Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ULKUS GANGREN

A. Definisi

Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasive kuman saprofit. Adanya
kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus gangrene juga
merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
neuropati perifer (Andyagreni, 2010).

Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati
atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi (Askandar, 2000).

Jadi, ulkus gangrene adalah salah satu komplikasi kronik dari Diabetes Mellitus
yang terjadi akibat proses nekrosis disebabkan oleh infeksi yang ditandai dengan
adanya luka pada kaki yang merah kehitaman dan berbau busuk akibat terjadinya
sumbatan pada pembuluh darah di tungkai.
B. Mekanisme
C. Pemeriksaan PenunjangRencana asuhan klien dengan gangguangangren
diabetik
I. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan

a. Riwayat kesehatan sekarang


Riwayat kesehatan sekarang tentang kapan terjadinya luka,
penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh
pasien untuk mengatasinya.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang
ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit
pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun
arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota
keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang
dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi,
jantu ng.

D. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan X-ray,
b. EMG
c. pemeriksaan laboratorium

E. Diagnosa Yang Sering Muncul

I. Diagnosa 1: Kerusakan integritas jaringan(Asuhan Keperawatan Praktis, 379)


 Definisi
Kerusakan jaringan membran mukosa, kornea, integumen atau
subkutan
 Batasan karakteristik
a. Kerusakan jaringan (mis: membran mukosa, kornea, integumen
atau subkutan)
b. Kerusakan jaringan
 Faktor yang berhubungan
a. Gangguan sirkulasi
b. Iritan zat kimia
c. Defisit cairan
d. Kelebihan cairan
e. Hambatan mobilitas fisik
f. Kurang pengetahuan

II. Diagnosa 2: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer


 Definisi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
 Batasan karakteristik
a. Tidak ada nadi
b. Perubahan fungsi motoric
c. Perubahan karakteristik kulit (warna, elastisitas, rambut, kelembapan,
sensasi, suhu)
d. Perubahan tekanan darah di ekstremitas
e. Edema
 Faktor yang berhubungan
a. Kurang pengetahuan tentang faktor pemberat (mis: merokok, gaya
hidup monoton, truma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
b. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit (mis: diabetes,
hiperlipidemia)
c. Diabetes mellitus
d. Hipertensi

F. Perencanaan

I. Diagnosa 1: Kerusakan integritas jaringan(Asuhan Keperawatan Praktis, 379)


 Tujuan dan kriteria hasil
a. Tujuan
1) Tissue integrity, skin and
2) Wound healing: primary and secondary intention

b. Kriteria hasil
1) Perfusi jaringan normal
2) Ketebalan dan tekstur jaringan normal
3) Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
 Intervensi keperawatan dan rasional
a. Intervensi : Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan
nekrotik, tanda-tanda infeksi lokasi.
Rasional: Mengetahui keadaan luka
b. Intervensi : Jaga kulit agar tetap bersih dan kering
Rasional: Mencegah penyebaran mikroorganisme dan mempercepat
proses penyembuhan luka
c. Intervensi : Bersihkan area sekitar luka
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
d. Intervensi : Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai dengan
program
Rasional : Menjaga agar luka tetap bersih

II. Diagnosa 2: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


 Tujuan dan kriteria hasil
a.Circulation status
b. Tissue perfusion: cerebral
 Intervensi keperawatan dan rasional
a. Intervensi : Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi
perifer
Rasional : Mengetahui sirkulasi perifer pasien
b. Intervensi : Pantau tingkat ketidaknyamanan atau nyeri saat melakukan
latihan fisik
Rasional : Menjaga kenyamanan pasien
c. Intervensi : Pantau status cairan termasuk asupan dan haluaran
Rasional : Agar kebutuhan cairan pasien terpenuhi
d. Intervensi: Ajarkan pasien atau keluarga untuk memeriksa kulit setiap
hari untuk mengetahui perubahan integritas kulit
Rasional : Mencegah terjadinya infeksi
e. Intervensi: Berikan perawatan kulit pada sekitar luka
Rasional : ntuk mencegah penyebaran mikroorganisme disekitar luka
f. Intervensi : Dorong latihan rentang pergrakan sendi aktif dan pasif,
terutama pada ekstremitas bawah, saat tirah baring
Rasional : Melatih ROM pasien dan mencegah terjadinya komplikasi
penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Andyagreni. (2010). Kapita SelektaKedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media


Aescullapius.

Huda dan Kusuma. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Jogjakarta: MediAction.

Waspadji S. (2006).Komplikasi kronik Diabetes : Mekanisme Terjadinya, Diagnosis


dan Strategi pengelolaan. Dalam : Aru W, dkk, editors, Ilmu Penyakit Dalam,
Jilid III, Edisi keempat. Jakarta: Penerbit FK UI

https://www.academia.edu/10403832/LAPORAN_PENDAHULUAN_DM_Gangren
e_Disusun_untuk_Memenuhi_Tugas_Pendidikan_Profesi_di_Ruang_29_RSSA
_Ma

Banjarbaru, Mei 2019

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( Julianto, Ns., M. Kep) ( )

Anda mungkin juga menyukai