Dosen Pengampu:
Amrina
Octavia.,Si.T.,MKeb.
Disusun Oleh:
1. Putri Irgiyanti 2115401014
2. Siti Ainun Hasanah 2115401018
3. Agustina Arum Pratama 2115401024
4. Cahya Bunga Rizi Priliti 211540123
Kelompok 11
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
BABI..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN…..
…....................................................................................................1
Bayi baru lahir usia 0-28 hari (neonatus) merupakan generasi penerus yang
akan berperan penting di masa yang akan datang. Bayi yang sehat akan
dan produktif. Untuk itu asuhan tidak hanya diberikan pada ibu saja , tetapi
juga sangat diperlukan asuhan kepada Bayi Baru Lahir (BBL). Masa bayi
baru lahir atau yang disebut neonatus merupakan masa yang rentan terhadap
adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran, berusiaa 0-28 hari yang
Namun jika neonatus tidak dapat melakukan adaptasi dengan baik maka
menganalisa tanda bahaya pada tali pusat dan melakukan penatalaksanaan perawatan pada tali
pusat
2.3 tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tanda tali pusar bayi baru lahir terinfeksi
dan cara mengobatinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Wajar saja jika alat yang dijepit di tali pusar bisa terlepas dan menyebabkan sedikit
luka di ujungnya. Bahkan mungkin berdarah, terutama di sekitar pangkal tunggulnya
ketika sudah siap lepas.
Tetapi pendarahan yang terjadi harus ringan dan cepat berhenti saat ditekan dengan
lembut. Walaupun perdarahan ringan adalah normal dan biasanya tidak ada yang perlu
dikhawatirkan, ada tanda-tanda infeksi yang perlu jadi perhatian, termasuk:
1.Merah, bengkak, hangat, atau kulit lembut di sekitar tali pusat
2. Nanah (cairan kuning kehijauan) mengalir dari kulit di sekitar tali pusat
3.Bau tak sedap yang berasal dari penjepitnya
4.Demam
5. Bayi yang rewel, tidak nyaman, atau sangat mengantuk.
Tali pusar memiliki akses langsung ke aliran darah, sehingga infeksi ringan pun bisa
menjadi serius dengan cepat. Ketika infeksi memasuki aliran darah dan menyebar
(disebut sepsis), itu dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa pada organ
dan jaringan tubuh. Hubungi dokter anak segera jika melihat salah satu dari tanda-tanda
infeksi tali pusar di atas. Infeksi tali pusar berakibat fatal pada sekitar 15 persen bayi
dengan infeksi tali pusat, jadi ini dianggap sebagai kondisi darurat medis. Bayi prematur
berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah dari jenis infeksi ini karena mereka
sudah memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mengobati kondisi ini dengan antibiotik.
Terkadang, seorang wanita mungkin perlu tinggal di rumah sakit atau melahirkan lebih
awal. Penyedia layanan kesehatan juga akan memantau bayi bila terdeteksi tanda-tanda
infeksi sebelum dan sesudah lahir. Bayi yang mengidap UCI akan membutuhkan
antibiotik, biasanya diberikan melalui infus. Bergantung pada seberapa parah infeksinya,
dokter mungkin merekomendasikan krim antibiotik lebih lanjut atau obat-obatan oral.
Dalam beberapa kasus, bayi perlu dirawat di rumah sakit untuk menyelesaikan
perawatannya.
Orang tua dan pengasuh sebaiknya tidak memberikan perawatan di rumah atau pereda
nyeri sampai mereka membawa bayi ke dokter. Pengobatan ini dapat menutupi gejala
UCI. Mereka juga tidak boleh memandikan bayi dengan air sampai UCI hilang.
Sebaliknya, mereka dapat mencuci bayi dengan waslap atau spons yang bersih dan
lembab.
Beberapa tahun yang lalu, rumah sakit secara rutin menutup tali pusar bayi dengan
antiseptik (bahan kimia yang membunuh kuman) setelah dijepit dan dipotong. Namun,
saat ini, sebagian besar rumah sakit dan dokter anak menyarankan “perawatan kering”
untuk tali pusar. Perawatan kering melibatkan menjaga tali pusat tetap kering dan
memaparkannya ke udara untuk membantu menjaganya bebas dari infeksi.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine, perawatan tali pusar
(dibandingkan dengan menggunakan antiseptik) adalah cara yang aman, mudah, dan
efektif untuk membantu mencegah infeksi tali pusar pada bayi sehat yang lahir di rumah
sakit di daerah maju.
Dengan menempatkan bayi bertelanjang dada di dada ibunya, yang dikenal sebagai
kontak kulit-ke-kulit, Anda dapat membuat bayi terkena bakteri kulit normal. Menurut
studi tahun 2006 tentang bayi baru lahir Nepal yang diterbitkan dalam American Journal
of Epidemiology, bayi yang mengalami kontak kulit-ke-kulit 36 persen lebih kecil
kemungkinannya untuk mengembangkan infeksi tali pusar dibandingkan bayi yang tidak
mengalami paparan kulit semacam ini.
Menyusui memungkinkan untuk memberikan antibodi (zat yang dapat membantu
melawan penyakit) kepada bayi Anda, yang dapat membantu mengembangkan dan
memperkuat sistem kekebalannya.
7 langkah tepat merawat tali pusar bayi hingga terlepas dengan sendirinya:
Untuk menjaga kebersihan tali pusar si Kecil, Mama harus selalu menggunakan kain yang
lembut dan juga air hangat untuk mencegah infeksi.Jika pada saat memandikan si Kecil tali
pusarnya terkena air, maka Mama harus segera mengeringkannya menggunakan kain kasa
atau cotton bud yang steril
.Caranya adalah dengan menggulirkan cotton bud ke kanan dan ke kiri di atas tali pusar bayi
secara perlahan agar kotoran-kotoran yang ada pada pusar bayi menempel pada bagian
kapasnya.Mama boleh menggunakan cairan antiseptik asalkan sesuai dengan saran dokter
atau bidan yang merawat.Namun agar lebih aman, Mama cukup membersihkannya
menggunakan air hangat dan kain lembut atau kain yang dapat menyerap air.Setelah itu,
keringkanlah tali pusar bayi agar tidak terjadi infeksi akibat lembap dan kuman yang menempel.
Agar cepat kering dan lepas, sebaiknya tali pusar bayi tidak dibungkus dengan apapun. Hal
tersebut bertujuan agar udara dapat masuk dan akhirnya tali pusar mengering dengan sendirinya
lalu terlepas.
Jika Mama memakaikan popok untuk si Kecil sebaiknya jangan sampai popok menutupi tali
pusar bayi, gunakan popok di bawah tali pusar bayi saja.
Selain itu, Mama juga sebaiknya tidak memasangkan baju bayi yang terlalu ketat, gunakan saja
baju yang sedikit longgar agar tidak mengganggu tali pusar bayi yang belum kering.
Mama juga dapat memandikan si Kecil sambil merendamnya ketika tali pusarnya sudah putus
Jangan terlalu lama memasangkan kain kasa apalagi saat keadaan tali pusar bayi lembap.
Pasalnya, kain kasa yang lembap dapat membuat tali pusar bayi menjadi infeksi. Perlu Mama
ketahui juga, jangan pernah membersihkan pusar bayi menggunakan kapas karena bisa saja
serabut-serabut yang ada pada kapas menempel pada pusar bayi.
Serabut kapas yang menempel tersebut pasti akan sulit dibersihkan karena pusarnya pun masih
dalam keadaan yang basah.
6.hindari menggunakan salep atau obat apapun terkecuali dengan saran dokter
Mama sebaiknya tidak mencoba-coba memberikan salep atau obat luar untuk pusar bayi,
dengan tujuan membuat pusar menjadi lebih cepat kering. Memberikan apapun tanpa saran dan
resep dokter dapat membahayakan bayi.
Hal terburuk yang dapat terjadi bila melakukan hal tersebut adalah infeksi hingga perdarahan.
Biarkan tali pusar bayi lepas dengan sendirinya dan jangan pernah mencoba untuk menarik tali
pusarnya ya, Ma. Jika Mama masih memaksanya, maka bukan tidak mungkin bayi mama akan
merasa kesakitan dan menangis. Selain 8 poin di atas, Mama juga harus mengetahui ciri-ciri
bayi yang mengalami infeksi pada tali pusarnya. Salah satu cirinya adalah ia akan mengalami
demam, lemah, lesu, rewel atau menangis tak henti-henti, juga tidak mau minum ASI.
Di samping itu, warna tali pusar bayi juga akan berwarna kemerahan, sedikit membengkak, dan
tali pusarnya mengeluarkan bau yang tidak sedap. Jika sudah begitu, maka Mama harus
sesegera mungkin membawa bayi ke dokter karena hal ini akan berbahaya jika dibiarkan begitu
saja.
D.Manfaat Tali Pusar pada Bayi
Tali pusar merupakan organ penting bagi bayi yang ada di dalam kandungan. Tali yang
memiliki panjang kurang lebih 50 cm ini menghubungkan bayi dengan ibu. Tali pusar menjulur
dari lubang di perut bayi ke plasenta dalam rahim ibu. Dilansir dari Cleveland Clinic, tali pusar
menjadi bagian penting bagi kelangsungan hidup bayi dalam kandungan. Hal ini karena tali
pusar membawa nutrisi dan oksigen dari plasenta ke aliran darah.
Tali pusar bayi juga berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam rahim.
Selain membawa nutrisi dan oksigen, tali pusar ini juga menjadi jalan bagi ibu untuk
memberikan antibodi pada bayi khususnya menjelang akhir kehamilan. Antibodi ini berguna
untuk memberikan kekebalan tubuh pada bayi untuk melindungi dari infeksi selama sekitar 3
bulan pertama kehidupannya.
Setelah bayi lahir ke dunia, tali pusar tidak lagi diperlukan. Maka dari itu, sesaat setelah bayi
lahir, maka dokter akan menjepit dan memotongnya menggunakan alat yang telah disediakan.
Dalam beberapa saat biasanya pembuluh darah pada tali pusar akan menutup dengan sendirinya.
Hal ini bertujuan untuk mencegah bayi kehilangan darah.
Saat memotong tali pusar, biasanya dokter tidak memotong sampai habis akan tetapi
menyisakan 2-3 cm pada perut bayi. Sisa potongan ini nantinya akan membentuk sebagai pusar
bayi. Setelah dipotong, orang tua harus merawat tali pusar bayi dengan baik agar kering dan
tidak menimbulkan infeksi.
Infeksi pada sisa tali pusar kemungkinan bisa terjadi. Hal ini bisa saja terjadi jika ada cara yang
salah dalam proses perawatannya. Jika tidak segera dilakukan tindakan yang tepat, bisa
membahayakan keselamatan bayi.
Untuk menghindari risiko infeksi pada sisa tali pusar bayi yang lebih serius, Anda perlu tahu
tanda-tanda terjadi infeksi seperti di bawah ini.
Sampai saat ini, belum ada obat khusus untuk membuat tali pusar bayi lebih cepat kering. Satu-
satunya cara untuk merawat tali pusar bayi adalah dengan rajin membersihkan dan memastikan
selalu kering. Dengan cara ini bayi Anda bisa terhindar dari infeksi dan tali pusar bayi lepas
dengan sendirinya.
Akan tetapi jika tali pusar bayi mengalami infeksi atau omphalitis maka diperlukan
pemeriksaan lebih lanjut. Jika terjadi infeksi biasanya bayi perlu melakukan rawat inap dan
diberikan antibiotik melalui intravena untuk melawan infeksi bakteri. Perlu orang tua ketahui,
bahwa infeksi pada tali pusar bayi bisa mengancam keselamatan nyawa si kecil. Oleh sebab
itulah perlu perawatan yang tepat agar infeksi tidak semakin parah.
Itulah cara merawat tali pusar bayi yang perlu Anda ketahui. Dengan mengetahui pentingnya
merawat tali pusar dengan tepat, bayi akan nyaman dan proses penyembuhan menjadi semakin
cepat. Selain itu, jika tidak dirawat dengan baik, tali pusar berpotensi menimbulkan infeksi yang
bisa mengancam keselamatan jiwa si kecil. Jadi pastikan setiap orang tua paham akan hal ini.
Posisi Ibu
Bagian terbawah fetus di elevasi secara manual oleh dokter untuk mengurangi tekanan pada tali
pusat yang prolaps. Manual elevasi dapat dilakukan menggunakan dua jari atau seluruh tangan.
Apabila terjadi gawat janin maka elevasi secara digital ini lebih dipilih dibandingkan pengisian
kandung kemih.
Apabila denyut jantung fetus aman, maka penggunaan kateter untuk mengisi kandung kemih
dapat dilakukan untuk mempertahankan bagian terbawah fetus terus terangkat. Kateter urin diisi
dengan cairan salin 500–750 ml, kemudian kateter dijepit. Tindakan ini dapat dilakukan pada
daerah terpencil selama proses rujukan.
Walaupun tidak banyak bukti terhadap tindakan ini, membungkus tali pusat dengan cairan salin
hangat dapat dilakukan. Tujuan tindakan ini adalah untuk mencegah vasospasme tali pusat
karena temperatur yang rendah di vagina.
Tokolisis
Preparat tokolisis digunakan untuk mengurangi kontraksi uterus sehingga dapat mengurangi
tekanan terhadap tali pusat yang prolaps, dan juga memperbaiki perfusi plasenta dan aliran
darah ke bayi. Tokolisis umumnya diberikan bila waktu persalinan harus ditunda. Dapat
digunakan terbutalin 0,25 mg subkutan, sedangkan ritodrine sudah tidak digunakan lagi karena
menyebabkan efek samping pada maternal. Perlu diingat bahwa penggunaan tokolitik dapat
menyebabkan atonia uteri, sehingga berisiko perdarahan post partum.
Reduksi tali pusat sering dilakukan sebelum adanya seksio sesarea. Teknik ini adalah
mengangkat kepala janin dengan tangan secara perlahan, dan kemudian secara digital tali pusat
diangkat sejauh mungkin ke atas kepala janin, dengan tujuan memposisikan tali pusat pada
regio nuchal. Beberapa kriteria saat menggunakan teknik ini adalah bila segmen tali pusat
pendek atau <25 cm, dilatasi serviks sudah mencapai ≥4 cm, bagian terbawah janin dapat
dengan mudah di elevasi atau masih di atas station -1, dan prosedur harus dapat selesai dengan
cepat atau dalam waktu tidak lebih dari 2 menit. Tindakan ini tidak rutin direkomendasikan
karena masih belum banyak penelitiannya.
Metode Persalinan
Berdasarkan The Royal College of Obstetricians and Gynecologist (RCOG), rekomendasi
interval dari diagnosis prolaps tali pusat hingga persalinan sebaiknya kurang dari 30 menit
untuk mengoptimalkan hasil luaran perinatal. Saat menunggu persalinan, harus dilakukan
pemantauan denyut jantung secara terus menerus dan pemberian oksigen
pada ibu hamil untuk menambah hantaran oksigen kepada bayi.
Apabila ibu hamil datang saat dilatasi serviks telah maksimal, maka persalinan per vagina
mungkin dapat dipilih karena persiapannya lebih cepat. Persalinan dengan instrumen, baik
dengan forsep atau vakum, memiliki manfaat dan risiko yang berbeda. Pemilihan instrumen
tergantung kemampuan dokter, dimana tidak dijumpai perbedaan gawat janin yang disebabkan
penggunaan kedua instrumen.
Seksio sesarea merupakan metode persalinan yang dipilih ketika persalinan per vagina tidak
memungkinan. Pada keadaan ibu atau fetus terganggu, seperti keadaan fetal distress, maka
seksio sesarea masuk kategori 1 atau persalinan harus dilakukan dalam waktu 30 menit atau
kurang, baik dengan anestesi general ataupun regional. Pada bayi dengan denyut jantung yang
normal tanpa tanda fetal distress, maka seksio sesarea termasuk kategori 2, pada kasus ini
anestesi regional dapat dilakukan. Pasien tetap dipantau dengan cardiotocography (CTG), jika
detak jantung janin menjadi abnormal maka seksio sesarea kategori 2 berubah menjadi kategori
1, dan harus segera dilahirkan.
Manajemen ekspektasi atau penundaan persalinan dapat dipertimbangkan oleh karena janin
pada kondisi yang buruk, dimana tindakan seksio sesarea tidak akan memberikan manfaat pada
ibu. Kondisi janin yang buruk di antaranya:
Fetus yang belum mencapai viabilitas, atau usia kehamilan kurang dari 23–24 minggu atau
berdasarkan berat badan fetus sangat kecil
Pemberian Antibiotik
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, omfalitis merupakan infeksi polimikrobial sehingga
antibiotik yang digunakan disarankan antibiotik spektrum luas atau kombinasi antibiotik yang
poten terhadap bakteri gram positif, gram negatif, dan anaerob. Kombinasi antara penicillin
dengan aminoglikosida dapat digunakan sebagai terapi empiris. Contoh penicillin yang dapat
digunakan adalah ampicillin dan oxacillin. Aminoglikosida yang dapat digunakan
adalah gentamicin.
Jika ada kecurigaan infeksi akibat bakteri anaerob, metronidazole atau klindamisin dapat
ditambahkan. Sedangkan jika ada kecurigaan infeksi Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap methicillin (MRSA),
dapat ditambahkan vankomisin.
Oxacillin dosis neonatus 50-100 mg/kgBB/hari sesuai usia neonatus, diberikan setiap 12 jam
secara intravena atau intramuskular
Gentamicin dosis 2,5 mg/kg/pemberian setiap 8 jam secara intravena atau intramuskular
Metronidazole 7,5-30 mg/kg/hari disesuaikan usia dan berat badan pasien setiap 12 jam perhari
secara intravena atau per oral
Klindamisin 10-20 mg/kg/hari disesuaikan usia dan berat badan pasien setiap 6-12 jam
Setelah hasil kultur selesai, pemberian antibiotik spektrum luas diganti sesuai dengan hasil
kultur. Pemberian antibiotik topikal dapat digunakan bersamaan dengan antibiotik parenteral
walaupun belum ada studi yang membandingkan efikasinya.
Pembedahan
Pasien dengan komplikasi seperti necrotizing fasciitis, peritonitis, eviserasi, atau abses
membutuhkan pembedahan untuk mengeluarkan nanah atau melakukan debridement.
Pengenalan dini terhadap komplikasi dan rujukan ke dokter bedah harus dilakukan agar
prognosis lebih baik.
Neonatus 6 jam
Setelah 6 jam, asuhan yang diberikan yaitu bayi dimandikan dengan air hangat,
melakukan perawatan tali pusat dimana tali pusat dibungkus dengan kassa kering steril,
membedong bayi untuk menjaga kehangatan bayi dan asuhan ini sudah sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa bayi baru lahir jangan langsung dimandikan, bayi boleh dimandikan
6 jam setelah lahir dengan keadaan bayi tidak hipotermi . Setelah itu diberikan kepada ibu
untuk segera disusui. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang posisi dan cara menyusui
yang baik dan cara perawatan tali pusat yaitu dengan mengganti kassa steril yang sudah
basah dengan kassa yang baru, hal ini dilakukan untuk menjaga dan mencegah agar tali pusat
bayi tidak infeksi.
Neonatus 6 hari
Pada kunjungan neonatus 6 hari, asuhan yang diberikan yaitu melakukan pemeriksaan
fisik pada bayi, melakukan perawatan tali pusat, tali pusat sudah pupus/ lepas, pangkalnya
kering dan bersih, tali pusat telah putus pada hari ke-4 pemberian ASI Eksklusif
tertaap
diperthankan. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat hasil bahwa keadaan bayi baik dan
dalam batas normal, terjadi penambahan berat badan menjadi 3100 gram, , bayi tidak ikterus,
tidak ditemukan tanda - tanda infeksi dan bayi menyusui dengan kuat.( Kemenkes, 2015).
Neonatus 28 hari
Pada kunjungan neonatus hari ke-28 keadaan bayi dalam batas normal, bayi menyusui
dengan kuat dan masih diberikan ASI eksklusif tanpa makanan yang lain dan tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi dan berat badan bayi meningkat menjadi 3400 gram. Ibu sudah
membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi BCG pada tanggal 04 mei
2018 karena imunisasi sangat penting bagi bayi. Berdasarkan anjuran IDAI (2017) imunisasi
dasar BCG diberikan pada bayi berusia 0-2 bulan, sehingga pemberian imunisasi pada Bayi
Ny. S tidak menyimpang dari teori dan program yang ditetapkan.
Setelah melakukan pengkajian sampai evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari 6
jam, 6 hari dan 28 hari, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat
tanpa komplikasi apapun dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif yaitu bayi
hanya minum ASI sampai berusia 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
sesuai dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasal 29 ayat 1 bahwa setiap
bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Tali pusar merupakan tali pusar yang kuat dan fleksibel yang membawa nutrisi dan darah dari
ibu melahirkan ke bayi selama kehamilan. Setelah lahir, tali pusar yang tidak memiliki ujung
saraf, dijepit (untuk menghentikan pendarahan) dan dipotong di dekat pusar, meninggalkan
sebuah rintisan. Rintisan biasanya lepas dalam satu hingga tiga minggu setelah lahir. Dikutip
Healthline, selama proses kelahiran dan proses penjepitan dan pemotongan, kuman dapat
menyerang tali pusar serta menyebabkan infeksi. Infeksi pada puntung tali pusar disebut
omphalitis. Seorang bayi dapat mengalami infeksi tali pusar sebelum atau sesudah lahir.
Infeksi pada bayi baru lahir tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, dan
dokter percaya infeksi tali pusar (UCI) adalah faktor utama penyebabnya. Namun di negara
maju, menurut situs Medical News Today, komplikasi serius dari UCI jarang terjadi, selama
bayi mendapat perawatan medis yang tepat.
3.2 saran
Dari pemaparan terkait Asuhan Kebidanan pada Neonatus (0-28 hari) yang telah disajikan,
penulis meyarakan agar pembaca dan mahasiswa dapat memahami ataupun mengkoreksi isi
dari materi tersebut untuk meminalisir dan menghindari jika ada kesalahan dalam
penyampaian materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
dangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
BAB IV
EVALUASI
Soal
1. Mengapa infeksi tali pusar pada bayi sangat beresiko ?
a. Tali pusar memiliki akses langsung ke aliran darah, sehingga infeksi ringan
pun bisa menjadi serius dengan cepat.
b. Karna tali pusar pusat organ tubuh
c. Karna bayi sangat sensitif
d. Tali pusar bayi mudah putus
e. Tali pusar tempat saluran makanan
Jawaban a.Tali pusar memiliki akses langsung ke aliran darah, sehingga infeksi ringan
pun bisa menjadi serius dengan cepat.
Karena ketika infeksi memasuki aliran darah dan menyebar (disebut sepsis), itu dapat
menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa pada organ dan jaringan tubuh.
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/omfalitis/
penatalaksanaan
https://www.morulaivf.co.id/cara-merawat-tali-pusar-bayi-yang-
penting-untuk-diketahui/
https://www.popmama.com/amp/baby/0-6-months/sarrah-ulfah/cara-
tepat-merawat-tali-pusar-bayi-hingga-putus
https://tirto.id/ciri-ciri-tali-pusar-bayi-baru-lahir-terinfeksi-cara-
mengobatinya-f9fL