Anda di halaman 1dari 13

PERAWATAN LUKA PARENIUM DAN POST OP

DISUSUN OLEH:
BELA PUSPITA SARI
AGUSTINA ARUM PRATAMA
AGIL SAPUTRI
BEBY ASTRID

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang mana atas brkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalh ini yang berjudul “perawatan luka
dan parenium dan post op” dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dari segi moril maupun materil.
Disini saya juga sampaikan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya, jika seandainya dalam penulisan
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, kami dengan senang hati
menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan memberikan manfaat kepada para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………….1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………….1
1.3 Tujuan Masalah ………………………………………2

BAB 2 PEMBAHAASAN …………………………………………2


1. Definisi perawatan luka perenium dan post
op………………………………………………………2
2. Perawatan luka perenium dan post op
……………………………………………………………3
3. Tujuan perawatan luka perenium dan post
op………………………………………………………3
4. Bentuk luka parenium ……………………….4
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan luka parenium………4
6. Definisi post op……………………………………5
7. Jenis-jenis operasi………………………………9
8. Perawatan post op……………………………8
BAB 3 PENUTUP ……………………………………………9
KESIMPULAN…………………………………………………9
SARAN…………………………………………………………..9
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Persalinan seringkali menimbulkan perlukaan jalan lahir,lika-luka
biasanya ringan tetapi kadang-kadang terjadi juga luka yang
berbahaya.Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan
perineum.Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar
manusia(biologis,psikologis social dan spiritual) dalam rentang sakit
sampai sehat.Luka pada parenium akibat episiotomy,ruptura atau
laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap
bersih dan kering.Pengamatan dan perawatan khusus diperlakukan
untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan
mudah.
Post operasi merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang
dimulai saat pasien dipindahkan ke ruangan pemulihan dan berakhir
sampai evaluasi selanjutnya.Keluhan yang sering timbul akibat dari
tindakan operasi yaitu nyeri.Nyeri post operasi yang dirasakan pasien
dipengaruhi oleh beberapa factor antara alin usia,jenis
kelamin,perhatian,kebudayaan,makna nyeri,ansietas,keletihan,gaya
koping dan dukungan keluarga.Apabila nyeri pada pasien post operasi
tidak segera ditangani akan mengakibatkan proses rehabilitasi pasien
akan tertunda,hospitalisasi pasien menjadi lebih lama,tingkat komplikasi
yang tinggi dan membutuhkan lebih banyak biaya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Apa definisi perawatan luka perenium dan post op?
2.Bagaimana perawatan luka perenium dan post op?
3.Apa saja tujuan perawatan luka perenium?
4.Apa saja bentuk luka perenium?
5.Apa saja faktor-faktor yang yang mempengaruhi perawatan luka
parenium
6.Apa saja jenis-jenis operasi?
1.3 TUJUAN
1.Memahami definisi perawatan luka parenium dan post op
2.Memahami perawatan perenium dan post op
3.Memahami tujuan dari perawatan perenium dan post op
4.Memahami bentuk luka perenium
5.Memahami factor-faktor yang mempengaruhi perawatan luka
parenium
6.Memahami jenis-jenis operasi

BAB II
PEMBAHASAN
1.DEFINISI PERAWATAN LUKA PARENIUM
Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa
antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ membran seperti
pada waktu sebelum hamil Mochtar, 2002. Menurut Ismail, 2002 dalam
Suparyanto 2009, bahwa perawatan luka merupakan suatu usaha untuk
mencegah trauma injury pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang
disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak
permukaan kulit. Luka perineum yang bengkak, merah dan mengeluarkan pus
nanah dapat disebabkan karena faktor ketidaktahuan dalam perawatan
perineum, juga kecerobohan tindakan episiotomi dapat mengakibatkan infeksi
dan berakibat besar meningkatkan angka kematian ibu Saifuddin, 2005.
Menurut Rajab 2009, bahwa perjalanan penyakit dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu: tahap prapatogenesis, tahap inkubasi, tahap penyakit dini,
tahap Universitas Sumatera Utara penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit.
Menurut Prasetyawati 2011 menyebutkan bahwa penyakit adalah kegagalan
mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan maka timbullah gangguan pada fungsi atau struktur
dari bagian organisasi atau sistem dari tubuh.
Robekan parenium terjadi hamper semua persalinan pertama dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya.Robekan ini dapat dihindari atau dikurangi
dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan
cepat.

2.PERAWATAN LUKA PARENIUM


Perawatan adalah proses pemenuhan
kebutuhandasarmanusia(biologis,psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang
sakit sampai dengan sehat (Hidayat, 2004). Perinium adalah bagian permukaan
pintu bawah panggul yang terletak di antara vulva dan anus. Perinium terdiri
atas otot fascia urogenitalis serta diafragma pelvis (Wiknjosastro, 2007).
Perawatan perineum adalah upaya daerah antara kedua paha yang dibatasi
antara lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis
melahirkan agar terhindar dari infeksi (Kumalasari, 2015).Waktu perawatan
luka parenium dilakukan saat mandi,setelah buang air kecil dan setelah buang
air besar.

3.TUJUAN PERAWATAN LUKA PARENIUM


Adapun tujuan dari perawatan luka perineum menurut Kumalasari (2015)
yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan daerah kemaluan
b. Mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa nyaman pada ibu
c. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membrane mukosa
d. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan
e. Mempercepat penyembuhan dan mencegah perdarahan
f. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
g. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
4.BENTUK LUKA PARENIUM
a.Rupture
Rupture adalah luka pada parenium yang dilibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena prosesnya desakan kepala janin atau bahu pada saat
proses persalinan.Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan.
b.Episiotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada parenium untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi.
c.Komplikasi episiotomi
Tepi-tepi luka yang berhadapan menjadi kemerahan seperti daging dan
membengkak.Benang sering merobrk jaringan edematosa sehingga tepi-tepi
luka nekrotik menganga yang menyebababkan keluarnya cairan
serosa,serosanguinosa atau jelas purulent.Lepasnya jahitan episiotomy paling
sering berkaitan dengan infeksi.

6.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN LUKA PERENIUM


a.Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses
penyembuhan luka pada perenium karena jaringan sangat membutuhkan
protein.
b.Obat-obatan
-Steroid:Dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu respon
inflamasi normal
-Abtikoagulan:Dapat menyebabkan hemoragi
-Antibiotik spectrum luas/spesifiik:Efektif bila diberikan segera sebelum
pembedahan untuk patologi spesifik atau kotaminasi bakteri.Jika diberikan
setelah luka tertutup tidak efektif karena koagulasi intrvaskular.
A.POST OP

1. Definisi Post Operasi


Operasi Merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh
( Smeltzer dan Bare, 2002 ). Post Operasi adalah masa setelah
dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan
keruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya ( Uliyah
dan Hidayat, 2008 ).
Tahap pasca-operasi dimulai dari memindahkan pasien dari ruangan
bedah unit pasca-operasi dan berakhir saat pasien pulang.
Perawatan post operatif adalah penting seperti halnya persiapan
preoperatif. Perawatan post operatif yang kurang sempurna akan
rnenghasilkan ketidakpuasan clan tidak memenuhi standard
operasi.Tujuan perawatan post operatif adalah untuk menghilangkan
rasa nyeri, sedini mungkin mengidentifikasi masalah dan
mengatasinya sedini mungkin. Mengantisipasi dan mencegah
terjadinya kornplikasi lebih baik daripada sudah terjadi komplikasi

Pada perawatan post operatif perlu :


. Memberi dukungan pada pasien.
. Menghilangkan rasa sakit.
. Antisipasi dan atasi segera komplikasi.
' Memelihara komunikasi yang baik dengan tim. Komunikasi yang
tidak baik merupakan
masalah yang sering rnenyebabkan kegagalan dalam perawatan post
operatif.
o Rencana perawatan. Menyesuaikan perawatan dengan kebutuhan
pasien. Setiap pasien
membutuhkan modifikasi yang sesuai dengan protokol perawatan,
yang mempunyai-prbblem
unik tersendiri.

Perawatan luka post operatif dibagi atas :


1. Post Chemical peeting dan dermabrasi
 Pada superficial resurfacing Llmllmnya tidak melewati
epidermis. Biasanya timbul eritem ringan dan
deskuamasi 14 hari kemudian. Mencuci muka dengan
sabun yang ringan secara teratur, memakai pelembab
secara rutin dan tabir surya selama periode
penyembuhun
 Pada medium-depth and deep resurfacing, terjadL edem
hebat yang menghilang Perlahan-lahan' Eritem yang
timbul menandakan proses remodeling kolagen.-Occfus\
ve drisirng tidak diperlukan karena epidermis tidak
terangkat selama intraoperatif, dan berfungsi sebagaf
suatu b.iologic dressing sampai peeling terjadi. Pasien
diinstruksikan mengkompres daerah tersebut dengan air
hangat 4 x sehari kemuclian diolesi emolien.
DapatiugJOlgunakan larutan asam asetat 0,25yo untuk
mengkompres karena larutan yang sedikit asam beisifat
fisiologik untuk penyernbuhan jaringan dan bersifat
debrirJant ringan- juga mempunyai efek anti bakterial,
terutama Pseudomonas dan organisme negatif Gram.
 Pada prosedur medium-depth antl deep resut'facing
secaramanual dengan derntasanding atau dermabrasion
karena tidak rnenghaiilkan residual epidermis, jadi
diperiukan occlusive dressing atau occlusive biosynthelic
rlressing dressing yang dioleskan segera setelah
prosedur dan diganti setiap hari. selama 2 - 3 hari post
operatif. Muka dibersihkan dengan kompres saline dan
olesi pelembab dengan lidi kapas.
2. Post sclerotherapy dan umbulatory phlebectomy
Post operative compression sangatpenting pada managemen
insufisiensi vena. post operatif,I daerah tersebut dibersihkan dan
diolesi salep antibiotik. Kaki kemudian ditutup dengan verban dan
dibalut dengan elastic compression drissing mulai dari dorsum
kaki sampai ke bokong. Dressing ini mernbantu hemostasis
sehingga mengurangi edem pada kaki dan tungkai dir
mempercepat penyembuhan luka. Bandage diganti 24 - 48jam
kemudian dan secara
Bertahap dipakai compression stocking selama 2 - 4 minggu.
Pasien dianjurkan untuk berjalan, ultuk membantu membentuk
tekanan pada bebat, sehingga menimbulkan fungsi normal
memompa otot betis dan mengurangi komplikasi tromboemboiik
dan pasien dapat kemmbali berjalan secara normal
3. Post Liposuction
Pada ternpat masuk kanula, Llmllmnya clibiarkan terbuka, tidak
dijahit. Bila dijahit cendrung menimbulkan edem, bruising dan
sedikit jaringan yang keluar dari subkutaneus. Daerah tersebut
dapat diolesi salaf antibiotik dan clitutup dengin absorbent pads.
Saat ini banyak absorbent pada yang tersedia yang dapat
menyerap cairan yang banyak. Alternatif, dapat dipakai diaper
atau sanitarynapkins. selanjutnya beberapa lapis absorbent pads
direkatkan dengan plester, setelah itu digunakan compression
garment atau compression bandage. Ini bertujuan untuk
mengurangi bruising dan edem di daerah insersi kanul. penting
untuk menggunakan compresion segera setelah liposuction
Setelah 3 - 4 hari dapat digunakan mild compression sesuai
kenyamanan pasien untuk mengurangi nyeri.
4. Post Flaps
Perawatan posr flcws bervariasi, Ada yang mengganti dan
membersihkan luka sekali sehari dan ada yang beberapa kali
sehari. Ada juga yang menggunakan bandage dan dibuka l-2 hari
kemudian dan membiarkan benang kontak dengan udara. Ada jugi
yung mnggunakan bandage selama seminggu. Penting mencegah
perdarahan port operatif. 48 jam pertama adalah periode
terjadinya perdarahan dan timbul hematom. Untuk mengurangi
komplikasi ini, penting dilakukan hemostasis intra operatif dan
gunakan pressure garments atau plester untuk menekan luka
5. Post grafi
Setelah pressure dressing diangkat, pasien disarankan mengikuti
instruksi perawatan luka secara hati-hati. Daerah donor dan
sekitarnya dibersihkan secara hati-hati dengan hidrogen peroksida
kemudian diolesi salaf antibiotik 2 x sehari. Jaringan graft jangan
diganggu sarnlai dressing diangkat 1 minggu kemuclia.n dan
seluruh jahitan aiUur.u kJmudian dapat diberi Steri-strips' Idealnya
graft berwarna pink.
6. Post operasi kuku
Dressing yang tepat dapat mengurangi nyeri, berdenyut-denyut
dan komplikasi post operatif. Salaf antibiotika dioleskan pada
tempat operasi dan ditutup dengan non-stick dressing seperti
vaseline gauze atau Telfa. Dressing yang tebal digunakan untuk
menyerap cairan dan berfungsi sebagai pelindung, Dressiig dan
plester tidak boleh terlalu ketat untuk mencegah edem
7. Post Most surgey
Second intention healing biasanya dilakukan pada luka yang
cekung dengan hasil kosmetik yang bagus, juga digunakan pada
tumor yang rekuren. Bersihkan luka-2 x slhari dengan saline atau
air sabun dau oleskan salaf antibiotik atau jeli petroleum, ditutup
dengan non-adherent dressing seiatna 3-6 bulan waktu
penyembuhan. Pada operasi yang luas antibiotik dapat diberikan
sebagai profilaksis. Jika ada nyeri beri asetaminopen atau
analgesic
8. Post transplantasi rambut
Sehari setelah operasi pasien kontrol untuk mengganti bandage.
Daerah donor dan krusta yang timbul di atas graft dlbersihkan
secara hati-hati dengan sabun clan air atau hidrogen peroksida
menggunakan gauze.
9. Post Laser
Re-epitelisasi terjadi dalarn 3-10 hari bergantung kedalaman
ablasi dan koagulasi termal. Pemakaian bio-occlusive dressing
pada beberapa hari petama akan mempercepat re- epitelisasi dan
mengurangi rasa terbakar yang timbul 24 jam setelah resurfacing.
Edem yang terjadi setelah 48 jam, dikontrol dengan ice pack,
meninggikan kepala waktu berbaring dan glukokortikoid oral.
Setelah dressing, kemudian luka dikomrpres dengam asam asetat
0,25%, normal saline, atau air dingin dan diolesi nonocclusive
watter-in-oil emulsion.

B.JENIS-JENIS OPERASI
Menurut fungsinya (tujuannya), Potter dan Perry (2006) membagi
menjadi :
1. Diagnostic : biopsy, laparotomy eksplorasi.
2) Kuratif (ablatif) : tumor, appendiktomi.
3) Reparative : memperbaiki luka multiple.
4) Rekonstruktif : mamoplasti, perbaikan wajah.
5) Paliatif : menghilangkan nyeri.
6) Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk menggantikan
organ atau struktur tubuh yang malfungsi (cangkok ginjal,
kornea).
a. Menurut Luas atau tingkat resiko
1) Mayor
Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan
mempunyai tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan
hidup klien.
2) Minor
Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko
komplikasi lebih kecil dibandingkan dengan operasi mayor.

C.PERAWATAN POST OPERASI


Merupakan tahaplanjutan perawatan pre operatif dan intra operatif yang
dimulai ketika pasien diterima di ruang recovery pasca anestesi dan berakhir
sampai evaluasi tindak lanjut tatanan klinik (di rumah).

BAB III
KESIMPULAN
A.KESIMPULAN
Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang
dibatasi antara lubang dubur dan bagian alat kelamin luar pada wanita
yang habis melahirkan agar terhindar dari infeksi.Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya ruptur perineum antara lain paritas, jarak
kelahiran, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak sebagaimana
mestinya, umur, ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan
episiotomi.
Setelah dilakukan mobilisasi dini pada pasien post operasi fraktur femur
didapatkan bahwa kemampuan masing-masing individu dalam
melakukan
mobilisasi berbeda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan
individu dalam mobilisasi dini antara lain umur, tingkat nyeri
yandirasakan,
dan pengalaman operasi. Dari empat belas prosedur tindakan, ada dua
prosedur yang tidak dilakukan hanya diajarkan kepada pasien saja
sehingga
dalam melakukan mobilisasi tetap memperhatikan kondisi pasien.
Selain itu, mobilisasi dini yang telah dilakukan pada pasien post operasi
fraktur femur juga dapat meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri
pada pasien, mengurangi bengkak, dan mengurangi kekakuan sendi
sehingga sendi yang awalnya susah untuk digerakkan atau bahkan tidak
bisa digerakaakan dapat digerakkan. Selain itu, pemenuhan kebutuhan
aktivitas pasien jugadapat dilakukan secara mandiri sehingga
ketergantungan pasien kepada orang lain akan berkurang.

B.SARAN
Perawatan perenium sangat penting untuk dilakukan.Perawatan luka jalan
lahir ini sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah 6 jam dari persalinan
normal.Dalam hal ini,ibu akan dilatih dan dilanjutkan untuk memulai bergerak
duduk dan latihan berjalan.
Beristirahat di rumah, hindari latihan yang berlebihan dan jangan
mengkonsumsi makanan atau minuman yang sangat panas untuk
meminimalkan risiko terjadi pendarahan setelah pembedahan.Jika terjadi
pendarahan, letakkan kain kasa yang bersih ke luka gigitan dan gigitlah agak
keras selama 30 menit.

DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/download/makalah-perawatan-luka-perineum-bixora-
judull-pdf-free.html?reader=1

Anda mungkin juga menyukai