Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN DASAR II
“PERAWATAN LUKA”

OLEH:
Kelas C1/Klp 3

1. Lidiawati Nasir (14220210006)


2. Jihan Alfiyyah (14220210003)
3. Yunita Annisa (14220210031)
4. Nurafifah (14220210002)
5. Ashari Sujud (14220210002)
6. Kak Sahry Ramadhan (14220180047)
7. Asniar (14220210056)
8. Damar Sita Bugis (14220210049)

Dosen:
Wa Ode Sri Asnaniar S.Kep., Ns., M.Kes
0917108901

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perawatan
Luka” yang pembahasannya dibuat berdasarkan hasil diskusi kelompok III. Makalah ini disusun
sebagai salah satu bentuk tugas “KEPERAWATAN DASAR II” tahun Akademik 2022/2023 di
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA.

Makalah adalah salah satu bentuk tugas pada saat proses belajar mengajar yang di
berikan dosen kepada mahasiswa, sebagai salah satu syarat pemenuhan penilaian yang telah di
tetapkan oleh Program Studi tersebut.

Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyusunan makalah berlangsung.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberi kemudahan dalam pembuatan Makalah
2. Kepada Ners WA ODE SRI ASNANIAR S.kep.,M.Kes Selaku dosen mata kuliah
3. Kepada teman-teman kelompok III yang sudah sangat berpartisipati dalam penyusunan
makalah

Makassar, 17 Septembar 2022

Pengarang

1
DAFTAR ISI

Halaman sampul

Kata pengantar ...........................................................................................................i

Daftar isi .....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................3

A.Latar belakang .........................................................................................................3

B.Rumusan masalah....................................................................................................3

C.Tujuan......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................4

A.Definisi Luka dan Klasifikasi Luka .........................................................................4

B.Fase Penyembuhan Luka dan Konsep Perawatan Luka ...........................................5

C.Jenis Balutan Luka ...................................................................................................6

D.Cara Membersihkan Luka ........................................................................................7

E.Jenis Cairan Pencuci Luka .......................................................................................

F.SOP perawatan Luka ................................................................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................................33

Kesimpulan ..................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................34

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan luka merupakan tindakan keperawatan yang sering dilakukan di rumah
sakit sehingga kemungkinan terjadinya infeksi klinis karena perawatan luka cukup tinggi
dan ini akan menambah tingginya biaya perawatan dan angka kesakitan pasien (Anonim,
2005). Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan harus sesuai dengan prosedur
tetap yang berlaku serta selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional yang sesuai
dengan etika profesi keperawatan yang merupakan kesadaran dan pedoman yang mengatur
nilai-nilai moral dalam melaksanakan kegiatan profesi keperawatan, sehingga mutu dan
kualitas profesi keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat (Azwar, 2007).
Pelayanan keperawatan yang diberikan secara menyeluruh salah satunya adalah perawatan
luka yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap. Prosedur perawatan luka ini
bertujuan agar mempercepat proses penyembuhan dan bebas dari infeksi, indikator adanya
infeksi akibat perawatan luka yang tidak baik salah satunya adalah terjadinya infeksi
nosokomial yang merupakan infeksi yang didapat atau yang timbul pada waktu pasien di
rawat di rumah sakit (Potter, 2005)
Berdasarkan kebijakan dari Depkes. RI, 2001, bahwa program peningkatan mutu
asuhan keperawatan diselenggarakan melalui kegiatan–kegiatan studi dokumentasi asuhan
keperawatan, persepsi pasien terhadap mutu asuhan keperawatan dan evaluasi pelaksanaan
tindakan keperawatan berdasarkan SOP. Hasil rekapitulasi kegiatan observasi.
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2015 terhadap
SOP mengganti balutan/perawatan luka, mnunjukkan ada beberapa hal yang masih belum
dilakukan perawat sesuai dengan prosedur yang ditetapkan antara lain : Pada saat
melakukan tindakan mengganti balutan luka, perawat tidak menyiapkan dan tidak
menggunakan perlak dan pengalas, hanya menggunakan sarung tangan sekali pakai, tidak
menjelaskan prosedur pada klien tentang langkah-langkah perawatan luka, setelah
melakukan tindakan perawatan luka dari pasien yang satu ke pasien yang lain perawat tidak
mencuci tangan, tidak memisahkan peralatan yang bersih dan yang steril, dan tidak
menggunakan sampah medis. Kegiatan evaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan

3
berdasarkan SOP di ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR. Aloei Saboe Kota
Gorontalo, diperoleh hasil observasi bahwa masih ada tahapan-tahapan pada prosedur
perawatan luka yang tidak di lakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Prof DR. Aloei Saboe Kota Gorontalo
terdapat 38 orang perawat dan setelah dilakukan observasi terhadap perawat yang
melakukan perawatan luka tindakan yang dilakukan belum sesuai dengan standar
operasional prosedur (SOP)

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan klasifikasi Luka
2. Bagaimana Fase dan Konsep penyembuhan luka
3. Apa jenis balutan Luka
4. Bagaimana cara membersihkan Luka
5. Apa jeni cairan pembersih Luka
6. Bagaimana SOP perawatan Luka
C. TUJUAN
1. Untuk Mengatahui bagaimana perawatan luka
2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana fase penyembuhan luka
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pelaksanaan perawatan luka sesuai
dengan SOP

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI LUKA DAN KLASIFIKASI LUKA


1. Definisi Luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat proses patalogis
yang berasal dari internal dan eksternal yang mengenai organ tertentu .Luka dapat
diartikan tidak rusak atau terputusnya keutuhan jaringan yang di sebabkan cara fisik
atau mekanik, diantaranya trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,
ledakan, sengatan listrik, gigitan hewan dan lain-lain.Luka dapat berdarah maupun
tidak. Luka dapat menimbulkan kejadian infeksi ataupun merupakan alat mentrasfer
suatu penyakit dari yang sehat menjadi terinfeksi
2. Klasifikasi Luka
a. Clean Wounds (Luka bersih)
Yaitu luka bedah pada operasi elektif, prosedur tertutup, dan tidak ada peradangan akut.
Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1%-5%.Contohnya adalah hernia, tumor
payudara, tumor kulit, tulang.
b.Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi)
Luka pada kasus darurat atau urgen yang tidak bersih. Dapat terjadi pada operasi
elektif. Kemungkinan terjadinya infeksi luka adalah 3%- 11%. Contohnya adalah
prostatektomi apendektomi tanpa radang berat,kolesistektomi elektif.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi),
Yaitu peradangan non purulen akut. Dapat terjadi pada luka terbuka akut, luka kronis
yang dijahit, dan kontaminasi dari saluran cerna.Kemungkinan infeksi luka 10% -17%.
Contohnya adalah operasi kulit
d.Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), ada purulen atau abses. Contoh
abses pada rongga tubuh

5
B. FASE PENYEMBUHAN LUKA DAN KONSEP PERAWATAN LUKA
1. Fase penyembuhan Luka
Proses penyembuhan ini terdiri dari fase awal, intermediate dan fase lanjut. Masing –
masing fase memiliki proses biologis dan peranan sel yang berbeda. Pada fase awal,
terjadi hemostasis dimana pembuluh darah yang terputus pada luka akan dihentikan
dengan terjadinya reaksi vasokonstriksi untuk memulihkan aliran darah serta inflamasi
untuk membuang jaringan rusak dan mencegah infeksi bakteri. Pada fase intermediate,
terjadi proliferasi sel mesenkim, epitelialisasi dan angiogenesis. Selain itu terjadi pula
kontraksi luka dan sintesis kolagen pada fase ini. Sedangkan untuk fase akhir, terjadi
pembentukan luka / remodeling
Fase Awal (Hemostasis dan Inflamasi)
Proses penyembuhan ini terdiri dari fase awal, intermediate dan fase lanjut. Masing –
masing fase memiliki proses biologis dan peranan sel yang berbeda. Pada fase awal,
terjadi hemostasis dimana pembuluh darah yang terputus pada luka akan dihentikan
dengan terjadinya reaksi vasokonstriksi untuk memulihkan aliran darah serta inflamasi
untuk membuang jaringan rusak dan mencegah infeksi bakteri. Pada fase intermediate,
terjadi proliferasi sel mesenkim, epitelialisasi dan angiogenesis. Selain itu terjadi pula
kontraksi luka dan sintesis kolagen pada fase ini. Sedangkan untuk fase akhir, terjadi
pembentukan luka / remodeling.
Fase Intermediate (Proliferasi)
Pada fase ini terjadi penurunan jumlah sel – sel inflamasi, tanda – tanda radang
berkurang, munculnya sel fibroblast yang berproliferasi, pembentukan pembuluh darah
baru, epitelialisasi dan kontraksi luka. Matriks fibrin yang dipenuhi platelet dan
makrofag mengeluarkan growth factor yang mengaktivasi fibroblast. Fibroblast
bermigrasi ke daerah luka dan mulai berproliferasi hingga jumlahnya lebih dominan
dibandingkan sel radang pada daerah tersebut. Fase ini terjadi pada hari ketiga sampai
hari kelima
Fase Akhir (Remodelling)
Fase remodelling jaringan parut adalah fase terlama dari proses penyembuhan Proses
ini dimulai sekitar hari ke-21 hingga satu tahun. Pembentukan kolagen akan mulai
menurun dan stabil. Meskipun jumlah kolagen sudah maksimal, kekuatan tahanan luka

6
hanya 15 % dari kulit normal. Proses remodelling akan meningkatkan kekuatan tahanan
luka secara drastis. Proses ini didasari pergantian dari kolagen tipe III menjadi kolagen
tipe I. Peningkatan kekuatan terjadi secara signifikan pada minggu ketiga hingga
minggu keenam setelah luka. Kekuatan tahanan luka maksimal akan mencapai 90%
dari kekuatan kulit normal
2. Konsep Perawatan Luka
Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan upaya untuk mencegah infeksi,
membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringan
tubuh lainnya. Hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara lain dengan
cara, makan makanan bergizi, mengikuti terapi dokter, minum obat secara teratur.

C. JENIS BALUTAN LUKA


1. Hidrogel
Dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri. Berbahan
dasar gliserin/air yang dapat memberikan kelembapan; digunakan sebagai dressing
primer dan memerlukan balutan sekunder (pad/kasa dan transparent film).Topikal
ini tepat digunakan untuk luka nekrotik/berwarna hitam/kuning dengan eksudat
minimal atau tidak ada.
2. Hydrocolloid
Untuk mempertahankan luka dalam suasana lembap, melindungi luka dari trauma
dan menghindarkan luka dari risiko infeksi, mampu menyerap eksudat tetapi
minimal; sebagai dressing primer atau sekunder, support autolysis untuk
mengangkat jaringan nekrotik atau slough. Terbuat dari pektin, gelatin,
carboxymethylcellulose, dan elastomers. Indikasi: luka berwarna kemerahan
dengan epitelisasi, eksudat minimal. Kontraindikasi: luka terinfeksi atau luka grade
III-IV.
3. Film Dressing
Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan untuk luka-
luka superfi sial dan non-eksudatif atau untuk luka post-operasi.Terbuat dari
polyurethane fi lm yang disertai perekat adhesif; tidak menyerap eksudat.

7
4. Calcium Alginate
Digunakan untuk dressing primer dan masih memerlukan balutan sekunder.
Membentuk gel di atas permukaan luka; berfungsi menyerap cairan luka yang
berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah. Terbuat dari rumput laut
yang berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. Indikasi: luka dengan
eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi: luka dengan jaringan nekrotik dan
kering. Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita, mudah diangkat dan dibersihkan.
5. Foam/absorbant dressing
Balutan ini berfungsi untuk menyerap cairan luka yang jumlahnya sangat banyak
(absorbant dressing), sebagai dressing primer atau sekunder.Terbuat dari
polyurethane; non-adherent wound contact layer, highly absorptive. Indikasi:
eksudat sedang sampai berat. Kontraindikasi: luka dengan eksudat minimal,
jaringan nekrotik hitam.
6. Dressing Antimikrobial
Balutan mengandung silver 1,2% dan hydrofi ber dengan spektrum luas termasuk
bakteri MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus). Balutan ini
digunakan untuk luka kronis dan akut yang terinfeksi atau berisiko infeksi. Balutan
antimikrobial tidak disarankan digunakan dalam jangka waktu lama dan tidak
direkomendasikan bersama cairan NaCl 0,9%.
7. Antimikrobial Hydrophobic
Terbuat dari diakylcarbamoil chloride, nonabsorben, non-adhesif. Digunakan untuk
luka bereksudat sedang banyak, luka terinfeksi, dan memerlukan balutan sekunder.
8. Medical Collagen Sponge
Terbuat dari bahan collagen dan sponge. Digunakan untuk merangsang percepatan
pertumbuhan jaringan luka dengan eksudat minimal dan memerlukan balutan
sekunder

8
D. CARA MEMBERSIHKAN LUKA
1. Menghentikan perdarahan
Sebelum membersihkan luka terbuka, hentikan perdarahan terlebih dulu dengan cara
menekan atau menutup bagian luka tersebut. Untuk perdarahan luar yang ringan
hentikan pendarahan yang terjadi dengan kapas atau kain bersih yang steril. Namun,
apabila perdarahan belum berhenti, segera cari bantuan medis darurat. cuci atau
bersihkan luka tersebut selama kurang lebih 5-10 menit dengan menggunakan air bersih
yang mengalir.
2. Bersihkan dan lindungi tangan
Pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum menyentuh luka terbuka. Sebelum
mulai membersihkan luka, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun terlebih dahulu.
Jika kesulitan menemukan sumber air, gunakanlah cairan pembersih yang mengandung
alkohol seperti handsanitizer. Agar lebih steri gunakan pelindung seperti sarung tangan
medis untuk membersihkan luka
3. Cuci luka dengan air mengalir
Setelah itu, cucil luka terbuka dengan air mengalir dan sabun untuk menghilangkan
secara efektif setiap kotoran dan kuman yang berpotensi menyebabkan infeksi.
Bersihkan luka dalam air dengan tekanan sedang, misalnya air keran dalam temperatur
sedang hingga dingin. Jika tadinya perdarahan cukup deras, bersihkan luka dalam air
mengalir lebih lama (5-10 menit) Saat membersihkan luka, cucilah luka dengan cara
perlahan tanpa memberikan gesekan yang terlalu keras.
3. Lindungi luka dengan plester
Setelah luka dibersihkan, jaga luka tetap bersih dan steril dengan cara membalut luka
dengan plester atau perban. Pembalut luka atau perban tersebut harus dipasang dengan
berhati-hati. Sebelum melakukan cara membalut luka yang tepat, oleskan cairan, salep
antiseptik, atau petroleum jelly pada luka yang telah dibersihkan dengan kapas atau
kain kasa steril.Selalu ganti pembalut luka atau perban tersebut setiap sehari sekali agar
menjaga luka tetap kering dan bersih.

9
E. JENIS CAIRAN PENCUCI LUKA
Cairan Pencuci luka apa saja dapat di jadikan cairan pencuci luka, yang terpenting seorang
perawat harus mengetahui apa kandungan cairan itu dan apakah sesuai dengan tujuan
pencucian luka yg dilakukan. Berikut cairan pencuci luka menurut Carville K (1998),
Bellingeri et al., 2016), Klasinc et al., 2017, (Bongiovanni, 2014), Cheng, et al 2016,
Creppy, 2014
 Normal Saline
 Chlorhexidine Gluconate
 Centrimide (Savlon)
 Tap water
 Larutan ringer lactat,
 Hypochlorous acid,
 Polyhexamethylene biguanide (PHMB)
 Natrium hipoklorit (NaClO),
 Electrolyzed strong water acid ( ESWA)
 Hydrogen Peroxide Povidone Iodine
 Trisdine
 Varidase Topical
 Elase
 Cadexomer Iodine Ointment
Namun di Indonesia sesungguhnya banyak herbal/tanaman yang memiliki effect
yang baik dalam pencucian luka misalnya; air rebusan daun jambu biji, air rebusan daun
sirih dll dipercaya mempunyai efek antiseptik atau memberikan respon pada beberapa jenis
bakteri.

10
F. SOP PERAWATAN LUKA

TUJUAN
1. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsorbsi cairan dan dapat menjaga
kebersihan luka
2. Melindungi luka dari kontaminasi
3. Dapat menolong hemostasis (bila menggunakan elastis verban)
4. Membantu menutupnya tepi luka secara sempurna
5. Menurunkan pergerakan dan trauma
6. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenangkan

PERALATAN
 Alat-alat steril
1. Pinset anatomis 1 buah
2. Pinset sirugis 1 buah
3. Gunting bedah/ jaringan 1 buah
4. Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
5. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6. Sarung tangan (Handschoon) 1 pasang
7. Korentnag/ forcep

11
 Alat-alat non steril
1. Gunting verban 1 buah
2. Plester
3. Pengalas
4. Pinset anatomi 1 buah
5. Kom kecil 2 buah bila dibutuhkan
6. Nierbeken 2 buah
7. Kapas alkohol
8. Aceton/bensin
9. Larutan NaCl 0,9%
10. Larutan savlon
11. Larutan H2O2
12. Larutan Boor Water (BWC)
13. Bethadine
14. Sarung tangan 1 pasang
15. Masker
16. Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah

PROSEDUR PELAKSANAAN
Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar

Tahap orientasi
1. Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

12
Tahap Kerja
1. Menutup sampiran
2. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
3. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
4. Letakkan pengalas dibawah area luka
5. Letakkan nierbeen didekat pasien
6. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan menggunkan pinset
anatomi, Buang balutan bekas kedalam nierbeken. Jika menggunakan plester lepaskan
plester dengan cara melepaskan ujungnya dan menahan kulit di bawahnya, setelah itu tarik
secara perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. Bila masih terdapat sisa perekat
dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/ bensin
7. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi angkat balutan dengan
berlahan
8. Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik, hindari kontaminasi
dengan permukaan luar wadah
9. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
10. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
11. Membersihkan luka sesuai denganjenis lukanya apakah luka bersih atau kotor serta
sejenisnya.*
12. Menutup luka dengan cara tertentu sesuai keadaan luka*
13. Plester dengan rapi
14. Buka sarung tangan dan masukkan kedalam nierbeken
15. lepaskan masker
16. Atur dan rapikan posisi pasien
17. Buka sampiran
18. Evaluasi keadaan umum pasien
19. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan bersih, kering dan rapi

13
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
7. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera atau pembedahan
(Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik
terdapat subtansi jaringan yang rusak atau hilang. Berdasarkan sifat kejadian, luka dibagi menjadi
dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka disengaja misalnya luka terkena radiasi
atau bedah, sedangkan luka tidak disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak
disengaja (trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka tertutup
jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan keliatan seperti luka
abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat tusukan), dan hautration (luka akibat alat
perawatan luka)

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang terjadi secara normal. Artinya, tubuh yang sehat
mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatkan aliran
darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal proses
penyembuhan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perawatan yang dapat membantu untuk
mendukung proses penyembuhan luka. Seperti melindungi area yang luka terbebas dari kotoran
dengan menjaga kebersihan untuk membantu meningkatkan penyembuhan jaringan Lama
penyembuhan luka berdasarkan fase penyembuhan luka adalah fase inflamasi (berlangsung sampai
hari ke-3 atau hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3-24 hari), fase maturasi dimulai pada
minggu ke-3 setelah perlukaan dan memerlukan waktu lebih dari 1 tahun. Jika lama hari rawatan
pasien post laparatomi memanjang, maka akan timbul berbagai komplikasi yang paling serius
adalah infeksi dan dehiscence luka. Infeksi luka bedah merupakan bentuk infeksi nosokomial yang
besar, dan paling diperhatikan karena dapat meningkatkan angka kematian. Dari beberapa laporan
menunjukkan angka kematian setinggi 44%.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Iwan Antara Suryadi; AAGN Asmarajaya; Sri Maliawan.PROSES PENYEMBUHAN


DAN PENANGANAN LUKA,Bagian/SMF Ilmu Penyakit Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
2. Kementerian riset, teknologi, dan pendidikan tinggi
Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran.2018,BUKU MANUAL
KETERAMPILAN KLINIK TOPIK MANAJEMEN LUKA,Jl. Ir. Sutami 36 A
Surakarta Tel/Fax (0271) 664178
3. Lilik Sriwiyati, Budi Kristanto.2020.KARAKTERISTIK LUKA DAN PENGGUNAAN
BALUTAN LUKA MODERN,Akademi Keperawatan Panti Kosala Surakarta Jl. Raya
Solo – Baki Km. 4 Gedangan, Solo Baru, Grogol Sukoharjo, Jawa Tengah,
Indonesia,Adi Husada Nursing Journal, Vol 6 No 1, Juni 2020
4. Ronald W. Kartika,Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing,Bagian Bedah
Jantung Paru dan Pembuluh Darah Wound Care/Diabetic Center, RS Gading Pluit,
Jakarta
5. dr. Al-Muqsith, M.Si,LUKA (VULNUS)
6. https://hellosehat.com/hidup-sehat/pertolongan-pertama/cara-membersihkan-luka/

16

Anda mungkin juga menyukai