DISUSUN OLEH:
BELA PUSPITA SARI
AGUSTINA ARUM PRATAMA
AGIL SAPUTRI
BEBY ASTRID
Dan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang mana atas brkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalh ini yang berjudul “perawatan luka
dan parenium dan post op” dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dari segi moril maupun materil.
Disini saya juga sampaikan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya, jika seandainya dalam penulisan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, kami dengan senang hati
menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan memberikan manfaat kepada para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………….1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………….1
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………2
BAB II
PEMBAHASAN
1.DEFINISI PERAWATAN LUKA PARENIUM
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa
antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ membran seperti
pada waktu sebelum hamil Mochtar, 2002. Menurut Ismail, 2002 dalam
Suparyanto 2009, bahwa perawatan luka merupakan suatu usaha untuk
mencegah trauma injury pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang
disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak
permukaan kulit. Luka perineum yang bengkak, merah dan mengeluarkan pus
nanah dapat disebabkan karena faktor ketidaktahuan dalam perawatan
perineum, juga kecerobohan tindakan episiotomi dapat mengakibatkan infeksi
dan berakibat besar meningkatkan angka kematian ibu Saifuddin, 2005.
Menurut Rajab 2009, bahwa perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu: tahap prapatogenesis, tahap inkubasi, tahap penyakit dini,
tahap Universitas Sumatera Utara penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit.
Menurut Prasetyawati 2011 menyebutkan bahwa penyakit adalah kegagalan
mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan maka timbullah gangguan pada fungsi atau struktur
dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh.
Robekan parenium terjadi hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya.Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat.
B.JENIS-JENIS OPERASI
Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2006) membagi
menjadi :
1. Diagnostic : biopsy, laparotomy eksplorasi.
2) Kuratif (ablatif) : tumor, appendiktomi.
3) Reparative : memperbaiki luka multiple.
4) Rekonstruktif : mamoplasti, perbaikan wajah.
5) Paliatif : menghilangkan nyeri.
6) Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk menggantikan
organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal,
kornea).
a. Menurut Luas atau tingkat resiko
1) Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan
mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan
hidup klien.
2) Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.
BAB III
KESIMPULAN
A.KESIMPULAN
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang
dibatasi antara lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita
yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi.Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya ruptur perineum antara lain paritas, jarak
kelahiran, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak sebagaimana
mestinya, umur, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan
episiotomi.
Setelah dilakukan mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur femur
didapatkan bahwa kemampuan masing-masing individu dalam
melakukan
mobilisasi berbeda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan
individu dalam mobilisasi dini antara lain umur, tingkat nyeri
yandirasakan,
dan pengalaman operasi. Dari empat belas prosedur tindakan, ada dua
prosedur yang tidak dilakukan hanya diajarkan kepada pasien saja
sehingga
dalam melakukan mobilisasi tetap memperhatikan kondisi pasien.
Selain itu, mobilisasi dini yang telah dilakukan pada pasien post operasi
fraktur femur juga dapat meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri
pada pasien, mengurangi bengkak, dan mengurangi kekakuan sendi
sehingga sendi yang awalnya susah untuk digerakkan atau bahkan tidak
bisa digerakaakan dapat digerakkan. Selain itu, pemenuhan kebutuhan
aktivitas pasien jugadapat dilakukan secara mandiri sehingga
ketergantungan pasien kepada orang lain akan berkurang.
B.SARAN
Perawatan perenium sangat penting untuk dilakukan.Perawatan luka jalan
lahir ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah 6 jam dari persalinan
normal.Dalam hal ini,ibu akan dilatih dan dilanjutkan untuk memulai bergerak
duduk dan latihan berjalan.
Beristirahat di rumah, hindari latihan yang berlebihan dan jangan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas untuk
meminimalkan risiko terjadi pendarahan setelah pembedahan.Jika terjadi
pendarahan, letakkan kain kasa yang bersih ke luka gigitan dan gigitlah agak
keras selama 30 menit.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/download/makalah-perawatan-luka-perineum-bixora-
judull-pdf-free.html?reader=1