Disusun Oleh:
1. Elen Rosalina 20.014
2. Ikhlasul Amal 20.025
3. Ita Purnama Sari 20.060
4. Khoerunnisa Dian Maulida 20.027
5. Ummu Hani 20.055
6. Hajar Nazila 20.059
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kami ucapkan. Atas rahmat
dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kami kelak. Adapun judul makalah ini yaitu “Perawatan Luka Modern
Dressing” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Perawatan Luka.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu penyelesaian makalah ini. Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan juga penulis.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah.
Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang
membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................
B. RUMUSAN MASALAH................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................
A. DEFINISI........................................................................................
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................
A. KESIMPULAN...............................................................................
B. SARAN............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Balutan luka (wound dressing) saat ini berkembang pesat, prinsip lama yang
menyebutkan penanganan luka harus dalam keadaan kering, ternyata dapat menghambat
penyembuhan luka, karena menghambat proliferasi sel dan kolagen, menghancurkan fibrin
clot yang sudah terbentuk dalam proses pengantian balutan, dan luka yang terlalu basah
juga akan menyebabkan maserasi kulit sekitar luka. Perawatan luka menggunakan prinsip
kelembapan seimbang (moisture balance) dikenal sebagai metode modern dressing.
Perawatan luka dengan suasana lembap akan mempercepat fibrinolisis, mempercepat
angiogenesis, menurunkan risiko infeksi, mempercepat pembentukan growth factor, dan
mempercepat pembentuk-an sel aktif. Pada keadaan lembap, invasi neutrofil yang diikuti
oleh makrofag, monosit, dan limfosit ke daerah luka berlangsung lebih dini (Kartika,
2015).
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
1. Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh luka
(mengabsorbsi)
2. Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi
risiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme
3. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka
4. Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
5. Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau pendistribusian
antibiotik ke seluruh bagian tubuh.
Kualitas penanganan balutan luka yang efektif, seharusnya memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Mudah dalam pemasangannya (easy to apply):
Keuntungan utama balutan luka modern adalah balutan-balutan tersebut sangat
sederhana dan cepat dalam pemasangannya/penggunaannya.
2. Dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh (comformatibility): Balutan yang
mampu menyesuaikan dengan bentuk luka memungkinkan untuk membantu
mempertahankan lingkungan yang lembab dan juga memberikan barrier
(penghalang) yang efektif terhadap bakteri.
3. Mudah melepasnya (easy to remove):
a. Jika balutan mudah dalam melepasnya, maka hal ini mengurangi kemungkinan
merusak jaringan yang baru terbentuk pada luka.
b. Balutan yang mudah dilepas, juga kurang menimbulkan rasa sakit pada pasien.
N0 Pokok-pokok Uraian
1. Klasifikasi balutan luka Balutan luka, bisa diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Tradisional
b. Konvensional
c. Advance
2. Kriteria balutan luka tradisional Kriteria balutan luka tradisional, antara lain:
a. Menyerap darah dan eksudat luka
b. Melindungi luka dari trauma dan
gangguan serangga
c. Menyembunyikan luka dari pandangan
d. Contoh:Kasaa,Kapas atau kombinasinya
Kekurangan balutan luka tradisional:
e. Melekat pada luka
f. Membuat luka kering karena dehidrasi
g. Meninggalkan serabut-serabut pada luka
3. Kriteria balutan luka konvensional Kriteria balutan luka konvensional, antara lain:
a. Melindungi luka dari trauma dan
kontaminasi bakteri
b. Bersifat absorbent, menyerap darah dan
eksudat.
c. Tidak meninggalkan serat pada luka.
d. Hampir tidak melekat pada luka
e. Aman dipakai
f. Contoh: kassa anti lengket atau
kombinasinya.
4. Kriteria balutan luka advance: Kriteria balutan luka advance, antara lain:
Setelah ditemukan konsep proses a. Mempertahankan permukaan luka tetap
penyembuhan luka lembab pada lembab denge mengontrol eksudat luka.
tahun 1962oleh Dr. George Winter, b. Kedap air dan kedap bakteri
maka diproduksi balutan luka c. Tembus uap air dan oksigen.
advance. d. Tidak perlu sering diganti.
e. Bisa menjaga temperatur luka di atas
28°C
f. Tidak melekat pada luka
g. Aman bagi pasien dan perawat
5. Contoh balutan advance (1):FILM a. Keunggulan
1) Memenuhi seluruh kriteria balutan
luka advance
2) Ditambah hal-hal berikut ini:tembus
pandang,tipis elastis,mengikuti lekuk
permukaan tubuh,mudah dipasang
b. Kekurangan
Kurang tepat untuk luka bereksudat
banyak.
6. Contoh balutan advance 1. Keunggulan
(2):FOAM/BUSA a) Memenuhi kriteria balutan luka
advance
b) Ditambah hal-hal berikut ini:
berdaya serap tinggi,cocok untuk
luka-luka bereksudat banyak.
2. Kekurangan
Tidak tembus pandang.
1. Pengantar
a) Gauze/kassa
b) Transparant film
c) Hydrogels
d) Calcium alginate
e) Hydrogels
f) Calcium alginate
g) Hydrocellulosa
h) Foam
i) Silver
j) Antimicrobial
1) Deskripsi:
a. Material/bahan yang mengandung katun, rayon, dan/atau polyester
b. steril dan non steril
2) Fungsi:
a. Absorbsi eksudat minimal hingga banyak.
b. Material/bahan penampung (packing)
3) Indikasi:
a. Luka partial thickness dan full thickness
b. Luka infeksi
c. Luka ber-rongga atau ada salurannya (terowongan)
4) Keuntungan:
a. Dapat berfungsi sebagai 'absorbent/penyerap' dan pelindung
b. Memberikan lingkungan penyembuhan luka kering (jika diperlukan). Bisa
digunakan untuk kompres lembab/basah.
c. Dapat digunakan untuk debridement mekanik pada luka nekrotik/alat
membersihkan, untuk membungkus rongga luka, atau untuk menyerap
eksudat luka. Sangat sedikit kepuasan yang didapatkan dari yang
dikatakan sebagai 'balutan
5) Perhatian/Kerugian:
a. Sangat sedikit kepuasan yang didapatkan dari yang dikatakan sebagai
balutan ideal
2. Keuntungan
a) sesuai untuk luka-luka epidermis atau luka yang penyembuhannya ‘
first intention’
b) Transparent film daya lengket rendah mencegah pelepasan serat / fiber
pada luka
c) Jika eksudat minimal akan memberikan akan memberikan daya serap
cukup dan mencegah balutan menggores permukaan luka.
Alhasil,membuat nyaman dan pengangkatan / pelepasan balutannya
tidak menimbulkan traumatic
3. Kerugian
a) Tidak sesuai untuk balutan pada luka bereksudat banyak.
b) Jika eksudat banyak, balutan bias menimbulkan goresan dan
mengeringkan sehingga menyebabkan jaringan yang baru tumbuh
menjadi traumatic pada saat pengangkatan balutan
c) Diperlukan balutan sekunder (secondary dressing)
R. TRANSPARANT FILM
1. Deskripsi
a) Trasnparent, tipis
b) Komposisi : clear polyurethane yang disertai perekat adhesive / tidak
adhesive film
2. Fungsi
a) Melindungi luka dari air, bakteri dan jamur dengan tetap menjaga
sirkulasi udara disekitar luka karrna lapisan film pada transparent film
berdiofat semi porneable
b) Sangat elastis dengann daya rekat yang kuat
3. Indikasi
S.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Luka
1. Anamnesa
1) Tanggal dan waktu pengkajian Mengetahui perkembangan penyakit
2) Biodata →nama.umur jenis kelamin pekerjaan, alamat
3) Keluhan utama
4) Riwayat kesehatan kesehatan sekarang (PQRST), riwayat penyakit
dahulu, status kesehatan keluarga dan status perkembangan
5) Aktivitas sehari-hari
6) Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan kulit dapat dilakukan melalui
metode inspeksi dan palpasi
1. Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
a. Adanya perdarahan
b. Proses inflamasi (kemerahan dan pembengkakan)
c. Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaksi inflamasi pada saat
pembekuan berkurang)
d. Adanya parut atau bekas luka ( scar) akibat fibroblas dalam jaringan
2. Melihat adanya benda asing atau baha-bahan yang berkontaminasi pada luka,
misalnya tanah, pecahan kaca atau benda asing lain
Tipe Luka.
a) Luka akut.
b) Luka Kronis
Ukuran
Seiring dengan kemajuan teknologi, maka saat ini telah berkembang
banyak metode untuk pengukuran luka, antara lain:
1. Photografy (baik itu kamera konventional, polaroid atapun digital).
2. Wound Tracing. Menggunakan plastik transparan dan spidol transparan,
kemudian diletakkan diatas luka lalu tepi luka digambar (dijiplak).
3. Stereophotogrammetry (SPG). Kombinasi kamera video dan software.
Luka direkam kemudian didownload ke komputer. Dengan
menggunakan bantuan software luas permukaan luka dapat dikalkulasi.
4. Wound Molds. Alginate diletakkan pada permukaan luka, bila telah
menebal maka ditmbung beratnya. Hasil dari pengukuran berat alginate
dapat menggambarkan status penyembuhan luka.
Kedalaman
1. Superficial Thickness:
a. Kedalaman luka hanya melibatkan epidermis.
b. Luka ini ditandai masih utuhnya epidermis namun terjadi perubahan
warna lainnya.
c. Tidak disertai adanya eksudat.
2. Partial Thickness.
a. Kedalaman luka melibatkan epidermis dan dermis.
b. Kulit sekitar kadang crythema dan kadang menimbulkan nyeri, panas
dan edema.Eksudat minimal hingga sedang.
Lokasi
Luka pada daerah lipatan cenderung aktif bergerak dan tertarik sehingga
memperlambat proses penyembuhan akibat sel-sel yang telah beregenerasi
dan bermigrasi trauma. Contohnya luka pada lutut, siku, dan telapak kaki.
Begitu juga dengan area yang sering tertekan atau daerah penonjolan
tulang seperti pada daerah sacrum. Selain itu proses penyembuhan luka
sangat bergantung pada baik tidaknya vascularisasi daerah yang terkena.
B. Diagnosa Keperawatan
E. Evaluasi
P : hentikan iintervensi
A : nyeri teratasi
P : hentikan intervensi
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
P : lanjutkan intervensi
5. Intoleransi aktivitas S : -
berhubungan dengan nyeri
imobilitasi, kelemahan fisik O : klien tampak mampu melakukan aktivitas
secara mandiri
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
1. Pengertian
2. Tujuan
d) Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Menyampaikan rencana tindak lanjut
- Mendoakan pasien dan mengucap Hamdallah
- Berpamitan dengan pasien
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
luka adalah suatu keadaan gangguan pada kulit berupa kerusakan kontinuitas jaringan
pada kulit atau organ lainnya, baik disengaja atau tidak disengaja akibat dari trauma. Luka
dapat bersifat akut dan kronis. Tanda dan gejala luka ialah rubor, kalor, tumor, dolor dan
fungsio. Proses penyembuhan luka terdiri dari tiga fase tanpa memandang penyebabnya,
yaitu fase inflamasi, fase poliferasi, dan fase maturasi. Komplikasi yang terjadi pada saat
luka adalah infeksi, perdarahan, Dehiscence dan Eviscerasi (komplikasi yang terjadi pada
saat post operasi yang serius). Prioritas penatalaksanaan luka adalah mengatasi perdarahan
(hemostasis), mengeluarkan benda asing yang menyebabkan infeksi; melepaskan jaringan
yang devitalisasi, krusta yang tebal dan pus; menyediakan temperatur, kelembaban, dan
pH yang optimal untuk sel-sel yang berperan dalam proses penyembuhan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/409530706/Sop-Wound-Modern-Dressing
https://id.scribd.com/doc/310345693/Asuhan-Keperawatan-Luka
https://id.scribd.com/doc/283540106/Perawatan-Luka-Modern-Dressing