Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HOME CARE (DRESSING LUKA)


Dosen pengampuh : Despita Pramesti, S.kep.,Ns.,M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8

1. AYUNI ADEKAYANTI (141100207)


2. EKA WULANSARI (141100212)
3. KEPIN SEPTIAZMI (141100227)
4. RAHMAT NUR HUDAYAT (141100243)

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DRESSING LUKA”. Tujuan penulisan makalah
ini selain untuk pemenuhan tugas HOME CARE juga untuk menambah pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:


1. Ibu Despita Pramesti ,.S.Kep ,Ns ,M.Kes selaku dosen mata kuliah home care.
2. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materil serta nasihat
yang bermanfaat sehingga penulis selalu ingin berusaha dan tidak mudah menyerah.
3. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dan bekerjasama dalam
menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun sebagai perbaikan untuk menyusun makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Yogyakarta, 10 Oktober 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................


B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan pemilihan balutan luka .................................................


B. Kriteria balutan yang ideal ........................................................
C. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
balutan yang tepat untuk luka ...................................................
D. Perbandingan perawatan luka ..................................................
E. Perbedaan pemakaian balutan luka ...........................................
F. Prinsip-prinsip perawatan luka ................................................
G. Syarat-syarat pemilihan balutan yang tepat .............................
H. Perbedaan primary dressing dan secondary dressing ..............
I. Perkembangan woun dressing .................................................
J. Kelebihan dan kekurangan perawatan luka .............................
K. Macam-macam balutan luka .....................................................
L. Prosedur pemilihan balutan .....................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................


3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan. Di samping itu, isu terkini
manajemen perawatan luka berkaitan dengan perubahan profi l pasien yang makin sering
disertai dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik. Kondisi tersebut
biasanya memerlukan perawatan yang tepat agar proses penyembuhan bisa optimal.
Pengaruh luka terhadap keadaan sosial dan ekonomi adalah akibat tingginya
kejadiannya terutama pada populasi lanjut usia. Sebagai tambahan terhadap seringnya kasus
luka akut, juga terdapat banyak luka kronik, luka yang sulit menyembuh akibat penyakit
sistemik, seperti ulkus venosus, ulkus arterial, ulkus diabetikum, maupun pressure sore.
Prevalensi luka ini semakin meningkat. Contohnya, telah diperkirakan bahwa luka kronik
mengenai 120 per 100.000 orang berusia antara 45 hingga 65 tahun dan meningkat hingga
800 per 100.000 orang berusia >75 tahun.
Perawatan luka semakin berkembang seiring dengan perkembangan dunia kedokteran.
Penelitian tentang bahan dressing yang ideal sudah banyak bermunculan. Terdapat banyak
jenis perawatan luka yang tersedia baik untuk luka akut maupun luka kronik. Setiap metode
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga sangatlah penting bagi
seorang dokter untuk mempelajari tentang perawatan luka.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pemilihan balutan luka?
2. Apa kriteria balutan yang ideal?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih balutan yang tepat
untuk luka?
4. Apa perbandingan perawatan luka?
5. Apa perbedaan pemakaian balutan luka?
6. Apa prinsip-prinsip perawatan luka?

4
7. Apa syarat-syarat pemilihan balutan yang tepat?
8. Apa perbedaan primary dressing dan secondary dressing?
9. Apa perkembangan woun dressing?
10. Apa kelebihan dan kekurangan perawatan luka?
11. Apa macam-macam balutan luka?
12. Apa saja prosedur pemilihan balutan?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa tujuan pemilihan balutan luka
2. Untuk mengetahui kriteria balutan yang ideal
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
balutan yang tepat untuk luka
4. Untuk mengetahui perbandingan perawatan luka
5. Untuk mengetahui perbedaan pemakaian balutan luka
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perawatan luka
7. Untuk mengetahui syarat-syarat pemilihan balutan yang tepat
8. Untuk mengetahui perbedaan primary dressing dan secondary dressing
9. Untuk mengetahui perkembangan woun dressing
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perawatan luka
11. Untuk mengetahui macam-macam balutan luka
12. Untuk mengetahui prosedur pemilihan balutan

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TUJUAN PEMILIHAN BALUTAN LUKA


Tujuan utama memasang balutan luka adalah untuk mencptakan lingkungan yang
kondusif terhadap penyembuhan luka.tidak ada balutan yang sesuai untuk setiap luka atau
setiap orang. Oleh karena itu,pemilihan balutan harus ditentukan setelah mengkaji kebutuhan
individu luka.pemahaman tentang fisiologi penyembuhan luka dan berbagai macam balutan
serta cara kerjanya diperlukan agar dapat diperoleh penyembuhan yang optimal.

Adapun tujuan pemilihan balutan dan alasan mengapa balutan diperlukan antara lain:
1. Menciptakan lungkungn yang kondusif terhadap penyembuhan
2. Membuang jaringan mati,benda asing dri luka
3. Melundungi luka dan jaringan sekitarnya
4. Mampu mengontrol kejadian infeksi
5. Mencegah dan mengelola infeksi klinis pd luka
6. Mengurangi nyeri
7. Mempertahankan temperatur pada luka
8. Mengontrol dan mencegah pendarahan
9. Memobilisasi bagian tubuh yang ter-injury

B. KRITERIA BALUTAN YANG IDEAL


Balutan luka yang ideal seharusnya memenuhi hal-hall berikut ini :
1. Mempercepat proses penyembuhan luka
2. Memungkinkan pertukaran gas
3. Memberikan barrier
4. Tidak meningkatkan infeksi
5. Tidak menyebabkan infeksi
6. Nyaman dipakai
7. Tidak mengganggu fungsi tubuh

6
8. Dapat beradaptasi pada bagian-bagian tubuh
9. Mengupayakan pengangkatan eksudat dan benda asing tanpa menimbulkan trauma
terhadap jaringan baru
10. Cost-effective

C. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH


BALUTAN YANG TEPAT UNTUK LUKA
Pemilihan balutan tergantung pada beberapa faktor antara lain :
1. Karakteristik luka saat ini
2. Tujuan perawatan luka (apakah balutan diperlukan untuk mengontrol atau menampung
cairan?apakah balutan diperlukan untuk meningkatkan epitelisasi?apakah balutan
diperlukan untuk debridement)
3. Pemahaman dengan kemajuan luka ke arah penyembuhan,maka kenutuhan untuk
penggantian balutan akan berubah,jadi akan di perlukan jenis balutan yang berbeda dari
sebelumnya.
4. Keadaan sosial dan emosional pasien dan keluarga.misalnya dengan menggunakan
balutan yang sederhana dalam pemakaiannya daripada balutan yang rumit cara
pemakaiannya
5. Apresisi terhadap balutan apa yang di gunakan.misalnya :meskipun menggunakan
balutan dengan salah satu nama dagang,pemakai harus dapat mengetahui
pengelompokan/jenis balutan pada produk/nama dagang lainnya.

D. PERBANDINGAN PERAWATAN LUKA MODERN DENGNAN PERAWATAN


LUKA KONFENSIONAL (TRADISIONAL)

No. Perawatan Modern Perawatan Tradisional

1. Menurut (Maryunani, 2013) dalam Perawatan luka


literature bukunya disebutkan, Perawatan konvensional/tradisional adalah metode
Luka Modern lebih menekankan pada perawatan luka yang dilakukan dengan
proses penyembuhan luka. Kendala dalam menggukan balutan luka berdaya serap

7
perawatan luka adalah adanya anggapan kurang dan cairan antiseptik yang sama
bahwa material perawatan luka modern pada semua jenis luka.
tidak cocok untuk masyarakat Indonesia.
Perawatan luka konvensional harus
Oleh karena itu, penting bagi praktisi
sering mengganti kain kasa pembalut luka,
pemerhati perawatan luka untuk
sedangkan perawatan luka modern memiliki
memahami tentang perawatan luka dengan
memiliki prinsip menjaga kelembapan luka
metode konvensional dan mengetahui
dengan menggunakan bahan seperti
keuntungan atau kerugian perawatan luka
hydrogel. Hydrogel berfungsi menciptakan
dengan menggunakan metode modern
lingkungan luka tetap lembap, melunakkan
dressing.
serta menghancurkan jaringan nekrotik
Perawatan luka modern harus tetap tanpa merusak jaringan sehat, yang
memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci kemudian terserap ke dalam struktur gel dan
luka, membuang jaringan mati, dan terbuang bersama pembalut (debridemen
memilih balutan. Mencuci luka bertujuan autolitik alami). Balutan dapat diaplikasikan
menurunkan jumlah bakteri dan selama tiga sampai lima hari, sehingga tidak
membersihkan sisa balutan lama, sering menimbulkan trauma dan nyeri pada
debridement jaringan nekrotik atau saat penggantian balutan.
membuang jaringan dan sel mati dari
permukaan luka.

E. PERBEDAAN PEMAKAIAN BALUTAN LUKA (WOUND DRESSING ) DALAM


PENANGANAN LUKA SECARA TRADISIONAL DAN SECARA MODEREN
Terdapat perbedaan pemakaian balutan luka (wound dressing) dalam penanganan luka secara
tradisional dan secara modern,yang antara lain dijelaskan pada tabel beikut ini :

No. Pokok- Secara trdisional Secara modern


pokok
1. Jenis  Penggunaan anti septik  Hidrocolloid
balutan  Zat pewarna  Hydrogel

8
 Antibiotik yg biasang  Absorbent dressing
diberikan secara topical  Alginate
 Kassa sederhana  Foam
 Plester

2. Hal-hal Dapat melekatan pada luka serta  Hal-hal yang tidak diinginkn
yang perlu menyebabkan kerusakan jdan pada cara tradisional dapat di
di kesakitan ketika dilakukan hindari
perhatikan penggantian balutan Al ini akan  Membuat luka yang kering
membuat luka kembali ke fase menjadi basah dan membuat
awal dimana terjadi proses luk basah menjadi kering
inflamasi. Akibatnya, proses  Dengan membuat luka tetap
penyembuhan lebih lama. lembab di harapkan proses
penyembuhan luka bisa
menjadi lebih cepat

F. PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN LUKA DENGAN MENGGUNAKAN MODERN


DRESSING DAN TRADISIONAL DRESSING
1. Prinsip-prinsip umum perawatan luka modern
1. Untuk meminimalisir penggunaan antibiotika/antiseptic, maka untuk membersihkan
luka dalam perawatan luka modern, cara yang terbaik dalam membersihannya adalah:
a. Dengan menggunakan cairan fisiologis seperti normal saline (NaCl 0.9%)
b. Untuk luka yang sangat kotor dapat menggunakan tehnik ‘irigasi/waterpressure’
c. Untuk membersihkan luka dirumah (perawatan di rumah), apabila tidak ada
cairan NaCl, dapat menggunakan air mengalir atau menggunakan shower
bertekanan rendah.
2. Mengenai penggunaan balutan dalam perawatan luka modern, maka criteria balutan,
yang digunakan antara lain:
a. Balutan dalam kondisi lembab merupakan cara yang paling efektif untuk
penyembuhan luka.

9
b. Balutan dalam kondisi lembab tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan
zat-zat udara lainya.
c. Kondisi lembab adalah lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan
melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat hidup
dilingkungan yang lembab atau basah. (kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel ini
merupakan sel mati).
d. Mengenai penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab sebagai
pemerhati perawatan luka, seharusnya memperkenalkan ke semua pihak tentang
kondisi yang mendukung penyembuhan luka ini.
Dengan pertimbangan, antara lain :
1. Penyembuhan dengan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru
dan jarang diaplikasikan di masyarakat
2. Masyarakat kebanyakan berpendapat bahwa lingkungan yang lembab akan
menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit.
3. Namun pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa tubuh kita
mempunyai sistem imun yang efisien.
4. Segala jenis luka dengan berbagai tingkat keseterilannya memang merupakan
bentuk kolonisasi bakteri, tetapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam
jumlah yang wajar tidak menimbulkan risiko infeksi.
5. Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai melipatgandakan koloninya.
6. Jika tubuh kita dalam koloni yang normal, maka antibody dalam tubuh akan
dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis.

e. Dengan menggunakan balutan yang lembab, maka klien dengan luka biasanya
akan jarang/kurang mengeluh rasa nyeri atau sakit yang dirasakan ketika luka
dibiarkan dalam lingkungan yang lembab.
f. Balutan yang mensupport lingkungan lembab pada luka ini, akan menjaga saraf
dari lingkungan luar dengan memberikan lingkungan yang lembab sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri.
g. (jika dengan balutan yang kerig, dikhawatirkan saraf akan mudah mengalami
risiko kerusakan selama berproliferasi).

10
3. Dalam metode perawatan luka modern, beberapa hal yang sering terjadi antara lain :
1. Perawatan luka bisa dilakukan 3-5 hari sekali/tergantung jenis luka dan kotornya
balutan.
2. Pasien merasa nyaman.
3. Perbaikan luka lebih cepat.
4. Tidak bau.
5. Biaya perawatan lebih rendah.

2. Prinsip-prinsip umum perawatan luka konvensional :


a. Dalam perawatan luka konvensional, perawatan luka sering menggunakan antiseptik
pada luka dengan tujuan untuk menjaga luka tersebut agar menjadi steril
b. Bahkan di setiap trolley perawatan luka/kotak obat/ kotak P3K biasa disediakan
antiseptik seperti: hydrogenperoxide, povidoneiodine, rivanol, aceticacid, dan
chlorhexidine.
c. Untuk kondisi saat ini berkaitan dengan penggunaan antiseptic pada luka :
1. Perlu diketahui bahwa antiseptik-antiseptik seperti ini dapat mengganggu proses
penyembuhan dari tubuh kita sendiri.
2. Masalah utama yang timbul adalah antiseptik tersebut tidak hanya membunuh
kuman-kuman yang ada, tetapi juga membunuh leukosit, yaitu sel darah yang
dapat membunuh bakteri pathogen dan jaringan fibroblast yang membentuk
jaringan kulit baru.
d. Dalam metode perawatan luka konvensional, beberapa hal yang sering terjadi antara
lain :
1. Perawatan luka dilakukan sering (sehari 2-3 kali, bahkan lebih)
2. Pasien merasakan nyeri yang sering
3. Perbaikan luka yang lama
4. Perasaan minder pada pasien karena bau

e. Tentang penggunaan balutan, dalam perawatan luka konvensional, terdapat beberapa


pendapat, antara lain :

11
1. Orang percaya bahwa membiarkan luka pada kondisi bersih dan kering akan
mempercepat proses penyembuhan
2. Oleh karena itu, pada perawatan luka konvensional atau orang yang zaman
dahulu lakukan, biasanya luka dibalut dengan menggunakan kain
pembalut/balutan yang tipis, yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan
luka mongering berbentuk scab/koreng.
3. Dengan adanya luka yang mongering berbentuk ‘koreng’ ini dianggap bahwa
luka telah sembuh.
a. Pengetahuan dahulu menyatakan bahwa ‘scab/koreng’ atau ‘luka yang
mengering’ merupakan penghalang alami untuk mencegah hilangnya
kelembaban.
b. ‘Scab’ atau ‘luka yang mengering’ juga mencegah sel-sel baru untuk
berkolonisasi di area luka.
c. Ketika ‘scab’ tersebut mulai berubah bentuk, sel epidermis harus masuk ke
lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan proliferasi, karena di
area tersebut merupakan daerah yang lembab sel dapat hidup.
d. Dari proses tersebut dapat diketahui bahwa dalam lingkungan kering, luka
akan memulih dari dalam keluar.

4. Beberapa fakta yang berkaitan dengan hal tersebut, antara lain:


a. Faktanya adalah memang luka yang berbentuk koreng tersebut telah
mongering, tetapi biasanya yang kering hanyalah pada bagian luarnya saja,
sementara luka bagian dalam masih basah, bahkan luka bisa meluas kedalam.
b. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, pengetahuan terkini telah
membuktikan bahwa luka dalam kondisi kering dapat memperlambat proses
penyembuhan dan akan menimbulkan bekas luka.
c. Bila kita dapat mengoptimalkan lingkungan yang lembab pada luka, proses
penyembuhan luka akan berlangsung dari daerah pinggir/ sekitar dan dari
dalam secara serempak.

12
G. SYARAT-SYARAT PEMILIHAN BALUTAN YANG TEPAT
1. Menyesuaikan jenis balutan
2. Menyesuaikan dengan tujuan/manfaat
3. Menyesuaikan jenis balutan dengan jenis luka

H. PERBEDAAN ANTARA PRIMARY DRESSING DAN SECONDARY DRESSING


1. Primary dressing : balutan yang kontak dengan luka
Pengantar
a) Macam-macam dressing yang disebutkan di bawah ini di sebut jenis balutan yang
dikenal dengan sebutan ‘Occlusive Dressing’.
b) Occlusive dressing adalah jenis balutan yang mempertahankan lingkungan luka dalam
keadaan optimal,saat penggantian balutan akan tampak pluruhan jaringan
nekrotis/slough dengan dasar luka bersih.
c) Macam-macam balutan (dressing) ini sebagian telah dijelaskan pada tabel
‘perkembangan balutan luka’.

Macam-macam dressing/primary dressing/Occlusive dressing tersebut,antara lain :


1) Gause/kassa
2) Transparant film
3) Hydrogels
4) Calcium alginate
5) Hydrocellulosa
6) Hydrocolloid
7) Foam
8) Silver
9) Antimicrobial

Luka Primer :
- Menyatukan kedua tepi luka dengan jahitan, plester, skin graft, flap
- Hanya sedikit jaringan yang hilang
- Luka bersih

13
- Jaringan granulasi yang dihasilkan sedikit
- Re-epitelisasi sempurna dalam 10-14 hari, menyisakan jaringan parut tipis

2. Secondary dressing: balutan yang menutupi/melapisi balutan primary dressing


Luka Sekunder :
- Tidak ada tindakan aktif untuk menutup luka, luka sembuh secara alamiah
- Jaringan yang hilang cukup luas
- Jaringan granulasi yang dihasilkan banyak
- Luka terbuka sehinga kadang kotor
- Jaringan granuylasi yang dihasilkan banyak
- Jaringan parut luas dan hipertrofi, jaringan yang dihasilkan kurang kuat

I. PERKEMBANGAN WOUND DRESSING


Tabel berikut ini merupakan uraian dari perkembangan balutan luka dari masa ke masa :

No. Pokok-pokok Uraian

1 Klasifikasi balutan luka  Tradisional


 Konvensional
 Advance

2 Kriteria balutan luka  Menyerap darah dan eksudat luka


tradisional  Melindungi luka dari tauma dan
 Menyembunyikan luka dari pandangan

Kekurangannya:
 Melekat pada luka
 Membuat luka kering krena dehidrasi
 Meninggalkan serabut-serabut pada luka

14
3 Kriteria balutan luka  Melindungi luka dari trauma dan kontaminasi
konvensional bakteri
 Bersifat absorbent
 Tidak meninggalkan serat pda luka
 Hampir tidak melekat pada luka
 Aman di pakai

4 Kriteria balutan luka  Mempertahankan permukaan luka tetap lembab


advance :setelah ditemukan dengan mengontrol eksudat luka
konsep proses penyembuhan  Kedap air dan bakteri
luka lembab tahun 1962 oleh  Tembus uap air dan oksigen
Dr.George Winer.maka  Tidak perlu sering diganti
diproduksi balutan luka
advance.
5. Klasifikasi balutan luka yang  Balutan luka aktif :
baru Termasuk balutan luka tradisional dan
jonvesional.tidak membantu proses penyembuhan.
 Balutan luka interaktif :
Balutan luka advance.membantu memperlancar
proses penyembuhan.
 Balutan luka boaktif :
Balutan luka baru yangmengandung growth factor
yang bisa mengontrol pertumbuhan sel.

J. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERAWATAN LUKA MODERN DAN


PERAWATAN LUKA TRADISIONAL
No. Pokok Kelebihan Kekurangan
1 Dressing 1. Mengurangi biaya pada 1. Hanya apotik-apotik tertentu
modern pasien. menyediakan modern dressing.
2. Mengefektifkan jam 2. Tidak masuk dalam anggaran BPJS.

15
perawatan perawat di
Rumah Sakit.
3. Bisa mempertahankan
kelembaban luka lebih
lama (5-7hari).
4. Mendukung
penyembuhan luka.
5. Menyerap eksudat
dengan baik.
6. Tidak menimbulkan nyeri
pada saat ganti balutan.
7. Tidak bau.

2 Dressing 1. Mudah di dapat: apotik, 1. Sering diganti balutanya


tradisional took obat, dan lain-lain. 2. Balutan cepat kering
2. Murah 3. Kurang menyerap eksudat, karena
absorbsi minimal
4. Beresiko menimbulkan luka baru
pada saat penggantian balutan
sehingga dapat merusak sel-sel
baru. (Dalam hal ini, dapat membuat
trauma pada luka)
5. Menimbulkan nyeri saat ganti balutan
(Dalam hal ini, balutan kuat melekat
pada luka)
6. Tidak mendukung proses lembab
7. Menghambat proses penyembuhan
karena sering diganti

16
K. MACAM-MACAM BALUTAN LUKA
No Pokok Fungsi Kelebihan Kekurangan

1 Dressing Dressing Meningkatkan epitelisasi Dressing semioklusif


semioklusif semioklusif ketika digunakan seperti sebaiknya tidak
biasanya digunakan ini. digunakan pada luka
untuk menutupi, yang terkontaminasi.
melindungi insisi
yang baru dan
daerah donor skin
graft.
2 Dressing Berguna untuk Sifatnya tidak lengket, Jenis dressing ini
hidrogel menjaga sehingga meminimalkan tidak bergantung pada
kelembaban dasar rasa nyeri saat Ganti sekresi luka untuk
luka dan Verban. Topikal ini tepat mempertahankan
merehidrasi luka digunakan untuk luka kelembaban
untuk nekrotik/berwarna lingkungan luka.
mempermudah hitam/kuning dengan Karena tidak
penyembuhan luka eksudat minimal atau menelpel dengan baik
dan juga tidak ada. ke kulit, biasanya
debridement membutuhkan
autolysis. dressing sekunder.
3 Hidrokoloid Berfungsi Sebagai dressing primer Mampu menyerap
mempertahankan atau sekunder, support eksudat tetapi
luka dalam suasana autolysis untuk minimal.
lembap, melindungi mengangkat jaringan Kontraindikasi: luka
luka dari trauma dan nekrotik atau slough. terinfeksi atau luka
menghindarkan luka Terbuat dari pektin, grade III-IV.
dari risiko infeksi, gelatin,
mampu menyerap carboxymethylcellulose,
eksudat tetapi dan elastomers.

17
minimal.

4 Film Dressing Jenis balutan ini Indikasi : luka dengan Kontraindikasi : luka
lebih sering epitelisasi, low exudate, terinfeksi, eksudat
digunakan sebagai luka insisi. banyak.
secondary dressing
dan untuk lukaluka
superfi sial dan non-
eksudatif atau untuk
luka post-operasi
5 Calcium Alginate (diperoleh Penggunaannya dapat Dressing ini
Alginate dari gangang membuang cairan sebaiknya tidak
cokelat) terutama eksudat dari lingkungan digunakan untuk luka
berguna pada luka luka sehingga dressing tanpa eksudat, karena
dengan jumlah tidak perlu untuk dapat mengeringkan
eksudat banyak. mengganti dressing dasar luka.
setiap hari. Kontraindikasi : luka
Indikasi : luka dengan dengan jaringan
eksudat sedang sampai nekrotik dan kering.
berat. Tersedia dalam
bentuk lembaran dan
pita, mudah diangkat
dan dibersihkan.

6 Dressing busac Dressing busa jenis ini berguna pada karena sifatnya
(Foam/absorbant terbuat dari luka dengan banyak sebagai sumbu, jenis
dressing) polyurethane yang eksudat ini tidak digunakan
tidak melekat, yang pada luka tanpa
bersifat hidrofobik. eksudat atau eksudat
Polyurethane minimal.
bersifat sangat

18
menyerap dan
bekerja sebagai
sumbu untuk cairan
luka
7 Antimikroba Berguna untuk luka Balutan ini mengandung Balutan antimikrobial
kronis dan akut silver 1,2% dan hydrofi tidak disarankan
yang terinfeksi atau ber dengan spektrum digunakan dalam
berisiko infeksi. luas termasuk bakteri jangka waktu lama
MRSA (methicillin- dan tidak
resistant Staphylococcus direkomendasikan
aureus). bersama cairan NaCl
0,9%.
8 Medical Digunakan untuk Terbuat dari bahan Tidak menyerap
Collagen Sponge merangsang collagen dan spong banyak eksudat.
percepatan
pertumbuhan
jaringan luka
dengan eksudat
minimal dan
memerlukan balutan
sekunder.

L. PROSEDUR PEMILIHAN BALUTAN

1 Balutan primer (primary  Tulle grass


dressing)  Zinc cream
 Hidrogel

19
 Hydrocolloid
2 Balutan sekunder (secondary Absorbent,seperti kassa,kassa anti lengket,pedding,
dressing) dan lain-lain
3 Balutan primer-sekunder  Transparant film
 Hydrocolloid
 Calcium alginate
 Polyurethene/hydroselulosa
 Polyurethene foam

Prosedur pemilihan balutan :


1. Lakukan pencucian dan pengangkatan jaringan mati
2. Setelah itu, mulai lakukan pemilihan balutan untuk setiap luka yang telah dicuci dan
dilakukan debridement
3. Berikan balutan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :
a) warna dasar luka dengan memperhatikan apakah warna dasar luka hitam,kunig
atau merah
b) Jumlah eksudat/cairan luka,apakah tidak ada,sedikit,sedang,banyak,sangat
banyak
c) Ada atau tidaknya bau dan peradangan/inflamasi
4. Untuk memilih balutan,perlu dipertimbangkan agar dapat memenuhi kriteria,antara
lain :
a) Mempertahankan kelembapan
b) Mendukung setiap tahap proses penyembuhan luka
c) Melindungi kulit sekitar luka
d) Nyaman,aman dan terjangkau
e) Mencegah dan mengontrol infeksi
f) Mudah dipasang/diaplikasikan
g) Berdasarkan warna dasar luka,jumlah eksudat,dan ada tidaknya bau dan
inflamasi,maka pilihlah balutan sebagai berikut (dengan memperhatikan cost-
effectivitas)
5. Berdasarkan warna dasar luka :

20
a. Dengan tujuan autolitic denridement dan menciptakan moisture balance
b. Pilihan-pilihan yang bisa digunakan antara lain :
 Zinccream
 Hidrogel
 Hidrokoloid
 Madu
 aloe vera,dll
6. berdasarkan jumlah eksudat :
a. dengan tujuan menyerap eksudat/cairan luka dengan menciptakan moisture
balance
b. pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain :
 transparant film
 hydrocolloid
 calcium alginate
 hidroselulosa/hidrofiber
 polyurethene foam
 kassa,kassa anti lengket (low-adherent)
 bisa juga menggunakan stoma bag (bila eksudat banyak dan keluar terus
menerus)
7. berdasarkan ada tidaknya bau dan inflamasi :
a. dengan tujuan mengurangi jumlah kuman
b. pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain:
 balutan hidrofobik
 balutan yang mengandung silver
 balutan yang mengandung cadoxemer
 metronidazole powder
 madu
 perhatikan waktu penggantian balutan dan keadaan infeksi dokumentasikan
setiap tindakan yang dilakukan.

21
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat
memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat. Prinsip utama dalam manajemen
perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan
keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Diperlukan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan klinis untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas,
terutama dalam penggunaan modern dressing.
Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan
Dressing luka dibagi atas dua, yaitu :
1. Dressing luka konvensional/tradisional
Perawatan luka konvensional/tradisional adalah metode perawatan luka yang
dilakukan dengan menggukan balutan luka berdaya serap kurang dan cairan antiseptik
yang sama pada semua jenis luka.
2. Perawatan luka dengan metode modern adalah metode penyembuhan luka dengan
cara memperthatikankelembababan luka (moist wound healing) dengan menggunakan
tehnikokulsif dan tertutup

B. SARAN
Penggunaan makalah ini sebagai pedoman peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan klinis dalam perawatan luka yang berkualiatas dalam pembelajaran
perawatan luka.

22
DAFTAR PUSTAKA

Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia;
2008. P. 18-3.
Wound Management Clinical Practice Guideline.September 2012
Andersen, Dana K et al. Schwartz's Principles Of Surgery. 10th edition. Mc GrawHill. 2015
Sjamsuhidajat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. ed 3. EGC. Jakarta. 2010
Federal Bureau of Prisons Clinical Practice Guidelines. Prevention and Management of Acute
and Chronic Wounds. 2014
Sarabahi, Sujata. Recent Advanced in Topical Wound Care. Indian Joournal of Plastic Surgery.
2012
Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia;
2008. P. 18-3.

23

Anda mungkin juga menyukai