METODE PEMBEDAHAN :
OCCLUSIVE DRESSING
DISUSUN OLEH
FARAMITHA ANJAYANI
115019080
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang “Occlusive Dressing” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas akhir semester sistem Kegawatdaruratan. Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini
dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua…
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
A. Pendahuluan............................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C. Tujuan........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 5
A. Pengertian.................................................................................................................. 5
B. Tujuan........................................................................................................................ 5
A. Kesimpualan.............................................................................................................. 8
B. Saran.......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh. Kulit menutupi tubuh 2 m 2, berat
sekitar 3 kg atau 15% dari berat badan dan menerima 1/3 suplai sirkulasi darah pada orang
dewasa. Kulit mempunyai beberapa fungsi utama yang penting untuk tubuh, yaitu; sebagai
pelindung, sensasi, komunikasi, termoregulasi, sintesis metabolik dan kosmetik 1. Kulit terdiri
dari tiga lapisan utama yaitu; lapisan epidermis, dermis dan hipodermis (subkutan). Adanya
suatu trauma baik itu secara mekanik, kimia, radiasi dan lainnya akan menyebabkan struktur
kulit rusak dan menimbulkan suatu keadaan yang disebut sebagai luka.
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel.
Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera
jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik (dekubitus dan ulkus tungkai), luka traumatis
(laserasi, abrasi, luka bakar atau luka akibat pembedahan. Dalam mempercepat proses
penyembuhan luka perlu dilakukan manajemen luka.
Beberapa dekade ini, telah beerkembang metode manajemen luka yang memiliki tujuan
salah satunya yaitu menciptakan lingkungan luka yang lembab untuk mempercepat proses
penyembuhan luka (moist wound healing). Moist wound healing merupakan suatu metode
yang mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk memfasilitasi proses
penyembuhan luka. Lingkungan luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusive
dressing/ semi-occlusive dressing . Pada makalah ini akan dijelaskan tentang bagaimana
lingkungan luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusive dressing.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusive dressing?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu agar para pembaca dapat memahami
apa yang dimaksud dengan occlusive dressing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Manajemen jaringan
Dapat mengenal dan mengatasi tanda inflamasi (tumor, rubor, calor, dolor) dan tanda
infeksi (eksudat purulen). Balutan yang dapat digunakan untuk mengembalikan
keseimbangan bakteri yaitu; cadexomer iodine powder/paste/sheet dressing, povidine iodine
impregnated tulle gras, chlorhexidine impregnated tulle gras, madu luka, silver impregnated
dressing.
Berdasarkan penelitian Winter tahun 1962, menyatakan kelembaban pada lingkungan luka
akan mempercepat proses penyembuhan luka. Dengan demikian, untuk menciptakan
lingkungan luka yang lembab maka diperlukan pemilihan balutan atau dressing yang tepat.
Pemilihan balutan akan dipengaruhi oleh hasil pengkajian luka yang dilakukan, seperti;
apakah luka kering, eksudat minimal, sedang atau berat, oedem yang tidak terkontrol. Berikut
balutan yang dapat mengoptimalkan keseimbangan kelembaban yang dapat digunakan secara
occlusive/ tertutup atau compression/ kompresi;
Epitelisasi pada tepi luka memerlukan perhatian khusus terhadap adanya pertumbuhan
kuman dan hipergranulasi yang dapat menghambat epitelisasi dan penutupan luka. Beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mengontrol hipergranulasi sehingga tepi luka dapat
menyatu, antara lain;
Pemberian topikal antimikroba untuk mengtasi keseimbangan bakteri
Hipertonik impregnated dressing untuk mengendalikan edema dan keseimbangan bakteri
Tekanan lokal menggunakan foam dressing dan perban kompresi atau tape fiksasi
Konservatif debridemen luka tajam (CSWD)
Kimiawi debridemen dengan silver nitrat atau cooper sulfate (dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan nekrosis jika tidak digunakan hati-hati)
Topikal kortikosteroid
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Occlusive dressing adalah penutupan luka dengan menggunakan balutan tertentu seperti
transparan film atau hidrokoloid untuk menciptakan lingkungan luka yang lembab. Occlusive
dressing memberikan pengaruh pada luka dengan menjaga kelembaban di dasar luka.
Manajemen luka dengan wound bed preparation memiliki tahapan-tahapan yang
disingkat dengan TIME, yaitu; tissue management (manajemen jaringan), infection or
inflammation control (pengendalian infeksi), moisture balance (keseimbangan kelembaban),
dan edge of wound (pinggiran luka)
B. Saran
Hendaknya pembaca khususnya perawat mempelajari lebih dalam lagi dengan mengikuti
pelatihan perawatan luka modern.
DAFTAR PUSTAKA
1. Carville K. Wound care: manual. 5th ed. Osborne Park:Silver Chain Foundation; 2007.p. 20-9
2. Rainey J.Wound care: a handbook for community nurses. Philadelphia: Whurr Publisher;
2002. p. 10-1.
3. Tortora GJ, Grabowski SR. Structure and function of skin. [Online]. 2010 [Cited 2010 April
20] Availabel from; URL
http://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/wound-essentials/structure-and-function-of-
the-skin.aspx
4. Wound Care Solutions Telemedicine. Wounds. [Online]. 2010 [citez 2010 april 31]; Availabel
from; URL http://www.woundcaresolutions-telemedicine.co.uk/wounddefinition.php
5. Hutchinson J. Phase of wound healings. [Online]. 1992 [Cited 2010 april 20]. Availabel from;
URL http://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/wound-essentials/phases-of-wound-
healing.aspx
6. Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia;
2008. P. 18-3.