1)
SKENARIO MINGGU KE 5
Seorang perempuan, 45 th, mengeluh terdapat luka di ibu jari kaki kirinya tidak sembuh-
sembuh sejak 2 bulan. Pasien tidak tahu kenapa bisa muncul luka. Luka awalnya kecil hanya
seperti kulit melepuh sekitar 0,5 cm kemudian luka berkembang menjadi ulkus sebesar koin
500-an. Awalnya pasien tidak merasakan sakit tetapi sejak 1 minggu ini pasien merasa sakit
jika berjalan sehingga berjalan pincang. Pasien sudah berobat ke puskesmas tetapi karena
tidak ada perbaikan, pasien datang ke klinik Anda meminta second opinion.
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan Diabetes Mellitus sejak 1 th terakhir dengan
pengobatan tidak teratur. Riwayat trauma dan riwayat merokok disangkal. Pasien merupakan
karyawan pabrik yang bekerja berdiri selama 8-12 jam sehari.
Pemeriksaan Fisik :
Status generalis tampak pasien sakit ringan, overweight, personal hygiene baik.
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Status lokalis pedis sinistra :
Look : deformitas Hallux valgus, ulcus a.r digiti I ukuran : 4x4x2 cm, dasar ulkus tampak
jaringan granulasi, tepi regular, pus (-), jaringan nekrotik (-).
Feel : dasar luka teraba tulang, tidak ada krepitasi di sekitar ulkus, suhu kaki hangat, pulsasi
a. dorsalis pedis kiri lebih lemah di banding kanan, CRT < 2 detik
Move : ROM of ankle joint dan knee joint dapat bergerak bebas
Status lokalis pedis dextra : Dalam batas normal
• Diebetes melitus
DM tipe-1 ini disebabkan oleh karena adanya proses autoimun / idiopatik yang
menyebabkan defisiensi insulin absolut. Terjadi pada penderita pada usia muda <45
tahun terdapat gejalagejala khas antara lain : polifagi,poliuri,polidipsi dan
ditemukan
GDP ≥126mg/dl dan G2PP ≥200mg/dl.Proses autoimun mendasari
diabetes mellitus type 1, tidak seperti diabetes mellitus type 2, pasien
dengan diabetes mellitus type 1 biasanya tidak obese dan hadir
dengan diabetic ketoasidosis.
Pada DM tipe 2 terjadi gangguan pada reaksi RIS (Receptor Insulin Substrate)
sehingga menurunkan jumlah transporter glukosa terutama GLUT 4 yang
mengakibatkan berkurangnya distribusi glukosa kejaringan yang menyebabkan
penumpukan glukosa darah yang pada akhirnya akan menimbulkan hiperglikemia
atau meningkatnya kadar gula darah dalam tubuh. Defisiensi fungsi insulin pada
penderita DM tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.
• Hipertensi
Macula densa juksta glomerulosa
Patofisiologi =
1. Aktivitas system saraf simpatis produksi hormone stress (katekolamin
(epinefrin dan nor epinefrin) hal ini bisa juga terjadi pada orang DM Ketika
hyperinsulinemia dan jaringan tidak mendapatkan asupan glukosa dan
mengaktifkan hormone stressvasokontriksi pembuluh darah dan peningkatan
heart rate
2. Aktifasi RAA (Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS) dan retensi natrium dan
air yang menyebabkan volume darah meningkat
3. Disfungsi endotel terjadi arteriosclerosis Elastisitas pembuluh darah
terganggu gagal mengalirkan darah dan oksigen ke jaringan
7. diagnosis dan diagnosis banding dari ulkus diabetikum (beda dengan gangrene,
infeksi sekunder, ulkus non diabet, trauma) (amel)
10. tatalaksana lengkap dari ulkus diabetikum, dm, hipertensi, overweight dan
perhitungan kalori (anggi)
Ulkus diabetikum
1. Kontrol Gula Darah dan komorbid lain => terapi DM, modifikasi Gaya hidup, cegah
dan terap hipertensi,, hiperkolesterol, dll
2. Cegah dan terapi infeksi => edukasi, perawatan luka, terapi secara medika mentosa
dan atau pembedahan
3. Ketahui komplikasi osteomielitis atau gangren sedini mungkin
4. Cegah terjadinya ulkus baru => memakai alas kaki yang empuk dan longgar,
menggunakan pelembab kaki, dll
5. Rehabilitasi
Tatalaksana bedah
• Necrotomy-Debridement
• Abscess drainage
• Amputasi
• Rekonstruksi => skin graft, flap
• Open wound treatment and dressing
Contoh kasus
Seorang pasien dengan berat badan 76 kilo tinggi 165cm di diagnosis terkena Diabets
tatlaksana nutrisi yang tepat adalah
Bb ideal = 90% x (165-100) = 58,5 (53,5 - 63,5 )
Energi total harian = bb ideal x 25 (Wanita) = 58,5 x 25 = 1.463 kkal
Protein = 1g/kg = 1 x 58,5 = 58,5
Lemak 25% = 1.463 x 25% = 365,75/9 = 40,64 g
Karbohidrat 55% = 1.463 x 55% = 804,65/4 = 201 g
Serat = 20 g
Makan dibagi dalam 3 porsi
Porsi besar: Porsi kecil:
Pagi : 20% 2 - 3 kali
Siang : 30% 10 - 15%
Sore : 25% Diantara porsi besar
Periksa bagian kaki secara rutin untuk melihat apakah ada retakan atau kapalan yang
memungkinkan munculnya luka.
Bersihkan kaki dengan menggunakan sabun dan air hangat, terutama di antara jari-jari
kaki, kemudian keringkan secara menyeluruh.
Potonglah kuku secara rutin.
Gunakan sepatu dengan ukuran yang nyaman dan berbahan lembut serta segera ganti
kaus kaki apabila sudah terasa basah atau berkeringat.