DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DRESSING LUKA”. Tujuan penulisan makalah
ini selain untuk pemenuhan tugas HOME CARE juga untuk menambah pengetahuan dan
wawasan kepada pembaca.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun sebagai perbaikan untuk menyusun makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran ................................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan. Di samping itu, isu terkini
manajemen perawatan luka berkaitan dengan perubahan profi l pasien yang makin sering
disertai dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik. Kondisi tersebut
biasanya memerlukan perawatan yang tepat agar proses penyembuhan bisa optimal.
Pengaruh luka terhadap keadaan sosial dan ekonomi adalah akibat tingginya
kejadiannya terutama pada populasi lanjut usia. Sebagai tambahan terhadap seringnya kasus
luka akut, juga terdapat banyak luka kronik, luka yang sulit menyembuh akibat penyakit
sistemik, seperti ulkus venosus, ulkus arterial, ulkus diabetikum, maupun pressure sore.
Prevalensi luka ini semakin meningkat. Contohnya, telah diperkirakan bahwa luka kronik
mengenai 120 per 100.000 orang berusia antara 45 hingga 65 tahun dan meningkat hingga
800 per 100.000 orang berusia >75 tahun.
Perawatan luka semakin berkembang seiring dengan perkembangan dunia kedokteran.
Penelitian tentang bahan dressing yang ideal sudah banyak bermunculan. Terdapat banyak
jenis perawatan luka yang tersedia baik untuk luka akut maupun luka kronik. Setiap metode
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga sangatlah penting bagi
seorang dokter untuk mempelajari tentang perawatan luka.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan pemilihan balutan luka?
2. Apa kriteria balutan yang ideal?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih balutan yang tepat
untuk luka?
4. Apa perbandingan perawatan luka?
5. Apa perbedaan pemakaian balutan luka?
6. Apa prinsip-prinsip perawatan luka?
4
7. Apa syarat-syarat pemilihan balutan yang tepat?
8. Apa perbedaan primary dressing dan secondary dressing?
9. Apa perkembangan woun dressing?
10. Apa kelebihan dan kekurangan perawatan luka?
11. Apa macam-macam balutan luka?
12. Apa saja prosedur pemilihan balutan?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan apa tujuan pemilihan balutan luka
2. Untuk mengetahui kriteria balutan yang ideal
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
balutan yang tepat untuk luka
4. Untuk mengetahui perbandingan perawatan luka
5. Untuk mengetahui perbedaan pemakaian balutan luka
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perawatan luka
7. Untuk mengetahui syarat-syarat pemilihan balutan yang tepat
8. Untuk mengetahui perbedaan primary dressing dan secondary dressing
9. Untuk mengetahui perkembangan woun dressing
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perawatan luka
11. Untuk mengetahui macam-macam balutan luka
12. Untuk mengetahui prosedur pemilihan balutan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun tujuan pemilihan balutan dan alasan mengapa balutan diperlukan antara lain:
1. Menciptakan lungkungn yang kondusif terhadap penyembuhan
2. Membuang jaringan mati,benda asing dri luka
3. Melundungi luka dan jaringan sekitarnya
4. Mampu mengontrol kejadian infeksi
5. Mencegah dan mengelola infeksi klinis pd luka
6. Mengurangi nyeri
7. Mempertahankan temperatur pada luka
8. Mengontrol dan mencegah pendarahan
9. Memobilisasi bagian tubuh yang ter-injury
6
8. Dapat beradaptasi pada bagian-bagian tubuh
9. Mengupayakan pengangkatan eksudat dan benda asing tanpa menimbulkan trauma
terhadap jaringan baru
10. Cost-effective
7
perawatan luka adalah adanya anggapan kurang dan cairan antiseptik yang sama
bahwa material perawatan luka modern pada semua jenis luka.
tidak cocok untuk masyarakat Indonesia.
Perawatan luka konvensional harus
Oleh karena itu, penting bagi praktisi
sering mengganti kain kasa pembalut luka,
pemerhati perawatan luka untuk
sedangkan perawatan luka modern memiliki
memahami tentang perawatan luka dengan
memiliki prinsip menjaga kelembapan luka
metode konvensional dan mengetahui
dengan menggunakan bahan seperti
keuntungan atau kerugian perawatan luka
hydrogel. Hydrogel berfungsi menciptakan
dengan menggunakan metode modern
lingkungan luka tetap lembap, melunakkan
dressing.
serta menghancurkan jaringan nekrotik
Perawatan luka modern harus tetap tanpa merusak jaringan sehat, yang
memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci kemudian terserap ke dalam struktur gel dan
luka, membuang jaringan mati, dan terbuang bersama pembalut (debridemen
memilih balutan. Mencuci luka bertujuan autolitik alami). Balutan dapat diaplikasikan
menurunkan jumlah bakteri dan selama tiga sampai lima hari, sehingga tidak
membersihkan sisa balutan lama, sering menimbulkan trauma dan nyeri pada
debridement jaringan nekrotik atau saat penggantian balutan.
membuang jaringan dan sel mati dari
permukaan luka.
8
Antibiotik yg biasang Absorbent dressing
diberikan secara topical Alginate
Kassa sederhana Foam
Plester
2. Hal-hal Dapat melekatan pada luka serta Hal-hal yang tidak diinginkn
yang perlu menyebabkan kerusakan jdan pada cara tradisional dapat di
di kesakitan ketika dilakukan hindari
perhatikan penggantian balutan Al ini akan Membuat luka yang kering
membuat luka kembali ke fase menjadi basah dan membuat
awal dimana terjadi proses luk basah menjadi kering
inflamasi. Akibatnya, proses Dengan membuat luka tetap
penyembuhan lebih lama. lembab di harapkan proses
penyembuhan luka bisa
menjadi lebih cepat
9
b. Balutan dalam kondisi lembab tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan
zat-zat udara lainya.
c. Kondisi lembab adalah lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan
melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat hidup
dilingkungan yang lembab atau basah. (kecuali sel kuku dan rambut, sel-sel ini
merupakan sel mati).
d. Mengenai penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab sebagai
pemerhati perawatan luka, seharusnya memperkenalkan ke semua pihak tentang
kondisi yang mendukung penyembuhan luka ini.
Dengan pertimbangan, antara lain :
1. Penyembuhan dengan lingkungan yang lembab masih menjadi hal yang baru
dan jarang diaplikasikan di masyarakat
2. Masyarakat kebanyakan berpendapat bahwa lingkungan yang lembab akan
menjadi tempat berkembangbiaknya kuman penyakit.
3. Namun pernyataan ini tidak disertai dengan kenyataan bahwa tubuh kita
mempunyai sistem imun yang efisien.
4. Segala jenis luka dengan berbagai tingkat keseterilannya memang merupakan
bentuk kolonisasi bakteri, tetapi koloni bakteri tersebut selama masih dalam
jumlah yang wajar tidak menimbulkan risiko infeksi.
5. Masalah akan timbul jika bakteri tersebut mulai melipatgandakan koloninya.
6. Jika tubuh kita dalam koloni yang normal, maka antibody dalam tubuh akan
dapat mencegah bakteri untuk tidak bermitosis.
e. Dengan menggunakan balutan yang lembab, maka klien dengan luka biasanya
akan jarang/kurang mengeluh rasa nyeri atau sakit yang dirasakan ketika luka
dibiarkan dalam lingkungan yang lembab.
f. Balutan yang mensupport lingkungan lembab pada luka ini, akan menjaga saraf
dari lingkungan luar dengan memberikan lingkungan yang lembab sehingga dapat
mengurangi rasa nyeri.
g. (jika dengan balutan yang kerig, dikhawatirkan saraf akan mudah mengalami
risiko kerusakan selama berproliferasi).
10
3. Dalam metode perawatan luka modern, beberapa hal yang sering terjadi antara lain :
1. Perawatan luka bisa dilakukan 3-5 hari sekali/tergantung jenis luka dan kotornya
balutan.
2. Pasien merasa nyaman.
3. Perbaikan luka lebih cepat.
4. Tidak bau.
5. Biaya perawatan lebih rendah.
11
1. Orang percaya bahwa membiarkan luka pada kondisi bersih dan kering akan
mempercepat proses penyembuhan
2. Oleh karena itu, pada perawatan luka konvensional atau orang yang zaman
dahulu lakukan, biasanya luka dibalut dengan menggunakan kain
pembalut/balutan yang tipis, yang memungkinkan udara masuk dan membiarkan
luka mongering berbentuk scab/koreng.
3. Dengan adanya luka yang mongering berbentuk ‘koreng’ ini dianggap bahwa
luka telah sembuh.
a. Pengetahuan dahulu menyatakan bahwa ‘scab/koreng’ atau ‘luka yang
mengering’ merupakan penghalang alami untuk mencegah hilangnya
kelembaban.
b. ‘Scab’ atau ‘luka yang mengering’ juga mencegah sel-sel baru untuk
berkolonisasi di area luka.
c. Ketika ‘scab’ tersebut mulai berubah bentuk, sel epidermis harus masuk ke
lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan proliferasi, karena di
area tersebut merupakan daerah yang lembab sel dapat hidup.
d. Dari proses tersebut dapat diketahui bahwa dalam lingkungan kering, luka
akan memulih dari dalam keluar.
12
G. SYARAT-SYARAT PEMILIHAN BALUTAN YANG TEPAT
1. Menyesuaikan jenis balutan
2. Menyesuaikan dengan tujuan/manfaat
3. Menyesuaikan jenis balutan dengan jenis luka
Luka Primer :
- Menyatukan kedua tepi luka dengan jahitan, plester, skin graft, flap
- Hanya sedikit jaringan yang hilang
- Luka bersih
13
- Jaringan granulasi yang dihasilkan sedikit
- Re-epitelisasi sempurna dalam 10-14 hari, menyisakan jaringan parut tipis
Kekurangannya:
Melekat pada luka
Membuat luka kering krena dehidrasi
Meninggalkan serabut-serabut pada luka
14
3 Kriteria balutan luka Melindungi luka dari trauma dan kontaminasi
konvensional bakteri
Bersifat absorbent
Tidak meninggalkan serat pda luka
Hampir tidak melekat pada luka
Aman di pakai
15
perawatan perawat di
Rumah Sakit.
3. Bisa mempertahankan
kelembaban luka lebih
lama (5-7hari).
4. Mendukung
penyembuhan luka.
5. Menyerap eksudat
dengan baik.
6. Tidak menimbulkan nyeri
pada saat ganti balutan.
7. Tidak bau.
16
K. MACAM-MACAM BALUTAN LUKA
No Pokok Fungsi Kelebihan Kekurangan
17
minimal.
4 Film Dressing Jenis balutan ini Indikasi : luka dengan Kontraindikasi : luka
lebih sering epitelisasi, low exudate, terinfeksi, eksudat
digunakan sebagai luka insisi. banyak.
secondary dressing
dan untuk lukaluka
superfi sial dan non-
eksudatif atau untuk
luka post-operasi
5 Calcium Alginate (diperoleh Penggunaannya dapat Dressing ini
Alginate dari gangang membuang cairan sebaiknya tidak
cokelat) terutama eksudat dari lingkungan digunakan untuk luka
berguna pada luka luka sehingga dressing tanpa eksudat, karena
dengan jumlah tidak perlu untuk dapat mengeringkan
eksudat banyak. mengganti dressing dasar luka.
setiap hari. Kontraindikasi : luka
Indikasi : luka dengan dengan jaringan
eksudat sedang sampai nekrotik dan kering.
berat. Tersedia dalam
bentuk lembaran dan
pita, mudah diangkat
dan dibersihkan.
6 Dressing busac Dressing busa jenis ini berguna pada karena sifatnya
(Foam/absorbant terbuat dari luka dengan banyak sebagai sumbu, jenis
dressing) polyurethane yang eksudat ini tidak digunakan
tidak melekat, yang pada luka tanpa
bersifat hidrofobik. eksudat atau eksudat
Polyurethane minimal.
bersifat sangat
18
menyerap dan
bekerja sebagai
sumbu untuk cairan
luka
7 Antimikroba Berguna untuk luka Balutan ini mengandung Balutan antimikrobial
kronis dan akut silver 1,2% dan hydrofi tidak disarankan
yang terinfeksi atau ber dengan spektrum digunakan dalam
berisiko infeksi. luas termasuk bakteri jangka waktu lama
MRSA (methicillin- dan tidak
resistant Staphylococcus direkomendasikan
aureus). bersama cairan NaCl
0,9%.
8 Medical Digunakan untuk Terbuat dari bahan Tidak menyerap
Collagen Sponge merangsang collagen dan spong banyak eksudat.
percepatan
pertumbuhan
jaringan luka
dengan eksudat
minimal dan
memerlukan balutan
sekunder.
19
Hydrocolloid
2 Balutan sekunder (secondary Absorbent,seperti kassa,kassa anti lengket,pedding,
dressing) dan lain-lain
3 Balutan primer-sekunder Transparant film
Hydrocolloid
Calcium alginate
Polyurethene/hydroselulosa
Polyurethene foam
20
a. Dengan tujuan autolitic denridement dan menciptakan moisture balance
b. Pilihan-pilihan yang bisa digunakan antara lain :
Zinccream
Hidrogel
Hidrokoloid
Madu
aloe vera,dll
6. berdasarkan jumlah eksudat :
a. dengan tujuan menyerap eksudat/cairan luka dengan menciptakan moisture
balance
b. pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain :
transparant film
hydrocolloid
calcium alginate
hidroselulosa/hidrofiber
polyurethene foam
kassa,kassa anti lengket (low-adherent)
bisa juga menggunakan stoma bag (bila eksudat banyak dan keluar terus
menerus)
7. berdasarkan ada tidaknya bau dan inflamasi :
a. dengan tujuan mengurangi jumlah kuman
b. pilihan balutan yang bisa digunakan,antara lain:
balutan hidrofobik
balutan yang mengandung silver
balutan yang mengandung cadoxemer
metronidazole powder
madu
perhatikan waktu penggantian balutan dan keadaan infeksi dokumentasikan
setiap tindakan yang dilakukan.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat
memberikan nilai optimal jika digunakan secara tepat. Prinsip utama dalam manajemen
perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar dapat menentukan
keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Diperlukan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan klinis untuk menunjang perawatan luka yang berkualitas,
terutama dalam penggunaan modern dressing.
Perawatan luka telah mengalami perkembangan sangat pesat terutama dalam dua
dekade terakhir, ditunjang dengan kemajuan teknologi kesehatan
Dressing luka dibagi atas dua, yaitu :
1. Dressing luka konvensional/tradisional
Perawatan luka konvensional/tradisional adalah metode perawatan luka yang
dilakukan dengan menggukan balutan luka berdaya serap kurang dan cairan antiseptik
yang sama pada semua jenis luka.
2. Perawatan luka dengan metode modern adalah metode penyembuhan luka dengan
cara memperthatikankelembababan luka (moist wound healing) dengan menggunakan
tehnikokulsif dan tertutup
B. SARAN
Penggunaan makalah ini sebagai pedoman peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan klinis dalam perawatan luka yang berkualiatas dalam pembelajaran
perawatan luka.
22
DAFTAR PUSTAKA
Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia;
2008. P. 18-3.
Wound Management Clinical Practice Guideline.September 2012
Andersen, Dana K et al. Schwartz's Principles Of Surgery. 10th edition. Mc GrawHill. 2015
Sjamsuhidajat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. ed 3. EGC. Jakarta. 2010
Federal Bureau of Prisons Clinical Practice Guidelines. Prevention and Management of Acute
and Chronic Wounds. 2014
Sarabahi, Sujata. Recent Advanced in Topical Wound Care. Indian Joournal of Plastic Surgery.
2012
Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia;
2008. P. 18-3.
23