKESMAS ROWOSARI II

Laporan studi kasus disusun untuk memenuhi target pada


Clinical Exposure 2 (Blok 19)

Disusun Oleh :

Rizki Amalya Syajidah 32102000047


Putri Nur Rahmawati 32102000044
Suci Indah Permata 32102000065

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Alamat : Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054
Telepon. (024) 6583584 Faksimile : (024) 6581278
Tahun 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus Seminar Cased Based Discussion (CBD) dengan judul “Asuhan Kebidanan
Bayi Baru Lahir Fisiologi Pada Bayi Ny. L di Puskesmas Rowosari II telah dikonsultasikan,
diperbaiki dan mendapat pengesahan oleh Pembimbing Lahan dan Pembimbing Akademik

Rowosari, Senin 11 Juli, 2022


Pembimbing Akademik Clinical Instruktur

Arum Meiranny. S.SiT.,M.Keb Heni Febriastuti STr.Keb

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1. Latar Belakang.............................................................................................................1
2. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
3. Manfaat Penulisan.......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
1. Definisi Bayi Baru Lahir.............................................................................................2
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal...............................................................................2
3. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir..........................................................................2
4. Pengertian Asuhan Pada Bayi Baru Lahir...................................................................3
5. Bentuk Asuhan Bayi Baru Lahir.................................................................................3
6. Pelayanan Kesehatan Neonatus...................................................................................5
BAB III HASIL........................................................................................................................6
I. PENGKAJIAN....................................................................................................................6
A. DATA SUBYEKTIF...................................................................................................6
B. DATA OBYEKTIF.....................................................................................................7
II. INTERPRETASI DATA.............................................................................................7
III. DIAGNOSA POTENSIAL.........................................................................................7
IV. TINDAKAN SEGERA...............................................................................................7
V. INTERVENSI/PERENCANAAN...............................................................................7
VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN.........................................................................8
VII. EVALUASI.................................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................10
BAB V PENUTUP..................................................................................................................11
1. KESIMPULAN.........................................................................................................11
2. SARAN.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang yaitu
Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs
(Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun 2030 yatu AKB 12
per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016).
Kematian bayi berusia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia mencapai
28.158 jiwa pada 2020. Dari jumlah itu, sebanyak 20.266 balita (71,97%) meninggal
dalam rentang usia 0-28 hari (neonatal). Sebanyak 5.386 balita (19,13%) meninggal
dalam rentang usia 29 hari-11 bulan (post-neonatal). Sementara, 2.506 balita (8,9%)
meninggal dalam rentang usia 12-59 bulan. Mayoritas atau 35,2% kematian balita
neonatal karena berat badan lahir rendah. Kematian balita neonatal akibat asfiksia
sebesar 27,4%, kelainan kongenital 11,4%, infeksi 3,4%, tetanus neonatorium 0,03%,
dan lainnya 22,5% (KEMENKES RI, 2021).
Sementara Angka Kematian Bayi di Jawa Tengah juga masih tinggi. Pada 2021,
hingga triwulan III telah tercatat sebanyak 2.851 kasus. Faktor penyebab kematian
bayi antara lain kurangnya asupan gizi bayi selama dalam kandungan yang
menyebabkan berat badan lahir rendah, kelainan konginetal pada bayi dan komplikasi
kehamilan, serta keterbatasan layanan kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi
Covid-19 (BPS JATENG, 2021).
Upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah yang menjadi salah
satu indikator utama dalam pembangunan kesehatan, hasilnya menggembirakan.
Penurunannya bahkan melebihi target SDG’s. Penurunan AKI di Jawa Tengah yang
menyentuh angka 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup itu bahkan melampaui target
SDG’s yang menetapkan pada angka 90 per 100 ribu kelahiran hidup. Program Jateng
Gayeng Nginceng Wong Meteng yang diluncurkan 2016 lalu adalah semangat
kejuangan. Greget yang dimulai dari hulu sampai hilir, lintas sektoral, lintas program,
mulai dari primer sampai tersier.
2. Tujuan Penulisan
Mampu memberikan pemahaman bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
sesuai standar pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan yang sesuai.
3. Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baik penulis maupun pembaca dalam
menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir secara terstandart.

1|BAYI BARU LAHIR


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-
41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang melewati
vagina tanpa memakai alat.
Dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu
denganberat badan sekitar 2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
a. Berat badan 2.500-4.000 gram.
b. Panjang badan 48-52.
c. Lingkar dada 30-38.
d. Lingkar kepala 33-35.
e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.
f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, dan pada
lakilaki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.
m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.
n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan
3. Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir
a. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah kelahiran.
Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat dan
perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan bayi
baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
b. Perubahan sistem Kardiovaskuler
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri
pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka bayi
akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi. Suhu
2|BAYI BARU LAHIR
lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan
trauma dingin (cold injury)
d. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor
pada ekstremitas.
e. Perubahan Gastrointestinal
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi 50mg/100 mL
dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada
jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak
sehingga kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
f. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali
sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24 jam.
g. Perubahan Hati
Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu masuk.
Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko infeksi
pada periode bayi baru lahir.
4. Pengertian Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat, membersihkan saluran
nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya,
memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin
K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis
B, serta melakukan pemeriksaan fisik.
5. Bentuk Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap hangat
adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir, tunda
memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah
hipotermi.
b. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
hidung (jika diperlukan). Tindkaan ini juga dilakukan sekaligus dengan penilaian
APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan segera setelah
lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
c. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks. Verniks akan
membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti
bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem,

3|BAYI BARU LAHIR


Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
d. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. Tindakan
ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara pemotongan dan
pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
1. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU
intramuscular)
2. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat dengan
dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah tidak terpancar
pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan
jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat
diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT (steril)
4. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian lingkarkan
kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi lainnya. e.
Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5% f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui
dini.
e. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan
sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian
ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali pusat. Langkah IMD pada
bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling
sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai
menyusui.
f. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal tersebut
berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis kelamin.
g. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir,
terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1
mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1
dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B
h. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
i. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-
bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
j. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah terdapat
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan

4|BAYI BARU LAHIR


dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to
toe (dari kepala hingga jari kaki). Diantaranya :
1. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar
adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
2. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-tanda
infeksi
3. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis dan
reflex isap
4. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
5. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.
6. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya retraksi
7. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa, tumor).
8. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali pusat,
warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
9. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis
berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia mayora
menutupi labio minora.
10. Anus: tidak terdapat atresia ani
11. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.
6. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada neonates
sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
a. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur
panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin K1,
Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.
b. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7
setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian ASI
eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya.
c. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28
setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi
badan dan nutrisinya.

5|BAYI BARU LAHIR


BAB III HASIL

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR


PADA BAYI NY LIYA
DI PUSKESMAS ROWOSARI II

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 1 Juli 2022
Tempat : Ruang PONED
Jam : 20.00 WIB

A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
 Nama Bayi : By. A
 Umur Bayi : 1 jam
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal/jam lahir: 1 Juli 2022 / 18.40 WIB
 No. Register : 002346

 Nama Ibu : Ny. L


 Umur : 26 tahun
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Karyawan
 Alamat : Dsn. Pakis RT 04 RW 02 Sidomukti

 Nama Suami : Tn. A


 Umur : 32 tahun
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat :Dsn. Pakis RT 04 RW 02 Sidomukti

2. RIWAYAT KEHAMILAN IBU :


a. GPA H : G1P0A0
b. Umur Kehamilan : 39 minggu
c. HPL : 4 Juli 2022
d. ANC
Frekuensi : 8x
Tempat : puskesmas, PMB

6|BAYI BARU LAHIR


e. TT : 5x
f. Keluhan hamil muda : mual muntah
g. Keluhan hamil tua : nyeri punggung

3. KEBIASAAN WAKTU HAMIL


a. Makanan : nasi, ikan, daging, sayur, buah
b. Obat / jamu : tablet Fe dan kalsium
c. Merokok : tidak merokok
d. Aktivitas : ibu mengatakan bekerja sebagai karyawan dan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga
4. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG :
a. Jenis persalinan : Spontan
b. Penolong : Bidan
c. Lama persalinan :
Kala I : 2 jam 0 menit
Kala II : 0 jam 20 menit
d. Ketuban pecah
Pecah jam : 18.15 WIB Tanggal : 1 Juli 2022
Jenis : Spontan
Warna : Jernih
Bau : Khas
Jumlah : 200 cc
e. Komplikasi persalinan
Ibu : tidak ada
Bayi : tidak ada

B. DATA OBYEKTIF
Hasil penilaian selintas :
1. Warna kulit : kemerahan
2. Gerakan : aktif
3. Tangisan : kuat
II. INTERPRETASI DATA
By Ny.L umur 1 jam cukup bulan lahir spontan jenis kelamin laki-laki
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI/PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang kondisi bayinya dalam keadaan baik
2. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
3. Lakukan IMD dalam 1 jam pertama
4. Berikan injeksi Vitamin K dan salep mata
5. Berikan pendkes perawatan tali pusat
6. Berikan pendkes tanda bahaya bayi baru lahir

7|BAYI BARU LAHIR


7. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi atau jika ada keluhan

VI. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

WAKTU IMPLEMENTASI WAKTU EVALUASI


18.48 Beritahu ibu tentang kondisi 18.49 Ibu mengetahui kondisi
bayinya dalam keadaan baik : bayinya
Warna kulit kemerahan,
gerakan aktif, menangis kuat
N : 119x/mnt P : 40x/mnt S :
36,5℃
18.50 Melakukan IMD 18.52 Sudah dilakukan IMD
19.00 Memberikan injeksi vit. K dan 19.02 Sudah diberikan injeksi vit k
salep mata dan salep mata
19.03 menganjurkan ibu untuk 19.05 Ibu bersedia memberikan ASI
memberikan ASI Eksklusif Eksklusif
19.06 Memberikan pendkes 19.08 Ibu mengetahui cara merawat
perawatan tali pusat tali pusat
a.tali pusat dijaga agar tetap
bersih dan kering
b.jangan berikan salep/obat lain
c.ganti kassa secara berkala
d.biarkan tali pusat lepas sendiri
19.09 Memberikan pendkes tanda 19.11 Ibu mengerti tanda bahaya bayi
bahaya bayi baru lahir baru lahir
a.tidak mau menyusu
b.kejang
c.bayi terlihat lemah
d.sesak nafas
e.bayi merintih
f.pusat kemerahan
19.12 Menganjurkan ibu untuk 19.13 Ibu bersedia untuk kunjungan
kunjungan ulang kurang lebih 3 ulang
hari atau jika ada keluhan

VII. EVALUASI
Hari, Tanggal : jumat, 1 Juli 2022
Tempat : Ruang PONED
Pukul : 19.25 WIB
A. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
B. Vital sign : HR : 119x/menit R : 40x/menit S : 36,5℃
C. Berat badan : 3700 gram, PB : 52 cm, LK : 34 cm, LD : 33 cm
D. APGAR Score : 8-9-10
E. Bayi mendapat injeksi vitamin K 0,5 gram di paha lateral kiri
F. Anus berlubang
G. Bayi berada di bawah sinar pemancar

8|BAYI BARU LAHIR


DATA PERKEMBANGAN I
S : Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menyusu
O : Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis
Vital sign : HR : 119x/menit R : 40x/menit
BB : 3700 gram
Gerakan aktif, warna kulit kemerahan, tangisan kuat
A : Bayi baru lahir cukup bulan dengan berat badan 3700 gram
P:
1. Observasi keadaan umum dan vital sign
2. Penuhi kebutuhan nutrisi
3. Jaga kehangatan bayi
4. Rawat tali pusat untuk mencegah infeksi
5. Observasi pola eliminasi
6. Ganti popok dan pakaian bayi
7. Berikan ketenangan pada bayi

9|BAYI BARU LAHIR


BAB IV PEMBAHASAN

Pengkajian dan asuhan yang diberikan kepada klien bayi baru lahir bertujuan untuk
mempersiapkan ibu secara fisiologis, psikologis maupun spiritual. Selama pelaksanaan
asuhan bayi baru lahir diperoleh sebagai berikut :
Pukul 18.45 WIB bayi Ny. L lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
gerakan aktif. Jenis kelamin laki-laki berat badan 3700 gram dan panjang badan 52 cm,
ekstremitas lengkap, bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan. Menurut (Saputra 2014)
bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 sampai 4000 gram. Hal tersebut tidak adanya kesenjangan antara
teori dan praktek di lapangan.
Pada saat bayi umur 1 jam setelah kelahiran telah dilakukan IMD pada bayi,
pencegahan hipotermi dan perawatan tali pusat. Menurut Kemenkes (2015) segera setelah
bayi lahir dan tali pusat diikat, digunakan topi pada bayi diletakkan secara tengkurap di dada
ibu kontak langsung antara dada bayi dan kulit dada ibu. Bayi akan merangkak mencari
puting susu dan menyusu pada 1 jam pertama untuk mendapatkan colostrum. Colostrum
adalah cairan kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara pada hari pertama
sampai hari ketiga atau keempat yang banyak mengandung laktosa, lemak dan vitamin.
Asuhan yang diberikan lainnya adalah bayi mendapatkan injeksi vitamin K dan salep
mata. Menurut Kemenkes (2015) pemberian vitamin K pada BBL untuk mencegah terjadinya
perdarahan karena defisiensi. BBL yang lahir normal dan cukup bulan diberikan vitamin K 1
mg secara IM di paha lateral kiri.

10 | B A Y I B A R U L A H I R
BAB V PENUTUP

1. KESIMPULAN
Asuhan bayi baru lahir pada bayi Ny. L dengan jenis kelamin laki-laki, BB 3700
gram, PB 52 cm, yaitu dengan IMD dan pemberian ASI Eksklusif, pemberian
vitamin K dan salep mata. Asuhan kebidanan 1 jam berlangsung dengan baik
tanpa adanya tanda bahaya yang ditemukan.

2. SARAN
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan kebidanan
yang sudah baik dan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan standar
asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua
pelayanan kebidanan dan diharapkan Laporan CBD ini sebagai bahan
masukan, sebagai contoh manajemen asuhan bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi pelaksana asuhan selanjutnya
Diharapkan tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien. Dalam
menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan program-program
yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan sehingga asuhan yang
diberikan berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.

11 | B A Y I B A R U L A H I R
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Peraturan menteri Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta: DepkesRI

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2021. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Dinkes Prov. JATENG.

Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. 2016.Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru

Sondakh, J. J.2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir. Malang: Penerbit
Erlangga.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC

Bapennas.2015.RPJMN 2015-2019 dan strategi pembangunan kesehatan dan gizi


masyarakat. Jakarta: Kemenkes 2015.

12 | B A Y I B A R U L A H I R

Anda mungkin juga menyukai