Anda di halaman 1dari 19

Kasus

Ny. D 49 tahun mrs pada tanggal 27 oktober 2019 dengan keluhan luka di kakinya
tak kunjung sembuh dan semakin terasa sakit. klien mengatakan memiliki riwayat
diabetes melitus sejak 12 tahun yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan pasien
mengeluh nyeri pada punggung kaki kiri yang disertai kesemutan pada ujung jari-
jari kaki dan badan terasa lemas. Klien mengatakan cemas dan susah tidur karena
terpikir rencana tindakan operasi yang dikatakan oleh dokter pada saat klien control di poli
kaki satu minggu yang lalu. Berat badan 46 kg, tinggi badan 155 cm.
Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80x/menit, frekuwensi napas 18x/menit, suhu
36,8 0C. Gula darah puasa pada saat pasien datang ke klinik adalah 324,2 mg/dl.
Ditemukan ulkus pada diabetikum di regio cruris dan pedis sinistra. Terapi yang
didapat berupa Metformin 3x500mg, Glibenclamide 1x 5mg Paracetamol 3x500 mg
(bila perlu) Vitamin B12 1x1 tab. Kebiasaan minum obat dan memeriksakan gula
darah yang tidak teratur.
PRE-OPERATIF
Analisa Data Pre-Operatif
NO Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS: Resistensi Insulin Ketidakstabilan Kadar


1. klien mengatakan memiliki riwayat Glukosa Darah
diabetes melitus sejak 12 tahun yang
lalu.
2. mengeluh nyeri pada punggung
kaki kiri yang disertai kesemutan
pada ujung jari-jari kaki dan badan
terasa lemas.

DO:
1. GDS 324,2 mg/dl.
2. Ditemukan ulkus pada diabetikum
di regio cruris dan pedis sinistra.
NO Analisa Data Etiologi Masalah

2. DS: Gejala Penyakit Ganguan Rasa


1. Klien mengatakan luka dikakinya Nyaman
terasa sakit.
2. Klien mengatakan susah tidur.
DO:
1. Wajah klien tampak gelisah.
2. Klien tampak cemas.
3. TTV: Tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 80x/menit, frekuwensi
napas 18x/menit, suhu 36,8 0C
NO Analisa Data Etiologi Masalah

3. DS: Kekhawatiran Ansietas


1. Klien mengatakan cemas. Mengalami Kegagalan
DO:
2. Klien tampak gelisah.
3. Klien tampak bingung.
Diagnosa dan Intervensi
NO Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Ketidakstabilan
Setelah dilakukan asuhan 1. Indentifikasi kemungkinan penyebeb
kadar gula darah
berhubungan keperawatan selama 1x30 menit hiperglikemia.
dengan Resistensi
diharapkan Ketidakstabilan Kadar 2. Indentifikasi situasi yang menyebabkan
Insulin
kebutuhan insulin meningkat
Glukosa Darah dapat teratasi, dengan
3. Monitor kadar glukosa darah.
kriteria hasil:
4. Monitor keton urin, kadar analisis gas
1. Kadar glukosa darah dalam
darah, elektrolit, tekanan darah, dan
batas normal.
frekuensi nadi.
2. Klien dan keluarga mampu 5. Konsultasi medis jika tanda dan gejala
mengontrol kadar glukosa darah hiperglikemia tetap ada atau memburuk
  6. Ajarkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga.
7. Kolaborasi pemberiam insulin.
 
NO Diagnosa Tujuan Intervensi

2. Gangguan Rasa
Setelah dilakukan asuhan 1. Mengidentifikasi lokasi
Nyaman berhubungan
dengan gejala penyakit keperawatan selama 1x30 menit karakteristik, durasi, frekuensi,
diharapkan Gangguan Rasa Nyaman kualitas, dan intensitas nyeri.
dapat teratasi, dengan kriteria hasil: 2. Mengidentifikasi skala nyeri.
1. Rasa nyeri pada klien berkurang 3. Mengindentifikasi respons nyeri
2. Klien tidak mngeluh sush tidur non verbal
  4. Memonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan.
5. Memberikan teknik
nonfarmakologis, untuk mengurangi
rasa nyeri.
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
NO Diagnosa Tujuan Intervensi

3. Ansietas Setelah dilakukan asuhan


1. Indentifikasi saat tingkat ansietas
berhubungan keperawatan selama 1x30 menit
dengan diharapkan Ansietas dapat berubah.
kekhawatiran teratasi, dengan kriteria hasil:
2. Monitor tanda-tanda ansietas.
mengalami 1. Klien tidak merasa cemas.
kegagalan 2. Klien merasa rileks. 3. Temani klien untuk mengurangi
kecemasan.
4. Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan.
5. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami.
6. Latih teknik relaksi.
Implementasi dan Evaluasi
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Ketidakstabilan kadar
1. Mengindentifikasi kemungkinan S: Klien mengatakan kesemutan pada
gula darah berhubungan
dengan Resistensi penyebeb hiperglikemia. kakinya berkurang
Insulin
2. Mengindentifikasi situasi yang  
menyebabkan kebutuhan insulin
O: kadar glukosa darah dalam batas
meningkat.
normal
3. Memonitor kadar glukosa darah
 
4. Memonitor keton urin, kadar
A: Masalah Ketidakstabilan Kadar
analisis gas darah, elektrolit,
tekanan darah, dan frekuensi nadi.
Glukosa Darah teratasi sebagian.

5. Mengkonsultasikan medis jika  


tanda dan gejala hiperglikemia P: Lanjutkan Intervensi
tetap ada atau memburuk. 1. Berikan terapi novorapid sebanyak
6. Mengajarkan kepatuhan terhadap 5u.
diet dan olahraga. 2. Berikan infus cairan RL 20tpm.
7. Mengkolaborasikan pemberiam 3. Berikan terapi amlodipine 1x5mg
insulin
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

2. Gangguan Rasa 1. Mengidentifikasi lokasi S: klien sudah tidak susah tidur


Nyaman berhubungan karakteristik, durasi, frekuensi,  
dengan gejala kualitas, dan intensitas nyeri. O: klien tampak rileks
penyakit. 2. Mengidentifikasi skala nyeri.  
3. Mengindentifikasi respons nyeri A: Masalah Gangguan Rasa Nyaman
non verbal teratasi sebagian
4. Memonitor keberhasilan terapi  
komplementer yang sudah P: Lanjutkan Intervensi
diberikan. 1. Lakukan pemeriksaan TTV.
5. Memberikan teknik 2. Kaji ulang skala nyeri.
nonfarmakologis, untuk 3. Kaji ulang respons klien.
mengurangi rasa nyeri.
6. Memfasilitasi istirahat dan tidur.
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

3. Ansietas berhubungan 1. Mengindentifikasi saat tingkat S: klien mengatakan masih merasa cemas.
dengan kekhawatiran ansietas berubah. O: Klien tampak bingung.
mengalami kegagalan 2. Memonitor tanda-tanda  
ansietas. A: Masalah Ansietas teratasi sebagian.
3. Menemani klien untuk  
mengurangi kecemasan. P: Lanjutkan intervensi
4. Menggunakan pendekatan yang 1. Kaji tingkat kecemasan klien.
tenang dan meyakinkan. 2. Kaji ulang faktor penyebab
5. Menjelaskan prosedur, termasuk kecemasan.
sensasi yang mungkin dialami.
6. Melatih teknik relaksi.
Intra operatif
Analisa Data Intra Operatif
NO Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS: - Perdarahan Resiko


Ketidakseimbangan
DO: Cairan
1. Klien tampak tidur.
2. Dari luka keluar darah segar 150cc
3. Hemoglobin: 12,1 g/dl, hematocrit
35 vol%
Diagnosa dan Intervensi
NO Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Risiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Monitor TTV klien setiap 15 menit.
Ketidakseimbangan
Cairan berhubungan selama 1x30 menit diharapkan Risiko 2. Monitor status hidrasi.

dengan perdarahn Ketidakseimbangan Cairan dapat 3. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.


4. Catat intake output, dan hitung balance
teratasi, dengan kriteria hasil:
cairan 24 jam.
1. Cairan yang keluar tidak
5. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
berlebihan.
6. Berikan cairan IV.
7. Penggantian <15% EBV dapat diberikan
kristaloid sebagai pengganti
pendarahannya dengan bandingan 1:3,
dalam kasus ini pasien mengalami
pendarhan sebanyak 150cc maka pasien
diberikan cairan kristoloid sebanyak:
3x150cc= 450cc.
8. Kolaborasi pemberian diuretic.
Implementasi dan Evaluasi
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Risiko 1. Memonitor TTV klien setiap 15 menit. S: -


Ketidakseimbangan
2. Memonitor status hidrasi. O:
Cairan berhubungan
dengan perdarahan 3. Memonitor hasil pemeriksaan 1. TTV normal.
laboratorium. TD: 130/90 mmHg
4. Mencatat intake output, dan hitung Nadi: 82x/menit
balance cairan 24 jam. RR: 19x/menit
5. Memberikan asupan cairan sesuai Suhu: 36 oC
kebutuhan. SpO2: 99
6. Memberikan cairan IV. 2. Perdarahan 150cc, tanda-tanda kekurangan
7. Menggantikan<15% EBV dapat cairan (-), transfusi (-), cairan RL dan
diberikan kristaloid sebagai pengganti cairan kristoloid masuk.
pendarahannya dengan bandingan 1:3, 3. Tidak ada alat dan kasa yang tertinggal.
dalam kasus ini pasien mengalami  
pendarhan sebanyak 150cc maka A:Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan
pasien diberikan cairan kristoloid dengan perdarahan Teratasi
sebanyak: 3x150cc= 450cc.  
8. Mengolaborasikan pemberian diuretic. P: Hentikan Intervensi.
Post Operasi
Analisa Data Post Operasi
NO Analisa Data Etiologi Masalah

1. DS:Klien mengeluh nyeri pada area pasca Agen Pencedera fisik Nyeri Akut
(Prosedur operasi)
pembedahan. Skala nyeri 5 (1-10)
DO: Klien tampak meringis.
 
Diagnosa dan Intervensi
NO Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Risiko Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi karakteristik durasi,
berhubungan dengan selama 1x30 menit diharapkan Risiko frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
agen pencedera fisik Nyeri Akut dapat teratasi, dengan kriteria 2. Identifikasi skala nyeri.
(Prosedur Operasi) hasil: 3. Identifikasi respons nyeri non verbal.
  1. Klien tidak mengeluh nyeri. 4. Identifikasi faktor yang memperberat
2. Skala nyeri berkurang. dan memperingan nyeri.
3. Klien tampak rileks. 5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.
6. Kolaborasi analgetik.
Implementasi dan Evaluasi
NO Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Risiko Nyeri Akut 1. Identifikasi lokasi karakteristik S: klien masih mengeluh nyeri pada area
berhubungan dengan durasi, frekuensi, kualitas, pasca pembedahan.
agen pencedera fisik intensitas nyeri.  
(Prosedur Operasi) 2. Identifikasi skala nyeri. O: klien masih tampak meringis.
  3. Identifikasi respons nyeri non  
verbal. A:Risiko Nyeri Akut berhubungan dengan
4. Identifikasi faktor yang agen pencedera fisik (Prosedur Operasi).
memperberat dan memperingan  
nyeri. P: Lanjutkan Intervensi.
5. Jelaskan penyebab, periode, dan 1. Kolaborasi pemberian analgetik
pemicu nyeri. Tramadol 100mg dan ketorolac
6. Kolaborasi analgetik. 60mg diberikan per-drip dalam
500cc Asering.

Anda mungkin juga menyukai