Anda di halaman 1dari 41

A S U H A N K E P E R AWATA N P A D A

PASIEN DENGAN DENGAN GANGGUAN


PROSES PIKIR: WAHAM

B Y: M ARIA M AG DAL EN A P URB A


PENGERTIAN

• Waham adalah suatu kenyakinan yang salah yang


dipertahankan secara kuat dan terus-menerus tapi tidak
sesuai dengan kenyataan
• Waham termasuk gangguan isi pikiran. Pasien menyakini,
bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada didalam
pikirannya.
• Waham ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
waham spesifik ditemui pada penderita skizofrenia
PROSES TERJADINYA WAHAM

1. Fase kebutuhan manusia rendah (lack of human need)


• Waham diawali dengan terbatasnya berbagai kebutuhan pasien baik
secara fisik maupun psikis.
• Waham dapat terjadi pada orang dengan status sosial dan ekonomi
sangat terbatas, sangat miskin dan menderita.
• Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup mendorongnya untuk
melakukan kompensasi yang salah. karena adanya kesenjangan
antara kenyataan (reality), yaitu tidak memiliki finansial yang cukup
dengan ideal diri (self ideal) yang sangat ingin memiliki berbagai
kebutuhan, seperti mobil, rumah, atau telepon genggam.
PROSES TERJADINYA WAHAM

2. Fase kepercayaan diri rendah (lack of self esteem)

• Kesenjangan antara ideal diri dengan kenyataan serta


dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi menyebabkan
pasien mengalami perasaan menderita, malu, dan tidak
berharga.
PROSES TERJADINYA WAHAM
3. Fase pengendalian internal dan eksternal (control internal and external)

• Pada tahapan ini, pasien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini
atau apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan, dan tidak
sesuai dengan kenyataan. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat berat bagi
pasien karena kebutuhannya untuk diakui, dianggap penting, dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, sebab kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar pasien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan pasien itu tidak benar, tetapi
hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuana pasien tidak merugikan
orang lain.
PROSES TERJADINYA WAHAM

4. Fase dukungan lingkungan (environment support)


• Dukungan lingkungan sekitar yang mempercayai (keyakinan)
pasien dalam lingkungannya menyebabkan pasien merasa
didukung, lama-kelamaan pasien menganggap sesuatu yang
dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang-ulang. Oleh karenanya, mulai terjadi
kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma
(superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
PROSES TERJADINYA WAHAM

5. Fase nyaman (comforting)


• Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan
kebohongannya serta menganggap bahwa semua orang
sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat pasien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih
sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi
sosial).
PROSES TERJADINYA WAHAM

6. Fase peningkatan (improving)


• Apabila tidak ada konfrontasi dan berbagai upaya koreksi,
keyakinan yang salah pada pasien akan meningkat.
• Jenis waham sering berkaitan dengan kejadian traumatik
masa lalu atau berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
• Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
KLASIFIKASI WAHAM
1. Waham kebesaran
• Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya ini pejabat di
departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya
tambang emas”
KLASIFIKASI WAHAM
2. Waham curiga
• Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:“Saya tahu..seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan
kesuksesan saya”
KLASIFIKASI WAHAM
3. Waham somatik
• Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
• Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan
laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun
klien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
KLASIFIKASI WAHAM
4. Waham Agama
• Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan
• Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus
menggunakan pakaian putih setiap hari”
KLASIFIKASI WAHAM
5. Waham Nihilistik
• Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
• Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini
adalah roh-roh”
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
TANDA DAN GEJALA
• Pasien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai
kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar biasa.
• pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau
sekelompok orang.
• Pasien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam
tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan
interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan,
kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara
memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis
sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah.
TANDA DAN GEJALA
Dapat juga dikelompokkan sebagai berikut
1. Kognitif
➢Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
➢ Individu sangat percaya pada keyakinannya.
➢ Sulit berpikir realita.
➢Tidak mampu mengambil keputusan.
2. Afektif
➢ Situasi tidak sesuai dengan kenyataan.
➢Afek tumpul.
TANDA DAN GEJALA
3. Perilaku dan hubungan sosial
➢Hipersensitif, Hubungan interpersonal dengan orang lain
dangkal
➢Depresif, Ragu-ragu, Mengancam secara verbal, Aktivitas
tidak tepat, Streotif, Impulsif dan Curiga
4. Fisik
➢ Kebersihan kurang, Muka pucat, Sering menguap, Berat
badan menurun
➢ Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI
Menurut Kaplan dan Sadock (1997) hal yang perlu dikaji adalah:
1. Status mental
❖ Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal, kecuali bila
ada sistem waham abnormal yang jelas.
❖ Suasana hati (mood) pasien konsisten dengan isi wahamnya.
❖ Pada waham curiga didapatkannya perilaku pencuriga.
❖Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri
dan mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
❖ Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi
ringan.
❖Pasien dengan waham tidak memiliki halusinasi yang menonjol/menetap kecuali pada
pasien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa pasien kemungkinan ditemukan
halusinasi dengar.
HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI
2. Sensorium dan kognisi
❖ Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang
memiliki waham spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi.
❖ Daya ingat dan proses kognitif pasien dengan utuh (intact).
❖ Pasien waham hampir seluruhnya memiliki daya tilik diri (insight)
yang jelek.
❖ Pasien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan
dirinya, keputusan yang terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan
kondisi pasien adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa
sekarang, dan yang direncanakan.
POHON MASALAH

Resiko kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses pikir: waham

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah :


Kronis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko kerusakan komunikasi verbal berhubungan


dengan waham.
2. Perubahan proses pikir: waham berhubungan
dengan harga diri rendah.
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keperawatan untuk klien

A. Tujuan
➢Klien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
➢Klien dapat memenuhi kebutuhan dasar
➢Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan
➢Klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b.Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
❖klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan???
❖Mengucapkan salam terapeutik
❖Berjabat tangan
❖Menjelaskan tujuan interaksi
❖Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap
kali bertemu klien.
b.Tindakan Keperawatan
2. Bantu orientasi realita
❖ Tidak mendukung atau membantah waham klien
❖ Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
❖ Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas
sehari-hari
❖ Jika klien terus menerus membicarakan
wahamnya dengarkan tanpa memberikan
dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti
membicarakannya
❖ Berikan pujian bila penampilan dan orientasi
klien sesuai dengan realitas
b.Tindakan Keperawatan

3. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak


terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa
takut dan marah.
4. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional klien
5. Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6. Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
7. Berdiskusi tentang obat yang diminum
8 Melatih minum obat yang benar

Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 1 klien)

• Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi


kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 1 klien)

• Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi


kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi
kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Bagaimana???
Orientasi:
• Selamat pagi/siang/sore, perkenalkan nama saya Ns.
Maria saya perawat yang dinas pagi ini di ruang melati.
Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan
merawat bapak/ibu hari ini. Nama bapak siapa?
senangnya dipanggil apa?”
• “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak
tono rasakan sekarang?”
• “Berapa lama pak tono kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?”
• “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, pak?”
Kerja
• “Saya mengerti bapak tono merasa bahwa bapak Tono adalah
seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena
setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus pak?”
• “Tampaknya bapak Tono gelisah sekali, bisa bapak ceritakan
apa yang bapak rasakan?”
• “O... jadi Bapak Tono merasa takut nanti diatur-atur oleh orang
lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri bapak sendiri?”
• “Siapa menurut bapak Tono yang sering mengatur-atur diri
bapak?”
Kerja…..lanjutan
• “Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya pak, juga
anak-anak bapak?”
• “Kalau bapak sendiri inginnya seperti apa?”
• “O... bagus bapak sudah punya rencana dan jadual
untuk diri sendiri”
• “Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut ya pak”
• “Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya bapak ingin ada
kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah
terus ya”
TERMINASI
• “Bagaimana perasaan pak Tono setelah berbincang-
bincang dengan saya?”
• ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
• “Bagaimana kalau jadual ini bapak coba lakukan, setuju
pak Tono?”
• “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?”
• ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah
pak Tono miliki? Mau di mana kita bercakap-cakap?
Bagaimana kalau di sini lagi?”
Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 2 klien)

• Mengidentifikasi kemampuan positif klien dan


membantu mempraktekkannya
Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 3 klien)

• Mengajarkan dan melatih cara minum obat


yang benar
2. TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK
KELUARGA
Tujuan :
▪Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
▪Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk
memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh
wahamnya.
▪Keluarga mampu mempertahankan program
pengobatan klien secara optimal
.Tindakan Keperawatan
• Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat klien di rumah.
• Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
• Diskusikan dengan keluarga tentang:
* Cara merawat klien waham dirumah
* Follow up dan keteraturan pengobatan
* Lingkungan yang tepat untuk klien.
• Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis, frekuensi, efek
samping, akibat penghentian obat)
• Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan konsultasi segera
• Latih cara merawat
• Menyusun rencana pulang klien bersama keluarga
Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 1 keluarga)

• Membina hubungan saling percaya


dengan keluarga; mengidentifikasi
masalah menjelaskan proses terjadinya
masalah; dan obat klien.
Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 2 keluarga)

• Melatih keluarga cara merawat klien


Starategi pelaksanaan tindakan Keperawatan
(SP 3 keluarga)

• Membuat perencanaan pulang bersama


keluarga
EVALUASI
1. Pasien mampu melakukan hal berikut.
▪ Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan.
▪ Berkomunikasi sesuai kenyataan
▪ Menggunakan obat dengan benar dan patuh.
2. Keluarga mampu melakukan hal berikut.
▪ Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan.
▪ Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan pasien.
▪ Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh.
L AT IHAN K ASUS
Tn. J (35 tahun) dibawa ke RSJ K setelah dua hari menghilang dari rumah dan
ditemukan oleh keluarga di bawah jembatan layang dalam keadaan tidak memakai
baju. Saat dilakukan pengkajian, Tn. J mengatakan kalau dia adalah orang bebas
yang suci dari dosa. Tn. J banyak berbicara tetapi tidak bisa dipahami isi
pembicaraannya, sering berganti topik, dan menjawab tidak sesuai dengan
pertanyaan perawat. Menurut keluarga, hal itu terjadi setelah Tn. J dipecat dari
tempatnya bekerja satu tahun yang lalu karena dituduh menggelapkan uang
proyek di perusahaannya. Setelah itu, Tn. J tidak mau bekerja lagi dan selalu di
rumah.
Pertanyaan:
1. Tentukan masalah keperawatan utama dari kasus tersebut
2. Tuliskan data subjektif dan data objektif untuk menegakkan masalah
keperawatan.
3. Susunlah intervensi keperawatan untuk masalah keperawatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai