Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia,rahmat,dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penulisan ilmiah kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Neonatus Umur
7 Hari dengan Omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi Tanggal 22 s.d 25
September Tahun 2015 ”.
Proposal Penulisan ini disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah Penulisan Ilmiah
Kebidanan.Kendala dalam penyusunan proposal penulisan ini dapat teratasi atas pertolongan
Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan materil dan moril.
2. Ibu Lenny Irmawati, SST. M.Kes Selaku dosen pembibing yang telah memberi banyak
masukan berharga dan sabar dalam membimbing penulisan Proposal Penulisan Ilmiah
Kebidanan ini.
3. Ibu Farida Mentalina Simanjuntak,SST.M.Kes Selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberi banyak masukan dalam segi penulisan propasal ilmiah
kebidanan ini.
4. Teman-teman kelas 3A/DIII Kebidanan di STIKes Medistra Indonesia yang terus-menerus
memberikan semangat untuk menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap Proposal Penulisan Ilmiah
Kebdanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari
semua pihak sangat diharapkan.
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan
mendapat prioritas utama,karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada
generasi mendatang.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah kematian neonatal yang
diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai
standar,pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat
yang higienis (Depkes RI, 2003).Tetanus dan infeksi merupakan salah satu penyebab utama
kematian bayi Hingga kini, infeksi masih merupakan masalah yang serius pada bayi baru lahir
(BBL).Infeksi juga masih berperan utama dalam angka kesakitan dan angka kematian bayi
baru lahihir (BBL) di Indonesia. Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup
menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil SDKI 2002. Angka kematian neonatal memberi kontribusi terhadap
kematian bayi sebesar 47,5%.Provinsi dengan AKN terendah yaitu Kalimantan Timur sebesar
12 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKN tertinggi terdapat di Provinsi Maluku Utara
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 3
sebesar 37 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Papua Barat sebesar 35 per 1.000 kelahiran
hidup dan Nusa Tenggara Barat sebesar 33 per 1.000 kelahiran hidup.Angka infeksi tali pusat
di negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran hidup .Pada
tahun 2000 WHO (World Health Organization) menemukan angka kematian bayi sebesar
560.000, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat.Negara Afrika angka kematian bayi yang
disebabkan infeksi tali pusat 126.000 (21%),kemudian Negara Asia Tenggara diperkirakan
ada 220.000 kematian bayi.Negara Afrika maupun di Asia Tenggara kematian disebabkan
karena perawatan tali pusat yang kurang bersih (Bapenas, 2001). Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalitas)
adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang
perawatan tali pusat bayi.
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan mulai dari proses pengkajian dan pengumpulan
data hingga pendokumentasian khususnya pada neonatus dari tanggal 21 s.d 25
September di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tahun 2015.
2.Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan khususnya pada neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan
Bantargebang Bekasi tanggal 21 s.d 25 September 2015.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada asuhan kebidanan ini terbatas pada neonatus,khusus nya neonatus
s usia 7 s.d 40 hari dengan omfalitis di puskesmas kecamatan bantargebang bekasi tanggal 21
s.d 25 September 2015.
D.Metode Penulisan
1.Merumuskan Masalah
2.Hipotesis
3.Pengumpulan Data
4.Menguji Hipotesis
5.Menyimpulkan
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya lahir
pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003).Bayi baru lahir harus
memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan mempertahankan
eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan fisiologis dan psikososial yang
besar yang terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterin
ke lingkungan ekstrauterin, Perubahan ini menjadi dasar petumbuhan dan perkembangan
kemudian hari (Bobak, 2005).Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28
hari (Stoll, 2007).Neonatus atau bayi baru lahir adalah noenatus yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram (Maryanti, 2011).
Adaptasi fisiologis segera setelah lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)
yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya (Bobak, 2005). Perubahan- perubahan yang akan terjadi pada
bayi di bagi menurut karakteristik, antaralain: (Bobak, 2005)
a. Sistem Kardiovaskuler
Aliran darah pulmoner kembali meningkat ke jantung dan masuk ke jantung bagian
kiri, sehingga tekanan atrium kiri meningkat. Perubahan tekanan ini menyebabkan
foramen ovale menutup.Selama beberapa hari pertama kehidupan,tangisan dapat
mengembalikan aliran darah melalui foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan
sianosis ringan.Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan
variasi berkisar antara 120 sampai 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dari
frekuensi saat bayi bangun.
Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit
saat tidur dan saat bangun 163 kali/menit. Pada usia satu bulan frekuensi138 kali/menit
saat tidur dan 167 kali/menit saat bangun. Aritmia sinus (denyut jantung yang tidak
teratur ) pada usia ini dapat dipersepsikan sebagai suatu fenomena fisiologis dan sebagai
indikasi fungsi jantung yang baik.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 7
tekanan diastolik rata-rata ialah 42.Tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kehamilan.
Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg ) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg
selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Secara proporsional, bayi baru lahir memilki volume darah sekitar 10 % lebih besar dan
memilki jumlah sel darah merah hampir 20 % lebih banyak daripada orang dewasa.Akan
tetapi, darah bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila
dibandingkan dengan kilogram berat badan orang dewasa.
Bayi premature memilki volume darah yang relative lebih besar daripada bayi baru
lahir cukup bulan.Hal ini disebabkan bayi prematur memilki proporsi volume plasma
yang lebih besar,bukan jumlah sel darah merah yang lebih mengandung sekitar 80%
hemoglobin janin banyak (Bobak, 2005).
b.Sistem Hematopoesis
Saat lahir presentasi hemoglobin janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan
sampai 5 % umur sel yang mengandung hemoglobin janin lebih pendek.Leukosit janin
dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.00/mm3 merupakan nilai normal saat bayi
lahir.Jumlah leukosit janin, yang sebagian besar terdiri dari polimor ini meningkat
menjadi 23.000 sampai 24.000 mm3 pada hari pertama setelah bayi lahir. Golongan darah
bayi lahir ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi,selama periode neonatal
terjadi peningkatan kemampuan aglutinogen membrane sel darah merah secara bertahap.
Hitung thrombosis dan agregasi thrombosis sama penting, baik bayi baru lahir maupun
bagi orang dewasa. Kecendrungan pendarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi
pembekuan darah cukup untuk mencegah pendarahan hanya terjadi difisiensi vitamin K
(Bobak, 2005).
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus di alami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
pernafasan.Paru–paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Pola
pernafasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup
d. Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang
kecil. Infeksi, diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat
e. Sistem Pencernaan
Pada saat bayi lahir menimbulkan asidosis dan ketidak seimbangan cairan seperti
dehidrasi atau edema.Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel
darah merah.Ketidak maturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk
(SDM) lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemaglobin bayi baru lahir
mengekskresi obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi
berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% saat
lahir, tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12 sampai
24 jam.
Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6 sampai 10x dan hitung SDM
berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. Secara berturut-turut,dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi hemoglobin dan sel darah
merah menurun sampai mencapai kadar rata-rata 11 sampai cukup bulan mengeluarkan
urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari (Bobak, 2005) 17 g/dl dan 4,2 sampai 5,2
/mm3 pada akhir bulan pertama.
f.Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan
mengabsorbsi protein dan karbihidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali
amylase pancreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan
pada bayi yang berat badan lahirnya rendah. Adapun beberapa perubahan fisiologis pada
system cerna antara lain :
Keasaman lambung bayi pada saat lahir pada umumnya sama dengan
keasaman lambung orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap
rendah selama dua sampai tiga bulan. Penurunan keasaman lambung ini dapat
menimbulkan “kolik”. Bayi yang mengalami kolik tidak dapt tidur, menangis dan
tampak distress di antara waktu makan.gejala ini akan hilang setelah bayi berusia 3
bulan.Bising usus bayi dapat didengar 1 jam setalah lahir. Kapasitas lambung
berfariasi dari 30 sampai 90ml tergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan
lambung sangat bervariasai. Beberapa factor seperti waktu pemberian makanan dan
volume makanan, jenis dan suhu makanan serta strees psikis dapat mempengaruhi
waktu pengosongan lambung(Bobak, 2005)
2) Tinja
Bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh mekonium. Mekonium dibentuk
selama janin dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsure-unsurnya,dari
sekresi usus dan dari sel-sel mukosa. Mekonium berwarna hijau
kehitaman,konsistensinya kental,dan mengandung darah samar. Mekonium pertama
keluar steril, tetapi mekonium setelah beberapa jam mengandung bakteri. Sekitar 69%
bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam pertama
kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan 99,8% dalam 48 jam (Bobak,2005)
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan. Pada bayi baru
lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena hati beasr dan
menempati sekitar 40% rongga abdomen .
g.Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Namun
sel ini tidak aktif beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupannya, bayi
dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Barier alami seperti keasaman
lambung atau produksi pepsin dan tripsin yang mempertahankan kesterilan usus
halus.IgA sebagai pelindung membran lenyap dari traktus naps dan traktus urinarius dan
traktus gastrointestinal kecuali jika bayi diberi ASI. Bayi mulai menyintesa IgG dan
h.Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir tetapi masih belum
matang.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks kaseosa
juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi
sangat sensitive dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang sehat dan cukup
bulan tampak gemuk. Lanugo halus terlihat di wajah, bahu dan punggung. Edema dan
kimosis (memar) dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep.
i.Sistem Reproduksi
1) Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif.Jumlah ovum
berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen
selama masa hamil, yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir,mengakibatkan
pengeluran suatu cairan mukoid atau, kadang-kadang pengeluaran bercak darah melalui
vagina (pseudomenstruasi). Genitalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi
yang lebih banyak. Pada bayi lahir cukup bulan,labia mayora dan minora menutupi
vestibulum.
2) Pria
Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki. Walupun menurun
pada kelahiran bayi prematur. Prepusium yang ketat seringkali dijumpai pada bayi baru
lahir, Muara uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapt ditarik ke belakang selama
tiga sampai empat tahun.Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum, dan hidrokel
(penimbunan cairan di sekitar testis) sering terjadi dan biasanya akan mengecil tanpa
pengobatan. Pengkajian prilaku saraf (neurobehavioral) neonatus terutama merupakan
evaluasi refleks primitif dan tonus otot. Saat ini, bayi baru lahir cukup bulan dikenal
sebagai mahluk yang reaktif, responsif dan hidup. Perkembangan sensori bayi baru lahir
dan kapasitas untuk melakukan interaksi sosial dan organisasi diri sangat jelas terlihat.
Termogenesis berarti produksi panas (termo = panas, genesis = asal-usul). Suhu tubuh
dipertahankan supaya berada pada batas sempit suhu tubuh normal dengan memproduksi
panas sebagai respon terhadap pengeluaran panas.Beberapa hal yang menyangkut system
termogenik bayi baru lahir meliputi ;
1) Produksi Panas
Mekanisme produksi panas bayi baru lahir dengan cara menggigil sangat
jarang terjadi. Termogenesis tanpa menggigil dapat dicapai akibat adanya lemak coklat
pada bayi baru lahir, yang kemudian dibentuk akibat peningkatan aktivitas
metabolisme di otak, jantung dan hati. Lemak coklat terdapat dalam cadangan
permukaan (interskapula, aksila, sekitar kolumna vertebralis dan sekitar ginjal).
2) Pengaturan Suhu
Insulasi suhu bayi baru lahir kurang akibat pembuluh darah yang lebih dekat
ke permukaan kulit akibatnya perubahan temperature lingkungan akan mengubah
temperature darah sehingga mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hypothalamus
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37- 42 minggu dan
berat badannya 2500-4000 gram.Ciri-ciri bayi baru lahir normal:
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat bdan 2500- 4000 gram
c. Panjang badan 48- 52 cm
d. Ligkar dada 30- 38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
f. Lingkar lengan 11- 12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
h. Pernafasan 40-60 x /menit
i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR>7
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 12
o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p. Reflek sucking(isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik
q. Reflek moro ( gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
Baik
r. Reflek grasping ( menggenggam) sudah baik
s. Genitalia(Pada laki- laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
sokrotum dan penis yang berlubang,Pada perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang , serta adanya labia minora dan mayora)Perawatan
Lanjutan Pada Bayi Baru Lahir adalah:
1) Mengunting kuku
2) Membersihkan telinga
3) Membersihkan mata
4) Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
5) Merawat Tali pusat Bayi Baru Lahir.
Berdasarkan kutipan dari jurnal penelitian Novia 2010 tentang Pengetahuan ibu post
partum tentang infeksi tali pusat di wilayah kerja Puskesmas kota baru kecamatan
Kentang Riau Omfalitis adalah infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang ditandai
dengan kulit kemerahan dan biasanya disertai pus. Penyebab terjadinya omfalitis pada
kasus ini adalah akibat kurangnya aseptik antiseptik saat pengguntingan dan perawatan
tali pusat oleh bidan penolong persalinan.Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang
Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir.Tali
pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari. Tali pusat
merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang
baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya kira-kira dua
sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa
potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus. Pada ujung tali pusat
akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan
disertai edema (Musbikin,2005)
Omfalitis atau infeksi tali pusat adalah infeksi tali pusat yang terjadi pembengkakan,
pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan
memerah dan disertai edema. Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga
E.Klasifikasi
1.Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali
pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di
sekitar pangkal tali pusat lokal atau terbatas.
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di
sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut,
atau bayi mengalami distensi abdomen disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.
F.Komplikasi
Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan akan terjadi
penyebaran.Pada keadaan lebih lanjut infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di
sepanjang vena umbilikus dan akan menyebabkan:
2. Abses hepar
H.Penanganan
Sebagai pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan
basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma,dapat
pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%(Prawirohardjo, 2002) :
a. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali
pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.
c. Apus umbilikus dan area di sekitar umbilikus dengan gentian violet 0,5% empat kali
sehari sampai tidak ada lagi pus yang keluar dari umbilikus,
e. Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati
seperti infeksi tali pusat berat atau meluas
f. Jika infeksi telah bersih,bayi makan dengan baik dan tidak terdapat masalah lain
yang membutuhkan hospitalisasi ,pulangkan bayi.
Cara penanganannya infeksi tali pusat berat atau meluas :
a. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensivitasi.
Pada tahun 2004 terjadi perubahan mengenai pengertian dan waktu kunjungan
neonatus .Konsep ini terus dipakai hingga pertengahan tahun 2009.Kunjungan neonatus
adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan
1. Kunjungan pertama kalo pada hari 1 sampai hari ke 7 (sejak 6 jam -7 hari)
2. Kunjungan kedua pada hari ke 8 (8-28 hari )
Kunjungan neonatus 1 (KN1) adalah kontak bayi baru lahir berusia 6-48 jam dan
ibunya dengan petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan bayi.Petugas dapat datang
ke rumah ibu atau bayi dibawa ke fasilitas kesehatan (Kemenkes,2010)Adapun waktu
kunjungan neonatus menurut konsep pelayanan kesehatan neonatus esensial adalah sebagai
berikut(KemenkesRI,2010) :
1. KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
Diana Beck dalam Care of the Newborn (2004) menyebutkan bahwa kematian
neonatus banyak terjadi di minggu pertama setelah kelahiran,khususnya 24 jam
pertama.Tujuh hari pertama merupakan periode yang kritikal bagi bayi baru lahir dan jadwal
kunjungan neonatus yang disarankan adalah sebagi berikut :
Selain perawatan dan pemeriksaan pada saat kunjungan neonatus juga dilakukan
pemberian nasihat atau informasi tentang kesehatan bayi baru lahir.Nasihat yang diberikan
pada ibu berupa tanda bayi sehat,ASI Ekslusif,cara merawat bayi dirumah,pencegahan
hipotermi,pelayanan kesehatan bayi baru lahir,imunisasi...(DepKes,2009)
1. Imunisasi Dasar
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling
efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000). Imunisasi dasar adalah pemberian
imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar
kekebalan diatas ambang perlindungan.(Depkes RI, 2005).Sasaran program imunisasi
yang meliputi sebagai berikut:
a. Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio,
Campak dan Hepatitis-B.
b. Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk
mendapatkan imunisasi TT.
c. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi
DPT.
d. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan
imunisasi TT (dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak SD kelas II dan kelas
III mendapatkan vaksinasi TT (Depkes RI, 2005)
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah : -BCG, untuk
mencegah penyakit TBC. - DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan
tetanus. - Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis. - Campak, untuk mencegah
penyakit campak (measles). - Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur
6 minggu ) dengan interval 4-8 minggu.
d.Polio
e.Campak
Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
2.Asi Eksklusif
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal.ASI
tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI
juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4 b. Manfaat
ASI untuk ibu , Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat
meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan anak (bonding) (Gupte, 2004).
Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan
lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal,
ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu
menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Bayi
dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik
yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila
payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS UMUR 7 HARI DENGAN OMFALITIS DI
SUBJEKTIF
1.Identitas Neonatus
Nama :bayi S
di bidan, ibu merasakan sakit namun ketika bayinya lahir ibu tidak merasakan sakit nya
lagi,ibu sangat senang dengan kelahiran bayinya,1 hari setelah bayi lahir ibu membawa
bayinya pulang ,ibu dan keluarga merasa senang atas kelahiran bayinya ,bayi sehat
,kemerahan ,bayi menyusu dengan kuat , ini merupakan anak pertama ibu,di rumah ibu
merawat bayinya sendiri ,tapi ibu merasa takut dan belum bisa untuk
memandikan,mengganti pakaian bayinya sendiri dan juga takut untuk membersihkan dan
mengganti kasa pembungkus tali pusat bayinya,hingga setelah pulang dari bidan kasa baru
diganti 3 hari kemudian setelah nenek si bayi datang ,sudah 4 hari ini ibu merasakan
bayinya malas untuk menyusu,tali pusatnya berbau,ada kemerahan disekitar kulit tali
pusat,dan demam.Awalnya dimulai pada hari jum’at tanggal 17 september 2015 bayi malas
untuk menyusu dan lebih banyak tidur ibu mengatasi nya dengan cara membangunkan bayi
tapi bayi tetap malas untuk menyusu,satu hari bayi hanya menyusu 4-5 kali dengan lama 5-
10 menit,ibu juga merasa khawatir karna sejak kemarin setiap habis di susui,bayinya
mengeluarkan kembali asinya,tanggal 18 september 2015 bayi malas untuk menyusu dan
tercium bau tak sedap dari tali pusat bayinya dan ibu mengatasinya dengan mengganti kasa
yang membungkus tali pusat bayinya namun tetap berbau,tanggal 19 september 2015 bayi
malas menyusu,tercium bau tak sedap dari tali pusat bayinya dan timbul kemerahan di kulit
sekitar tali pusat bayinya,ibu ingin membawa bayi untuk di periksa di puskesmas tapi nenek
si bayi melarang dan berusaha untuk mengatasinya secara tradisional terlebih dahulu,
kemudian nenek si bayi memberikan kunyit yg di parut pada parutan besi dan tidak
mengupas dan mencuci kunyitnya terlebih dahulu pada tali pusat dan kulit sekitar tali pusat
untuk menghilangkan kemerahan di kulit sekitar tali pusat bayi.tanggal 20 september 2015
bayi tetap malas untuk menyusu ,tetap tercium bau tak sedap dari tali pusat bayi,dan
kemerahan tetap ada di kulit sekitar tali pusat dan bayi mengalami demam dan ada cairan
untuk menghilangkan kemerahan dan bau pada tali pusat bayi ,senin tanggal 21 september
bayi tetap mengalami keluhan-keluhan seperti hari sebelumnya dan ibu memutuskan untuk
a. Kehamilan ke : satu
b. Usia Kehamilan : 39 minggu
c. Imunisasi TT : 2 kali saat hamil
d. Komplikasi kehamilan :Tidak ada
5.Riwayat Persalinan
Riwayat Vaksinasi
TAMPILA 0 1 2 NILAI
N
Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 1
Appearance A
ekstrimitas kebiruan kemerahan
TAMPILA 0 1 2 NILAI
N
Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 2
Appearance A
ekstrimitas kebiruan kemerahan
Tidak ada denyut <100 (lambat, denyut >100 (denyut jantung 2
Pulse jantung jantung kuat P
lemah)/bradikardi
Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin/reaksi 1
Grimace G
respon/reaksi melawan
Tidak ada gerakan Ekstrimitas sedikit Gerakan aktif 2
Activity (tangan dan kaki fleksi A
lumpuh)
Tidak ada Pernafasan lemah Menangis kuat 2
pernapasan/tidak tidak teratur,
Respiratory R
ada tangisan menangis
lemah/merintih
TOTAL
9
a) Diet/makan bayi
a. Pemberian asi : Ya
d. Kondisi bayi menurut ibu : sudah 4 hari ini ibu merasa khawatir karna bayinya
malas untuk menyusu dan apabila habis di susui bayinya mengeluarkan asinya
kembali ,ibu biasa memberikan asi dengan posisi bayinya terlentang dan sehabis
menyusui ibu tidak menyendawakan bayinya karena ini merupakan anak pertamanya
dan ibu belum paham agar bayinya tidak gumoh saat di beri asi.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bayi : lemah
b. Warna kulit : Kemerahan
c. Berat badan : 3.000 gr
d. Panjang badan : 48 cm
e. Tangis bayi : tidak ade kuat
2. Pemeriksaan Tanda – tanda Vital
a. Denyut jantung : 155x/menit
b. Pernapasan : 56x/ menit
c. Suhu : 38 ˚C
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Bentuk kepala :Bulat
b. Sutur:masihterabasuturasagitalis,koronaria,lamboidea,frontalis
c. Fontanel :teraba fontanel posterior masih terbuka
d. Trauma lahir pada kepal :tidak ada
e. Lingkar kepala :33 cm
2. Wajah
a. Bentuk wajah :bulat simetris
b. Sindroma kongenital :tidak ada
3. Mata
a. Mata : Membuka
b. Perdarahan retina :tidak ada
c. Perdarahan konjungtiva :tidak ada
d. Reflek pupil kiri/kanan : positif kiri kanan,jika di dekatkan
cahaya pupil mengecil
e. Secret pada mata :tidak ada
4. Telinga
a. Bentuk :simetris
b. Sindrom congenital :tidak ada
5. Hidung
a. Bentuk :simetris,
b. Lebar : tidak lebih dari 2,5cm
c. Pernafasan hidung/mulut :hidung
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 41
6. Mulut
a. Bentuk bibir :simetris
b. Kelainan congenital :tidak ada
c. Palatum lunak :ada
d. Palatum keras :ada
e. Hipersaliva :tidak ada
7. Leher
a. Bentuk :pendek
b. Pergerakan :baik
c. Trauma :tidak ada
d. Perdarahan :tidak ada
e. Tumor :tidak ada
f. Sindroma congenital :tidak ada
g. Pembengkakan :tidak ada
8. Klavikula
a. Fraktur :tidak ada
9. Dada
a. Bentuk :simetris seperti tong
b. Gerakan :bergerak bersamaan dinding perut
c. Frekuensi denyut jantung :155 kali/menit
10. Payudara
a. Bentuk :simetris kiri dan kanan
b. Jumlah :2 buah
c. Pembesaran :tidak ada
11. Abdomen
A. Dinding abdomen
a. Bentuk dinding perut : bulat
kemerahan sedikit oedema di sekitar pangkal tali pusat < 1cm, basah
terbungkus kain kasa,berbau busuk dan ada parutan kunyit di tali pusat
ASSESSMENT
Diagnosis : Neonatus dengan omfalitis ringan
Masalah : Pemberian Kunyit pada tali pusat yang sudah mengalami infeksi
Kebutuhan:1.Pendidikan kesehatan mengenai waktu pemberian asi dan posisi yang benar saat
pemberian asi
PLANING
1.Pukul 14.00 Memberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
umum sakit dengan hasil pemeriksaan suhu 38⁰C,tali pusat berwarna kemerahan,
basah,terbungkus kain kasa, dan berbau tidak sedap terdapat pus.Saat ini dari hasil
pemeriksaan bahwa bayi mengalami infeksi tali pusat yaitu terjadi karna kuman
Staphylococcus aereus dengan gejala seperti yang terdapat pada hasil pemeriksaan fisik
neonatus s.
2.Pukul 14.03 melakukan informed consent untuk meminta persetujuan ibu bahwa akan
dilakukan asuhan yang intensive pada bayi ,untuk mempermudah dilakukannya perawatan
3.Pukul 14.05 melakukan injeksi antibiotika dengan cara memasukan senyawa anti bakteri
4.Pukul 14.07 mencuci umbilikus dengan menggunakan larutan antiseptik (polividon iodion
2,5% )
5.Pukul 14.10 mengolesi umbilikus dan area di sekitar umbilikus dengan gentian violet 0,5%
6.pukul 14.15 mengolesi umbilikus dengan salep yang mengandung neomisin pada area
sekitar umbilikus
9.Pukul 14.25 menginformasikan pada ibu bahwa bayinya mengalami gumoh dan ibu tidak
perlu cemas karna gumoh biasa terjadi pada bayi yang baru lahir karna fungsi pencernaanya
belum berfungsi sempurna dan bisa karna posisi menyusui ibu yang kurang benar
10.Pukul 14.30 memberitahu ibu untuk memberikan asi sesering mungkin tanpa terjadwal
maksimal hanya 2 jam bayi tidak disusui,lebih sering lebih baik bayi disusui dan minimal
bayi harus menyusu lebih dari 10 kali dengan waktu sekali menyusu 20-30 menit karena
asi memiliki kandungan yang sangait baik untuk pertumbuhan dan kebutuhan nutrisi
bayi ,selain itu asi juga memiliki kolostrum yang sangat baik untuk bayi sebagai antibody
yang menjaga kekebalan tubuh dari kuman dan virus jika bayi malas menyusu ibu tetap
11.Pukul 14.35 mendemonstrasikan posisi menyusui yang benar pada ibu untuk menghindari
gumoh pada bayi,hindari posisi menyusui ibu tidur miring dan bayi terlentang karna asi
tersebut tidak masuk ke saluran pencernaan, tapi ke saluran napas. Bayipun akan
dimiringkan,Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi
cairan yang masuk bisa turun ke bawah. sendawakan bayi segera setelah menyusu,jika bayi
gumoh jangan mengangkat bayi saat gumoh atau muntah, karena muntah atau gumoh bisa
11.Pukul 14.40 mendemonstrasikan pada ibu cara merawat tali pusat yang benar serta melatih
ibu agar ibu dapat mengganti popok,baju serta kasa sendiri, setiap hari habis mandi
ataupun basah karna buang air kecil,jika kasa menempel basahi kasa yg menempel dengan
air bersih agar terlepas dari tali pusat, Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun mulai
bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril tanpa dibubuhi apa pun termaksud
kunyit karna akan membuat atau memperparah infeksi yang ada, dan kenakan popok di
pusat pemberian
DJB
asi
155 x/mnt 56x/mnt 38 ⁰c
13.40 21-09-15 Lema tali pusat Ibu
pemfis:
h berwarna.merah, mengatakan
pus.
tali pusat
17.00 Lema 52x/mnt 38 ⁰c berwarna.merah,
Ibu
150 x/mnt
berbau,terbungku
h s kasa basah ,ada mengatakan
pus.
bayi malas
Menyusu
149 x/mnt 49x/mnt 37,9 ⁰c tali pusat
21.00 Lema berwarna.merah,
Ibu
berbau,terbungku
h s kasa basah ,ada mengatakan
pus.
bayi malas
Menyusu
Evaluasi tanggal 21 September 2015
1. Pukul 14.04 ibu menandatangani informed consent rawat inap dan perawatan yang akan
diberikan untuk bayinya.
2. Pukul 14.30 ibu dapat mendemonstrasikan ulang posisi menyusi yang benar agar bayi tidak
gumoh
3. Pukul 14.40 Ibu dapat mendemonstrasikan ulang cara menganti popok,baju dan kasa
bayinya.
Subjektif
1.Kondisi bayi menurut ibu : Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan bayinya,bayinya
masih teraba demam,disekitar tali pusat bayinya masih berwarna merah dan masih berbau
tak sedap,tali pusat bayinya masih mengeluarkan pus,ibu dan keluarga sudah tidak
memberikan kunyit pada tali pusat bayinya,bayi masih malas untuk menyusu,ibu tetap
memberikan asi sesering mungkin dengan posisi yang telah di anjurkan bidan untuk
menghindari gumoh,ibu sudah bisa sedikit demi sedikit mengganti popok,baju dan kasa
Objektif
Keadaan umum:lemah
Denyut jantung :140kali/menit
Suhu :37,9 ⁰C
Pemeriksaan fisik
a. Abdomen :disekitar tali pusat masih berwarna kemerahan ,dan masih berbau tak
sedap,masih terdapat pus ,sudah tidak ada baluran kunyit di sekitar tali pusat
Reflek
Assesment
Planing
1. Pukul 07.30 memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan bayi belum membaik dan tetap
2. Pukul 07.33 mengolesi umbilikus dan area di sekitar umbilikus dengan gentian violet
sekitar umbilikus
4. Pukul 07.37 menggati kasa,popok dan serta baju bayi.
5. Pukul 07.40 mengkompres bayi dengan air hangat sesering mungkin untuk menurunkan
6. Pukul 07.45 mengingatkan ibu untuk tetap memberikan asi sesering mungkin tanpa
terjadwal
13.00,17.00.21.00
pusat pemberian
DJB
asi
140x/mnt 50x/mnt 37,9 ⁰c
07.00 22-09-15 Lema Tali pusat masih Ibu
asi sesering
mungkin tapi
bayi masih
malas
menyusu,
Tali pusat masih
13.00 Lema 48x/mnt 37,8 Ibu
berwarna merah
143x/mnt
berbau tak
h ⁰c mengatakan
sedap,ada pus,
sudah mulai
memberikan
asi sesering
mungkin tapi
bayi masih
malas
menyusu,
144 x/mnt 49x/mnt 37,8 ⁰c Tali pusat masih
17.00 lemah Ibu
berwarna merah
memberikan
asi sesering
mungkin tapi
bayi masih
malas
menyusu
145x/mnt 45x/mnt 37,6 ⁰c
21.00 lemah Tali pusat masih Ibu
asi sesering
mungkin bayi
sudah mau
mulai mau
menyusu,
Data Perkembangan 2
Subjektif
1.Kondisi bayi menurut ibu :Ibu mengatakan senang karena bayi sudah mau menyusu,tidak
mengalami gumoh lagi, dan sudah tidak demam.disekitar tali pusat bayi masih
Keadaan umum:baik
Denyut jantung :140kali/menit
Suhu :36,8 ⁰C
Abdomen :disekitar tali pusat masih berwarna kemerahan,masih berbau dan masih terdapat
pus.
Perdarahan tali pusat :tidak ada
Pernafasan : 45 kali/menit
Reflek
Assesment
Planing
2. Pukul 07.32 Memandikan bayi setiap pagi pukul 07.35 dan sore pukul 16.30
3. Pukul 07.45 mengolesi umbilikus dan area di sekitar umbilikus dengan gentian violet
sekitar umbilikus
5. Pukul 07.50 menggati kasa,popok dan serta baju bayi.
6. Pukul 07.45 mengingatkan ibu untuk tetap memberikan asi sesering mungkin tanpa
terjadwal
7. Pukul 07.50 mengingatkan ibu untuk selalu memperhatikan personal hygiene bayinya
13.00,77.00.21.00
pusat pemberian
DJB
asi
140x/mnt 45x/mnt 36,8 ⁰c
07.00 23-09-15 Baik tali pusat masih Bayi sudah
berwarna mau
kemerahan,berb menyusu
au,ada pus.
tali pusat masih
13.00 Baik 45x/mnt 36,8 Bayi sudah
berwarna
140x/mnt
kemerahan,berb
⁰c mau
au,ada pus
menyusu
145 x/mnt 45x/mnt 36,6 ⁰c Tali pusat masih
17.00 Baik Bayi sudah
berwarna merah
berbau tak
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 52
sedap,ada pus,
mau
menyusu
145x/mnt 45x/mnt 36,6 ⁰c
21.00 Baik Tali pusat masih Bayi sudah
sedap,ada pus,
Data Perkembangan 3
Subjektif
1.Kondisi bayi menurut ibu :Ibu mengatakan senang karena bayi sudah mau menyusu dengan
kuat,tidak mengalami gumoh lagi, dan sudah tidak demam.ibu juga merasa senang karna tali
pusat bayinya sudah tidak berbau ,dan tidak mengeluarkan pus lagi,disekitar tali pusat bayi
Objektif
Keadaan umum:baik
Suhu :36,5 ⁰C
a. Abdomen :disekitar tali pusat masih sedikit berwarna kemerahan,sudah tidak berbau
c. Pernafasan : 45 kali/menit
d. Reflek menggenggam:ada
Assesment
Planing
1. Pukul 07.30 memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaan bayi smulai membaik tetapi
2. Pukul 07.32 Memandikan bayi setiap pagi pukul 07.35 dan sore pukul 16.30
3. pukul 07.48 mengolesi umbilikus dengan salep yang mengandung neomisin pada area
5. Pukul 07.45 mengingatkan ibu untuk tetap memberikan asi sesering mungkin tanpa
terjadwal
7. Melanjutkan observasi dan pemberian asuhan 3 kali sehari ,yaitu pukul 13.00,17.00.
Data Perkembangan 4
Tanggal Asuhan :25 September 2015
Pukul :07.00 Wib
Subjektif
1.Kondisi bayi menurut ibu : ibu merasa senang karna bayinya sudah sering menyusu dengan
kuat dan tidak gumoh,bayi sudah tidak demam ,tali pusat sudah tidak berwarna kemerahan
,sudah tidak berbau dan pus sudah tidak ada ,ibu juga sudah memperhatikan personal hygine
tidak berbau
b. Perdarahan tali pusat :tidak ada
c. Pernafasan :42 kali/menit
Reflek
a. Rooting reflek :ada,reflek mencari baik.
b. Reflek menghisap :ada,reflek menghisap kuat.
c. Reflek terkejut :ada
d. Reflek menggenggam:ada
e. Reflek tonik :ada
f. Reflek melangkah :ada
Assesment
Diagnosa :Neonatus dengan keadaan umum baik
Masalah :Tidak ada
Kebutuhan :1.Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene bayi
2.Pendidikan kesehatan tentang Asi
Masalah potensial : Tidak ada
Planing
1. Pukul 07.30 memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan bisa untuk
pulang .
2. Pukul 07.32 Memandikan bayi
3. pukul 07.48 mengolesi umbilikus dengan salep yang mengandung neomisin pada area
serta mendemonstrasikan ulang pada ibu cara merawat tali pusat yang benar seperti harus
mengganti kasa setiap hari setiap habis mandi ataupun basah karna buang air
kecil,memberitahu ibu untuk tidak takut mengganti kasa apabila kasa menempel pada tali
pusat ,basahi kasa yg menempel dengan air bersih agar terlepas dari tali pusat, Cuci tali
pusat dengan air bersih dan sabun mulai dari pangkal sampai ujung dan sekitar, lalu
keringkan dengan handuk lembut.Kemudian bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa
steril tanpa dibubuhi apa pun dan kenakan popok di bawah pusar dan pakaikan pakaian,dan
sesering mungkin mengecek apakan bayinya buang air kecil ataupun besar untuk
tanpa terjadwal maksimal 2 jam sekali lebih sering lebih baik dan minimal bayi harus
menyusu lebih dari 10 kali dengan waktu sekali menyusu 20-30 menit karena asi memiliki
kandungan yang sangait baik untuk pertumbuhan dan kebutuhan nutrisi bayi ,selain itu asi
juga memiliki kolostrum yang sangat baik untuk bayi sebagai antibody yang menjaga
kekebalan tubuh dari kuman dan virus jika bayi malas menyusu ibu tetap harus berusaha
gumoh yaitu posisi menyusui bayi dimiringkan,Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga
mendemonstrasikan ulang cara meyusui yang dianjurkan bidan untuk menghindari gumoh)
8. Menyarankan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari kemudian dan apabila ada
Oleh :Bidan
1.Identitas Neonatus
Nama :bayi S
3.Kondisi bayi menurut ibu :ibu datang utuk melakukan kunjungan ulang ,7 hari yang lalu
saat ibu datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan ibu merasa khawatir dan takut
akan kondisi bayinya yang demam,malas meyusu,gumoh,kulit disekitar tali pusatnya merah
dan berbau serta mengeluarkan pus,hingga harus mendapatkan perawatan yang intensive
selama beberapa hari di puskesmas karena ibu yang tidak menjaga personal hygiene
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 57
bayinya,tapi sekarang ibu merasa senang karna bayinya sudah menyusu dengan kuat,dan ibu
sudah memberikan asi sesering mungkin pada bayinya ,dalam sehari ibu bisa menyusui 13-
16 kali dengan lama 20-30 menit setiap menyusui,tidak pernah mengalami gumoh lagi karna
ibu sudah tau dan mempraktekan posisi menyusui yang dianjurkan bidan serta
personal hygiene untuk bayi dan sudah mempraktekannya ,ibu sudah bisa dan tidak takut
lagi untuk mengganti popok dan baju bayinya ,selama di rumah ibu juga sudah memberikan
salep pada bayinya 3 kali sehari sesuai anjuran bidan dan sekarang salep nya telah habis,ibu
juga sudah belajar untuk memandikan bayinya sendiri,dan ibu juga sudah tau dan mengerti
bahanya nya pemberian ramu-ramuan di tali pusat bayi.Ibu mengatakan tali pusat bayi nya
telah puput semalam dengan sendirinya ,tidak berwarna merah dan tidak ada bau
b. Diet/makan bayi
a. Pemberian asi : Ya
b. Frekuensi :13-16 kali/hari dengan lama 20-10 menit
c. Pemberian makanan tambahan : tidak ada
d. Kondisi bayi menurut ibu : ibu merasa senang karna bayinya sudah menyusu
dengan kuat,dan ibu sudah memberikan asi sesering mungkin pada bayinya ,dalam
sehari ibu bisa menyusui 13-16 kali dengan lama 20-30 menit setiap menyusui,tidak
pernah mengalami gumoh lagi karna ibu sudah tau dan mempraktekan posisi
menyusui.
b. Eliminasi bayi
c. Kebersihan bayi
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bayi : baik
b. Warna kulit : Kemerahan
c. Berat badan : 3.050 gr
d. Panjang badan : 49 cm
e. Tangis bayi : ade kuat
2. Pemeriksaan Tanda – tanda Vital
a. Denyut jantung : 140x/menit
b. Pernapasan : 45x/ menit
c. Suhu : 36,7˚C
3. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Bentuk kepala :Bulat
b. Trauma lahir pada kepal :tidak ada
c. Lingkar kepala :33 cm
2. Wajah
a. Bentuk wajah :bulat simetris
b. Sindroma kongenital :tidak ada
3. Mata
a. Mata : Membuka
b. Reflek pupil kiri/kanan : positif kiri kanan,jika di dekatkan
4. Telinga
a. Bentuk :simetris
b. Sindrom congenital :tidak ada
5. Hidung
a. Bentuk :simetris,
b. Lebar : tidak lebih dari 2,5cm
c. Pernafasan hidung/mulut :hidung
6. Mulut
a. Bentuk bibir :simetris
b. Kelainan congenital :tidak ada
c. Palatum lunak :ada
d. Palatum keras :ada
e. Hipersaliva :tidak ada
7. Leher
a. Bentuk :pendek
b. Pergerakan :baik
granuloma.
c. Perdarahan tali pusat :tidak ada
d. Frekuensi Pernafasan :45 kali/menit
B. Hati
a. Letak :2-3 cm di bawah arcus costa kanan
b. Pembesaran :tidak ada
c. Trauma :tidak ada
C. Limpa
a. Letak :1 cm di bawah arcus costa kiri
b. Pembesaran :tidak ada
c. Trauma :tidak ada
D. Ginjal
a. Letak :2-3 cm garis tengah tepi perut
b. Pembesaran :tidak ada
c. Trauma :tidak ada
12. Genitalia
a. Ukuran penis :±3 cm
b. Testis :testis ada 2 buah 1 dikiri dan 1 dikanan
c. Trauma :tidak ada
d. Kelainan kongenital :tidak ada
13. Anus
a. Lubang anus :ada
b. Kelainan kongenital :tidak ada
14. Tulang belakang
a. Bentuk :normal tidak lodorsis,kiposis dan skoliosis
b. Kelainan kongenital :tidak ada
15. Ekstermitas atas dan bawah
a. Bentuk :simetris kiri dan kanan
b. Fraktur :tidak ada
c. Trauma :tidak ada
ASSESSMENT
PLANING
1.Pukul 10.00 memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik dan sehat,suhu normal
36,7,kondisi pusar bayi bagus tidak ada perdarahan tidak ada kemerahan di pusar,reflek pada
bayi baik.
2.Pukul 10.03 menginformasikan ulang pada ibu mengenai asi eklusif dan
mendemonstrasikan kembali pada ibu posisi menyusui yang baik dan benar, menyusui bayi
dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian,memberitahu ibu untuk tetap menyusui
bayinya sesering mungkin atau on demand tanpa makanan ataupun minuman tambahan
sampai bayi berusia 6 bulan karena asi memiliki kandungan yang baik untuk bayinya, ,selain
itu asi saja sudah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh bayi,ibu dapat
menyusui bayinya dengan posisi lengan ibu menopang kepala,leher dan seluruh badan
bayi,muka bayi menghadap ke payudara ibu,pastikan perut bayi menghadap ke perut ibu
sebanyak mungkin areola.(ibu dapat mendemonstrasikan ulang posisi menyusui yang baik
dan benar )
3.Pukul 10.10 mengingatkan dan mendemonstrasikan ulang pada ibu mengenai personal
hygiene bayi seperti mengganti pakaian dan popok bayi sehabis mandi dan apabila basah
karena bayi buang air kecil ataupun buang air besar agar menjaga suhu bayi tetap
hangat,mandikan bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari,kemudian beritahu ibu juga
imunisasi hb0 yang diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir fungsinya untuk
mencegah apabila bayi mendapat virus hepatitis imun bayi sudah dapat mengenalinya
,kemudian imunisasi bcg ,dilakukan pada saat usia bayi menginjak 1 bulan fungsinya agar
bayi tidak mudah terkena penyakit TBC,imunisasi DPT diberikan pada saat bayi berusia 2
bulan bersamaan dengan polio ,fungsi dari imunisasi DPT agar bayi tidak mudah terkena
penyakit difteri,pertusis,dan tetanus,fungsi imunisasi polio agar bayi tidak mudah terkena
penyakit polio.kemudian imunisasi campak yang diberikan saat bayi menginjak usia 9
melakukan kunjungan ulang pada tanggal 14 oktober 2015 ,karna bayi akan diberikan
1. Pukul 10.05 ibu dapat mendemonstrasikan ulang posisi menyususi yang benar
2. Pukul 10.09 ibu dapat mendemonstrasikan ulang cara mengganti popok dan baju bayi
3. Ibu dapat mengulangi penjelasan bidan mengenai 5 dasar imunisasi wajib
4. Tali pusat telah puput pada tanggal 27 september 2015
1.Identitas Neonatus
Nama :bayi S
3.Kondisi bayi menurut ibu :ibu merasa senang karna tidak terasa anaknya sudah berusia
sebulan ,anaknya menyusu dengan kuat,saat menggendong anaknya, ibu merasakan anaknya
sudah terasa berat, ibu berharap berat badan bayinya naik dari hasil timbangan yang lalu,ibu
juga sudah melaksanakan yg dianjurkan bidan seperti menjaga kebersihan bayinya,16 hari
yang lalu saat ibu datang ke puskesmas untuk melakukan kunjungan ulang ,ibu merasa takut
sat bidan bilang bayinya akan diberi imunisas,awalnya ibu tidak tahu apa itu imunisasi dan
ibu tidak ingin anaknya di suntik,tapi setelah di beritahu manfaat imunisasi yang baik untuk
bayinya,efek pada bayi setelah diberikan imunisasi dan cara mengatasinya ibu sedikit lega
dan ingin mengimunisasi bcg bayinya karna bayi sudah berumur 1 bulan sekarang.
a. Diet/makan bayi
a. Pemberian asi : Ya
b. Frekuensi :15-16 kali/hari dengan lama 20-10 menit
c. Pemberian makanan tambahan : tidak ada
b. Eliminasi bayi
d. Kebersihan bayi
a. Mandi :2 kali/hari
b. Ganti pakaian :6-7 kali/hari sehabis mandi dan sehabis
DATA OBYEKTIF
5. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bayi : baik
b. Warna kulit : putih kemerahan
c. Berat badan : 3.350 gr
d. Panjang badan : 49 cm
e. Tangis bayi : ade kuat
6. Pemeriksaan Tanda – tanda Vital
a. Denyut jantung : 140x/menit
b. Pernapasan : 45x/ menit
c. Suhu : 36,6˚C
7. Pemeriksaan Fisik
1.Kepala
3.Mata
a. Mata : Membuka
b. Reflek pupil kiri/kanan : positif kiri kanan,jika di dekatkan
8. Telinga
a. Bentuk :simetris
c. Sindrom congenital :tidak ada
9. Hidung
a. Bentuk :simetris,
b. Lebar : tidak lebih dari 2,5cm
c. Pernafasan hidung/mulut :hidung
10. Mulut
a. Bentuk bibir :simetris
b. Kelainan congenital :tidak ada
c. Palatum lunak :ada
d. Palatum keras :ada
e. Hipersaliva :tidak ada
11. Leher
a. Bentuk :pendek
b. Pergerakan :baik
c. Trauma :tidak ada
d. Perdarahan :tidak ada
e. Tumor :tidak ada
f. Pembengkakan :tidak ada
12. Klavikula
a. Fraktur :tidak ada
13. Dada
a. Bentuk :simetris seperti tong
b. Gerakan :bergerak bersamaan dinding perut
c. Frekuensi denyut jantung :140 kali/menit
14. Payudara
a. Bentuk :simetris kiri dan kanan
d. Jumlah :2 buah
e. Pembesaran :tidak ada
15. Abdomen
A. Dinding abdomen
a. Bentuk dinding perut : bulat
b. Tali pusat : tali pusat sudah puput,tidak ada kemerahan di kulit sekitar pusat,tidak ada
granuloma.
B. Hati
a.Letak :2-3 cm di bawah arcus costa kanan
b.Pembesaran :tidak ada
c.Trauma :tidak ada
C. Limpa
a.Letak :1 cm di bawah arcus costa kiri
b.Pembesaran :tidak ada
c.Trauma :tidak ada
D. Ginjal
a.Letak :2-3 cm garis tengah tepi perut
b.Pembesaran :tidak ada
c.Trauma :tidak ada
16. Genitalia
a. Ukuran penis :±3 cm
b. Testis :testis ada 2 buah 1 dikiri dan 1 dikanan
c. Trauma :tidak ada
d. Kelainan kongenital :tidak ada
17. Anus
a. Lubang anus :ada
b. Kelainan kongenital :tidak ada
18. Tulang belakang
a. Bentuk :normal tidak lodorsis,kiposis dan skoliosis
b. Kelainan kongenital :tidak ada
19. Ekstermitas atas dan bawah
a. Bentuk :simetris kiri dan kanan
b. Fraktur :tidak ada
c. Trauma :tidak ada
d. Jari :lengkap ,10 jari tangan dan 10 jari kaki
20. Kulit
a. Sianosis :tidak ada
b. Warna kulit :kemerahan
21. Reflek
a. Rooting reflek :ada,
b. Reflek menghisap :ada,bayi menghisap dengan kuat saat menyusu.
c. Reflek terkejut :ada
d. Reflek menggenggam :ada
e. Reflek tonik :ada
f. Reflek melangkah :ada
ASSESSMENT
Diagnosis : Bayi dengan keadaan umum baik
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan:1.Penkes tentang imunisasi BCG
2.Penkes tentang ASI Ekslusif
3.Penkes Personal Hygiene bayi
PLANING
1. Pukul 10.00 memberitahu ibu bahwa bayinya dalam keadaan baik dan sehat,bayinya
mengalami penaikan berat badan sebesar ,suhu normal 36,7 dan bayi dapat diberikan
imunisasi BCG
2. Pukul 10.03 memberitahu dan meminta persetujuan ibu bahwa bayinya akan diberikan
imunisasi BCG di lengan kanan atas (ibu menyetujui bayinya diberikan imunisasi bcg)
3. Pukul 10.05 menjelaskan efek setelah diberikan imunisasi bcg ini adalah demam dan
timbulnya luka parut di tempat bekas penyuntikan,namun ibu tidak perlu khawatir
karna demam merupakan reaksi yang wajar terhadap benda asing yang dimasukan
kedalam tubuh
4. Pukul 10.10 menjelasan pada ibu cara mengatasi efek dari imunisasi bcg yaitu demam
hanya perlu lebih sering meyusui bayinya karna asi dapat menurunkan demam yang
terjadi,jika bayi mengalami demam bayi hanya di lap tidak dimandikan dulu,untuk
luka parut yang terjadi ibu juga tidak perlu khawatir karna luka parut yang terjadi
menyusui bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian,memberitahu ibu
untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin atau on demand tanpa makanan
mengganti pakaian dan popok bayi sehabis mandi dan apabila basah karena bayi
buang air kecil ataupun buang air besar agar menjaga suhu bayi tetap hangat,mandikan
bayi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari,kemudian beritahu ibu juga untuk
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Umur 7 Hari dengan Omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi Tanggal 22 s.d
25 September Tahun 2015 “.Penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan yang terjadi
antara praktik dan teori yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi
dengan teori yang ada. Di sini penulis akan menjelaskan kesenjangan tersebut menurut
langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut varney yang meliputi tujuh langkah.
Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat diambil suatu permasalahan dan pemecahan masalah
dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh bidan kepada individu pasien
atau kliennya.Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan dan klien mengacu pada pola pikir
sistematis penatalaksanaan.Pola pikir sistematis adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dari tindakan berdasarkan teori
Menurut tinjauan kasus pada kasus infeksi tali pusat terhadap neonatus s ini
merupakan pengalaman pertama ibu dalam mengurus bayinya,ibu masih merasa takut
untuk melakukan perawatan pada bayinya.Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan toeri
dan tinjauan kasus, karena pada tinjauan teori faktor penyebab terjadinya infeksi tali pusat
adalah selain adanya kuman latar belakang ibu yang belum mengetahui tentang pentingnya
personal hygine dan perawatan tali pusat yang benar untuk bayinya juga menjadi faktor
penyebab terjadinya infeksi.
B. Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan ,diagnosa kebidanan adalah keputusan
klinis mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh melaui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk
menerapkan tindakan–tindakan dimana bidan bertanggung jawab melaksanakannya. Pada
kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan neonatus s usia 7 hari dengan omfalitis
ringan.Dalam menentukan diagnosa kebidanan tersebut didasari dengan adanya data
subyektif dan data obyektif yang didapat.
Ibu neonatus s mengatakan anaknya malas untuk meyusu,teraba demam,tali pusat
berbau,tinbul kemerahan dan ada cairan berwarna putih.Sedangkan pada pemeriksaan
secara objektif didapati tali pusat basah terbungkus kasa,berbau,ada kemerahan dan
oedema kurang dari 1 cm,dan adanya nanah. Menurut teori klasifikasi infeksi tali pusat di
Pembahasan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan, karena
pada tinjauan kasus diagnosis didapatkan dari data subjektif dan data objektif sesuai
dengan teori dimana untuk menegakkan diagnosis didapatkan berdasarkan hasil
pengkajian, baik data subjektif ataupun objektif.Masalah didapatkan dari data yang bukan
menjadi data dasar dalam menegakan diagnosa yang timbul pada kasus neonatus dengan
omfalitis di dapatkan dari subjek atau objek yang bukan termaksud pada data dasar
diagnosa dan dianggap dapat memperberat.Nenek bayi mencoba mengobati merah pada
tali pusat bayinya dengan memberikan parutan kunyit yang diparut pada parutan besi
tanpa mengupas dan mencuci kunyit nya terlebih dahulu pada tali pusat neonatus ± selama
2 hari hingga akhirnya si ibu memutuskan membawa bayi ke puskesmas.maka masalah
yang didapati pada kasus neonatus s adalah pembrerian kunyit pada tali pusat yang sudah
mengalami infeksi.
Kebutuhan dalam asuhan kebidanan Adalah segala data yang butuh penanganan
khusus tapi tidak memperberat diagnosa.Dalam asuhan kebidanan kasus neonatus s
bedasarkan data subjek dan objek didapati data bahwa ibu merasa cemas karna bayi malas
untuk menyusu dan mengeluarkan kembali asi nya setelah disusui (gumoh),ibu juga
mengatakan bahwa ini merupakan anak pertama dan ibu masih takut untuk mengganti
pakaian ataupun kasa pembungkus tali pusat bayinya ,maka dari data yang didapat kan
bidan merumuskan kebutuhan neonatus s adalah memberikan pendidikan kesehatan
mengenai fisiologis gumoh dan cara menghindari gumoh ,bidan merumuskan ini menjadi
kebutuhan karna gumoh bukan merupakan data yang dapat memperberat dari infeksi yang
diderita neonatus s.Kemudian ibu yang belum mengetahui personal hygiene akan bayi
juga dirumuskan menjadi kebutuhan karna menurut teori apabila sesuatu hal yg butuh
penanganan khusus terjadi karna ketidaktahuan adalah suatu kebutuhan.
C. Diagnosa Potensial
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan Page 70
Masalah potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan masalah yang
sudah diidentifikasi.Langkah ini dibutuhkan antisipasi dan bila memunkinkan dilakukan
pencegahan.Rumus dari diagnosa potensial adalah diagnosa ditambah dengan masalah
maka didapati pada kasus neonatus s masalah potensial yang bisa terjadi adalah omfalitis
berat.
D. Antisipasi
Kemudian Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm,
obati seperti infeksi tali pusat berat atau meluas.Jika infeksi telah bersih,bayi makan
dengan baik dan tidak terdapat masalah lain yang membutuhkan hospitalisasi ,pulangkan
bayi. Dari tinjauan kasus didapati semua langkah langkah penanganan dari omfalitis
dengan klasifikasi local ini di lakukan sesuai teori dan tidak ada kesenjangan,asuhan pada
kasus neonatus s di berikan secara berkesinambungan hingga infeksi tali pusat sembuh
dan hingga neonatus berumur 40 hari
G. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terahir untuk menilai keefektifan dari rencana asuhan
yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah yang
benar benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah dan
diagnosa.Evaluasi diperoleh dari keseluruhan asuhan kebidanan yang dilakukan
terhadap pasien yaitu neonatus s dengan omfalitis ringan setelah dilaksanakan asuhan
kebidanan rawat inap selama 5 hari di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi
maka evaluasi yang didapat adalah dilakukan asuhan secara intensive rawat inap pada
neonatus s sehingga omfalitis ringan tdak menjadi omfalitis berat ,dan pada hari ke 3
perawatan neonatus mulai membaik dan asuhan tetap diberikan hingga hari ke 5 hingga
keadaan neonatus benar-benar baik tali pusat sudah tidak berwarna merah,sudah tidak
berbau,dan tidak ada pus lagi.Bayi sudah meyusu ade kuat.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hasil dari asuhan kebidanan pada kasus neonatus dengan omfalitis pada neonatus s di
1. Pada pengkajian data diperoleh neonatus dengan omfalitis ringan dengan keluhan utama
malas menyusu,tali pusat berbau,kemerahan dan terdapat pus.Pada langkah ini antara
kasus dan teori tidak ada kesenjangan,sesuai dengan tanda gejala omfalitis pada teori.
2. Interpretasi data yang sudah dikumpulkan Asuhan Kebidanan pada neonatus dengan
omfalitis diagnosa kebidanan sebagai berikut Neontaus dengan Omfalitis ringan dengan
masalah pemberian parutan kunyit pada tali pusat yang sudah terinfeksi dan kebutuhan
penkes mengenai gumoh dan posisi menyusui pada ibu akan keluhan ibu mengenai gumoh
yang dialami neonatus.
3. Diagnosa potensial pada kasus neonatus s dengan omfalitis didapati apabila diagnosa
ditambah masalah dan tidak segera tertangani akan menjadi omfalitis berat.
4. Antisipasi yang dilakukan yaitu melakukan perawatan intensive pada neonatus dengan
melakukan rawat inap.
5. Perencanaan pada kasus Neonatus s dengan omfalitis perencanaan asuhan nya adalah
rawat inap,kemudian melakukan asuhan sesuai teori yang ada serta memberikan penkes
pada keluarga untuk membantu mempercepat kesembuhan neonatus dengan omfalitis.
B. Saran
a. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan sebaiknya memberikan konseling dan mendemonstrasikan kepada
pasien tentang perawatan tali pusat yang benar agar mengerti dan paham tentang faktor
resiko yang dapat terjadi akibat perawatan tali pusat yang tidak benar seperti apa itu
omfalitis, tanda dan gejala omfalitis sehingga pasien dapat mengantisipasi terjadinya
omfalitis.
b. Bagi Puskesmas Babelan Bekasi
Disarankan agar Puskesmas dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada neonatus dengan omfalitis secara optimal melalui
penangan segera pada kasus neonatus dengan omfalitis.
c. Bagi Pasien
Pasien diharapkan dapat memiliki pengalaman dan meningkatkan pengetahuan
sehingga dapat lebih hati-hati dan lebih memperhatikan perawatan tali pusat bayinya dan
tidak terulang kembali kejadian omfalitis.
d. Bagi Penulis
Diharapkan tulisan ini menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang
kasus omfalitis dan diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori
dan prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktik dapat menghindari
kesalahan.
Novia,Herlina.26 April 2010.”Pengetahuan ibu post partum tentang infeksi tali pusat di
EGC.Ebooks.Http://books.google.co.id/boooks/about/buku_saku_perawatan_tali_pusat.html?
pusat.”jurnal.Http://lib.umpo.ac.id/gdl/files/disk1/2/jkptumpo-gdl-nurtisuly-53-1-abstrak-
Http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20354475-S-Andri%20Rosita.pdf,diunduh tanggal 26
Setyo,Andrian.2011.”Perawatantalipusat”.document.Http://andriansetyo.wordpress.com/2011
CURICULUM VITAE
pendidikan yang pertama di SDN Ciketing Udik 1 dan lulus pada tahun 2007,kemudian penulis
melanjutkan ke SMPN 31 Bekasi dan lulus pad tahun 2010 ,lalu penulis melanjutkan pendidikan
ke SMAN 15 Bekasi dan lulus tahun 2013,hingga sekaeang mengenyam bangku pendidikan di
perguruan tinggi yaitu Medistra Indonesia sejak tahun 2013 hingga sekarang.