Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH : PERAWATAN LUKA DASAR

Moist Wound Healing

Disusun Oleh :
Febianty Dwi Kozanti SNR19214037
Laila Istiqomah SNR 19214038
Henny Hardiyanty SNR 19214039
Jourky Alexander SNR19214040
Liqa Qulbiah SNR19214041

PROGRAM STUDI S1 NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK 2021
A. Konsep Moist Wound Healing Dengan Occlusive Dressing

1. Definisi Wound Healing, Moist Wound Healing, dan Occlusive Dressing


Wound Healing atau penyembuhan luka adalah proses biologi yang diawali
dengan trauma dan diakhiri dengan pembentukan jaringan.
Moist Wound Healing sebagai suatu metode penyembuhan luka dengan
mempertahankan isolasi lingkungan luka yang tetap lembab dengan
menggunakan balutan penahan kelembaban. Didalam menjaga kelembaban luka,
dressing yang digunakan idealnya tertutup atau occlusive. Yang dimaksud dengan
occlusive dressing adalah balutan yang mencegah udara masuk ke luka atau lesi,
serta menjaga kelembaban, temperatur, dan cairan tubuh. Arti lain dari occlusive
dressing adalah penutupan luka secara langsung maupun tidak langsung denagn
menggunakan impermeable film atau alat seperti diaper, perekat dll, sebagai
tambahannya adalah adanya topikal seperti polymer, petrolatum dan parrafin.
Pada jurnal Athletic Training yang ditulis oleh Rheinecker (1995) occlusive
dressing mempengaruhi luka dengan cara menjerat kelembaban berada di dasar
luka
2. Tujuan Metode Moist Wound Healing dengan Menggunakan occlusive
Dressing
Occlusive dressing memiliki tujuan menjaga cairan tubuh tetap kontak dengan
luka. Kondisi seperti ini menyebabkan lingkungan menjadi lembab. Jika kondisi
luka kurang lembab/kering, akan mengakibatkan kematian sel, dan tidak akan
terjadi perpindahan epitel serta jaringan matrix. Sebaliknya, jika kondisi luka
terlalu basah juga dapat menyebabkan timbulnya eksudat yang akan menghambat
proses proliferasi dan rusaknya matrix. Pengetahuan dahulu menyatakan bahwa
‘scab’ atau bekas luka yang mengering atau ‘koreng’ merupakan penghalang
alami untuk mencegah hilangnya kelembaban. ‘scab’ juga mencegah sel-sel baru
untuk berkolonisasi di area luka. Ketika ‘scab’ tersebut mulai berubah bentuk, sel
epidermis harus masuk ke lapisan dermis yang paling dalam sebelum melakukan
proliferasi, karena disanalah daerah yang lembab sehingga sel dapat hidup. Dan
dari proses itu kita dapat mengetahui bahwa dalam lingkungan kering, luka akan
memulih dari dalam ke luar. Sedangkan, bila kita dapat mengoptimalkan
lingkungan yang lembab pada luka, proses penyembuhan akan berlangsung dari
daerah pinggir/sekitar dan dari dalam secara serempak.
Menurut Rheinecker (1995) dalam Journal Of Athletic Training , penggunaan
occlusive dressing juga meningkatkan kenyamanan pasien, menurunkan resiko
infeksi, serta mempersingkat waktu penyembuhan secara menyeluruh.
Disamping itu ada beberapa keunggulan metode ini dibandingkan dengan
kondisi luka yang kering antara lain :
a) Kelembaban meningkatkan epitelisasi 30-50%
b) Kelembaban meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 50 %
c) Rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali lebih cepat
d) Mengurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka

gambar 1. Exposure Method

Gambar 2. Wound Healing dengan occlusive dressing

3. Konsep Dasar Moist Wound Healing dengan Occlusive Dressing


Dalam bukunya yang berjudul Perawatan Luka Diabetes, Gitarja (2008)
mengatakan bahwa saat ini perawatan luka dilakukan dengan tertutup untuk dapat
tercapai keadaan yang lembab telah dapat diterima secara universal sebagai
standar baku untuk berbagai tipe luka. Alasan yang rasional teori perawatan luka
dalam suasana lembab adalah :

a) Fibrinolisis

Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dengan cepat dihilangkan
(fibrinolitik) oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.

Gambar 3. Mekanisme fibrinolisis


b) Angiogenesis

Keadaan hipoksi pada perawatan tertutup akan lebih merangsang lebih cepat
angiogenesis dan mutu pembuluh kapiler. Angiogenesis akan bertambah
dengan terbentuknya heparin dan tumor nekrosis faktor – alpha (TNF-alpha)

gambar 4. Angiogenesis
c) Kejadian infeksi lebih rendah dibandingkan dengan perawatan kering (2,6% vs
7,1%)

d) Pembentukan growth factors yang berperan pada proses penyembuhan


dipercepat pada suasana lembab. Epidermal Growth Factor (EGF), Fibroblast
Growth Factor (FGF) dan Interleukin 1/Inter-1 adalah substansi yang
dikeluarkan oleh magrofag yang berperan pada angiogenesis dan pembentukan
stratum korneum. Platelet Derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming
Growth Factor- beta (TGF-beta) yang dibentuk oleh platelet berfungsi pada
proliferasi fibroblas

e) Percepatan pembentukan sel aktif

Invasi netrofil yang diikuti oleh magrofag, monosit, dan limfosit ke


daerah luka berfungsi lebih dini.
Prinsip dari moist wound healing adalah meniru dari fungsi epidermis.
Dimana tubuh kita sebagian besar terdiri dari air dan lingkungan alami sel
adalah lembab, oleh karena itu sel yang kering adalah sel yang mati.
4. Managemen Moist Wound Healing dengan Occlusive Dressing
Manajemen luka diperlukan untuk mempercepat penyembuhan luka. Salah
satu prinsip dalam managemen luka adalah wound bed preparation atau persiapan
dasar luka. Falanga (2004) menyatakan suatu konsep dalam menyiapkan dasar
luka, yang dikenal dengan istilah TIME, terdiri dari Tissue Management,
Inflamation and Infection control, Moisture Balance, Ephitelial advancement.
Moist wound healing sebagai salah satu manajemen luka, dapat diciptakan
dengan cara pemilihan balutan yang tepat dan terapi adjuvant, seperti terapi
kompresi. Pemilihan dressing dipengaruhi oleh sifat dari kelembaban yang
terkandung di dalamnya.

5. Keuntungan Moist Wound Healing Dengan Occlusive Dressing

Zhai dan Maibach (2007) dalam artikelnya yang berjudul Effect of Occlusion
and Semi-occlusion on Experimental Skin Wound Healing: A Reevaluation,
mengatakan bahwa pada penelitian Hinman & Maibach tentang occlusive
dressing. Mereka berasumsi bahwa dengan moist wound healing occlusive
dressing memiliki resiko terjadinya infeksi. Namun pada hasil penelitiannya, tidak
terjadi infeksi, namun justru memberikan keuntungan, antara lain : mengurangi
permukaan luka yang nekrosis, mencegah luka menjadi kering, mengurangi nyeri,
mengurangi perawatan luka, menstimulasi growth factor atau faktor pertumbuhan,
mengaktivasi enzim yang dibutuhkan untuk debridemang serta menyiapkan
perlindungan pada luka.

6. Macam – macam Balutan dengan Konsep Lembab & Occlusive


Dressing untuk keseimbangan kelembaban yang optimal, antara lain :

a) Luka kering ; Hydrogel,


hydrocolloid, interaktif
balutan yang basah

gambar 6 Hydrogel
b) Exudat minimal ; Hydrogel, hydrocolloid, semipermiabel films, calcium
alginate

Gambar 7. Hydrocolloid

Gambar 8. Calcium alginate

c) Moderate exudates ; Calcium alginate, hydrofiber, hydrocolloid/pasta, powder


+ lembaran
Gambar 9. Calcium alginate powder

Gambar 10. Hydrofiber+gauze


d) Heavy exudates ; Hydrofiber dressing, foam sheet/cavity, extra absorbent dry
dressing, kantung luka/ostomi

Gambar 11. Foam

gambar 12. Metcovazin (topical terapi yang bisa digunakan untuk semua
jenis luka dengan warna dasar merah, kuning & hitam. Bahan aktif : zinc,
metronidazol & nystatin)
7. Contoh Aplikasi Balutan Dengan Konsep Lembab

Gambar 13. Luka pada tangan dengan warna dasar luka hitam, tepi luka belum menyatu
dengan dasar luka

Gambar 14. Pilihan primary dressing dengan konsep lembab adalah metcovazin

Gambar 15. Tutup luka dengan kassa sebagai secondary dressing


Gambar 16

Fiksasi luka menggunakan hipafix menggunakan prinsip tertutup (occlusive)


dan merekat kuat (adhsive), sedangkan tehnik pemasangan menggunakan
tehnik overflaping dan disesuaikan dengan bentuk tubuh, sehingga
memudahkan terjadinya mobilisasi, dengan harapan tidak ada permukaan luka
yang terbuka.

8. Aplikasi Kasus

Contoh aplikasi balutan dengan konsep


lembab

Hydrokoloid Dressing

Doc. WOCare Clinic


Vonny N. M, S. Kep. Ns/CWCCP 22
Contoh aplikasi balutan dengan konsep
lembab
Polyurethane Film

Doc. WOCare Clinic

Vonny N. M, S. Kep. Ns/CWCCP 23

Contoh aplikasi balutan dengan konsep


lembab

M et cova zin

Doc. WOCare Clinic

Vonny N. M, S. Kep. Ns/CWCCP 24

Anda mungkin juga menyukai