Anda di halaman 1dari 44

PRINSIP PERAWATAN

KULIT & LUKA - 2


Lingkup pembahasan :
1.Pemilihan balutan yang ideal
2.Menciptakan lingkungan yang optimal untuk
penyembuhan (Hemostasis, pengangkatan
benda asing,
3.Penatalaksanaan luka yang terinfeksi,
4.Penatalaksanaan luka dengan banyak eksudat,
penatalaksanaan luka dalam yang bersih
dengan sedikit eksudat)
Dressing ( balutan ) luka merupakan suatu
material yang digunakan untuk menutupi
luka. Tujuan penutupan luka adalah
untuk melindungi luka dari infeksi
eksternal sampai penyembuhan alami
terjadi, dan dari gesekan dengan pakaian
Pemilihan dressing ( balutan ) yang tepat
merupakan hal yang penting dalam
perawatan luka. Prinsip dasar pemilihan
dressing yang optimal antara lain, jika
luka memiliki eksudat yang luas, maka
cairan harus diserap, jika luka memiliki
jaringan nekrotik atau debris asing maka
harus diterapi dengan antibiotika.
Balutan yang ideal

Terapi Topikal dan seni membalut


Terapi topikal atau bahan balutan topikal (
luar) = dressing adalah bahan yang
digunakan secara topikal atau menempel
pada permukaan kulit.
Perawatan luka , bahan topikal adalah obat
yang digunakan untuk mempercepat
penyembuhan luka dengan membantu
menciptakan dan mempertahankan kondisi
yang dapat mendukung penyembuhan
luka.
Ada berbagai jenis balutan ( terapi topikal) yang ada
di Indonesia dan tidak ada jenis balutan luka yang
spesifik untuk satu jenis luka dan pasien.
Jenis balutan pada umumnya yang tersedia :
 Calcium alginate
 Hydrocolloid
 Hydroactive gel
 Hydrocellulose
 Collagen
 Polyurethane foam
 Metronidazole powder
 Gamgee,
 Transparent film
 Salep herbal TTOO
 Mycostatin mouthwash powder
 Silver Sulfadiazine
 Hydophobic gauze
Balutan :
a. Balutan utama/ primary
b.Balutan penutup / secondary
Pengkajian awal yang dapat mendukung
pemilihan terapi topikal yang tepat
digunakan pada satu klien.
Tujuan Pemilihan Balutan.
1.Menciptakan lingkungan yang kondusif
dalam penyembuhan luka
2.Meningkatkan kenyamanan klien
3.Melindungi luka dan kulit sekitarnya
4.Mengurangi nyeri
5.Mempertahankan suhu pada luka
6.Mengontrol dan mencegah perdarahan
7. Menampung eksudat
8. Imobilisasi bagian tubuh yang luka
9. Aplikasi penekanan pada area perdarahan atau
vena yang statis
10. Mencegah dan menangani infeksi pada luka
11. Mengurangi stres yang ditimbulkan oleh luka
dengan menutup secara tepat
Jenis dan kegunaan balutan
Metode pemilihan balutan dengan
memperhatikan :
1.Warna dasar luka
2.Jumlah eksudat
3.Ada tidaknya infeksi
Jenis dan kemampuan terapi topikal dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
1. Manajemen warna dasar luka ( W)
Balutan yang dapat mengatasi warna dasar
luka ( merah-kuning-hitam)
a. Salep herbal Tea Tree ( TTO)
b. Zinc cream
c. Hydrogel
d. Hydrocolloid paste
e. Madu
f. Aloe vera dll
2. Manajemen Eksudat ( E)
Jenis balutan yang dapat mengatasi eksudat
( sedikit, sedang, banyak dan sangat banyak )
1. Transparent film
2. Hydrocolloid
3. Calcium alginate
4. Hydrocellulose
5. Polyurethane foam
6. Absorben : kasa
7. Kantong stoma
3. Manajemen Infeksi ( I)
Jenis balutan yang dapat mengatasi infeksi
( infeksi lokal, tanda infeksi sistemik)
a. Silver ionized
b. Cadexomer iodine
c. Hydrophobic
d. TTO
e. Metronidazol
f. Madu
Ada beberapa jenis balutan yang
digunakan sebagai pengganti kulit :
a. Transparent film
b. Tulle gras
c. Collagen dll
Balutan yang berfungsi sebagai fiksasi
a. Elastik verban ( bandage)
b.Adhesive verband ( bandage)
c. Orthopedic wool
d.Tape

Balutan primer : balutan yang berfungsi


dalam manajemen W + I
Balutan sekunder : mengatasi eksudat
Menciptakan lingkungan yang optimal
untuk penyembuhan luka
 Wound dressing diibaratkan sebagai
baju ( dress) yang berfungsi melindungi
kulit dari paparan luar  secara fisik,
mekanik, biologik hingga kimiawi yang
berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan lebih lanjut akibat luka.
Wound dressing bertujuan menciptakan
lingkungan yang kondusif dalam proses
penyembuhan luka.
Karakteristik dan pengaruh klinis dari wound
dressing terhadap wound healing antara lain :
 Kelembaban lingkungan luka  wound
dressing diharapkan dapat mencegah kekeringan
dan kematian sel, sehingga meningkatkan
migrasi epidermis, mendukung autolisis yang
diakibatkan oleh dehidrasi dari jaringan yang
kering.
 Absorbsi ( menghilangkan darah dan
kelebihan eksudat)
Kelebihan eksudat mengandung enzim
pendegradasi jaringan akan menghambat
proliferasi dan aktivitas sel  hancurnya
matrix material eksatraseluler dan growth
factor  penundaan proses penyembuhan
 Pertukaran gas ( uap air dan udara)
Permebialitas uap air akan mengontrol
pengaturan eksudat. Jaringan yang
mempunyai tingkat oksigen rendah
menstimulasi angiogenesis. Peningkatan
oksigen dalam jaringan menstimulasi
epitalisasi dan fibroblast
 Mencegah infeksi
Infeksi memperpanjang fase inflamasi,
menunda sintesi kolagen, mencegah
migrasi epidermis dan menginduksi
kerusakan jaringan. Luka yang terinfeksi
menimbulkan bau yang tidak sedap.
 Memenuhi syarat untuk isolasi kulit.
Suhu jaringan yang normal akan
memperbaiki aliran darah pada wund
bed. Suhu jaringan yang normal juga
akan meningkatkan migrasi epidermis
 Tingkat perlekatan rendah.
Dressing yang mudah melekat
menimbulkan rasa sakit dan sulit untuk
dilepas sehingga dapat menyebabkan
kerusakan jaringan
 Biaya murah
Sekalipun material modern dressing lebih
mahal dari dressing konvensional, respon
yang lebih cepat untuk pengobatan dapat
menghemat biaya keseluruhan.
PENATALAKSANAAN LUKA YANG
TERINFEKSI
Ada beberapa prinsip penatalaksanaan infeksi
yang dapat dilakukan petugas kesehatan
dalam merawat pasien secara holistik :
 Kenali tanda dan gejala inflamasi, kolonisasi
 Lakukan pemeriksaan kultur swab luka 
interpretasi hasil kultur  berikan antibiotika
yang tepat
 Pelajari jenis kuman , gunakan antimikroba
topikal yang tepat dan cocok untuk pasien
 Minimalkan kontaminasi silang 
mempertahankan prinsip bersih atau steril
dalam perawatan luka
 Gunakan cairan pencuci luka yang tepat .
 Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga
tentang kebutuhan sistemik ( asupan nutrisi,
kontrol kadar glukosa darah, vitamin )
Ada 3 hal penting dalam menangani luka
infeksi :
1. Respon host
2. Kurangi jumlah kuman dalam luka
3. Tindakan umum
Evaluasi kembali secara teratur:
 Hubungkan frekwensi re-evaluasi dengan
keparahan infeksi
 Apakah luka klien mengalami kemajuan
 Apakah luka mulai membaik
 Jika tidak, re-evaluasi pasien dan luka
sesuaikan dengan penatalaksanaannya
 Pemantauan secara sistemik dan pencatatan
gejala  mendeteksi peningkatan atau
penurunan
Penatalaksanaan Luka Kronis
Luka kronis adalah luka yang sulit sembuh akibat
terganggu penyembuhan luka oleh bebarapa
faktor:
1. Sistemik
2. Lokal
Luka kronis terjadi karena :
 Delayed primary healing  dan terus berulang
 Benda asing dalam luka & jaringan nekrosis
Yang harus diperhatikan dalam perawatan
luka kronis:
 Pengkajian berkelanjutan
 Persiapan dasar luka
 Kebutuhan penanganan dengan prinsip steril
atau bersih
 Peningkatan kualitas hidup pasien
 Pendidikan kesehatan
 Perbaikan aktivitas sehari-hari pasien hingga
kemampuan optimal
Persiapan Dasar Luka
International Wound Bed Perparation Advisory
Board ( IWBPAB)  mengembangkan
konsep persiapan dasar luka.
Persiapan dasar luka adalah penatalaksanaan
luka sehingga dapat meningkatkan
penyembuhan dari dalam tubuh sendiri atau
memfasilitasi efektivitas terapi lain.
Metode ini bertujuan mempersiapkan dasar luka
dari adanya :
 Infeksi
 Benda asing
 Jaringan mati
Menjadi merah terang dengan proses epitelisasi yang
baik
Manajemen TIME  Vincent Falanga, 2003
T = Manajemen Jaringan
I = Manajemen infeksi
M = Manejemen pengaturan kelembaban luka
E = Manajemen tepi luka untuk mendukung
proses epitelisasi
Time : Manajemen jaringan
Tindakan utama adalah debridemant 
mengangkat atau menghilangkan jaringan
mati, jaringan terinfeksi, benda asing  dasar
luka dengan vaskularisasi baik
tIme : Manajemen infeksi
Yaitu mengatasi perkembangan jumlah kuman
pada luka

Luka dikatakan infeksi, jika ada tanda


 Inflamasi/infeksi
 Eksudat purulent, bertambah dan bau
 Luka meluas
 Pem. Diagnostik : lekosit meningkat
 Kultur eksudat : bakteri > 10 / g jaringan
Kegiatan mengontrol infeksi dengan memilih
cairan pencuci yang tepat dan menggunakan
balutan antimikroba yang tepat.
Teknik pencucian luka:
 Swabbing
 Water presuure
 Irigasi
Tugas : cari jenis-jenis cairan pencuci luka
tiMe : Manajemen Pengaturan Kelembapan luka.
 Luka kering : hidrocolloid
 Luka dengan eksudat minimal : hidrogel,
hidrocolloid
 Luka dengan eksudat sedang : calcium
alginate, hidrofiber
 Luka dengan eksudat banyak : hidrofiber,
foam lembaran
timE : Manajemen Tepi luka
Dimulai dari proses epitelisasi
Proses penutupan luka terjadi pada fase
proliferasi.
Epitel atau tepi luka sangat penting  proses
epitelisasi
Manajemen 3M
1.Mencuci luka
2.Membuang jaringan mati
3.Memilih balutan yangtepat
Mencuci luka
 Memilih cairan pencuci luka yang tepat, tidak
merusak jaringan, mengurangi jumlah kuman
 Mencuci dengan lembut dan perlahan
 Pengkajian luka lengkap
Membuang jaringan mati
 Debridemant dengan tepat
 Melakukan CSWD ( Conservative Sharp
Wound Debridemant) dengan benar
Memilih balutan yang tepat
 Balutan yang dapat mendukung autolisis
dedrimenat
 Balutan dapat mempertahankan kelembapan
 Balutan yang dapat melindungi kulit sekitar
luka dan tepi luka
 Balutan yang dapat mengontrol infeksi
 Balutan yang dapat mendukung granulasi

Anda mungkin juga menyukai