Anda di halaman 1dari 7

Learning objektif (Blok 3.

1 Minggu 3)

1. Mengetahui anatomi, fisiologi dan histologi

Fisiologi musculoskeletal = menghasilkan gerak


rangka, mempertahankan sikap dan posisi
tubuh, menyokokng jaringan lunak,
mempertahankan suhu tubuh.

Otot dibagi 3 jenis yaitu


Otot polos Otot rangka Otot jantung otot skeletal, otot
memiliki 1 inti yang berada di memiliki banyak inti memiliki 1 inti yang berada di jantung dan otot polos
tenga dipersarafi oleh saraf tengah
dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter) dipersarafi oleh saraf
otonom (involunter) serat otot polos berserat otonom (involunter)
serat otot polos (tidak melekat pada tulang, sumber serat otot berserat, hanya
berserat), terdapat di organ Ca2+ dari retikulum ada di jantung
dalam tubuh (viseral) sarkoplasma (RS) sumber Ca2+ dari CES & RS
sumber Ca2+ dari CES sumber energi dari sumber energi dr
sumber energi terutama dari metabolisme aerobik dan metabolisme aerobik
metabolisme aerobik anaerobik awal kontraksi lambat
awal kontraksi lambat, awal kontraksi cepat tidak mengalami tetani,
kadang mengalami tetani mengalami tetani dan cepat tahan terhadap kelelahan
tahan terhadap kelelahan lelah
Persendian dibagi menja di 3 = Sendi fibrosa (sutura,sindesmosis, gimposis), sendi
cartilage(sinkondrosis, simpisis) dan sendi synovial (sendi engsel (hinge joint), Kisar (pivot joint),
pelana (saddle joint), peluru, luncur, telur(condyloid). Pada kasus Osteoarthtritis paling banyak
mengani sendi synovial, dengan gambaran sebagai berikut

2. Mengetahui definisi dari osteoarthritis


Osteoarthritis merupakan suatu gangguan kesehatan degeneratif yang bersifat kronis
dimana terjadi kekakuan dan peradangan pada persendian yang ditandai dengan kerusakan
rawan sendi sehingga dapat menyebabkan nyeri pada sendi tangan, leher, punggung,
pinggang, dan yang paling sering adalah pada sendi lutut. Rasa nyeri yang dialami sering kali
membuat pasien mengalami gangguan tidur hingga stress
3. Mengetahui etiologi dari osteoarthritis
a. Perubahan metabolik seperti akibat dari penyakit wilson, artritis kristal, akromegali,
hemokromatosis.
b. Kelainan anatomi atau struktur sendi seperti panjang tungkai tidak sama, deformitas
valgus atau varus, dislokasi koksa kongenital.
c. Trauma: trauma sendi mayor, fraktur pada sendi atau osteonekrosis, akibat bedah
tulang.
d. Inflamasi: semua artropati inflamasi dan artritis septik.
e. Usia lanjut
f. Jenis kelamin Wanita

4. Mengetahui tanda dan gejala dari osteoarthritis


gejala umum osteoarthritis yang harus kamu ketahui. Diantaranya adalah:
a. Rasa nyeri yang meningkat ketika sendi digerakkan, tetapi sedikit membaik ketika
beristirahat.
b. Sendi membengkak dan terasa panas.
c. Kekakuan pada lutut atau panggul terutama di pagi hari atau setelah duduk agak lama.
d. Kesulitan gerak lutut atau panggul, dan terasa lebih terbatas ketika duduk atau berdiri,
naik tangga, atau berjalan.
e. Sendi berbunyi ketika digerakkan.
5. Mengetahui faktor risiko dari osteoarthritis\
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoartritis meliputi:
1. Usia yang lebih tua. Risiko osteoartritis meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Seks. Wanita lebih mungkin untuk mengembangkan osteoarthritis, meskipun tidak jelas
mengapa.
3. Kegemukan. Membawa berat badan ekstra berkontribusi terhadap osteoartritis dalam
beberapa cara, dan semakin Anda menimbang, semakin besar risiko Anda. Peningkatan
berat badan menambah tekanan pada sendi yang menahan beban, seperti pinggul dan
lutut. Juga, jaringan lemak menghasilkan protein yang dapat menyebabkan peradangan
berbahaya di dalam dan di sekitar sendi Anda.
4. Cedera sendi. Cedera, seperti yang terjadi saat berolahraga atau karena kecelakaan,
dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Bahkan cedera yang terjadi bertahun-tahun
yang lalu dan tampaknya sudah sembuh dapat meningkatkan risiko osteoartritis.
5. Tekanan berulang pada sendi. Jika pekerjaan Anda atau olahraga yang Anda mainkan
menempatkan tekanan berulang pada persendian, persendian itu pada akhirnya dapat
mengembangkan osteoartritis.
6. Genetika. Beberapa orang mewarisi kecenderungan untuk mengembangkan
osteoarthritis.
7. Deformitas tulang. Beberapa orang dilahirkan dengan sendi yang cacat atau tulang
rawan yang rusak.
8. Penyakit metabolik tertentu. Ini termasuk diabetes dan kondisi di mana tubuh Anda
memiliki terlalu banyak zat besi (hemokromatosis).
6. Mengetahui epidemiologi dari osteoarthritis
OA merupakan penyakit rematik sendi yang paling banyak mengenai terutama pada orang-
orang diatas 50 tahun. Di atas 85% orang berusia 65 tahun menggambarkan OA pada
gambaran x-ray, meskipun hanya 35%-50% hanya mengalami gejala. Umur di bawah 45
tahun prevalensi terjadinya Osteoarthritis lebih banyak terjadi pada pria sedangkan pada
umur 55 tahun lebih banyak terjadi pada wanita. Pada beberapa penelitian menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan terjadinya Osteoarthritis pada obesitas, pada sendi penahan
beban tubuh
7. Mengetahui patofisiologi dari osteoarthritis

8. Mengetahui diagnosis dan diagnosis banding dari osteoarthritis

Diagnosis banding
9. Mengetahui tatalaksana dan pencegahan dari osteoarthritis
Tujuan:
1. Mengurangi/mengendalikan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi gerak sendi
3. Mengurangi keterbatasan aktivitas fisik sehari hari (ketergantungan kepada orang lain)
dan meningkatkan kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi
Penatalaksanaan Osteoartritis dimodifikasi berdasarkan guideline ACR: Update tahun 2000
Tahap Pertama Terapi Non farmakologi
a. Edukasi pasien. (Level of evidence: II)
b. Program penatalaksanaan mandiri (self-management programs): modifikasi gaya hidup.
(Level of evidence: II)
c. Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal
penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I).
d. Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises). (Level of Evidence: I)
e. Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot
(quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for ambulation):
pakai tongkat pada sisi yang sehat. (Level of evidence: II)
f. Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi, menggunakan splint dan alat
bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-hari. (Level of evidence: II)
Tahap kedua Terapi Farmakologi: (lebih efektif bila dikombinasi dengan terapi
nonfarmakologi diatas)
• Pendekatan terapi awal
a. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu obat
berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat tersebut:
• Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).

• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). (Level of Evidence: II)

b. Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang memiliki risiko pada sistim
pencernaan (usia >60 tahun, disertai penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat
ulkus peptikum, riwayat perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid
dan atau antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini:

• Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari). = 500-1.000 mg atau 10–15


mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.

• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal

• Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif, dengan pemberian obat
pelindung gaster (gastro- protective agent). Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
harus dimulai dengan dosis analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal
hanya bila dengan dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas bertahap
(misalnya Na-Diklofenak SR75 atau SR100) agar dipertimbangkan untuk meningkatkan
kenyamanan dan kepatuhan pasien. Penggunaan misoprostol atau proton pump
inhibitor dianjurkan pada penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan
sistem gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran pencernaan. (Level
of Evidence: I, dan II)

• Cyclooxygenase-2 inhibitor. (Level of Evidence: II)

1. Kortikosteroid (triamsinolone hexacetonide dan methyl prednisolone) Dapat


diberikan pada OA lutut, jika mengenai satu atau dua sendi dengan keluhan nyeri
sedang hingga berat yang kurang responsif terhadap pemberian OAINS, atau tidak
dapat mentolerir OAINS atau terdapat penyakit komorbid yang merupakan kontra
indikasi terhadap pemberian OAINS.
2. Viskosuplemen: Hyaluronan Terdapat dua jenis hyaluronan di Indonesia: high
molecular weight dan low molecular weight atau tipe campuran. Penyuntikan intra
artikular viskosuplemen ini dapat diberikan untuk sendi lutut. Karakteristik dari
penyuntikan hyaluronan ini adalah onsetnya lambat, namun berefek jangka
panjang, dan dapat mengendalikan gejala klinis lebih lama bila dibandingkan
dengan pemberian injeksi kortikosteroid intraartikular. Cara pemberian: diberikan
berturut-turut 5 sampai 6 kali dengan interval satu minggu @ 2 sampai 2,5 ml
Hyaluronan untuk jenis low molecular weight, 1 kali untuk jenis high molecular
weight, dan 2 kali pemberian dengan interval 1 minggu untuk jenis tipe campuran.

Tahap 3 = rujuk kepada dokter spesialis bedan atau orthopedi

10. Mengetahu prognosis dan komplikasi dari osteoarthritis


Osteoarthritis adalah penyakit degeneratif yang memburuk dari waktu ke waktu, sering
mengakibatkan nyeri kronis. Nyeri sendi dan kekakuan bisa menjadi cukup parah untuk
membuat tugas sehari-hari menjadi sulit.
Depresi dan gangguan tidur dapat diakibatkan oleh rasa sakit dan kecacatan akibat
osteoartritis.

Komplikasi
Kecacatan
Depresi
Penurunan kualitas hidup
Radikulopati
11. Dalil yang berhubungan dengan kasus

“Sesungguhnya setiap manusia dari keturunan Adam diciptakan dengan 360 sendi.
Barang siapa bertakbir, bertahmid, bertahlil, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu
dari jalanan, duri atau tulang dari jalanan, memerintahkan kebaikan, mencegah
kemungkaran, sejumlah 360 sendi tersebut, maka hari itu ia telah berjalan sambil
menjauhkan dirinya dari neraka”. (Muslim; 1675)

Anda mungkin juga menyukai