Disusun Oleh:
Gusnadi (PO.62.20.1.17.327)
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
Tempat : Ruang tunggu pasien poli kaki RSUD Dr. H. Moch. Anshari Saleh
Kelompok :2
( ) ( )
PERAWATAN KAKI DIABETIK
I. PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan penyakit
kronik yang serius di Indonesia saat ini. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak dan berkembangnya komplikasi makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis
(Barbara C. Long, 1996).
Setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak terdiagnosa karena
pada umumnya diabetes tidak disertai gejala sampai terjadinya komplikasi. Prevalensi
penyakit diabetes meningkat karena terjadi perubahan gaya hidup, kenaikan jumlah
kalori yang dimakan, kurangnya aktifitas fisik dan meningkatnya jumlah populasi
manusia usia lanjut.
Dengan makin majunya keadaan sosio ekonomi masyarakat Indonesia serta
pelayanan kesehatan yang makin baik dan merata, diperkirakan tingkat kejadian
penyakit diabetes mellitus (DM) akan makin meningkat. Penyakit ini dapat
menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi. Dari berbagai penelitian
epidemiologis di Indonesia di dapatkan prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk
usia lebih besar dari 15 tahun.
Salah satu komplikasi komplikasi dari diabetes melitus antara lain masalah pada
kaki penderita yaitu kaki diabetik. Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah
akibat diabetes melitus tidak terkendali (Soegondo,2009).
Dalam hal antisipasi untuk pencegahan masalah ini yang sangat perlu
diperhatikan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita
Diabetes Mellitus. Penyuluhan kesehatan pada penderita diabetes mellitus merupakan
suatu hal yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan mencegah
atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik maupun penyulit akut yang
ditakuti oleh penderita. Dalam hal ini diperlukan kerjasama petugas kesehatan dan
keluarga maupun pasien sediri.
II. PERAWATAN KAKI DIABETIK
A. Pengertian Kaki Diabetik
Kaki diabetik adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus
tidak terkendali. Kelainan kaki diabetes mellitus dapat disebabkan adanya gangguan
pembuluh darah, gangguan pensyarafan, dan adanya infeksi. Kaki diabetes merupakan
salah satu komplikasi diabetes yang masih luput dari perhatian. Padahal, konsekuensi
dari kaki diabetik yang terlanjur memburuk dapat menyebabkan gangren dan
mengarah pada tindakan amputasi (Soegondo,2009).
B. Penyebab Kaki Diabetik
1. Gangguan Pembuluh Darah (Angiopati)
Keadaan hiperglikimia (kadar gula darah tinggi dalam darah) yang terus
menerus akan mempunyai dampak pada kemampuan pembuluh darah tidak
berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini mengakibatkan sirkulasi darah tubuh
menurun, terutama kaki, dengan gejala antara lain :
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan, dan melakukan kegiatan fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki waktu istirahat pada malam hari.
d. Sakit pada telapak kaki satelah berjalan.
e. Jika luka sukar sembuh.
f. Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang.
g. Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat atau kebiru- biruan.
2. Gangguan Pensyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke
otak, sehingga menyadarkan kita adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa sakit
saat tertusuk paku atau rasa panas saat terkena benda- benda panas. Kaki diabetes
dengan gangguan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan
otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parastesia), kurang berasa (hipestesia) terutama pada ujung kaki terhadap rasa
panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki.
Neuropati mootorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,
mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer
toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki
ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah- pecah dan tampak mengkilat karena
kelenjar keringat di bawah kulit berkurang
3. Iskemik
Ini disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (arterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di
daerah betis. Gambaran klinisnya adalah :
a. Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.
b. Pada perabaan terasa dingin.
c. Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.
d. Didapatkan ulkus sampai gangrene.
4. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangrene dan terjadi perluasan infeksi sampai ke
tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk
diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi. (Tjahjadi,2002)
2. Kapalan (Callus)
Kapalan (Callus) merupakan penebalan atau pengerasan kulit yang juga terjadi
pada kaki diabetes, akibat dari adanya neuropati dan penurunan siklus darah dan
juga gesekan atau tekanan ang berulang- ulang pada daerah tertentu kaki. Jika
kejadian tersebut tidak diketahui dan diobati dengan tepat, maka akan
menimbulkan luka pada jaringan dibawahnya, yang berlanjut dengan infeksi
menjadi ulkus
3. Kulit Melepuh
Kejaadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu
yang sempit, jika hal ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami
iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat
adanya neuropati, dan diketahui setelah keluarnya cairan atau nanah, yang
merupakan tanda awal dari masalah. Ulkus harus segera diobati dan dirujuk ke
podiatrist atau tim kesehatan.
4. Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang
sering disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan
oeleh perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah
(seperti terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.
Seperti kita ketahui kuki juga merupakan sumber kuman, jadi bila ada luka mudah
terinfeksi. Cantengan ditandai dengan sakit pada jaringan sekitar kuku, merah dan
bengkak dankeluar cairan nanah, yang harus segera ditanggulangi
A. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
perawatan kaki diabetes.
D. MEDIA/ALAT BANTU
1. PPT
2. LCD, proyektor
3. Laptop
E. STRUKTUR ORGANISASI
1. Moderator : Yuni Monesa
Tugas : Membuka dan menutup acara, menetapkan tata tertib
acara penyuluhan, menjaga kelancaran acara, memimpin
diskusi
2. Presentator : Fajar Maulana
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan, bersama fasilitator
menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
3. Notulen/observer : Indah Tri Kherunnisa
Tugas : Mencatat dan mengobservasi jalannya proses kegiatan.
4. Fasilitator : 1. Anis Setyawati Supiah
2. Ceni Merti
3. Ribka Westinia
Tugas : Bersama moderator menjalin kerja sama dalam
menyajikan materi penyuluhan, memotivasi peserta
kegiatan dalam bertanya
5. Dokumentasi : Gusnadi
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan
F. SETTING TEMPAT
Keterangan :
Meja :
Moderator :
Observer :
Notulen :
Infokus :
Presentator :
Fasilitator :
Peserta :
G. KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA
1. 5 menit PEMBUKAAN
Mengucapkan salam Menjawab
Memperkenalkan diri Mendengar
Menjelaskan topik, waktu dan Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
2. 20 menit Kegiatan inti
Menggali pegetahuan peserta Memperhatikan
mengenai perawatan kaki diabetik
Menjelaskan pengertian kaki Memperhatikan
diabetik Memperhatikan
Menjelaskan penyebab kaki Memperhatikan
diabetik
Menjelaskan gejala kaki diabetik Memperhatikan
Menjelaskan masalah umum pada
kaki diabetik Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya Mengemukakan
Memberikan kesempatan peserta pendapat
lain untuk menjawab Mendengarkan
Memberikan reinforcement Memperhatikan
Menjelaskan perawatan kaki
sebelum terjadi luka (pencegahan Memperhatikan
primer)
Memberikan kesempatan peserta Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya
Memberikan kesempatan peserta Mengemukakan
lain untuk menjawab pendapat
Memberikan reinforcement Mendengarkan
3. 5 menit PENUTUP
Bersama peserta menyimpulkan Bersama-sama
atau merangkum kembali apa yang menyimpulkan
telah disampaikan
Mengevaluasi pengetahuan peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
disampaikan
Penyerahan/ pembagian leaflet Menerima leaflet
Melakukan terminasi Memperhatikan dan
mendengarkan
Memberi salam untuk menutup menjawab salam
pertemuan
H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
a. Peserta hadir di tempat pelaksanaan pada waktu yang telah ditentukan
b. Persiapan dilaksanakan satu hari sebelum acara
2. Evaluasi Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
a. Media yang digunakan adalah leaflet, lcd, proyektor, dan laptop
b. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
c. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
d. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan
berlangsung
f. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi Hasil :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan :
a. 70% peserta mampu menjelaskan pengertian kaki diabetik
b. 70% peserta mampu menjelaskan penyebab kaki diabetik
c. 70% peserta mampu menjelaskan gejala kaki diabetik
d. 70% peserta mampu menjelaskan masalah umum yang terjadi pada kaki diabetik
e. 70% peserta mampu menjelaskan perawatan kaki diabetik sebelum terjadi luka
(pencegahan primer)