M DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA PERFUSI PERIFER TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN ANEMIA DI RUANG MAWAR RSUD PROF. Dr.
MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO
Disusun Oleh :
Dewi Aisyah
A32020131
Pembimbing,
A. PENGERTIAN
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah Penurunan sirkulasi darah pada
level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh (SDKI, 2017)
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah keadaan dimana individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan dalam nutrisi dan pernafasan
pada tingkat seluler perifer suatu penurunan dalam suplai darah kapiler (Nurarif.A.H.
& Kusuma. H, 2015)
Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami suatu penurunan sirkulasi darah ke perifer yang
dapat mengganggu kesehatan (Herdman, T.H dan Kamitsuru, 2018)
Jadi kesimpulannya perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah Penurunan
sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.
B. ETIOLOGI
1. Hiperglikemia
2. Penurunan konsentrasi hemoglobin
3. Peningkatan tekanan darah
4. Kekurangan volume cairan
5. Penurunan aliran arteri/vena
6. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. Merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
7. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis.diabetes melitus,
hiperlipidemia
8. Kurang aktivitas fisik (SDKI, 2017)
C. BATASAN KARAKTERISTIK
Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif
Tidak tersedia
2. Objektif
a. Pengisian kapiler > 3detik
b. Nadi perifer menurun atau tidak teraba
c. Akral teraba dingin
d. Warna kulit pucat
e. Turgor kulit menurun
Gejala dan tanda minor
1. Subjektif
a. Parastesia
b. Nyeri ekstremitas
2. Objektif
a. Edema
b. Penyembuhan luka lambat
c. Indeks ankle-brachial<0,90
d. Bruit femoral
D. PATOFISIOLOGI
Anemia menurut (Wijaya & Putri, 2013) mencerminkan adanya kegagalan
sum – sum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sum – sum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (dekstruksi), hal ini dapat terjadi akibat
defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
yang menyebabkan dekstruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagostik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses
ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan dekstruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normal nya 1 mg/dL atau kurang, bila
kadar diatas 1,5 mg/dL akan mengakibatkan interik pada sklera.
E. PATHWAY
F. FOKUS PENGKAJIAN
Menurut (Sugeng Jitowiyono,2018), berikut tinjauan teoritas tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia.
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluarga
Nama, umur, TTL, nama ayah/ibu, pekerjaan ayah/ibu, agama,
pendidikan, alamat.
b. Keluhan utama
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
1) Prenatal: apakah selama hamil pernah menderita penyakit berat
pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat obatan
dalam jangka waktu panjang.
2) Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan dan berapa panjang
dan berat badan waktu lahir.
3) Postnatal: keadaan bayi setelah masa, neonatorium, ada trauma post
partum akibat tindakan misalnya vakum dan pemberian asi.
d. Riwayat kesehatan dahulu
1) Menderita penyakit anemia sebelum nya, riwayat imunisasi.
2) Adanya riwayat trauma, perdarahan
3) Adanya riwayat demam tinggi
4) Adanya riwayat ISPA
e. Keadaan kesehatan saat ini
Klien pucat, kelemahan, sesak nafas, adanya gejala gelisah, takikardi, dan
penurunan kesadaran.
f. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat anemia dalam keluarga
2) Riwayat penyakit – penyakit, seperti kanker, jantung, hepatitis, DM, asma,
penyakit- penyakit infeksi saluran pernafasan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.
b. Kesadaran: apakah klien mengalami compos mentis kooperatif sampai terjadi
penurunan tingkat kesadaranapatis, somnolen, spoor, coma.
c. Tanda – tanda vital Tekanan darah menurun, frekuensi nadi meningkat, nadi
kuat sampai lemah, suhu meningkat atau menurun, pernafasan meningkat
d. TB dan BB
e. Kulit: apakah kulit klien teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat,
terdapat perdarahan dibawah kulit.
f. Mata: apakah ada kelainan bentuk mata, konjungtiva anemis, kondisi
g. sklera, terdapat perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebra dan
refleks cahaya.
h. Hidung: apakah ada kelainan bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung atau gangguan fungsi penciuman.
i. Telinga: apakah ada kelainan bentuk fungsi pendengaran
j. Mulut: apakah ada kelainan bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi lidah
kering, bibir pecah – pecah, atau perdarahan.
k. Leher: apakah terrdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar,
dan kondisi distensi vena jugularis.
l. Thoraks: periksa pergerakan dada, adakah pernafasan cepat atau irama nafas
tidak teratur.
m. Abdomen: periksa apakah ada pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan biasa
dibawah normal.
n. Genetalia: pada laki – laki apakah testis sudah turun kedalam skrotum dan
pada perempuan apakah labia minora tertutun labia mayora.
o. Ekstremitas: apakah klien mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang.
p. Pemeriksaa penunjang
1) Riwayat sosial
2) Siapa yang mengasuh klien dirumah. Kebersihan didaerah tempat tinggal,
orang yang terdekat dengan klien.
3) Keadaan lingkungan, perkarangan, pembuangan sampah.
4) Kebutuhan dasar Meliputi kebutuhan nutrisi klien suhubungan dengan
anoreksia
5) Diet yang harus dijalani, pasang NGT, cairan IVFD yang digunakan jika
ada.
3. Pemeriksaan tingkat perkembangan
Bergantung pada usia. Terdiri dari motorik kasar, halus, kognitif, dan bahasa.
Data psikologis
a. Keseriusan ancaman penyakit terhadap anaknya
b. Pengalama sebelumnya terhadap penyakit dan hospitalisasi
c. Prosedur medis yang akan dilakukan
d. Adanya sistem dukungan
e. Kemampuan koping
f. Agama, kepercayaan, adat
g. Pola komunikasi dalam keluarga
G. MASALAH KEPERWATAN YANG MUNCUL
1. Resiko infeksi (0142)
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien d.d berat badan
menurun minimal 10 persen dibawah rentang ideal (D.0019)
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah (D.0056)
4. Konstipasi b.d penurunan motilitas gastrointestinal d.d peristaltik usus menurun
(D.0049)
5. Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan /ke toilet/berhias secara mandiri (D.0109)
6. Ketidakefektifan jangan perifer b.d penurunan konsetrasi hemoglobin d.d
pengisian kapiler >3 detik (D.0009) (SDKI, 2017)
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
jangan perifer keperawatan selama 3x24 (I.02079)
b.d penurunan jam diharapkan masalah Observasi
konsetrasi keperawatan 1. Periksa sirkulasi
hemoglobin d.d Ketidakefektifan jaringan perifer (mis. Nadi
pengisian perifer dapat teratasi perifer, edema,
kapiler >3 detik dengan kriteria hasil : pengisian kapiler,
(D.0009) Perfusi perifer (L.02011) warna, suhu)
Indikator A T 2. Identifikasi faktor
Warna 2 4 resiko gangguan
kulit sirkulasi (mis.
pucat Diabetes, perokok,
Akral 2 4 hipertensi, kolesterol)
Pengisian 2 4 3. Monitor panas,
kapiler kemerahan, nyei atau
Tingkat perdarahan bengkak pada
(L.02017) ektremitas
Indikator A T Terapeutik
Hemoglobi 2 4 1. Lakukan pencegahan
n infeksi
Hematokrit 2 4 2. Lakukan perawatan
Keterangan : kaki dan kuku
1. Menurun Edukasi
2. Cukup menurun 1. Anjurkan berhenti
3. Sedang merokok
4. Cukup meningkat 2. Anjurkan olahraga
5. Meningkat rutin
3. Anjurkan diit yang
tepat (rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3 )
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat dan
pemberian tranfusi
darah
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium
Tanggal 06/06/2021
PEMERIKSAA HASIL SATUAN NILAI
N RUJUKAN
Darah Lengkap
Darah Lengkap
Hematokrit 29 L % 40-52
Neutrofil 7.24
Limfosit Ratio
hitam.
DO: ANEMIA
Pasien terlihat
suplai O2 dan
lemas, pucat,
nutrisi kejaringan
konjungtiva
anemis, terdapat
SSP
benjolan di bawah
lidah.
Perfusi Jaringan
CRT: > 2 detik
perifer tidak
TD: 103/65
efektif
mmHg
N: 78 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Hasil
laboratorium
(13/06/2021)
Hemoglobin: 9,2
g/dl
Trombosit :
5000 /ul
2 DS : Kelemahan kegagalan Intoleransi
Pasien produksi SDM aktivitas
mengatakan oleh sum-sum (D.0056)
lemes, pusing dan tulang
jika berjalan lama
kecapean dan Penurunan SDM
butuh bantuan
sebagian dalam HB berkurang
beraktivitas sehari
harinya ANEMIA
DO :
Hipoksia
Pasien terlihat
lemas, pasien
Hipoksia
dibantu ketika
kekamar mandi
Mekanisme
oleh istrinya
anaerob
ATP berkurang
Kelelahan
Intoleransi
aktivitas
1. Menurun Edukasi
3. Sedang merokok
5. Meningkat rutin
3. Anjurkan diit yang
tepat (rendah lemak
jenuh, minyak ikan
omega 3 )
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat dan pemberian
tranfusi darah
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/jam No Implementasi Respon Paraf
.
Dx
14/06/21 1,2 Mengobservasi keadaan S :- Dewi
08.30 umum pasien O : KU pasien sedang, GCS
WIB 15
1,2 Mengkaji keluhan pasien S: Dewi
H. EVALUASI
Tgl/jam No. Evaluasi Paraf
Dx
14/06/21 1 S: Dewi
14.00 Pasien mengatakan masih lemas, pusing,
WIB perdarahan pada gusi.
O:
Pasien terlihat lemas, pucat, akral dingin
diekstremitas bawah dan atas CRT: > 2 detik
Terdapat benjolan sebesar kelereng dibawah
lidah pasien
TD: 103/65 mmHg
N: 78 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36C
Hasil laboratorium (13/06/15)
Hemoglobin: 9,2 g/dl
Trombosit : 5000 /ul
A:
Masalah keperawatan Ketidakefektifan
jaringan perifer belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
pengisian kapiler,warna, suhu)
2. Kolaborasikan pemberian obat dan tranfusi
darah
2 Dewi
S:
Pasien mengatakan masih lemes dan pusing,
jika berjalan lama kecapean dan butuh bantuan
dalam beraktivitas sehari-harinya
O:
Pasien terlihat lemas dan dibantu ketika
kekamar mandi oleh istrinya
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
15/06/21 1 S: Dewi
14.00 Pasien mengatakan masih lemas, pusing,
WIB perdarahan pada gusi sejak 2 minggu yang lalu,
riwayat BAB hitam.
O:
Pasien terlihat lemas, pucat, akral dingin
diekstremitas bawah dan atas CRT: > 2 detik
Masih terdapat benjolan dibawah lidah pasien
TD: 100/60 mmHg
N: 72 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36, 2 C
A:
Masalah keperawatan Ketidakefektifan
jaringan perifer belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
pengisian kapiler,warna, suhu)
2. Kolaborasikan pemberian obat dan
S:
Pasien mengatakan masih lemes dan pusing,
jika berjalan lama kecapean dan butuh bantuan
dalam beraktivitas sehari-harinya
O:
Pasien terlihat lemas dan dibantu ketika
kekamar mandi oleh suami
A:
Masalah keperawatan intoleransi aktivitas
belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
BAB III
PEMBAHASAN
2. Intoleransi aktivitas
Diagnosa ini muncul pada Tn. M karena berdasarkan pengkajian yang dilakukan
didapatkan beberapa indikator dapat diangkatnya diagnosa intoleransi aktivitas
berdasarkan pada Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2017. Beberapa
indikator tersebut antara lain :
Gejala dan Tanda Mayor
No Subjektif No Objektif
No Subjektif No Objektif
4 Sianosis
Ndun, F. T. (2018). Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia Pada An. A.S di Ruang Kenanga
RSUD Prof. W.Z.Johannes Kupang. Studi Kasus.
Saputra, A. (2018). Asuhan Keperawatan Pada NY.Y Dengan Anemia I D Ruang Rawat Inap
Ambun Suri Lantai III RSUD Dr.Achmad Muchtar Bukit Tinggi 2018 . Karya Tulis
Ilmiah.
T, H. H., & S, K. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2018-
2020 . Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indosensia (1st ed).
Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat Perasatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017) Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed). Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Wijaya , A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori Dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.