Anda di halaman 1dari 19

MODUL

“PERAWATAN LUKA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Home Care

Dosen Pengampu : Muhammad Hasbi, M.Kep., Sp.Kom.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Baiq Hanifatun Aulianti (NIM:P07120121006)


2. Desti Olyfia (NIM:P07120121009)
3. Irsha Aji Maydifa (NIM:P07120121020)
4. Nur Rifqah Nafrillah (NIM:P07120121030)
5. Nurul Hazrah (NIM:P07120121031)

TINGKAT 2 KELAS A
PRODI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
taufik hidayah-Nya, sehingga kami anggota kelompok 1 dapat menyelesaikan modul yang
berjudul “PERAWATAN LUKA” dengan tepat waktu. Semoga modul ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga modul ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi pembaca. Kami akui makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam kata-kata maupun dalam penulisan
modul ini. Untuk itu diharapkan bagi pembaca untuk memberi masukan yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah yang baik dan benar.

Mataram, 15 Agustus 2022

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perawatan Luka ............................................................................... 3


2.2. Tujuan Perawatan Luka ..................................................................................... 3
2.3. Jenis-Jenis Luka.............................................................................................. 4-5
2.4. Fisiologi Penyembuhan Luka ............................................................................ 6
2.5. Prosedur Perawatan Luka ............................................................................. 7-14

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 15


3.2. Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan
di rumah sakit maupun di rumah sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis
karena perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya
perawatan dan angka kesakitan pasien. (Anonim, 2005).
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan
prosedur tetap yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku
professional yang sesuai dengan etika profesi keperawatan yang merupakan
kesadaran dan pedoman yang mengatur nilai-nilai moral dalam melaksanakan
kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan kualitas profesi keperawatan tetap
terjaga dengan cara terhormat. (Azwar, 2007).
Pelayanan keperawtan yang diberikan secara menyeluruh salah satunya
adalah perawatan luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap.
Prosedur perawatan luka ni bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan
bebas dari infeksi, indikator adanya infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik
salah satunya adalah terjadinya infeksi nosokomialyanfg merupakan infeksi yang
didapat atau yang timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit. (Potter, 2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari perawatan luka ?
2. Apa tujuan dari dilakukannya perawatan luka ?
3. Apa saja jenis-jenis luka ?
4. Bagaimana fisiologi penyembuhan luka ?
5. Bagaimana prosedur perawatan luka ?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian perawatan luka.
2. Mengetahui dan memahami tujuan perawatan luka.
3. Mengetahui jenis-jenis luka.
4. Mengetahui dan memahami fisiologi penyembuhan luka.
5. Memahami prosedur perawatan luka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perawatan Luka


Perawatan luka adlah tindakan merawat luka dengan upaya untuk
mencegah infeksi, membunuh dan menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada
kulit dan jaringan tubuh.
Prosedur merawat luka merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
untuk membantu proses percepatan penyembuhan luka. Pada prinsipnya dalam
merawat luka dibutuhkan sterilitas mengingat luka sangat rentan terhadap masuknya
mikroorganisme dan adanya disintegritas jaringan . dalam melakukan perawatan
luka, bahan yang digunakan bervariasi. Bahan ini disesuaikan dengan kondisi luka,
kotor, bersih, steril, atau terinfeksi. (Aiziz Alimul H, 2017).
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah
sakit maupun di rumah sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena
perawatan luka cukup tinggi dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan
angka kesakitan pasien. (Anonim, 2005).

2.2. Tujuan Perawatan Luka


1. Mencegah infeksi silang
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
3. Membersihkan luka dari nanah dan sel-sel kulit mati
4. Mengganti perban ataubalutan
5. Meminimalkan bekas luka atau terbentuknya keloid

3
2.3. Jenis-Jenis Luka
Luka sering digambarkan bagaimana cara mendapatkan luka itu dan menujukkan
derajat luka. (Taylor, 1997).
Berdasarkan derajat kontaminasi
a. Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat efektif dan steril diaman luka tersebut berpotensi
untuk terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring, traktus
respiratorius maupun traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka
sekitar 1%-5%.
b. Luka bersih terkontaminasi
Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi
terkontrol. Proses penyembuhan luka akan lebih lama namun luk atidak
menujukkan tanda infeksi. Kemungkinan timbuknya infeksi luka sekitar 3%-
11%.
c. Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menujukkan tanda
infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau
kecelakaan (luka laserasi). Fraktur terbuka maupun luka penetrasi.
Kemungkinan infeksi luka 10%-17%.
d. Luka kotor
Lukankotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan
mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulent. Luka ini bisa
sebagai akibat pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luk aseperti
perforasi visera, abses da trauma lama.

4
Berdasarkan Penyebab

a. Valnus ekskoriasi atau luka lecet/gores adalah cedera pada permukaan


epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau
runcing. Luka ini banyak dijumpai pada kejadian traumatic seperti
kecelakaan lalu lintas, terjatuh maupun benturan benda tajam ataupun tunoul.
b. Vulnus scissum adalah luka sayat atau iris yang ditandai dengan tepi luka
berupa garis lurus dan beraturan, valnus scissum biasanya dujumpai pada
aktivitas sehari-hari seperti terkena pisau dapur, sayatan benda tajam (seng,
kaca), dimana bentuk luka teratur.
c. Vulnus laseratum atau luka robek adalah luka dnegan tepi yang tidak
beraturan atau compang camping biasanya karena terikan atau goresan
benda tumpul. Luk aini dapat kita jumpaipada kejadian kecelakaan lalu
lintas dimana bentuk luka tidak beraturan dan kotor, kedalaman luka bisa
menembus lapisan mukosa hingga lapisan otot.
d. Valnus punctum atau luka tusukadalah luka akibat tusukan benda runcing
yang biasanya kedalaman lebih dari pada lebarnya. Misalnya tusukan pisau
yang menembus lapisan otot, tusukan paku dn benda-benda tajam lainnya.
Kesemuanya menimbulkan efek tusukan yang dalam dengan permukaan
luka tidak begitu lebar.
e. Vulnus morsum adalah luka karena gigitan binatang. Luka gigitan hewan
memiliki bentuk permukaan luka yang mengikuti gigitan hewan yang
menggigit. Dengan kedalaman luka juga menyesuaikan gigitan hewan
tersebut.
f. Valnus combutio adalah luka karena terbakar oleh api atau cairan panas
maupun sengatan arus listrik. Vulnus combutio memiliki bentuk luka yang
tidak beraturan dengan permukaan luka yang lebar dan warna kulit
menghitam. Biasanya juga disertai bula karena kerusakan epitel kulit
mukosa.

5
2.4. Fisiologi Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah suatu proses komplek dengan melibatkan banyal sel.
Proses yang dimaksudkan disini karena penyembuhan luka melalui beberapa fase.
Fase tersebut meliputi, koagulasi, inflamasi, proliferasi, dan fase remodeling.
a. Fase koagulasi
Pada fase koagulasi awal proses penyembuhan luka dengan melibatkan
platelet. Awal pengeluaran platelet akan menyebabkan vasokonstriksi dan
terjadi koagulasi. Proses ini adalah sebagai hemostasis dan mencegah
perdarahan yang lebih luas.
b. Fase inflamasi
Fase infamasi mulainya dlam beberapa menit setelah luka dan kemudian
dapat berlangsung sampai beberapa hari. Selama fase ini, sel-sel
inflammatory terikat dalam luka dan aktif melakukan pergerakan dengan
lekosites (polymorphonuclear leucocytes atau neuthrophil).
c. Fase proliferasi
Apabila tidak ada infeksi dan kontaminasi pada fase inflamasi, maka akan
cepat terjadi fase proliferasi. Pada fase proliferasi ini terjadi proses granulasi
kontraksi, fase proliferasi ditandai dengan pembentukan jaringan granulsi
dalam luka, pada fase ini macrifag dan lymphocytes masih ikut berperan,
tipe sel predominan mengalami proliferasi dan migrasi termasuk sel
ephitelial, fibroblast dan sel entotelial.
d. Fase remodeling atau maturasi
Pada fase remodeling yaitu banyak terdapat komponen matrik. Komponen
hyaluronic acid, proteoglycan, dan kolagen yang berdeposit selama
perbaikan untuk memudahkan perekatan pada migrasi seluler dan
menyokong jaringan. Serabut-serabut kolagen meningkat secara bertahap
dan bertambah tebal kemudian disokong oleh proteinase untuk perbaikan
sepanjang garis luka.

6
2.5. Prosedur Perawatan Luka
1. Perawatan Luka dan Penggantian Balutan
a. Peralatan
1) Nampan balutan steril (forsep, gunting, bantalan kasa (jika perlu))
2) Balutan kasa steril (2x2 inci, 4x4 inci, atau kasa bedah (ABD),
bergantung pada drainase dan luka area yang harus ditutupi), atau
balutan transparan
3) Mangkuk steril
4) Plester 2 inci atau plester Montgomery (plester kertas, jika alergi
terhadap lainnya)
5) Sarung tangan steril
6) Sarung tangan tidak steril
7) Handak atau alas linen
8) Bola kapas dan lidi kapas (jika perlu)
9) Salin irigasi steril atau air steril
10) Larutan iodin povidon betadine atau perioksida, sesuai program
11) Swab iodin povidon (Betadine)
12) Salep bakteriostatik
13) Meja diatas tempat tidur atau rak disamping tempat tidur
14) Kantong kertas, kantong sampah
b. Tujuan
Menghilangkan sekresi yang terakumulasi dan jaringan mati dan luka atau
tempat insisi. Menurunkan pertumbuhan mikroorganisme pada luka atau
tempat insisi. Meningkatkan penyembuhan luka.
c. Tindakan
1) Cuci tangan dan atur peralatan
2) Jelaskan prosedur dan bantuan yang diminta dari klien
3) Kaji tingkat nyeri klien dan tunggu sampai medikasi menunjukkan
efeknya, sebelum prosedur dimulai
4) Tempatkan meja disamping tempat tidur dekat area yang dibalut

7
5) Siapkan benda-benda :
 Tempatkan bahan dimeja samping tempat tidur
 Plester kantong kertas atau kantong sampah disamping meja
 Buka sarung tangan steril dan gunakan bagian dalam
kemasan sarung tangan sebagai area steril.
 Buka kemasan kasa dan jatuhkan beberapa kasa kedalam area
steril, biarkan sisa kasa dalam wadah plastik jika tidak
masukkan beberapa kasa kedalam mangkuk.
 Buka nampan balutan dan mangkuk
 Buka cairan dan basahi dua kasa dengan salin normal dalam
wadah plastik dan basahi empat kasa dengan betadine (atau
lebih jika balutan adalah basa kering)
 Buka swab betadine jika digunakan, untuk memajankan
ujung lidi plastic
 Tempatkan beberapa lidi kapas steril dan bola kapas pada
area steril (gunakan kasa kecuali jika tersedia penjepit karena
kapas akan berada di ujung penjepit tersebut)
6) Gunakan sarung tangan tidak steril
7) Tempatkan handuk atau alas di bawah area luka
8) Kendurkan plaster dengan menarik kea rah decubitus dan lepaskan
balutan yang kotor, perhatikan penampilan balutan dan luka. Basahi
balutan dengan salin normal jika melekat pada luka dan kemudian
tarikbebas dengan perlahan.
9) Masukkan balutan kotor dalam kantong kertas
10) Buang sarung tangan dan cuci tangan.

8
Penggantian Balutan Steril

11) Gunakan sarung tangan steril dan masker wajah (jika perlu).
12) Ambil balutan yang dibasahi salin dengan forsep dan bentuk swab
besar.
13) Bersihkan debris dan drainase dari luka dengan menggerakkan swab
dari bagian tengah ke luar dan gunakan swab baru untuk setiap area
yang dibersihkan, buang swab lama menjauhi benda steril.
14) Usap luka dengan swab yang dibasahi povidon, mulai dari bagian
tengah luka keluar, baung forsep.
15) Kaji kebutuhan terhadap penggantian balutan yang sering dan efek
plester pada kulit. Berikan strap Montgomery untuk menahan balutan,
jika luka lebih dalam atau luka disertai drainase hebat.
 Letakkan plester sepanjang 8 inci di meja dengan bagian
yang lengket menghadap ke atas dan tutupi dengan plester 4
inci, dengan bagian yang lengket menghadap ke bawah.
 Rekatkan bagian plester yang lengket ke klien dan ujung
yang tidak lengket melintasi setengah area luka
 Ulangi proses pada sisi luka yang lain; jika luka panjang,
plester dibagian atas dan bawah
 Pasang balutan (langkah 16) diatas luka dan jepit dengan
peniti, bebat atau ikat strap Montgomery bersamaan (Metode
pengikat dapat digunakan jika penggantian bahan balutan
diperkirakan akan sering dilakukan
16) Balut luka atau insisi dengan cara berikut :
 Ambil balutan dengan memegang tepinya (yang sudah
dibasahi Betadine atau salin, jika balutan adalah basah-ke-
kering)
 Letakkan balutan diatas luka atau insisi sempai tempat
tersebut ketutup rapet

9
 Tutup dengan balutan bedah (jika basah-kering)
 Rapatkan balutan dengan plester tepi panjang atau gunakan
strap Montgomery
17) Tuliskan tanggal dan waktu penggantian balutan luka pada plester
dan tempatkan menyilangi balutan
18) Buang sarung tangan dan material dan simpan benda dengan tepat
19) Posisikan klien untuk kenyamanan
20) Cuci tangan

Penggantian Balutan Tidak Steril/Bersih

21) Ikuti 11 sampai 19 tetapi forsep dan sarung tangan tidak perlu steril

2. Irigasi Luka
a. Peralatan
1) Larutan irigasi
2) Set irigasi steril, termasuk spuit steril dengan slang steril (atau
kateter) yang disambungkan
3) Baskom steril
4) Bantalan kasa
5) Material untuk penggantian balutan, jika dapat diterapkam
6) Alas linen
7) Handuk besar
8) Tempat sampah
9) Sarung tangan
b. Tujuan
Memudahkan pembuangan sekresi dan mikroorganisme dari luka
c. Tindakan
1) Kaji tingkat nyeri, berikan obat, jika diperlukan, dan tunggu sampai
efek obat tersebut bekerja
2) Cuci tangan dan atur peralatan

10
3) Jelaskan prosedur dan bantuan yang diperlukan dari klien, berikan
privasi
4) Tempatkan meja disamping tempat tidur dekat area luka dan buka
peralatan (atur untuk penggantian balutan selain irigasi luka)
5) Gunakan sarung tangan tidak steril dan lepaskan balutan
6) Tempatkan alas linen dan handuk dibawah luka
7) Buang sarung tangan tidak steril, cuci tangan, gunakan sarung tangan
steril
8) Tempatkan baskom disamping luka dan miringkan klien menghadap
baskom
9) Irigasi luka :
 Masukkan slang irigasi ke dalam bagian atas luka (atau diatas
bagian bersih dari luka sehingga cairan mengalir dari bagian
luka paling bersih ke paling kotor)
 Sambungkan spuit ke slang atau kateter dan masukkan
keirigan, lanjutkan menuangkan irigan sampai debris luka
dan drainase teririgasi ke dalam baskom
 Pindahkan kateter ke bagian luka yang berbeda dan ulangi
irigasi sampai are luka seluruhnya teririgasi dan setelah
semua irigan digunakan
10) Gunakan swab steril, jika diperlukan, untuk menghilangkan debris
tambahan, tutup luka dengan kasa jika diprogramkan, berikan
balutan steril
11) Tuliskan tanggal dan waktu pada plester dan rekatkan plester
menyilangi balutan
12) Buang sarung tangan dan material serta simpan peralatan dengan
tepat
13) Posisikan klien dengan nyaman
14) Cuci tangan

11
3. Penatalaksanaan Drain Luka
a. Peralatan
1) Gelas ukur
2) Nampan balutan steril (forsep, gunting, kasa (jika perlu)
3) Balutan kasa steril (2x2 inci, 4x4 inci, atau balutan bedah [ABD],
bergantung pada drainase dan ukuran area yang ditutup), atau balutan
trasparan
4) Mangkuk steril
5) Plester 2 inci atau strap Montgomery (plester kertas, jika alergi
terhadap bahan lainnya)
6) Sarung tangan steril
7) Sarung tangan tidak steril
8) Alas linen atau handuk
9) Bola kapas dan lidi kapas (jika perlu)
10) Salin irigasi steril atau air steril
11) Larutan iodin povidon (Betadine) atau peroksida, sesuai program
12) Swab iodin povidon (Betadine)
13) Salep bakteriostatik
14) Meja disamping tempat tidur
15) Kantong kertas, kantong sampah
16) Kasa tambahan
b. Tujuan
 Menghilangkan sekresi yang terakumulasi dan jaringan mati dari
luka atau insisi.
 Menurunkan pertumbuhan mikroorganisme pada luka atau insisi.
Meningkatkan penyembuhan luka.

12
c. Tindakan
1) Cuci tangan dan atur peralatan
2) Jelaskan prosedur dan bantuan yang harus dilakukan klien, berikan
privasi
3) Kaji tingkat nyeri, tunggu sampai efek medikasi bekerja sebelum
memulai prosedur
4) Tempatkan meja disamping tempat tidur dekat area yang dibalut
5) Tempatkan handuk atau alas dibawah area luka
6) Lakukan penggantian balutan, selama pembersihan luka, perhatikan
kondisi tempat insersi drain (keutuhan jahitan, adanya kemerahan
atau drainase purulen)
7) Bersihkan luka dengan kasa yang dibasahi Betadine atau swab,
dengan gerakan mulai drain ke arah luar dengan cara melingkar,
lilitkan balutan kasa mengitari tempat insersi drain
8) Periksa dan pastikan bahwa slang tidak terlipat, terpuntir, atau
berubah posisi
9) Lanjutkan prosedur dengan melakukan langkah yang tepat sesuai tipe
drain yang digunakan, kemudian lanjutkan ke langkah 20 sampai 22
untuk menyelesaikan prosedur.
Drain Penrose
10) Tempatkan kasa ekstra 4x4 inci di atas drain
11) Tutupi dengan satu atau dua balutan bedah dan plester dengan kuat
Hemovac
12) Berikan dan rapatkan balutan, perhatikan warna drainase dan
jumlahnya, kosongkan jika tempat terisi setengahnya atau lebih
dengan membuka lubang pengalir, pegang terbalik di atas gelas ukur,
dan peras hemovac dengan perlahan
13) Tekankan evakuator setelah pengosongan :
 Tempatkan telapak tangan pada bagian atas evakuator dan
tekan mendatar dengan lubang bagian atas terbuka

13
 Pindahkan stopper ke pengalir sambil mempertahankan
evakuator tetap mendatar
 Angkat tangan dari evakuator dan periksa apakah masih
mendatar
14) Ketika mengkaji luka, drainase, dan drain, periksa dan yakinkan
evakuator masih tertekan, jika tidak, kosongkan drain dan tekan
kembali

Jackson-Pratt (Drain Bulb)

15) Pasang dan kuatkan balutan, perhatikan warna dan jumlah drainase,
kosongkan jika telah terisi setengahnya atau lebih dengan membuka
lubang pengalir, pasang terbalik diatas gelas ukur, dan peras bulb
16) Ketika mengkaji luka, drainase, dan drain, periksa dan pastikan
evakuator masih tertekan, jika tidak, kosongkan drain dan tekan
kembali.
Slang-T
17) Berikan dan kencangkan balutan, gantung kantong pada tubuh
18) Untuk mengosongkan, buka lubang pengalir, miringkan dengan
lubang berada diatas gelas ukur, dan buka tutupnya
19) Buang sarung tangan dan material serta simpan peralatan dengan
tepat
20) Posisikan klien dengan nyaman
21) Cuci tangan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Prosedur merawat luka merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
untuk membantu proses percepatan penyembuhan luka. Pada prinsipnya dalam
merawat luka dibutuhkan sterilitas mengingat luka sangat rentan terhadap masuknya
mikroorganisme dan adanya disintegritas jaringan . dalam melakukan perawatan
luka, bahan yang digunakan bervariasi. Bahan ini disesuaikan dengan kondisi luka,
kotor, bersih, steril, atau terinfeksi. (Aiziz Alimul H, 2017).
Tujuan perawatan luka sendiri untuk Mencegah infeksi silang,
mempercepat proses penyembuhan luka, membersihkan luka dari nanah dan sel-sel
kulit mati. Dan jenis jenis luka seperti luka bersih, luka bersih terkontaminasi, luka
terkontaminasi, luka kotor. Dan adapun fase penyembuhan luka seperti fase
koagulasi, fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling atau maturasi.

3.2. Saran
Bila pembaca menemukan kesalahan dalam modul ini, harap
memberikan saran dan kritik kepada kami agar kami bisa menyempurnakan
pembuatan modul yang lain. Semoga informasi yang ada di makalah ini bisa
bermanfaat dan menambah wawasan membaca. TERIMA KASIH.

15
DAFTAR PUSTAKA

Joyce Young Johnson, Jean Smith & Patricia Carr, 2005. Prosedur Perawatan di

Rumah:Pedoman Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

A.Azis Alimul Hidayat, S.Kp & Musrifatul Uliyah, S.Kp, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia

Buku Saku Praktikum. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai