Ada perbedaan mendasar antara perawatan luka konvensional dengan perawatan luka
modern. Di dalam teknik perawatan luka konvensional tidak mengenal perawatan luka
lembab, kasa biasanya lengket pada luka karena luka dalam kondisi kering. Pada cara
konvensional pertumbuhan jaringan lambat sehingga menyebabkan tingkat risiko infeksi
lebih tinggi.
Sedangkan teknik modern atau moist wound healing, perawatan luka lembab sehingga
area luka tidak kering sehingga mengakibatkan kasa tidak mengalami lengket pada luka.
Dengan adanya kelembaban tersebut dapat memicu petumbuhan jaringan lebih cepat dan
tingkat risiko terjadinya infeksi menjadi rendah.
(E)Edge of wound dengan mengevaluasi epitelisasi pada tepi luka. Tepi luka yang
keras dan kering akan menghambat proses epitelisasi dalam penyembuhan luka. Sehingga
tepi luka harus disiapkan sejak dini. Luka yang sehat ditandai dengan adanya epitelisasi pada
tepi luka, bila dalam 2-4 minggu tidak ada kemajuan tepi luka dilakukan reassessment untuk
TIM.
Pada luka delay healing dikelola secara multidisiplin dengan adjuvant therapy
menggunakan Vaccum Assisted Closure (VAC) atau Platelette Rich Plasma (PRP)
Dalam pemilihan jenis dressing untuk tetap menjaga suasana lembab berdasarkan
warna dasar luka (wound bed) dengan menggunakan algoritma sebagai berikut:
Luka dengan warna dasar Black/hitam merupakan jaringan nekrotik avaskuler prinsip
perawatannya wound hydration dressing dengan hydroavtive gel yang memberikan
kelembaban.
Pada Perawatan luka modern harus tetap memperhatikan tiga tahap, yakni mencuci
luka, membuang jaringan mati, dan memilih balutan. Mencuci luka bertujuan menurunkan
jumlah bakteri dan membersihkan sisa balutan lama, debridement jaringan nekrotik atau
membuang jaringan dan sel mati dari permukaan luka. Moist wound healing adalah metode
untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban,
sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami.
1. Hidrogel
Dapat membantu proses peluruhan jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri. Berbahan
dasar gliserin/air yang dapat memberikan kelembapan; digunakan sebagai dressing primer
dan memerlukan balutan sekunder (pad/kasa dan transparent film).Topikal ini tepat
digunakan untuk luka nekrotik/berwarna hitam/kuning dengan eksudat minimal atau tidak
ada.
2. Hydrocolloid(P)
Untuk mempertahankan luka dalam suasana lembap, melindungi luka dari trauma dan
menghindarkan luka dari risiko infeksi, mampu menyerap eksudat tetapi minimal; sebagai
dressing primer atau sekunder, support autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau
slough. Terbuat dari pektin, gelatin, carboxymethylcellulose, dan elastomers. Indikasi: luka
berwarna kemerahan dengan epitelisasi, eksudat minimal. Kontraindikasi: luka terinfeksi atau
luka grade III-IV.
3. Alginate
Calsium Alginate dapat diaplikasikan pada luka dengan cairan yang banyak. Balutan
luka modern ini menyerap cairan yang ada pada luka. Balutan ini dapat diganti setiap 2 hari
sekali. Apabila justeru terlalu sering mengganti balutan luka, luka akan menjadi kering dan
bakteri akan lebih mudah menginvasi luka.
4. Collagen
Balutan luka modern ini dapat diberikan pada luka seperti luka dekubitus, luka kronik,
ulkus dll. Balutan ini memacu sel agar lebih cepat proses pembentukannya serta memiliki
peranan memacu tumbuhnya pembuluh darah pada sekitar luka. Dengan begitu, peyembuhan
luka bisa lebih cepat.
5. Foam
Jenis balutan ini dapat digunakan pada luka dengan tingkat keparahan yang lebih luas
atau berbahaya bagi penderitanya. Foam dapat menyerap cairan, nanah yang bercampur
bakteri serta menjaga kelembapan luka agar lebih cepat dalam penyembuhan luka.
6. Transparant Dressing
Balutan luka modern yang digunakan agar luka dapat terlihat dan di monitor. Balutan
ini juga sebagai pencegah infeksi. Biasanya digunakan pada luka pasca operasi, operasi
sesaria, atau luka bakar.
7. Cloth
Cloth merupakan balutan yang paling umum digunakan. Balutan ini dapat digunakan
pada luka tergores, lecet atau cidera minor. Balutan ini dapat dihemat dan dibentuk/dipotong
sesuai dengan ukuran atau kebutuhan luka.