Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN KAKI DIABETE MELITUS

Disusun Oleh:

Anis Setyawati Supiah (PO.62.20.1.17.317)

Ceni Merti (PO.62.20.1.17.321)

Fajar Maulana (PO.62.20.1.17.324)

Gusnadi (PO.62.20.1.17.327)

Indah Tri Khoerunisa (PO.62.20.1.17.329)

Ribka Westinia (PO.62.20.1.17.341)

Yuni Monesa (PO.62.20.1.17.352)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER IV

2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : SAP Perawatan Kaki Diabetes Melitus

Tempat : Ruang tunggu pasien poli kaki RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh

Kelompok :2

Daftar Nama Mahasiswa :

1. Anis Setyawati Supiah (PO.62.20.1.17.317)


2. Ceni Merti (PO.62.20.1.17.321)
3. Fajar Maulana (PO.62.20.1.17.324)
4. Gusnadi (PO.62.20.1.17.327)
5. Indah Tri Khoerunisa (PO.62.20.1.17.329)
6. Ribka Westinia (PO.62.20.1.17.341)
7. Yuni Monesa (PO.62.20.1.17.352)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )
PERAWATAN KAKI DIABETIK

I. PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis
(Barbara C. Long, 1996).
Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa karena
pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi
penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah
kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta
pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian
penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat
menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk
usia lebih besar dari 15 tahun.
Salah satu komplikasi komplikasi dari diabetes melitus antara lain masalah pada
kaki penderita yaitu kaki diabetik. Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah
akibat diabetes melitus tidak terkendali (Soegondo,2009).
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan masalah ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita
Diabetes Mellitus. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan
suatu hal yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah
atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang
ditakuti oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama petugas kesehatan dan
keluarga maupun pasien sediri.
II. PERAWATAN KAKI DIABETIK
A. Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus
tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan
salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi
dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan
mengarah pada tindakan amputasi (Soegondo,2009).

 
B. Penyebab Kaki Diabetik
1. Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia (kadar gula darah tinggi dalam darah) yang terus
menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak
berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d. Sakit pada telapak kaki satelah berjalan.
e. Jika luka sukar sembuh.
f. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan.
2. Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke
otak, sehingga menyadarkan kita adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit
saat tertusuk paku atau rasa panas saat terkena benda- benda panas. Kaki diabetes
dengan gangguan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan
otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki terhadap rasa
panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,
mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer
toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki
ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat karena
kelenjar keringat di bawah kulit berkurang

3. Iskemik
Ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di
daerah betis. Gambaran klinisnya adalah :
a. Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b. Pada perabaan terasa dingin.
c. Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d. Didapatkan ulkus sampai gangrene.

4. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan terjadi perluasan infeksi sampai ke
tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk
diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002)

Faktor resiko lain terjadinya kaki diabetik antara lain :


1. Penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia (usia pasien lebih dari 40
tahun) karena semakin tua usia penderita Diabetes Mellitus semakin mudah untuk
mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya.
2. Lamanya menderita Diabetes Mellitus (menderita Diabetes Mellitus lebih dari 10
tahun)
3. Riwayat merokok.
4. Penurunan denyut nadi perifer.
5. Penurunan sensibilitas.
6. Deformitas Anatomis (bagian yang menonjol).
7. Riwayat ulkus kaki / amputasi.

C. Tanda dan Gejala


a. Sering kesemutan/gringgingan (asimptomatis)
b. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil)
c. Nyeri saat istirahat
d. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus)
e. Adanya kalus di telapak kaki
f. Kulit kaki kering dan pecah-pecah

D. Masalah Umum pada Kaki Diabetik


1. Gangren ( Luka yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk)
Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan
mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi. Sedangkan gangren kaki diabetik adalah luka pada kaki yang
merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi pada
pembuluh darah sedang. Gangren kaki diabetik ini bisa dibagi menjadi enam tingkat
yaitu:
a. Derajat 0
Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan disertai kelainan
bentuk kaki seperti claw, callus.
b. Derajat 1
Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
c. Derajat 2
Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
d. Derajat 3
Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.
e. Derajat 4
Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.
f. Derajat 5
Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

2. Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang juga terjadi
pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan siklus darah dan
juga gesekan atau tekanan ang berulang- ulang pada daerah tertentu kaki. Jika
kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan
menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi
menjadi ulkus

3. Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu
yang sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami
iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat
adanya neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau nanah, yang
merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus segera diobati dan dirujuk ke
podiatrist atau tim kesehatan.
4. Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang
sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan
oeleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah
(seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.
Seperti kita ketahui kuki juga merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah
terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan
bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi

5. Kulit Kaki Kering dan Pecah


Dapat terjadi karena saraf pada kaki tidak mendapatkan pesan dari otak
(karena neuropati diabetik) untuk berkeringat yang akan menjaga kulit tetap
lembut dan lembab. Kulit yang kering dapat pecah. Adanya pecahan pada kulit
dapat membuat kuman masuk dan menyebabkan infeksi. Dengan gula darah anda
yang tinggi, kuman akan mendapatkan makanan untuk berkembang sehingga
memperburuk infeksi.
6. Jari Kaki Bengkok
Terjadi ketika otot kaki menjadi lemah. Kerusakan saraf karena diabetes dapat
menyebabkan kelemahan ini. Otot yang lemah dapat menyebabkan tendon
(jaringan yang menghubungkan otot dan tulang) di kaki memendek sehingga jari
kaki menjadi bengkok. Akan menimbulkan masalah dalam berjalan dan kesulitan
menemukan sepatu yang tepat. Dapat juga disebabkan pemakaian sepatu yang
terlalu pendek. (Soegondo,2009)
7. Kaki Atlet (Athlete’s Foot)
Disebabkan jamur yang menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan pecahnya
kulit. Pecahnya kulit diantara jari kaki memungkinkan kuman masuk ke dalam
kulit dan menimbulkan infeksi. Infeksi dapat meluas sampai ke kuku kaki
sehingga membuatnya tebal, kekuningan, dan sulit dipotong.
8. Radang Ibu Jari Kaki (Jari Seperti Martil)
Pemakaian sepatu yang terlalu sempit dapat menimbulkan luka pada jari- jari
kaki, kemudian terjadi peradangan. Adanya neuropati dan peradangan yang lain
pada ibu jari kaki menyebabkan terjadinya perubahan bentuk ibu jari kaki seperti
martil (hammer toe). Kejadian ini dapat juga disebabkan adanya kelainan
anatomik yang dapat menimbulkan titik tekan abnormal pada kaki. Kadang-
kadang pembedahan diperlukan untuk mencegah komplikasi ke tulang.
9. Kaki Charcot
Suatu kondisi yang menggambarkan efek dari pelunakan tulang yang terjadi
dalam kaki. Hal ini terjadi sebagai akibat dari neuropati atau kerusakan saraf
ekstrim. Tulang menjadi terlalu lemah dan akhirnya menjadi mudah retak. Karena
saraf telah menjadi terlalu rusak, rangsangan tidak lagi sedang dikirim seperti
perasaan sakit. Selain, gerakan otot juga terhambat. Karena tidak ada yang
dirasakan dalam wilayah karena kerusakan saraf, struktur tulang seluruh kaki
mengalami stress dan trauma berulang kali.

E. Perawatan Kaki Sebelum Luka (Pencegahan Primer)


Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada
pengelolaan kaki diabetik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka. Perawatan
kaki yang perlu dilakukan terdiri dari pemeriksaan kaki dan perawatan kaki harian.
1. Pemeriksaan kaki sehari- hari :
a.  Periksa bagian atas punggung, telapak, sisi- sisi kaki dan sela- sela jari. Untuk
melihat telapak kaki, tekuk kaki menghadap muka (bila sulit, gunakan cermin
untuk melihat bagian bawah kaki atau minta bantuan orang lain) untuk
memeriksa kaki.
b.  Periksa apakah ada kulit retak atau melepuh.
c.  Periksa apakah ada luka dan tanda- tanda infeksi (bengkak, kemerahan, hangat,
nyeri, darah atau cairan lain yang keluar dari luka, dan bau).
2. Perawatan kaki sehari- hari :
a. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun
mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan
kaki dengan handuk lembut dan bersih termasuk daerah sela- sela kaki,
terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan keempat-kelima.
b. Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit
tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela- sela jari kaki
karena sela- sela jari akan menjadi sangat lembab dan dapat menimbulkan
tumbuhnya jamur.
c. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jati kaki, tidak terlalu
pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
Bila penglihatan kurang baik, minta pertolongan orang lain untuk memotong
kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan retjadi luka pada
jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk dipotong, rendam kaki
dengan air hangat (370C) selama sekitar 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku,
sabun, dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan
berikan krem pelembab kuku.
d. Pakai alas kaki sepatu untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,juga di
dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet di
selah jari pertama dan kedua.
e. Gunakan sepatu yang baik sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,
dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari- jari. Pakailah kaus/
stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung kantun.
f. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda- benda tajam seperti
jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4- 6 jam serta gerakkan  pergelangan dan
jari- jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu
baru.
g. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa
keadaan kaki
Apa Yang Tidak Boleh Dilakukan :
1. Jangan merendam kaki lebih dari 5 menit.
2. Jangan pergunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki.
3. Jangan gunakan batu/ silet untuk mengurangi kapalan (callus).
4. Jangan merokok.
5. Jangan pakai sepatu atau kaos kaki sempit.
6. Jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan ‘mata
ikan’.
7. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
8. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apapun luka tersebut.
9. Jangan berjalan tanpa alasa kaki
Perawatan kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki
diabetes. Tindakan yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya
kelainan kaki secara dini, memotong kuku yang benar, pemakaian alas kaki yang baik,
menjaga kebersihan kaki dan senam kaki. Hal yang tidak boleh dilakukan mengatasi sendiri
bila ada masalah pada kaki atau penggunaan alat-alat/benda. Pasien perlu mengetahui
perawatan kaki diabetic dengan baik, dengan demikian kejadian ulkus gangrene dan amputasi
dapat dihindarkan.

F. Perawatan Kaki Setelah Terjadi Luka (Pencegahan Sekunder)


1. Perawatan Luka
2. Operasi
G. DAFTAR  PUSTAKA
Arisman. (2017). Diabetes Mellitus. Dalam: Arisman, ed. Buku Ajar Ilmu     Gizi      
Obesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia. Jakarta: EGC
M, Atun. 2016. Memahani, Mencegah, dan Merawat Penderita Penyakit Gula.
Bantul: Kreasi Wacana
RA, Nabyl. 2015. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus.
Yogjakarta: Aulia Publishing
Soegondo, Sidartawan, dkk. 2017. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Tjahjadi, Vicynthia. 2002. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent Killer Diabetes.
Semarang: Pustaka Widyamara
Waspadji, Sarwono. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jilid III. Edisi
IV.  Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakkit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Djokomoeljanto. 2007. Diabetes Melitus ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit
Dalam.Semarang : CV Agung Semarang
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Kaki Diabetes


Hari/Tanggal : Kamis, 24 Oktober 2019
Waktu Pertemuan : 30 menit
Tempat : Ruang tunggu pasien poli kaki RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh
Sasaran : Pasien, Keluarga dan Pengunjung
Metode : Ceramah dan Tanya jawab

A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
perawatan kaki diabetes.

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah pemberian penyuluhan ini diharapkan peserta akan mampu :
a. Menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. Menjelakan penyebab kaki diabetik
c. Menjelaskan gejala kaki diabetik
d. Menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
e. Menjelaskan perawatan kaki sebelum luka (pencegahan primer)

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian kaki diabetik
2. Penyebab kaki diabetik
3. Gejala kaki diabetik
4. Masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
5. Perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka ( pencegahan primer)
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. MEDIA/ALAT BANTU
1. PPT
2. LCD, proyektor
3. Laptop

E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Moderator : Yuni Monesa
Tugas : Membuka dan menutup acara, menetapkan tata tertib
acara penyuluhan, menjaga kelancaran acara, memimpin
diskusi
2. Presentator : Fajar Maulana
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan, bersama fasilitator
menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
3. Notulen/observer : Indah Tri Kherunnisa
Tugas : Mencatat dan mengobservasi jalannya proses kegiatan.
4. Fasilitator : 1. Anis Setyawati Supiah
2. Ceni Merti
3. Ribka Westinia
Tugas : Bersama moderator menjalin kerja sama dalam
menyajikan materi penyuluhan, memotivasi peserta
kegiatan dalam bertanya
5. Dokumentasi : Gusnadi
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan
F. SETTING TEMPAT

Keterangan :
Meja :
Moderator :
Observer :
Notulen :
Infokus :
Presentator :
Fasilitator :
Peserta :

G. KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit PEMBUKAAN
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengar
 Menjelaskan topik, waktu dan  Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
2. 20 menit Kegiatan inti
 Menggali pegetahuan peserta  Memperhatikan
mengenai perawatan kaki diabetik
 Menjelaskan pengertian kaki  Memperhatikan
diabetik  Memperhatikan
 Menjelaskan penyebab kaki  Memperhatikan
diabetik
 Menjelaskan gejala kaki diabetik  Memperhatikan
 Menjelaskan masalah umum pada
kaki diabetik  Mengajukan pertanyaan
 Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya  Mengemukakan
 Memberikan kesempatan peserta pendapat
lain untuk menjawab  Mendengarkan
 Memberikan reinforcement  Memperhatikan
 Menjelaskan perawatan kaki
sebelum terjadi luka (pencegahan  Memperhatikan
primer)
 Memberikan kesempatan peserta  Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya
 Memberikan kesempatan peserta  Mengemukakan
lain untuk menjawab pendapat
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan

3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta menyimpulkan  Bersama-sama
atau merangkum kembali apa yang menyimpulkan
telah disampaikan
 Mengevaluasi pengetahuan peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
disampaikan
 Penyerahan/ pembagian leaflet  Menerima leaflet
 Melakukan terminasi  Memperhatikan dan
mendengarkan
 Memberi salam untuk menutup  menjawab salam
pertemuan

H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
a. Media yang digunakan adalah leaflet, lcd, proyektor, dan laptop
b. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
c. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
d. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan :
a. 70% peserta mampu menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. 70% peserta mampu menjelaskan penyebab kaki diabetik
c. 70% peserta mampu menjelaskan gejala kaki diabetik
d. 70% peserta mampu menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
e. 70% peserta mampu menjelaskan perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka
(pencegahan primer)

Anda mungkin juga menyukai