Anda di halaman 1dari 11

ULKUS DIABETIKUM

Kelompok 2

1. Ami Cahyani Putri


2. Anisa Khamillah Gunanto

Dosen Pengampuh :

Dosen Pengampuh:Ns. Idramsyah,M.Kep, Sp.Kep M.B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
2023/2024

1
A. Pengertian
Ulkus diabetikum adalah luka pada permukaan kulit dan jaringan lunak
yang terjadi akibat makroangiopati yang mengakibatkan insufisiensi pembuluh
darah dan neuropati. Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada pasien DM (diabetes melitus) yang tidak terkontrol (Alfaqih et al., 2019;
Busch et al., 2017).
Bisul Diabetes Mellitus merupakan komplikasi dari Diabetes Mellitus
akibat gejala neuropati yang dapat menimbulkan luka pada kaki. Bisul dapat
terjadi akibat rusaknya pembuluh darah tepi akibat hiperglikemia (Harahap et al.,
2022).
B. Klasifikasi
Klasifikasi derajat ulkus diabetikum memiliki enam tingkatan menurut sistem
Wagner berdasarkan dalam luka, derajat infeksi, dan derajat gangrene:
1. Derajat 0
Tidak terdapat luka yang terbuka, kondisi kulit masih utuh namun kemungkinan
terjadi kelainan pada bentuk kaki.
2. Derajat 1
Luka pada permukaan yang diakukan perawatan dengan debridement lokal dan
antibiotik
3. Derajat 2
Luka sampai ke tendon dan lapisan subkutan yang lebih dalam namun tidak
sampai ke tulang
4. Derajat 3
Luka sudah dalam terdapat selulitis dengan abses jaringan lunak serta telah
terjadi infeksi pada tulang. pada derajat ini pasien membutuhkan tindakan
debridement dan terapi untuk infeksi tulang.
5. Derajat 4
Gangrene dari jari-jari atau bagian kaki depan.

2
6. Derajat 5
Gangrene yang lebih lebar sampai pada lengkungan kaki dan juga belakang
kaki (Alzamani et al, 2022).

C. Etiologi
Faktor yang dapat menyebabkan terjadi Ulkus Diabetikum adalah:
a. Faktor endogen: genetik metabolik, angeopati diabetik, neuropati diabetik.
b. Faktor eksogen: trauma, infeksi dan obat.

D. Patofisiologi
Aterosklerosis dan neuropati perifer adalah dua penyebab utama komplikasi
diabetes. Aterosklerosis menyebabkan penurunan aliran darah pada pembuluh
darah besar sehingga mengakibatkan penebalan membran pembuluh darah kapiler,
hilangnya elastisitas, dan pengendapan lipid pada dinding pembuluh darah. Jika
tidak segera ditangani, aterosklerosis akan menyebabkan iskemia pada pembuluh
darah. Neuropati perifer mempengaruhi sistem saraf sensorik, motorik, dan
otonom. Ada penyebab multifaktorial seperti vasa nervorum, disfungsi endotel,
hiperosmolaritas kronis, dan peningkatan efek sorbitol dan fruktosa.

3
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala ulkus diabetikum menurut (ADA, 2010) sebagai berikut:
1. Nyeri
2. Kulit menjadi kering
3. Persepsi sensori menurun (kebas)
4. Kesemutan
5. Rusaknya jaringan
6. Kuku kaki menebal
7. Kaki menjadi atrofi dan dingin
8. Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis, dan poplitea
9. Luka yang timbul secara spontan maupun karena trauma

F. Perawatan Luka Ulkus Diabetikum


Cara perawatan luka diabetes meliputi 3M dimana merupakan akronim dari
tahapan mencuci luka, membuang jaringan mati dan memilih balutan yang tepat
1. Mencuci Luka
Pencucian luka saat ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Mulai dari cairan yang digunakan ataupun metode pencucian luka. Beberapa
cairan yang sering digunakan yaitu Normal saline, povidine iodine, hydrogen
peroxide, chlorine ataupun commercial wound cleanser seperti feraclyrum
1%, rebusan air daun jambu biji dIl.
Penentuan jenis cairan untuk pencucian luka disesuaikan dengan kondisi luka
apakah terinfeksi atau tidak? Kondisi eksudat, keberadaan benda asing pada
luka, perlunya perlindungan primer pada luka, dan kondisi dasar luka merah
segar atau ada masalah dari sisi vaskularisasi pada luka tersebut Mencuci luka
hingga pada bagian tepi luka dan sekitar luka sangat penting dilakukan untuk
meilhat lukasesungguhnya ataupun kemungkinan adanya luka baru. Setelah
pencucian luka selesai, akan dilaksanakan pemeriksaan lanjut menganai
kondisi terkini luka.

4
2. Membuang Jaringan Mati (Debridement)
Membuang jaringan mati pada luka dikenal dengan debridement. Metode
pengankatan jaringan mati ini terdapat bermacam-macam metode seperti
Chemical debridement, Mechanical debridement, Autolysis, suraical
debridement. dan Conservative Sharp Wound Debridement (CSWD).
3. Memilih Balutan yang Tepat.
Pemilihan balutan yang tepat dapan menunjang optimalisasi penyembuhan
luka. Pemilihan balutan luka disesuaikan dengan kondisi luka. Balutan yang
baik tentunya dapat mendukung autolisis pengangkatan jaringan mati,
mempertahankan kelembapan, melindungi area sekitar luka dan tepi luka,
mencegah infeksi, dan mendukung granulasi serta pertumbuhan jaringan
epitel.
Namun semuanya tetap harus melalui proses keperawatan yang komprehensif
meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan yang tidak
kalah penting adalah dokumentasi keperawatan.

G. Penyembuhan Luka Ulkus Diabetikum


1. Fisiologi
Proses penyembuhan luka merupakan suatu proses restorasi alami luka
yang mengaitkan sebuah proses yang kompleks, dinamis, dan terintegritas
pada sebuah jaringan karena adanya kerusakan. (Tambunan et al., 2021)
2. Proses Penyembuhan Luka
a. Primer (Primary Intention)
Jaringan luka yang ditutupi jahitan sembuh melalui penyatuan primer.
b. Sekunder (Secondary Intention)
Kerusakan jaringan sel yang besar dan ekstensif memerlukan waktu yang
cukup lama hingga luka bisa sembuh.
c. Tersier (Tertiary Intention atau Delayed Primary Intention)

5
Penyembuhan luka tersier merupakan penyembuhan luka primer yang
tertunda hingga 4-6 hari akibat komplikasi seperti infeksi. (Shila et al.,
2022).

6
DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2010). Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes Care,


33(SUPPL. 1). https://doi.org/10.2337/dc10-S062
Alfaqih, M. R., Sinawang, G. W., Faizah, R., & Hermanto, A. (2019). The
Management of Diabetic Foot Ulcers Using the Wound Treatment Techniques
of Modern Dressing: A Systematic Review. Jurnal Ners, 14(3 Special Issue),
176–180. https://doi.org/10.20473/jn.v14i3(si).17016
Alzamani, L. M. H. I., Marbun, M. R. Y., Purwanti, E. M., Salsabilla, R., & Rahmah,
S. (2022). Ulkus Kronis: Menegnali Ulkus Dekubitus Dan Ulkus Diabetikum.
Jurnal Syntax Fusion. https://doi.org/https://doi.org/10.54543/fusion.v2i02.153
Bansal C, Scott R, Stewart D. Cockerell CJ. (2015) Decubitus ulcers: a review of the
literature. Int J Dermatol. 44(10):805-10.
Busch, C., Aschermann, I., & Mnich, C. D. (2017). Treatment of chronic ulcers: A
critical short analysis. Phlebologie, 46(1), 13–18.
https://doi.org/10.12687/phleb2327-1-2017
Harahap, M., Anjelli, S. K., Sinaga, W. A. M., Alward, R., Manawan, J. F. W., &
Husein, A. M. (2022). Classification of diabetic foot ulcer using convolutional
neural network (CNN) in diabetic patients. Jurnal Infotel, 14(3), 196–202.
https://doi.org/10.20895/infotel.v14i3.796
Oliver TL, Mutluoglu M. (2020), Diabetic Foot Ulcer. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Pranarka K. (2015) Dekubitus. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan.
Usia Lanjut). Jakarta: Badan Penerbit FKUL, P306-18.
Tambunan, D., Maharani, I. P., Barasa, S. W., Watania, L., & Sihaloho, S. (2021).
Kajian Literatur: Perbandingan Efektivitas Teknik Wet To Dry Dressing Dan
Teknik Moist Dressing Pada Ulkus Diabetik [Literature Review: Comparison of
the Effectiveness of the Wet To Dry Dressing Technique and the Moist Dressing
Technique in Diabetic Ulcus]. Nursing Current: Jurnal Keperawatan, 9(2), 138.
https://doi.org/10.19166/nc.v9i2.4919

7
SOP Debridement
Pengertian Debridement adalah proses pengangkatan jaringan avital
atau jaringan mati dari suatu luka. Jaringan avital dapat
berwarna lebih pucat, coklat muda atau hitam dan dapat
kering atau basah
Tujuan 1. Sebagai acuan tenaga medis dalam melakukan
debridement
2. Membuang jaringan mati serta mempercepat
penyembuhan luka
Alat-alat 1. Pinset
2. Gunting
3. b. Banan-bahan :
4. NaC1 0.9 %
Langkah-langkah 1. Petugas mencuci tangan,
2. Petugas memakai APD,
3. Petugas menjaga privacy pasien,
4. Petugas mendekatkan alat-alat ke pasien,
5. Petugas mengatur posisi pasien sesuai dengan
kebutuhan, 6.
6. Petugas mulai membuang jaringan nikrosis dengan
menggunting, 7.
7. Petugas membersihkan luka dengan NACL,
8. Petugas mengeringkan dengan kassa steril,
9. Petugas memberikan disinfektan pada area luka,
10. Petugas menutup luka dan diplester rapi,
11. Petugas merapikan pasien,
12.Petugas melepas APD,
13.Petugas mencuci
Referensi http://askep33.com/2016/03/17/jenis-jenis-debridement/

8
SOP PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING

Pengertian Perawatan luka dengan modern merupakan dimans teknik ini


mempertahankan dan menjaga lingkungan luka tetap lembab untuk
memperbaiki proses penyembuhan luka
Tujuan Tujuan dan perawatan luka modern
1. Mencerah infekai
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Menciptakan lingkungan yang kondusif penyembuhan luka
4. Mengurangi nyern
5. Mengontrol dan mencegah odor/bau
6. Merangsang jaringan baru granulasi dan epitelisasi
7. Mempertahankan integritas kulit
8. Meningkatkan proses penyembuhan luka
Indikasi Pasien dengan luka kaki diabetik
Persiapan perawat 1. Cuci tangan
2. Siapkan alat
Persiapan alat 1. Set balutan steril
a. gunting tisu
b. Pinset anatomis
c. Pinset cirugis
d. Kom steril sedang
e. Kassa steril
f. Bak Instrumen
2.Sarung tangan steril bersih
3.Nacl 0,9% atau wound water
4. Sabun antiseptic non-toksik
5. Masker, celemek, pelindung mata (bila perlu)
6. Kantong sampah kedap air
7. Balutan modem sesuai kondisi luka: Сa Alginate, Foam, Hidrogel,
zinc cream, dll
Persiapan pasien 1. Pastikan identitas pasien yang akan dilakukan tindakan.
2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai tindakan
yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman
Persiapan 1. Ciptakan suasana nyaman
lingkungan 2. Jaga privasi pasien
1. Mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun
2. Menggunakan sarung tangan
3. Mendekatkan peralatan perawatan luka
4. Memasang under pad dibawah area luka.
Letakkan bak instrument. Letakkan kantong sampah pada daerah
yang mudah dijangkau
5. Membuka balutan
6. Observasi karakter, jumlah drainase pads balutan
7. Balutan yang telah dibuka masukkan ke dalam kantong sampah

9
kedap air
8. Kaji kondisi luka proses penyembuhan luks karakter dramase,
tanda infeksi
9. Mencuci luka dengan menggunakan sabum antiseptic non-tokaik
dan bilas dengan cairan Nacl 0,9% atan Wound Water
10.Membersihkam luka secara lembut dan gentel dengan
menggunakan kassa besar/kecil bersih
11.Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa besar/kecil steel
12.Mengganti sarung tangan setelah mencuci tangan
13.Perawatan Therapy ozon selama 15 menit dengan menggunakan
plastic khusus untuk therapy ozon
14.Buang plastik ke tempat sampah infeksius
15.Mengangkat jaringan mati (slough dan nekrosis)
16.Mendokumentasikan kondisi luka stadiumi luka, warna dasar luka,
ukuran luka, warna kulit sekitar luka, cairan luka dan melalukan
foto pada luka
17.Memilih balutan sesuai jenis luka (cairan dan warma luka
18.Merapikan alat
19.Lepas sarung tangan dan buang ke tempat yang tepat
20.Kembalikan pasien ke dalam posisi yang nyaman
21.Mencuci tangan
Evaluasi 1. Melakukan evaluasi validasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan
2. Kaji respon pasien
3. Memberikan informasi berkaitan dengan peningkatan kesehatan
pasien
Lakukan dokumentasi tindakan

10
Pengkajian Luka (BETES JENSEN SCALE)

No Pengkajian 1 2 3 4 5
1 Ukuran luka < 4 cm 4-16 cm 16-36 cm 36-80 cm >80 cm
1. (P) ..... x (L)....... =
2. (P) ..... x (L)....... =
2. Kedalaman luka Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4 Stadium 5

3. Tepi luka samar, tidak Terlihat menyatu Jelas tidak menyatu Jelas tebal dan tidak Jelas fibrotic parut
jelas terlihat dengan luka dasar dengan dasar luka menyetu dengan dan tebal
dasar luka
4. Goa/undermining tidak ada goa Goa <2 cm di area Goa 2-4 cm < 50% Goa 2-4 cm > 50% Goa >4 cm di area
manapun pinggir luka pinggir luka manapun
5. Tipe eksudate tidak ada bloody serosanguineus rerosa pululenta

6. Jumlah eksudat Kering moist sedikit sedang Banyak

7. Warna kulit sekitar pink atau normal Merah terang jika Putih/pucat/ Merah gelap/abu- Hitam/
luka ditekan hipopigmenasi abu hiperpimental

8. Jaringan yang edema Tidak ada Non pitting edema < Non pitting edema > pitting edema < 4 cm Non pitting edema
pembengkakan 4 cm di sekitar luka 4 cm di sekitar luka di sekitar luka <4 cm di sekitar
luka
9. Jaringan granulasi Kulit utuh Terang 100% Terang 50 % Granulasi 25% Tidak ada jaringan
granulasi granulasi granulasi
10. Epitelisasi 100% epitel 75-100% epitel 50-75% epitel 25-50% epitel < 25 % epitel
Jumlah per item

Jumlah total score

11

Anda mungkin juga menyukai