Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

NUTRSI PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA

DISUSUN OLEH ꞉

KELOMPOK 1

1. MIA NISKA INDRIYANA 1914301001


2. ANNISA RAHMALIA 1914301002
3. YUZA HAURA SALSABELLA 1914301003
4. IFTINAN PRIMA RAFIFA 1914301004
5. SITI UMAYYAH 1914301005
6. VIONI HANERA SAVITRI 1914301006

KELAS ꞉

REGULER 1 TINGKAT 2

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah “ILMU GIZI”. Kemudian shalawat serta salam kita sampaikan kepada nabi besar
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-quran dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing mata kuliah Ilmu Gizi. Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung,22 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..........................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................2

1.1 Luka ..................................................................................................2


A. Definisi Luka..................................................................................2
B. Klasifikasi luka ..........................................................................3
C. Mekanisme terjadinya luka ..................................................3
1.2 Nutrisi Dalam Penyembuhan Luka..................................................4
A. Protein ......................................................................................4
B. Lemak ......................................................................................4
C. Karbohidrat ..........................................................................4
D. Vitamin C ......................................................................................4
E. Vitamin A ......................................................................................4
F. Seng ......................................................................................5

BAB III PENUTUP ......................................................................................6

A. Kesimpulan ......................................................................................6
B. Saran ..................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi
telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba
karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit
berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi
dikontrol oleh hipothalamus. Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan
melalui keringat, insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur
kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur
meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi
temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang
dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh
darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan luka?
2. Bagaimana klasifikasi dari luka?
3. Fase apasaja yang terjadi dalam proses luka?
4. Bagaimana cara memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mempercepat proses
penyembuhan luk?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui definisi dari luka
2. Agar mengetahui klasifikasi dari luka
3. Agar mengetahui fase-fase yang terjadi dalam proses luka
4. Agar mengetahui kebutuhan nutrisi untuk mempercepat penyembuhan

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Luka
A. Definisi luka
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal yang mengenai organ
tertentu. Luka dapat diartikan tidak rusak atau terputusnya keutuhan jaringan
yang di sebabkan cara fisik atau mekanik, diantaranya trauma benda tajam
atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, gigitan
hewan dan lain-lain. Luka dapat berdarah maupun tidak. Luka dapat
menimbulkan kejadian infeksi ataupun merupakan alat mentrasfer suatu
penyakit dari yang sehat menjadi terinfeksi.
Luka dapat dibedakan menjadi ꞉
1. Luka akut ꞉ adalah luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep
penyembuhan yang telah diharapkan
2. Luka kronis ꞉ adalah luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan ,dapat karena faktor eksogen dan endogen

Menurut Cohen 2001, luka akut akan mencapai penyembuhan normal


melalui proses penyembuhan yang diharapkan dalam waktu tertentu untuk
mencapai pemulihan integritas anatomi dan fungsi. Luka akut biasanya terjadi
pada individu yang normal,sehat dan dapat dilakukan penutupan luka secara
primer atau dibiarkan sembuh secara sekunder. Sebagian besar luka yang
terjadi akibat trauma pada organ atau jaringan dapat dikategorikan sebagai
luka akut.
Proses penyembuhan luka bersifat dinamis dengan tujuan akhir pemulihan
fungsi dan integritas jaringan. Dengan memahami biologi penyembuhan
luka,kita dapat mengoptimalkan lingkungan jaringan dimana luka berada pada
proses-proses yang meliputi koagulasi,sintesis matriks dan substansi
dasar,angiogenesis,fibroplasias,epitelisasi,kontraksi dan remodeling. Tetapi
secara garis besar proses kompleks ini menjadi 3 fase penyembuhan luka,yaitu

1. Fase inflamasi
Fase inflamasi dimulai setelah perlukaan dan berakhir pada hari ke 3-4.
Dua tahap dalam fase ini adalah hemostatis dan fagositosis. Sebagai
hasil adanya konstruksi pembulu drah,berakibat terjadinya pembekuan
darah untuk menutupi luka. Diikuti vasodilatasi menyebabkan
peningkatan aliran darah ke daerah luka yang dibatasi oleh sel darah
putih untuk menyerang luka dan menghancurkan bakteri dan debris.
2. Fase proloferasi
Dimulai pada hari ke 3/4 dan berakhir pada hari ke 21. Fibroblast
secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar. Lapisan tipis dari
sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada
didalamnya,jaringan baru ini disebut jaringan granulasi.

2
3. Fase maturasi
Fase akhir dari penyembuhan,dimulai hari ke 21 dan dapat berlanjut
sampai luka sembuh secara sempurna. Kolagen baru menyatu,menekan
pembulu darah dalam penyembuhan luka,sehingga bekas luka menjadi
rata dan tipis.

B. Klasifikasi Luka.
Luka dapat dibagi menjadi beberapa macam antara lain:
1. Clean Wounds (Luka bersih)
Yaitu luka bedah pada operasi elektif, prosedur tertutup, dan tidak ada
peradangan akut. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1%-5%.
Contohnya adalah hernia, tumor payudara, tumor kulit, tulang.
2. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi)
Luka pada kasus darurat atau urgen yang tidak bersih. Dapat terjadi
pada operasi elektif. Kemungkinan terjadinya infeksi luka adalah 3%-
11%. Contohnya adalah prostatektomi, apendektomi tanpa radang berat,
kolesistektomi elektif.
3. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi),
Yaitu peradangan non purulen akut. Dapat terjadi pada luka terbuka
akut, luka kronis yang dijahit, dan kontaminasi dari saluran cerna.
Kemungkinan infeksi luka 10% -17%. Contohnya adalah operasi kulit.
4. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), ada purulen atau abses.
Contoh abses pada rongga tubuh.

C. Mekanisme Terjadinya Luka


a. Luka insisi (Incised Wounds) ;
Teriris oleh instrumen yang tajam. Luka bersih (aseptik) secara umum
tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang terluka diikat
(Ligasi).
b. Luka memar (Contusion Wound)
Terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikan oleh
cidera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet (Abraded Wound)
Terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya tidak
dengan benda tajam.
d. Luka tusuk (Punctured Wound)
Terjadi akibat adanya benda seperti peluru, pisau, jarum yang masuk
kedalam kulit dengan diameter yang kecil.
e. Luka gores (Lacerated Wound)
Terjadi akibat benda tajam seperti kawat dan kaca.
f. Luka tembus (Penetrating Wound)
Yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada awal luka
berdiameter kecil tetapi pada bagian ujung lukanya akan melebar.
g. Luka bakar
Luka akibat sesuatu yang panas (bersifat membakar) dan menyebabkan
kerusakan jaringan kulit.

3
1.2 Nutrisi
Menu makanan yang sehat tentunya sangat penting untuk menjaga
kesehatan.Namun selain itu, makanan sehat juga berpengaruh dalam seberapa cepat
penyembuhan luka, seberapa kuat jaringan tubuh terbentuk, dan seberapa baik tubuh
melawan infeksi.
Selain makanan, hidrasi juga penting untuk proses penyembuhan luka, maka
dari itu minumlah banyak cairan selama proses penyembuhan untuk membantu
memperlancar sirkulasi dan detoksifikasi.Ketika tubuh berusaha menyembuhkan diri
dari luka, tubuh akan memproduksi hormon stres dan mengalihkan sumber daya
tambahan (karbohidrat, lemak, protein, antioksidan, dan banyak lagi) untuk
membentuk jaringan baru. Itu disebut sebagai fase katabolik. Selama periode ini,
tubuh akan membutuhkan nutrisi yang lebih besar untuk menyembuhkan luka dengan
baik.
Berikut adalah nutrisi-nutrisi yang paling penting untuk membantu proses
penyembuhkan luka.
A. Protein
Selama penyembuhan luka, tubuh membutuhkan setidaknya dua hingga
tiga porsi protein sehari.Jika tubuh tidak mendapatkan cukup protein, alih-
alih menyembuhkan luka, sebagian protein akan digunakan untuk memberi
energi pada tubuh.
Contoh sumber protein ꞉ kacang-kacangan, telur, dan sumber protein
lainnya.

B. Lemak
Lemak sangat penting untuk penyembuhan luka karena membran sel
dibuat dengan menggunakan asam lemak.
Contoh lemak yang dapat mempercepat penyembuhan luka꞉Satu cangkir
susu atau yogurt atau satu ons keju adalah jumlah sumber lemak yang baik
setiap harinya selama proses penyembuhan.

C. Karbohidrat
Mengonsumsi banyak karbohidrat sangat penting untuk mencegah tubuh
menggunakan protein dan nutrisi lainnya sebagai energi.
Contoh karbohidrat ꞉Sereal, roti, nasi, dan pasta adalah sumber energi yang
baik, dan harus dimakan setiap harinya.

D. Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan penting untuk penyembuhan luka. Vitamin
C juga membantu pembentukan kolagen pada kulit.Selain itu, vitamin C
penting dalam pembentukan pembuluh darah baru, dan membantu
penyerapan zat besi.
Sumber vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, stroberi, nanas, kiwi,
dan mangga. Sayur-sayuran hijau seperti kangkung dan brokoli juga
merupakan sumber vitamin C yang baik.

E. Vitamin A
Vitamin A adalah antioksidan penting lainnya. Tubuh membutuhkan
tambahan vitamin A untuk membantu penyembuhan luka.Vitamin A dapat

4
membantu melawan infeksi, dan membantu mengendalikan respons
peradangan.
Sumber vitamin A terdapat di buah dan sayuran merah, telur, ikan, dan
sayuran hijau gelap.

F. Seng
Seng membantu tubuh menyintesis protein dan menghasilkan kolagen
sehingga merupakan mineral yang penting untuk penyembuhan luka.
Daging sapi, ati, dan kepiting adalah contoh makanan yang mengandung
seng.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka adalah terjadinya suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dimana
terjadinya kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain. Berdasarkan waktu penyembuhan dapat dibagi menjadi: Luka akut, yaitu
luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan yang telah
disepakati. Sedangkan luka kornis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen atau endogen.
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena berbagai
kegiatan bioseluler, biokimia yang terjadi secara berkisanambungan. Penggabungan
respons vaskuler, aktivitas seluler dan terbentuknya bahan kimia sebagai substansi
mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses
penyembuhan luka.

B. Saran

6
DAFTAR PUSTAKA

http://supiandibiologi.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-luka-dan-proses.html
https://www.academia.edu/35596007/MAKALAH_PROSES_PENYEMBUHAN_LU
KA_TEUKU_RYAN_docx
https://health.grid.id/read/351972900/nutrisi-yang-dibutuhkan-dalam-makanan-agar-
luka-cepat-sembuh?page=all
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/45ae8b9f7b44606fbd5d22b6574af9
3b.pdf

Anda mungkin juga menyukai