Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT TERPADU II

ASUHAN KEPERAWATAN NEONATAL DENGAN IKTERUS

Dosen Pengampuh : Ns. Hj. Sunarti Basso, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok VI

1. Gymnastiar Sanggilalung 2001013

2. Putri Nadia Mulia Ampel 2001022

3. Andini P. Napu 2001019

4. Perawati Bakari 2001032

5. Milta Datukramat 2001077

PRODI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-Nya kepada hamba-Nya, yang benar-benar ingin
mencari ridha serta inayah-Nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan semoga tercurah limpah
kepada Nabi Muhammad Saw. Akhirnya atas izin Allah SWT makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami sampaikan kepada dosen mata kuliah “Keperawatan Gawat Darurat Terpadu II
’’ sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
Bapak/Ibu dosen yang telah berjasa mencurahkan ilmu kepada kami. Penulis memohon kepada
dosen khusunya, umumnya para pembaca barang kali menemukan kesalahan atau kekurangan
dalam makalah ini baik dari segi bahasan maupun isinya harap maklum. Selain itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca.

Manado, 16 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
C. Tujuan................................................................................................................................... 5
BAB II............................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................... 6
A. Definisi ................................................................................................................................... 6
B. Etiologi ................................................................................................................................... 6
C. Tanda Dan Gejalah ............................................................................................................... 7
D. Penatalaksanaan Medik .......................................................................................................... 7
BAB III ………………………………………………………………………………………………...8
ASUHAN KEPERAWATAN …………………………........................................................................8
A. Pengkajian …………………………………………………………………………………………8
B. Diagnosa ………………………………………………………………………………………... 11
C. Intervensi …………………………………………………………………………………………12
BAB IV ……………………………………………………………………………………………… 14
PENUTUP ……………………………………………………………………………………………14
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………… 14
B. Saran …………………………………………………………………………………………... 14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………….. .15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikterik neonatus adalah suatu keadaan pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh
penumpukan berlebih kadar bilirubin yang tidak terkonjugasi sehingga menyebabkan adanya
warna kuning pada sklera dan kulit (Auliasari, Etika, Krisnana, & Lestari, 2019). Ikterik
neonatus merupakan suatu kondisi meningkatnya kadar bilirubin >5mg/dl yang ditandai dengan
menguningnya sklera maupun kulit yang dapat disebabkan oleh faktor fisiologis maupun non
fisiologis (Mathindas, Wilar, & Wahani, 2013).Hasil data World Health Organization (WHO)
tahun 2017 menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) secara global mencapai 59 pada
tahun 2017 per 1000 kelahiran hidup, dan sesuai Profil Kesehatan Indonesia di tahun 2018,
AKB di Indonesia menurun yaitu 25,23 per 1000 bayi lahir hidup yang artinya hampir mencapai
sasaran Millennium Development Goals (MDGs) 2017 yaitu sebesar 25 per 1000 bayi lahir
hidup.

Meski menurun dari tahun ke tahun dulu, banyaknya hal itu masih ternilai cukup tinggi.
Pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 didapatkan angka
kematian neonatus pada tahun 2017 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup dan 78,5% kematian
neonatus terjadi pada usia 0-6 hari. Komplikasi yang terjadi paling banyak pada neonatus adalah
asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus, infeksi, trauma lahir, berat badan lahir rendah (BBLR),
sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital(Yusuf, Aupia, & Sari, 2021). Hasil
survei yang didapatkan pada Data Rekam Medik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
pada bulan November 2020 sebanyak 20 bayi yang dirawat di ruang Peristi terdapat 5 bayi
(25%) yang mengalami ikterik neonatorum, kemudian menurun pada bulan Desember yaitu dari
19 bayi yang dirawat terdapat 1 bayi (5.2%) yang mengalami ikterik neonatorum.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pengertian Neonatus dengan ikterus ?


2. Apa itu etiologi Neonatus dengan ikterus ?
3. Apa itu tanda dan gejalah neonatus dengan ikterus ?
4. Apa itu Penatalaksanan Neonatus dengan ikterus ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Neonatus dengan ikterus


2. Untuk mengetahui Neonatus dengan ikterus ?
3. Untuk mengetahui gejalah neonatus dengan ikterus ?
4. Untuk mengetahui Neonatus dengan ikterus ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin, Neonatus merupakan
bayi dengan umur 0-28 hari, yang mempunyai risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
menyebabkan komplikasi pada neonatus (Lia Dewi, 2014).

Ikterik neonatus adalah keadaan dimana mukosa neonatus menguning setelah 24 jam
kelahiran akibat bilirubin tidak terkonjugasi masuk kedalam sirkulasi (PPNI, 2017). ). Ikterik
neonatus atau penyakit kuning adaalah kondisi umum pada neonatus yang mengacu pada warna
kuning pada kulit dan sklera yang disebabkan terlalu banyaknya bilirubin dalam darah . Ikterik
neonatus adalah keadaan dimana bilirubin terbentuk lebih cepat daripada kemampuan hati bayi
yang baru lahir (neonatus) untuk dapat memecahnya dan mengeluarkannya dari tubuh, Ikterik
adalah warna kuning yang dapat terlihat pada sklera, selaput lender, kulit atau organ lain akibat
penumpukan bilirubin. Bilirubin merupakan hasil penguraian sel darah merah di dalam darah.
Penguraian sel darah merah merupakan proses yang dilakukan oleh tubuh manusia apabila sel
darah merah telah berusia 120 hari. Hasil penguraian hati (hepar) dan dikeluarkan dari bada n
melalui buang air besar (BAB) dan Buang air kecil (BAK) (Madri, 2018).

B. Etiologi

Penyebab ikterik pada neonatus dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, secara garis besar etioologi ikterik neonatus (PPNI, 2017):

1. Penurunan Berat Badan abnormal (7-8% pada bayi baru lahir yang menyusui ASI, >15%
pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (meconium)

C. Tanda Dan Gejalah

Tanda dan gejala dari ikterik neonates menurut (PPNI, 2017) adalah sebagai berikut :
Tanda dan gejala mayor Objektif dari ikterik neonates yaitu :

1. Profil darah abnormal (hemolysis, bilirubin serum total >2mg/dL bilirubin serum total
pada rentang risiko tinggi menurut usia pada normogram spesifik waktu)
2. Membrane mukosa kuning
3. Kulit kuning
4. Sklera kuning

D. Penatalaksanaan Medik

1. Ikterus fisiologis
a. Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
b. Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti: Memandikan, melakukan perawatan
tali pusat, membersihkan jalan nafas, menjemur bayi di bawah sinar matahari
pagi, kurang lebih 30 menit
c. Ajarkan ibu cara : Memandikan bayi, melakukan perawatan tali pusat, menjaga
agar bayi tidak hipotermi, menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi, kurang
lebih 30 menit
d. Jelaskan pentingnya hal-hal seperti : Memberikan ASI sedini dan sesering
mungkin, menjemur bayi dibawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama
30 menit, 15 menit dalam posisi terlentang, 15 menit dalam posisi tengkurap,
memberikan asupan makanan gizi tinggi bagi ibu, menganjurkan ibu dan
pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin, menganjurkan untuk tidak minum
jamu
e. Apabila ada tanda ikterus yang parah ( misalnya feses berwarmna putih keabuan
dan liat seperti dempul ), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke
puskesmas.
f. Anjurkan ibu untuk control setelah 2 hari kemudian
2. Ikterus sedang
a. Berikan ASI secara adekuat
b. Lakukan pencegahan hipotermi
c. Letakkan bayi ditempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama
3-4 hari
d. Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
e. Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi
bertambah parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat
seperti dempul
3. Ikterus berat
a. Berikan informed consent pada keluarga untuk segara merujuk bayinnya
b. Selama persiapan merujuk berikan ASI secara ade kuat
c. Lakukan pencegahan hipotermi
d. Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml (lia dewi, 2014)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap utama dalam proses asuhan keperawatan yang dilakukan sebelum
menegakan diagnosa, pengkajian yaitu satu proses pengumpulan data baik dari pasien,
keluarga, perawat, ataupun dokter, selanjutnya data yang telah terkumpul akan diproses dan
menjadi informasi untuk menegakan diagnosa (International, 2018).
Data yang harus ada dalam pengkajian meliputi :
a) Identitas pasien
Dalam identitas pasien terdapat data-data yang meliputi nama pasien, tanggal lahir,
tanggal dirawat, diagnosa, penanggungjawab (Yuliawati & Astutik, 2018)
b) Keluhan utama
Dalam kasus ikterik orang tua akan mengatakan jika kulit bayi menjadi kuning yang
muncul dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir, nilai pemeriksaan bilirubin total lebih
dari 12mg/dL
c) Riwayat penyakit terdahulu
Data riwayat penyakit terdahulu meliputi penyakit yang pernah diderita, biasanya
dalam kasus ikerik penyakit yang menyertai yaitu berat badan bayi lahir rendah
(kurang dari 2000 gram), usia gestasi kurang dari 36 minggu (prematur), adanya
asfiksia, hipoksia, gangguan pernafasan, adanya infeksi dan bayi mengalami
hipoglikemi.
d) Riwayat keluarga
Beberapa penyakit keturunan yang memicu bayi menderita resiko ikterik misalnya
penyakit hipertensi, diabetes dan adanya riwayat melahirkan anak kembar, selain
penyakit keturunan ada juga penyakit menahun seperti asma, jantung serta penyakit
menular
e) Riwayat ibu
Usia ibu sangat berpengaruh dalam menentukan bayi terkena ikterik, usia ibu yang
berresiko melahirkan bayi dengan resiko ikterik yaitu antara usia <20 tahun dan
>35tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat, gizi kurang pada ibu hamil, ukuran
lingkar lengan atas <23,5cm, ibu yang memiliki riwayat penyakit turunan, ibu yang
mengkonsumsi alkohol dan perokok (proverawati & Ismawati, 2010).
f) Riwayat kelahiran
Faktor resiko bayi menderita ikterik neonatus adalah usia gestasi yang belum cukup
(kurang dari 37 minggu) dan terjadinya infeksi selama hamil, adanya asfiksia, trauma
kepala hingga mengakibatkan rusaknya jaringan otot (Rohani & Wahyuni, 2017)
g) Pola aktivitas sehari-hari
1) Pola makan dan minum
Bayi yang menderita ikterik memiliki reflek hisap yang lemah, sehingga dalam
pemberian ASI harus berproses sedikit demi sedikit dalam durasi yang berdekatan,
reflek hisap yang masih lemah maka pemberian ASI pada bayi bisa menggunakan
sendok atau dengan pemasangan selang ke dalam lambung (Maternity Dainty & dkk,
2018)
2) Istirahat tidur
Waktu istirahat pada bayi lebih banyak dibanding orang dewasa, namun pada bayi
yang menderita ikterik pola tidur akan berubah karena tidur bayi tidak tenang
dikarenakan bayi mudah dehidrasi karena efek fototerapi (Reeder & Griffin, 2012)
3) Eliminasi
Pada bayi dengan kasus hiperbilirubin warna urin bayi gelap seperti teh, warna tinja
kehijauan disebabkan oleh cairan empedu yang berwarna hijau, tinja bayi juga bisa
berwarna seperti dempul karena tidak adanya cairan empedu yang mewarnai tinja.
4) Aktivitas
Aktivitas bayi yang menderita hiperbilirubin akan mengalami gangguan disebabkan
oleh lemahnya tonus otot, hal ini menyebabkan pergerakan bayi tidak aktif, lesu dan
lemah (proverawati, 2010)
5) Personal hygiene
Dalam kasus bayi dengan hiperbilirubin frekuensi BAB (buang air besar) dan BAK
(buang air kecil) masih sedikit, namun popok dan pakaian bayi harus diganti ketika
sudah tidak layak pakai.
h) Observasi
1) Keadaan umum
Keadaan umum pada bayi dengan hiperbilirubin akan mengalami kelemahan, tanda
vital terutama suhu yang tidak stabil, kulit tampak kuning dan sklera kuning
2) Antropometri
Salah satu penyebab hiperbilirubin adalah berat badan bayi lahir yang rendah yaitu
antara 1500 gram sampai 2500 gram, panjang badan kurang dari 45cm, ukuran lingkar
dada kurang dari 30cm dan ukuran lingkar kepala yang kurang dari 33 cm (Walyani &
Purwoastuti, 2015).
3) Tanda vital
Suhu bayi normal berkisar antara 36,5-37°C, namun suhu pada bayi dengan
hiperbilirubin mengalami ketidak stabilan dan pada pola nafas dengan bayi ikterik
patologis ditandai dengan takipnea sedangkan bayi dengan ikterik fisiologis memiliki
pola napas yang normal (IDAI, 2010)
i) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang perlu diperhatikan antara lain (Pantiwati, 2010). :
1) Kepala
Pada bagian kepala hasil yang akan ditemukan pada pemeriksaan bayi dengan
hiperbilirubin yaitu kulit kepala akan berwarna kuning, biasanya ukuran kepala
bayi lahir prematur akan memiliki ukuran lebih besar dari tubuhnya.
2) Mata
Pada bagian pemeriksaan mata, bayi yang menderita ikterik akan ditemukan sklera
berwarna kuning, selain itu dalam melakukan pemeriksaan mata perlu dilakukan tes
pada reflek pupil dan kornea yang bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan pada
mata bayi.
3) Hidung
Bagian hidung bisa diperiksa dengan cara melihat apakah ada sumbatan atau tidak,
adakah gangguan pernafasan.
4) Mulut
Dalam pemeriksaan mulut dari bayi yang menderita ikterik akan mengalami
kelemahan dalam reflek menelan dan reflek menghisap
5) Telinga
bayi yang lahir prematur memiliki tulang kartilago yang belum tumbuh sempurna,
dalam kasus ikterik neonatus telinga bayi akan berwarna kuning.
6) Leher
Bayi dengan ikterik akan memiliki leher yang berwarna kekuningan, yang
menandakan bayi tersebut berada dalam derajat kramer 1, selanjutnya melihat gerak
lehernya ketika menelan, adakah ketidak normalan pada leher
7) Dada
Bayi memiliki bentuk dada yang bulat, kelenturan tulang rusuk masih sangat lentur,
akan terlihat saat inspirasi ada retraksi intracosta, letak sternum akan meninggi dan
melengkung, pada bayi dengan hiperbilirubin warna dada akan kuning.
8) Paru
Bayi baru lahir dengan usia gestasi belum cukup bulan lebih beresiko untuk
mengalami gangguan dalam pernafasan, untuk pemeriksaan pada bagian paru yaitu
kesimetrisan pergerakan dinding antara dinding dada kanan dan dinding dada kiri,
periksa juga adakah retraksi dada, observasi dalam frekuensi pernafasan bayi untuk
mengetahui apakah ada kelainan atau tidak
9) Abdomen
Dalam pemeriksaan abdomen kaji adakah lesi, lihat letak kesimetrisan abdomen,
abdomen pada bayi dengan hiperbilirubin akan berwarna kuning, periksa adanya
bising usus dan akan terdengar suara timpani di semua daerah abdomen terkecuali
pada bagian hepar.
10) Genetalia
Pemeriksaan genetalia untuk bayi yang lahir di usia pre term labia mayora belum
menutupi labia mayora dengan sempurna, bayi yang baru lahir biasanya membawa
hormon dari ibu yang mengakibatkan adanya secret darah yang keluar dari vagina
11) Ekstremitas
Perhatikan jumlah tangan dan jari pada tiap ekstremitas untuk mengetahui adanya
kelainan jari, kesimetrisan antara kedua bahu dan tangan.
12) Kulit
Warna kulit pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah akan memiliki warna kulit
merah muda bahkan merah, permukaan kulit akan tampak keriput, mengalami
sianosis, adanya lanugo di tubuh bayi, kulit masih tipis, pada bayi yang mengalami
ikterik warna kuning bermula dari wajah dan akan menjalar ke tubuh serta ekstremitas
B. Diagnosa Keperawatan
Penilaian klinis terhadap respon individu ataupun keluarga dalam proses masalah kesehatan.
Baik penetapan diagnosa secara aktual ataupun potensial dan memerlukan tindakan yang
tepat untuk menyelesaikan masalah
1. Ikteris neonatus b.d usia kurang dari 7 hari
2. Resiko kerusakan integritas kulit b.d ekresi bilirubin, efek fototerapi
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang ditandai minum
menurun, kondisi lemah dan lethargi
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Ikteris neonatus b.d usia Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor Ikterik pada sklera
kurang dari 7 hari keperawatan 3x24 jam dan kulit bayi
diharapkan kadar bilirubin 2. Monitor suhu tubuh setiap 4
klien menurun dengan jam sekali
krriteria hasil : 3. Monitor efek samping
1. Kulit kuning menurun fototerapi
2. Sklera kuning menurun 4. Lepaskan pakaian bayi
3. Kadar bilirubin kembali kecuali popok
normal 5. Berikan penutup mata
6. Ukur jarak antara lampu dan
permukaan kulit bayi
7. Biarkan tubuh bayi terpapar
sinar fototerapi secara
berkelanjutan
8. Gunakan linen putih agar
memantulkan cahaya
sebanyak mungkin
Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Identifkasi penyebab
b.d ekresi bilirubin, efek keperawatan selama 3x24 gangguan integritas kulit
fototerapi jam diharapkan kerusakan 2. Ubah posisi tiap 2 jam sekali
integritas kulit klien 3. Bersihkan perineal dengan
membaik dengan kriteria air hangat
hasil :
4. Gunakan produk berbahan
1. Elastisitas meningkat ringan dan hipoalergik pada
2. Hidrasi meningkat kulit sensitive
5. Hindari produk berbahan
alkohol pada kulit kering
Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Identiifikasi status nutrisi
kebutuhan b.d intake yang keperawatan 3x24 jam 2. Identifkasi alergi dan
kurang d.d minum menurun, diharapkan nutrisi klien intoleransi makanan
kondisi lemah dan lethargi tercukupi dengan kriteria 3. Identifikasi kebutuhan kalori
hasil : dan jenis nutrien
1. Berat badan naik 4. Identifikasi perlunya
2. Membran mukosa penggunaan selang
membaik nasogastric
3. Indeks masa tubuh 5. Monitor asupan makanan
membaik 6. Monitor berat badan
7. Lakukan oral hygine
sebelum makan jika perlu
8. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin, Neonatus merupakan
bayi dengan umur 0-28 hari, yang mempunyai risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan
berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa
menyebabkan komplikasi pada neonatus (Lia Dewi, 2014).

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Kritik dan
saran yang sangat membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Atikah,M,V & Jaya,P. 2015. Buku Ajar Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta.
CV.Trans Info Media

Aviv,J. 2015. Researchers Submit Patent Application."Bilirubin Hematofluorometer and


Reagent Kit” . Perpustakaan Nasional RI. Diakses Pada 10 Januari 2017

Dinkes Kota Padang. 2015. Profil Kesehatan Kota padang 2014. Sumatera Barat. Kementrian
kesehatan RI

Gusni, S,R. 2016. Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum Antara Bayi Prematur Dan Bayi
Cukup Bulan Pada Bayi Dengan BBLR Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai