Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

“MANAGEMEN PENANGANAN LUKA DIABETES”

Disusun oleh :
Bella arita ulfami
Nim : P01740323137

Dosen Pembimbing :
dr. Esther Meylina Sipahutar

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN AHLI JENJANG KEBIDANAN
TA 2023/2024
BEDAH KASUS

Pada kasus wanita usia 52 tahun riwayat DM tidak terkontrol datang ke PMB mengeluh ada luka
pada tumit kaki kanan, awalnya luka kecil disebabkan gatal gigitan nyamuk, namun luka semakin
lebar dan dalam, serta menimbulkan aroma kurang sedap.

Luka merupakan kondisi hilangnya kuntinuitas epitel dengan atau tanpa jaringan ikat dibawahnya
sehingga menimbulkan kerusakan fungsi kulit yang bisa disebabkan oleh berbagai sebab, misalnya
pembedahan, trauma tajam, luka bakar, bahan kimia, gesekan atau tekanan.

Penyembuhan luka merupakan proses yang rumit, dengan strategi yang berbeda dalam merawat berbagai
jenis luka. Penyembuhan luka adalah suatu proses perbaikan jaringan kulit atau organ lainnya setelah
terjadi luka. Terdapat tiga fase penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi atau fibroplasia,
dan fase remodelling atau maturasi. Fase inflamasi terjadi segera setelah terjadinya luka sampai hari
kelima. Proses kontriksi dan retriksi pembuluh darah yang putus disertai dengan reaksi hemostasis berupa
agregasi trombosit dan jala fibrin yang melakukan pembekuan darah untuk mencegah kehilangan darah.
Agregat trombosit mengeluarkan sitokin dan growth factor mediator inflamasi TGFβ1. Proses
angiogenesis terjadi saat sel endotel pembuluh darah di sekitar luka membentuk kapiler baru.
Karakteristik fase inflamasi yaitu tumor, rubor, dolor, color, dan functio lesa.

Penyakit DM merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronik sebagai akibat
disfungsi kinerja insulin. DM terdiri atas dua tipe yakni DM tipe-1 dan tipe-2. Diabetes tipe-1 merupakan
penyakit diabetes yang disebabkan karena tidak tersedianya insulin, dilatar belakangi oleh faktor genetik.
Sementara DM tipe-2 disebabkan antara lain oleh pola makan yakni kebiasaan makan yang terlalu banyak
mengandung karbohidrat sederhana dan tidak memenuhi kaidah pola makan seimbang, serta rendahnya
aktivitas fisik. Penyakit DM tipe-2 dapat pula disebabkan oleh dislipidemia yaitu kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Mekanisme terjadinya
DM adalah gangguan sinyal jalur insulin yang mengakibatkan pengurangan sekresi adiponektin (Toft-
Nielsen et al. 2001). Berbagai jenis asam lemak dapat menyebabkan insulin berubah sensitivitasnya.
Luka diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat.
Bahkan jika tidak ditangani dengan tepat, luka pada penderita diabetes dapat terus menyebar hingga
berakhir dengan amputasi.

Penyebab lamanya luka diabetes untuk sembuh adalah kadar gula darah di dalam tubuh yang terlalu
tinggi. Hal tersebut merusak saraf, menurunkan sistem kekebalan tubuh, dan menyebabkan sirkulasi
darah memburuk, sehingga menghambat proses perbaikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.
Akibatnya, luka pada penderita diabetes akan tetap terbuka, basah, dan susah disembuhkan. Luka yang
yang tak kunjung sembuh menyebabkan penderita diabetes lebih rentan terserang infeksi jamur, infeksi
bakteri, dan gangrene.

Lalu bagaimana cara merawat luka pada penderita diabetes?


Perawatan luka khususnya pada luka kronik seperti luka diabetes, luka kanker, decubitus dan luka kronis
lainnya berbeda dengan luka acut (luka post kecelakaan, luka post operasi). Guna mencegah risiko luka
yang semakin parah, maka lakukanlah beberapa beberapa hal yang harus di perhatikan seperti
pemeriksaan luka berkelanjutan, persiapan dasar luka, sterilisasi alat, motivasi pasien, informasi
kesehatan, serta perbaikan aktivitas sehari-hari pada pasien.

cara perawatan luka diabetes meliputi 3M dimana merupakan akronim dari tahapan mencuci luka,
membuang jaringan mati dan memilih balutan yang tepat.

Mencuci Luka
Pencucian luka saat ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Mulai dari cairan yang
digunakan ataupun metode pencucian luka. Beberapa cairan yang sering digunakan yaitu Normal saline,
povidine iodine, hydrogen peroxide, chlorine ataupun commercial wound cleanser seperti feraclyrum 1%,
rebusan air daun jambu biji dll.

Penentuan jenis cairan untuk pencucian luka disesuaikan dengan kondisi luka apakah terinfeksi atau
tidak? Kondisi eksudat, keberadaan benda asing pada luka, perlunya perlindungan primer pada luka, dan
kondisi dasar luka merah segar atau ada masalah dari sisi vaskularisasi pada luka tersebut.
Mencuci luka hingga pada bagian tepi luka dan sekitar luka sangat penting dilakukan untuk meilhat luka
sesungguhnya ataupun kemungkinan adanya luka baru. Setelah pencucian luka selesai, akan dilaksanakan
pemeriksaan lanjut menganai kondisi terkini luka.

Membuang Jaringan Mati

Membuang jaringan mati pada luka dikenal dengan debridement. Metode pengankatan jaringan mati ini
terdapat bermacam-macam metode seperti Chemical debridement, Mechanical debridement, Autolysis,
surgical debridement, dan Conservative Sharp Wound Debridement (CSWD). Penggunaan metode
debridement ini disesuaikan dengan kondisi luka pasien serta penjelasan tentang manfaat dan kerugian
masing-masing metode kepada keluarga pasien.

Memilih Balutan yang Tepat.

Pemilihan balutan yang tepat dapan menunjang optimalisasi penyembuhan luka. Pemilihan balutan luka
disesuaikan dengan kondisi luka. Balutan yang baik tentunya dapat mendukung autolisis pengangkatan
jaringan mati, mempertahankan kelembapan, melindungi area sekitar luka dan tepi luka, mencegah
infeksi, dan mendukung granulasi serta pertumbuhan jaringan epitel.

Namun semuanya tetap harus melalui proses keperawatan yang komprehensif meliputi pengkajian,
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan yang tidak kalah penting adalah dokumentasi keperawatan.
1. Pengkajian
a. Kondisi luka
1) Warna dasar luka (Slough (yellow), Necrotic tissue (black), Infected tissue
(green), Granulating tissue (red), Epithelialising (pink),
2) Lokasi, ukuran (panjang, lebar, diameter) dan kedalaman luka.
3) Eksudat
4) Odor
5) Tanda-tanda infeksi
6) Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
b. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
c. pengkajian Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
d. pengkajian Status vascular : Hb, TcO2
e. Pengkajian Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang
lain.
f. Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya.

2. Perencanaan
Langkah pertama dalam melakukan perencanaan perawatan luka adalah dengan menggunakan TIME
Manajemen yang terdiri dari :
a. Tissue management (manajemen jaringan dasar luka),
b. Inflamation control (control inflamasi),
c. Moisture balance (kelembaban seimbang), dan
d. Epitelial edge (pembentukan epitel tepi luka).

Tujuan dari perencanaan perawatan luka dengan menggunakan TIME Management ini adalah
menyiapkan dasar luka (Wound Bed Preparation) agar luka dapat sembuh secara optimal sesuai
dengan prinsip perawatan luka yang lembab.

3. Implementasi
a. Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound) – warna dasar luka kuning (yellow)
1) Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough tissue)
2) Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat
3) Untuk merangsang granulasi
4) Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
5) Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates dan hydrofibre
dressings
b. Luka Nekrotik – warna dasar luka hitam (black)
1) Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)
2) Berikan lingkungan yg kondusif untuk autolysis
3) Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
4) Hydrogels, hydrocolloid dressings
c. Luka terinfeksi – warna dasar luka hijau (green)
1) Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan luka
2) Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka
3) Wound culture – systemic antibiotics
4) Kontrol eksudat dan bau
5) Ganti balutan tiap hari
6) Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon dressings, silver
dressings
d. Luka Granulasi – warna dasar luka merah (red)
1) Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan yang baru, jaga
kelembaban luka
2) Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
3) Moist wound surface – non-adherent dressing
4) Treatment overgranulasi
5) Hydrocolloids, foams, alginates
e. Luka epitelisasi – warna dasar luka pink
1) Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-surfacing”
2) Transparent films, hydrocolloids
3) Balutan tidak terlalu sering diganti
f. Balutan kombinasi

Tujuan Tindakan

Hydrogel + film
Rehidrasi atau hanya hydrocolloid
Hydrogel + film/foam
Atau hanya hydrocolloid
Debridement Atau alginate + film/foam
(deslough) Atau hydrofibre + film/foam
Extra absorbent foam
Manage eksudat Atau extra absorbent alginate + foam
sedang Atau hydrofibre + foam
s.d berat Atau cavity filler plus foam

4. Evaluasi dan Monitoring Luka


a. Dimensi luka : size, depth, length, width
b. Photography
c. Wound assessment charts
d. Frekuensi pengkajian
e. Plan of care

5. Dokumentasi Perawatan Luka


a. Potential masalah
b. Komunikasi yang adekuat
c. Continuity of care
d. Mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain yang timbul
e. Harus bersifat faktual, tidak subjektif
f. Wound assessment charts

Penuhi asupan makanan


Untuk mempercepat proses penyembuhan luka, Anda juga dianjurkan untuk memerhatikan asupan
nutrisi harian pasien. Salah satu nutrisi penting yang harus dipenuhi sehari-sehari untuk merawat luka
diabetes adalah protein. Protein diketahui dapat membantu memperbaiki jaringan kulit dan jaringan
tubuh lainnya yang mengalami kerusakan. Kebutuhan kalori, lemak, serat, vitamin dan mineral, seperti
zinc dan vitamin C, juga penting untuk tercukupi.

Berkolaborasi dengan Dokter


Dokter dan perawat memang memiliki tugas masing-masing dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien. Namun patut di ingat bahwa kolaborasi keduanya amat dibutuhkan untuk
mengoptimalkan kesembuhan pasien.

JURNAL-JURNAL UNTUK PERAWATAN LUKA DIABETES MELITUS


Perawatan luka dengan metode moist wound healing membuat luka tetap lembab, sehingga
mempercepat pertumbuhan jaringan dan mempercepat penyembuhan luka. Studi kasus ini bertujuan
untuk menganalisa hasil dari implementasi perawatan luka dengan moist wound healing terhadap
penyembuhan luka diabetik. Studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses
asuhan keperawatan. Subjek studi kasus adalah pasien DM yang disertai luka diabetik grade 1-2. Subjek
studi kasus berjumlah 2 orang, yang didapatkan secara random. Subjek studi kasus telah menandatangani
informed consent sebelum dilakukan pengambilan data. Populasi yang digunakan adalah semua pasien
dengan luka diabetik. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 2 pasien. Alat pengumpulan data
menggunakan lembar pengkajian Bates-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT)). Hasil yang didapatkan
adalah adanya perbaikan luka yang ditujukkan dengan peningkatan skor pada lembar assessment dengan
rerata selisih sebanyak 4 poin. Teknik moist wound healing mempercepat penyembuhan luka diabetik.

Perawatan luka yang masih sering dijumpai di rumah sakit yaitu dengan metode konvensional, luka
dibersihkan kemudian ditutup dengan kassa, tanpa adanya pemilihan dressing yang sesuai dengan kondisi
luka. Metode perawatan luka yang berkembang saat ini adalah moist wound healing, yang lebih efektif
dibandingkan metode konvensional karena mudah dalam pemasangan, dapat menyesuaikan dengan
bentuk luka, mudah melepaskannya, nyaman dipakai, tidak perlu sering ganti balutan, absorbs drainase,
menekan dan imobilisasi luka, mencegah luka baru dari cedera mekanis, mencegah infeksi, meningkatkan
hemostasis dengan menekan balutan. Selain itu dapat menghemat jam perawatan di rumah sakit
(Handayani, 2016; Maryunani, 2015). Metode ini juga menjaga kondisi luka tetap dalam kondisi lembab,
sehingga meningkatkan laju epitelisasi jaringan, mempercepat autolysis jaringan, meminimalkan infeksi
luka, dan mengurangi rasa nyeri terutama saat penggantian balutan sehingga penyembuhan luka lebih
efektif (Angriani et al., 2019).

Anda mungkin juga menyukai