KEPERAWATAN
FRIENDKY (PO.62.20.1.17.325)
A. Pendahuluan
Edukasi kesehatan merupakan bagian dalam pengelolaan diabetes melitus. Melalui
edukasi, orang dengan diabetes mengetahui tentang penyakitnya dan mampu merawat
dirinya. Salah satu komplikasi umum dari diabetes adalah masalah kaki diabetes. Kaki
diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalami luka dan cepat
berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan benar. Setiap tahun, lebih
dari satu juta orang penderita diabetes kehilangan salah satu kakinya sebagai
komplikasi diabetes. Ini berarti bahwa setiap 30 detik, satu tungkai bawah hilang karena
diabetes di suatu tempat di dunia. Dari semua amputasi tungkai bawah, 40-70 %
berkaitan dengan diabetes. Pada banyak studi, insiden amputasi tungkai bawah di
perkirakan 5-25/100.000 orang/tahun. Sedangkan di antara penderita diabetes, jumlah
penderita yang diamputasi sebanyak 6-8/1000 orang.
Penderita diabetes sangat membutuhkan peningkatan pengetahuan melalui edukasi
yang tepat. Pemahaman terhadap kondisi kesehatan serta bagaimana menjalani
kehidupan pasca di diagnosa penyakit diabetes melitus dapat membantu dalam
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik .Edukasi diabetes adalah pendidikan dan
pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi penderita diabetes melitus
yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman
tentang penyakit diabetes.
Penderita diabetes melitus di Kalimantan Tengah setiap tahunnya mengalami
peningkatan, untuk menekan tingginya kasus Diabetes Melitus dan mencegah
komplikasi kaki diabetes diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
penatalaksanaan diabetes melitus dengan cara pemberian edukasi mengenai
perawatan kaki diabetes dengan media audiovisual dan demonstrasi.
Topik 1
A. Pengkajian
Riwayat Keperawatan
Pengumpulan data
a) Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
b) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya
luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah
dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan
defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung,
obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-
obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi
insulin misal hipertensi, jantung.
f) Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
g) Pengkajian fisik
mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan
penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
umum meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda – tanda vital.
1) Batasan karakteristik
a. Edema
b. Nyeri ekstremitas
c. Penurunan nadi perifer
d. Perubahan fungsi motorik
e. Perubahan karakteristik kulit
f. Perubahan tekanan darah di ekstremitas
g. Waktu pengisian kapiler >3 detik
h. Warna kulit pucat saat elevasi
2) Faktor yang berhubungan
a. Diabetes melitus
b. Gaya hidup kurang gerak
c. Hipertensi
2. Diagnose II : Kerusakan integritas kulit
Definisi
Kerusakan pada epidermis dan atau dermis
1) Batasan karakteristik
a. Benda asing menusuk permukaan kulit
b. Kerusakan integritas kulit
2) Faktor yang berhubungan
a. Cedera kimiawi kulit
b. Faktor mekanik
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Gangguan metabolisme
f. Gangguan sensasi (akibat DM)
g. Gangguan sirkulasi
h. Tekanan pada tonjolan tulang
C. Interevensi
1. Diagnosa I : Gangguan perfusi jaringan perifer
- Tujuan : Mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
- Kriteria hasil :
a. Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler
b. Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis
c. Kulit sekitar luka teraba hangat.
d. Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.
e. Sensorik dan motorik membaik
- Intervensi keperawatan dan rasional :
1) Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi
Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.
2) Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :
Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ),
hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang
lutut dan sebagainya.
Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.
3) Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :
Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat vasokontriksi.
Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok
dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk
mengurangi efek dari stres.
4) Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula
darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).
Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga
perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat
mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi
daerah ulkus/gangren.
2. Diagnosa II : Gangguan integritas kulit
- Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.
- Kriteria hasil :
a. Berkurangnya oedema sekitar luka.
b. pus dan jaringan berkurang
c. Adanya jaringan granulasi.
d. Bau busuk luka berkurang.
A. Kaki Diabetes
Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi.
1. Gangguan pembuluh darah
Keadaan hiperglikemia yang terus-menerus akan mempunyai dampak pada
kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini
mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki dengan gejala
antara lain
- Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik.
- Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
- Rasa nyeri kaki pada waktu istirahat dan malam hari.
2. Gangguan persyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke
otak, sehingga menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa
sakit saat tertusuk paku atau rasa pana saat terkena benda-benda panas. Kaki
diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan
otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parestesia), kurang berasa (hipestesia), terutama ujung kaki terhadap rasa panas,
dingin, dan sakit. Terkadang disertai rasa pegal dan nyeri di kaki. Neuropati
motorik ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot mengecil, mudah lelah,
kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit
mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai
dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar
keringat di bawah kulit berkurang.
3. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke tulang
(osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk diatasi, yang
memerlukan tindakan amputasi.
Jawaban C. “Saya tidak akan berjalan tanpa alas kaki, sekalipun di dalam rumah dengan
lantai yang bersih”.
Pembahasan Pada pernyataan jawaban dari A kurang tepat karena sebaiknya penderita
DM mengukur dan membeli sepatu dimalam hari. Kondisi kaki akan menjadi bengkak
ketika di malam hari akibat sebelumnya kaki banyak digunakan pada pagi-siang hingga
sore hari untuk berjalan. Pada pernyataan jawaban dari B kurang tepat karena jika
menghangatkan kaki menggunakan botol panas akan beresiko melukai kaki. Pada
pernyataan jawaban dari D kurang tepat karena alkohol bukanlah hal yang tepat untuk
membersihkan luka. Ketika kita membersihkan luka menggunakan alkohol maka dapat
menimbulkan sensasi terbakar pada luka dan merusak jaringan kulit yang sehat sehingga
alkohol berbahaya jika digunakan pada luka penderita DM sedangkan plester yang terlalu
erat dapat menyebabkan terhambatnya sirkulasi darah yang kaya akan oksigen ke daerah
kulit yang terluka sehingga memperlambat proses penyembuhan. Pada pernyataan
jawaban dari E kurang tepat karena dengan menyilangkan kaki maka dapat menghambat
aliran darah ke bagian kaki.
Tes 2
Pembahasan : suhu tubuh normal adalah 36.6°C, yang terdapat di soal adalah 38,5°C.
Jadi jawaban yang tepat adalah C. Suhu tubuh.
2. Seorang laki-laki berumur 53 tahun dirawat dengan keluhan luka pada kaki kanan.
Diagnosa diabetes mellitus. Nyeri tekan pada pangkal ibu jari. Skala nyeri 3 (1-10).
Luka dengan diameter 1x1cm dengan luka berwarna hitam, berbau. Tekanan darah
110/90 mmhg. Frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 18x/menit suu 36.6°C
Apakah masalah keperawatan pada klien terebut?
a. Nyeri akut
b. Hipertensi
c. Suhu tubuh
d. Kerusakan integritas kulit
e. Gangguan perfusi jaringan perifer
Pembahasan : karena terdapat luka degan diameter 1x1cm dengan luka berwarna
hitam, berbau.
3. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli klinik penyakit dalam dengan
keluhan utama luka pada tumit. Lama luka kurang lebih 2 bulan. Klien mengatakan
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus sudah10 tahun. Apakah pengkajian
selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat?
a. Kaji tipe DM
b. Kaji kondisi luka
c. Kaji penyebab luka
d. Kaji lamanya menderita DM
e. Kaji terapi DM yang didapat
Pembahasan : karena klien memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, jadi perlu
dikaji terapi DM apa yang telah didapat.
4. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke poli klinik kaki diabetik dengan keluhan
utama luka pada tumit. Lama luka kurang lebih 2 bulan. Klien mengatakan memiliki
riwayat penyakit diabetes melitus sudah 10 tahun. Apakah pengkajian yang harus
dilakukan oleh perawat sebelum melakukan perawatan luka?
a. Kaji tipe DM
b. Kaji kondisi luka
c. Kaji penyebab luka
d. Kaji lamanya menderita DM
e. Kaji terapi DM yang didapat