Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN ANEMIA DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr.
MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Pembelajaran


Praktek Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
Dewi Aisyah
A32020131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN ANEMIA DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr.
MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Yang disusun oleh:


Dewi Aisyah
A32020131

Yang telah disahkan pada:


Hari :.......................................
Tanggal :.....................................

Pembimbing,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

(Harni Wahyuni, S. Kep, Ns) (................................)


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah Penurunan sirkulasi darah pada
level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh (SDKI, 2017)
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah keadaan dimana individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernafasan
pada tingkat seluler perifer suatu penurunan dalam suplai darah kapiler (Nurarif.A.H.
& Kusuma. H, 2015)
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan sirkulasi darah ke perifer yang
dapat mengganggu kesehatan (Herdman, T.H dan Kamitsuru, 2018)
Jadi kesimpulannya perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah Penurunan
sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.

B. ETIOLOGI
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri/vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis.diabetes melitus,
hiperlipidemia
8. Kurang aktivitas fisik (SDKI, 2017)

C. BATASAN KARAKTERISTIK
Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif
Tidak tersedia
2. Objektif
a. Pengisian kapiler > 3detik
b. Nadi perifer menurun atau tidak teraba
c. Akral teraba dingin
d. Warna kulit pucat
e. Turgor kulit menurun
Gejala dan tanda minor
1. Subjektif
a. Parastesia
b. Nyeri ekstremitas
2. Objektif
a. Edema
b. Penyembuhan luka lambat
c. Indeks ankle-brachial<0,90
d. Bruit femoral
D. PATOFISIOLOGI
Anemia menurut (Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan
sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses
ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila
kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.
E. PATHWAY

F. FOKUS PENGKAJIAN
Menurut (Sugeng Jitowiyono,2018), berikut tinjauan teoritas tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia.
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama,
pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Prenatal: apakah selama hamil pernah menderita penyakit berat
pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat obatan
dalam jangka waktu panjang.
2) Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang
dan berat badan waktu lahir.
3) Postnatal: keadaan bayi setelah masa, neonatorium, ada trauma post
partum akibat tindakan misalnya vakum dan pemberian asi.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Menderita penyakit anemia sebelum nya, riwayat imunisasi.
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demam tinggi
4) Adanya riwayat ISPA
e. Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan
penurunan kesadaran.
f. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat anemia dalam keluarga
2) Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asma,
penyakit- penyakit infeksi saluran pernafasan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.
b. Kesadaran: apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai terjadi
penurunan tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor, coma.
c. Tanda – tanda vital Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi
kuat sampai lemah, suhu meningkat atau menurun, pernafasan meningkat
d. TB dan BB
e. Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapat perdarahan dibawah kulit.
f. Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi
g. sklera, terdapat perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra dan
refleks cahaya.
h. Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung atau gangguan fungsi penciuman.
i. Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran
j. Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi lidah
kering, bibir pecah – pecah, atau perdarahan.
k. Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar,
dan kondisi distensi vena jugularis.
l. Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas
tidak teratur.
m. Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan biasa
dibawah normal.
n. Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum dan
pada perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.
o. Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang.
p. Pemeriksaa penunjang
1) Riwayat sosial
2) Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat tinggal,
orang yang terdekat dengan klien.
3) Keadaan lingkungan, perkarangan, pembuangan sampah.
4) Kebutuhan dasar Meliputi kebutuhan nutrisi klien suhubungan dengan
anoreksia
5) Diet yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika
ada.
3. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.
Data psikologis
a. Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya
b. Pengalama sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi
c. Prosedur medis yang akan dilakukan
d. Adanya sistem dukungan
e. Kemampuan koping
f. Agama, kepercayaan, adat
g. Pola komunikasi dalam keluarga
G. MASALAH KEPERWATAN YANG MUNCUL
1. Resiko infeksi (0142)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d berat badan
menurun minimal 10 persen dibawah rentang ideal (D.0019)
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah (D.0056)
4. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal d.d peristaltik usus menurun
(D.0049)
5. Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan /ke toilet/berhias secara mandiri (D.0109)
6. Ketidakefektifan jangan perifer b.d penurunan konsetrasi hemoglobin d.d
pengisian kapiler >3 detik (D.0009) (SDKI, 2017)

H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
jangan perifer keperawatan selama 3x24 (I.02079)
b.d penurunan jam diharapkan masalah Observasi
konsetrasi keperawatan 1. Periksa sirkulasi
hemoglobin d.d Ketidakefektifan jaringan perifer (mis. Nadi
pengisian perifer dapat teratasi perifer, edema,
kapiler >3 detik dengan kriteria hasil : pengisian kapiler,
(D.0009) Perfusi perifer (L.02011) warna, suhu)
Indikator A T 2. Identifikasi faktor
Warna 2 4 resiko gangguan
kulit sirkulasi (mis.
pucat Diabetes, perokok,
Akral 2 4 hipertensi, kolesterol)
Pengisian 2 4 3. Monitor panas,
kapiler kemerahan, nyei atau
Tingkat perdarahan bengkak pada
(L.02017) ektremitas
Indikator A T Terapeutik
Hemoglobi 2 4 1. Lakukan pencegahan
n infeksi
Hematokrit 2 4 2. Lakukan perawatan
Keterangan : kaki dan kuku
1. Menurun Edukasi
2. Cukup menurun 1. Anjurkan berhenti
3. Sedang merokok
4. Cukup meningkat 2. Anjurkan olahraga
5. Meningkat rutin
3. Anjurkan diit yang
tepat (rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3 )
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat dan
pemberian tranfusi
darah
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Tanggal 06/06/2021
PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI
N RUJUKAN

Darah Lengkap

Batang 2.3 L % 3-5

Eosinofil 0.4 L % 2-4

Limfosit 11.4 L % 25-40

Neutrofil 82.3 H % 50,0-70,0

Segmen 80.0 H % 50-70

Darah Lengkap

Eritrosit 3.33 L 10ˆ6/uL 3,80-5,20

Hematokrit 29 L % 40-52

Hemoglobin 9.2 LL g/dl 11,5-15,5

Trombosit 5000 LL /ul 150000-440000

Leukosit 18700 H /ul 3600-11000

Neutrofil 7.24
Limfosit Ratio

RDW 18.4 H % 11,5-14,5

Total Limfosit 2130


Count
C. TERAPI YANG DIBERKAN
Terapi Dosis Manfaat
Nacl 20 tpm Untuk menggantikan
cairan tubuh yang
hilang, mengoreksi
ketidakseimbangan
elektrolit
Ceftriaxone 2x 1 gr Antibiotic, untuk
pengobatan infeksi
bakteri
Omeprazole 2x 40 mg Untuk mengatasi
gangguan lambung
Methylprednisolone 1x 62.5 mg Untuk mengobati
penyakit yang
menyebabkan
peradangan
Asam traneksamat 3x500 mg Untuk mrnghentikan
perdarahan
Sucralfat syr 3x2 cth Untuk meggatasi
tukak lambung,ulkus
duodenum, atau
gastristis kronis
Asam folat 1x1mg Vitamin B untuk
pembentukan sel
darah merah
NAC 3X200 mg Untuk mengenceerkan
dahak dalam beberapa
kondisi
D. ANALISA DATA
No DATA FOKUS ETIOLOGI MECHANISM PROBLEM

1 DS : penurunan Kegagalan Ketidakefektifan


Pasien konsetrasi produksi SDM jangan perifer
mengatakan hemoglobin oleh sumsum (D.0009)
lemas, pusing, tulang
perdarahan pada
gusi, sejak 2 Penurunan SDM
minggu yang lalu,
riwayat BAB HB berkurang

hitam.
DO: ANEMIA

Pasien terlihat
suplai O2 dan
lemas, pucat,
nutrisi kejaringan
konjungtiva
anemis, terdapat
SSP
benjolan di bawah
lidah.
Perfusi Jaringan
CRT: > 2 detik
perifer tidak
TD: 103/65
efektif
mmHg
N: 78 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Hasil
laboratorium
(13/06/2021)
Hemoglobin: 9,2
g/dl
Trombosit :
5000 /ul
2 DS : Kelemahan kegagalan Intoleransi
Pasien produksi SDM aktivitas
mengatakan oleh sum-sum (D.0056)
lemes, pusing dan tulang
jika berjalan lama
kecapean dan Penurunan SDM
butuh bantuan
sebagian dalam HB berkurang

beraktivitas sehari
harinya ANEMIA

DO :
Hipoksia
Pasien terlihat
lemas, pasien
Hipoksia
dibantu ketika
kekamar mandi
Mekanisme
oleh istrinya
anaerob

ATP berkurang

Kelelahan

Intoleransi
aktivitas

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Ketidakefektifan jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin (D.0009)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
jangan perifer keperawatan selama 3x24 (I.02079)
b.d penurunan jam diharapkan masalah Observasi
konsetrasi keperawatan 1. Periksa sirkulasi
hemoglobin d.d Ketidakefektifan jaringan perifer (mis. Nadi
pengisian perifer dapat teratasi perifer, edema,
kapiler >3 detik dengan kriteria hasil : pengisian kapiler,
(D.0009) Perfusi perifer (L.02011) warna, suhu)
Indikator A T 2. Identifikasi faktor
Warna 2 4 resiko gangguan
kulit sirkulasi (mis.
pucat Diabetes, perokok,
Akral 2 4 hipertensi, kolesterol)
Pengisian 2 4 3. Monitor panas,
kapiler kemerahan, nyei atau
Tingkat perdarahan bengkak pada
(L.02017) ektremitas
Indikator A T Terapeutik
Hemoglobi 2 4 1. Lakukan pencegahan
n infeksi

Hematokrit 2 4 2. Lakukan perawatan

Keterangan : kaki dan kuku

1. Menurun Edukasi

2. Cukup menurun 1. Anjurkan berhenti

3. Sedang merokok

4. Cukup meningkat 2. Anjurkan olahraga

5. Meningkat rutin
3. Anjurkan diit yang
tepat (rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3 )
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat dan pemberian
tranfusi darah

Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi (I.


aktivitas keperawatan selama 3x24 05178)
berhubungan jam diharapkan masalah Observasi
dengan keperawatan intoleransi 1. Identifikasi gangguan
kelemahan aktivitas dapat teratasi fungsi tubuh yang
(D.0056) dengan kriteria hasil : mengakibatkan
Toleransi aktivitas kelelahan
(L.05047) Terapeutik
Indikator A T 2. Sediakan lingkungan
Keluhan 2 4 nyaman dan rendah
lemas stimulus ( kunjungan
Jarak 2 4 dan suara)
berjalan Edukasi
Keluhan 2 4 3. Anjurkan tirah baring
lelah 4. Anjurkan aktivitas
Keterangan : secara bertahap
1. Menurun kolaborasi
2. Cukup menurun 5. Kolaborasi dengan
3. Sedang ahli gizi tentang cara
4. Cukup meningkat meningkatkan asupan
5. Meningkat makanan

G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/jam No Implementasi Respon Paraf
.
Dx
14/06/21 1,2 Mengobservasi keadaan S :- Dewi
08.30 umum pasien O : KU pasien sedang, GCS
WIB 15
1,2 Mengkaji keluhan pasien S: Dewi

Pasien mengatakan lemas,


pusing, perdarahan pada
gusi, sejak 2 minggu yang
lalu, riwayat BAB hitam.
O:
Pasien terlihat lemas, pucat,
akral dingin diekstremitas
bawah dan atas,
Terdapat benjolan dibawah
lidah
CRT: > 2 detik
TD: 103/65 mmHg
N: 78 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Hasil laboratorium:
Hemoglobin: 9,2 g/dl
09.30 1,2 Memberikan terapi obat Dewi
Trombosit : 5000 /ul
WIB pada pasien
S:-
O : ceftriaxone 1 gr,
2 Mengidentifikasi omeprazole 40 mg, kalnex Dewi

gangguan fungsi tubuh 500 mg.


yang mengakibatkan S:
kelelahan Pasien mengatakan lemes
jika berjalan lama kecapean
dan butuh bantuan dalam
beraktivitas sehari-harinya
O:
Pasien terlihat lemas dan
11.00 2 dibantu ketika kekamar Dewi
WIB Menganjurkan pasien
mandi oleh istrinya
untuk beraktivitas bertahap
S : Pasien mengatakan
dan menyarankan pasien
lemes
1 untuk istirahat Dewi
O : Pasien tampak bedrest
Menganjurkan diit yang
dan beristirahat
tepat untuk meningkatakn
Hb S : pasien mengatakan
12.00 1 Dewi
paham apa yang telah
WIB
Mengambil sampel darah
dianjurkan oleh perawat
untuk usaha transfusi
O : pasien tampak paham
trombosit
S:
O : diambil sampel darah
untuk usaha transfusi
trombosit
15/06/21 1,2 Mengobservasi keadaan S :- Dewi
08.00 umum pasien O : KU pasien sedang, GCS
15
1,2 Mengkaji keluhan pasien S : pasien mengatakan Dewi
masih pusing, lemes dan
masih keluar darah dari gusi
O : pasien tampak lemes
1,2 Memonitor TTV pasien Dewi
S:-
O : TD: 100/65 mmHg
N: 72 x/menit
RR: 20x/menit
10.00 1 S: 36, 2 C Dewi
Memberikan terapi
S:-
transfusi darah kepada
O : transfusi darah WRC
pasien
11.00 1,2 golongan O 1kolf Dewi
Memberikan terapi kepada
pasien S:-
O : ceftriaxone 1 gr,
omeprazole 40 mg, kalnex Dewi
2 500 mg.
S:-
12.00 Menganjurkan pasien
O : pasien tampak istirahat,
1 untuk tirah baring Dewi
bedrest
S : pasien mengatakan
13.00 Menganjurkan diit yang
paham apa yang telah
tepat untuk meningkatkan
dianjurkan oleh perawat
Hb
O : pasien tampak paham

H. EVALUASI
Tgl/jam No. Evaluasi Paraf
Dx
14/06/21 1 S: Dewi
14.00 Pasien mengatakan masih lemas, pusing,
WIB perdarahan pada gusi.
O:
Pasien terlihat lemas, pucat, akral dingin
diekstremitas bawah dan atas CRT: > 2 detik
Terdapat benjolan sebesar kelereng dibawah
lidah pasien
TD: 103/65 mmHg
N: 78 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Hasil laboratorium (13/06/15)
Hemoglobin: 9,2 g/dl
Trombosit : 5000 /ul
A:
Masalah keperawatan Ketidakefektifan
jaringan perifer belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
pengisian kapiler,warna, suhu)
2. Kolaborasikan pemberian obat dan tranfusi
darah
2 Dewi

S:
Pasien mengatakan masih lemes dan pusing,
jika berjalan lama kecapean dan butuh bantuan
dalam beraktivitas sehari-harinya
O:
Pasien terlihat lemas dan dibantu ketika
kekamar mandi oleh istrinya
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
15/06/21 1 S: Dewi
14.00 Pasien mengatakan masih lemas, pusing,
WIB perdarahan pada gusi sejak 2 minggu yang lalu,
riwayat BAB hitam.
O:
Pasien terlihat lemas, pucat, akral dingin
diekstremitas bawah dan atas CRT: > 2 detik
Masih terdapat benjolan dibawah lidah pasien
TD: 100/60 mmHg
N: 72 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36, 2 C
A:
Masalah keperawatan Ketidakefektifan
jaringan perifer belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
pengisian kapiler,warna, suhu)
2. Kolaborasikan pemberian obat dan

2 tranfusi trombosit Dewi

S:
Pasien mengatakan masih lemes dan pusing,
jika berjalan lama kecapean dan butuh bantuan
dalam beraktivitas sehari-harinya
O:
Pasien terlihat lemas dan dibantu ketika
kekamar mandi oleh suami
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
BAB III
PEMBAHASAN

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL


1. Ketidakefektifan Jaringan Perifer
Diagnosa ini muncul pada Tn. M karena berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan beberapa indikator dapat diangkatnya diagnosa Ketidakefektifan
jaringan perifer berdasarkan pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia,
2017. Beberapa indikator tersebut antara lain :
Gejala dan Tanda Mayor
No Subjektif No Objektif
(tidak tersedia) 1 Pengisian kapiler > 3
detik
2 Nadi perifer menurun
atau tidak teraba
3 Akral teraba dingin
4 Warna kulit pucat
5 Turgor kulit menurun

Gejala dan Tanda Minor


No Subjektif No Objektif
1 Parastesia 1 Edema
2 Nyeri ekstremitas 2 Penyembuhan luka lambat
(klaudikasi intermiten
3 Indeks ankle-brachial<0,90
4 Bruit femoral

2. Intoleransi aktivitas
Diagnosa ini muncul pada Tn. M karena berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan beberapa indikator dapat diangkatnya diagnosa intoleransi aktivitas
berdasarkan pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2017. Beberapa
indikator tersebut antara lain :
Gejala dan Tanda Mayor

No Subjektif No Objektif

1 Mengeluh lelah 1 Frekuensi jantung


meningkat >20% dari
kondisi istirahat

Gejala dan Tanda Minor

No Subjektif No Objektif

1 Dispnea saat/setelah 1 Tekanan darah berubah


aktivitas >20% dari kondisi istirahat

2 Merasa tidak nyaman 2 Gambaran ekg menunjukan


setelah beraktivitas aritmia saat/setelah
aktivitas

3 Merasa lemas 3 Gambaran ekg menunjukan


iskemia

4 Sianosis

B. INTERVENSI YANG DIBERIKAN


1. Tranfusi Darah
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M yaitu dengan
memberikan tranfusi darah untuk meningkatkan Hb pada pasien anemia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Susi Para Siska, 2019) bahwa
jumlah kadar hemoglobin pada pasien laki-laki sebelum transfusi 5,4 g/dl
sedangkan setelah transfusi kadar hemoglobin 28 pasien laki-laki 8,1 g/dl masih di
bawah batas normal kadar hemoglobin pada pasien laki-laki. Sedangkan pada
perempuan kadar hemoglobin sebelum transfusi 6,7 g/dl setelah transfusi kadar
hemoglobin menjadi 8,4 g/dl. Ratarata kenaikan kadar Hb yaitu 0,5-1 g/dl
tergantung kadar Hb pasien sebelum dilakukan transfusi darah dan juga
tergantung berat badan pasien dan penyakit anemia yg diderita pasien, setelah
transfusi kadar Hb diperiksa kembali minimal 12 jam setelah transfusi darah hal
ini juga belum sebanding dengan normal kadar hemoglobin pada pasien anemia.
Kenaikan kadar Hb pada pasien transfusi tidak terlalu cepat meningkatnya
karena dipengaruhi oleh zat besi, dan tergantung usia. Usia remaja apabila
ditransfusi lebih cepat meningkat kadar Hb nya dibandingkan dengan lanjut usia.
Kenaikan kadar Hb juga dipengaruhi oleh banyaknya cairan yang masuk pada
tubuh pasien dan bisa juga disebabkan oleh penyakit pasien. Sehingga
menyebabkan kadar Hb tidak mencapai kadar normal, pada pasien transfusi kadar
Hb juga dipengaruhi oleh masa hidup eritrosit atau lisisnya darah yang akan di
transfusikan sehingga kadar Hb setelah ditansfusikan tidak mencapai batas
normal.
2. Memberikan pengetahuan terkait dengan diit untuk meningkatkan Hb
Dampak anemia dapat menyebakan terganggunya gerak dan aktivitas dalam
memenuhi tanggung jawabnya. Mengonsumsi makanan yang menganudng tinggi
zat besi dapat meningkatkan Hb pada pasien anemia, telur merupakan jenis lauk
protein hewani yang murah, mudah didapakan dan salah satu makanan yang padat
nutrisi, kandungan nutrisi tellur utuh mengandung lebih dari 90% kalsium dan zat
besi. Satu telur mengandung 6 gram protein berkualitas dan 9 asam amino
esensial. Nutrisi yang baik akan memfasilitasi penyembuhan dan bahkan dapat
menghindari keadaan malnutrisi. Zat besi dapat menggantikan darah yang hilang,
sedangkan protein merupakan zat yang bertanggung jawab sebagai blok
pembangun otot, jaringan tubuh, serta jaringan tulang (Supiati &Yulaikah, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Jitowiyono, S. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Hematologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Ndun, F. T. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada An. A.S di Ruang Kenanga
RSUD Prof. W.Z.Johannes Kupang. Studi Kasus.

Nurarif , A. H., & Kusuma, H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Saputra, A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada NY.Y Dengan Anemia I D Ruang Rawat Inap
Ambun Suri Lantai III RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukit Tinggi 2018 . Karya Tulis
Ilmiah.

T, H. H., & S, K. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020 . Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indosensia (1st ed).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Perasatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Wijaya , A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai