Anda di halaman 1dari 9

1.

Mengetahui definisi dari batuk (Fahri)


Batuk merupakan upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yang ada
dan refleks fisiologis yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan suhu dan
tindakan refleks dari saluran pernapasan yang digunakan untuk membersihkan saluran
napas atas. Batuk menjadi patologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk seperti itu sering
merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang berupa gejala awal
dari suatu penyakit. Batuk merupakan gejala tersering penyakit pernapasan dan masalah
yang sering kali dihadapi dokter dalam praktik sehari-hari (Tamaweol et al., 2016).

Sumber:

Tamaweol, D., Ali, R.H., Simanjuntak, M.L. 2016. Gambaran Foto Toraks Pada Penderita Batuk Kronis
di Bagian/SMF Radiologi FK Unsrat/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Clinic
(eCl).Vol. 4, No.1

2. Mengetahui etiologi dari batuk (Aatifah)

Infeksi penyebab batuk

Syndrome Organisms
Rhinovirus

URTI (“common
cold”) Coronavirus

Parainfluenza virus

Respiratory syncytial virus

Influenza Influenza A or B
Acute bronchitis Viruses cause ≥90% of cases, see above pathogens
Pneumonia Viruses (URTI organisms and influenza)

Bacteria (community acquired pneumonia):

Streptococcus pneumoniae

Haemophilus influenzae

Moraxella cattarhalis

Atypical organisms:

Mycoplasma pneumoniae

Chlamydophila pnemoniae
Legionella spp

Tuberculosis Mycobacterium tuberculosis


Whooping cough Bordetella pertussis

URTI upper respiratory tract infection

 Pertusis : Ini adalah infeksi saluran pernapasan oleh Bordetella pertussisdi mana
bakteri menginduksi pembentukan eksudat sanguinis mukopurulen di dalam saluran
pernapasan.
 Asma
 PPOK (penyakit paru obstruktif
 Rinitis alergi
 Gagal jangung kongestif
 Sindrom aspirasi terjadi ketika glotis tidak cukup menutup saat menelan
 Emboli paru
 Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)
 Keganasan dapat menimbulkan efek massa dengan obstruksi fisik atau kolaps
saluran napas, sehingga menginduksi akumulasi mukus dan infeksi sekunder selain
iritasi pada reseptor batuk secara langsung.
 Penyakit paru interstisial
 Sleep apnea obstruktif
 Sinusitis
Sumber :
Sandeep Sharma1; Muhammad F. Hashmi2; Mohamed S. Alhajjaj3.2022. cough. National Center for
Biotechnology information

Elizabeth Glashan dan Sherif Hanafy Mahmoud. 2018. Cough. National Center for Biotechnology
information

3. Mengetahui jenis dari batuk (Devana)

Jenis-jenis Batuk Berdasarkan Waktu

1. Akut merupakan fase awal dan masih mudah untuk sembuh. Jangka waktunya

kurang dari tiga minggu dan dapat terjadi karena iritasi, bakteri, virus, penyempitan

saluran nafas atas.

2. Sub akut merupakan fase peralihan dari akut menjadi kronis. Dapat dikategorikan

sebagai sub akut jika batuk sudah 3-8 minggu dan dapat terjadi karena gangguan
pada epitel.

3. Kronis merupakan batuk yang sulit untuk disembuhkan karena penyempitan saluran

nafas bagian atas dan terjadi lebih dari 8 minggu

Berdasarkan Sebabnya
Berdasarkan sebabnya batuk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Batuk Berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada tenggorokan.

Batuk berdahak disebabkan oleh paparan debu, lembab berlebih, alergi dan

lainnya. Batuk berdahak merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan zat-zat

asing dari saluran nafas, termasuk dahak. Batuk jenis ini terjadi relatif singkat.

2. Batuk Kering yaitu batuk yang tidak mengeluarkan dahak. Pada batuk jenis ini

tenggorokan akan terasa gatal, sehingga merangsang timbulnya batuk.

3. Batuk yang Khas yaitu sebagai berikut :

a. Batuk Rejan, bisa berlangsung selama 100 hari. Bisa menyebabkan pita suara

menjadi radang dan suara parau.

b. Batuk Penyakit TBC, berlangsung selama berbulan-bulan, kecil-kecil, timbul

sekali-sekali kadang-kadang hanya berdehem. Pada batuk TBC dapat disertai

dengan keluarnya darah segar.

c. Batuk Karena Asma, sehabis serangan asma lendir akan banyak diproduksi oleh

tubuh, dan lendir inilah yang memicu timbulnya batuk.

d. Batuk Karena Penyakit Jantung Lemah, darah yang terbendung di paru-paru

menjadikan paru-paru basah sehingga merangsang timbulnya batuk.

e. Batuk Karena Kanker Paru-Paru Menahun Yang Tidak Sembuh, batuk jenis ini

tidak menentu , batuk akan menjadi semakin parah atau bertambah jika

kerusakan paru juga bertambah.


f. Batuk Karena Kemasukan Benda Asing, batuk akan terjadi jika saluran

pernafasan kemasukan benda asing dan refleks tubuh untuk mengeluarkannya

akan merangsang terjadinya batuk.

Sumber :

Andarini Ismiranti.2017. Update management of Cough In Children. Pediatric clinical

update in daily practice

4. Mengetahui komplikasi dari batuk (Arviani)

Tabel 1-Komplikasi Batuk

Variabel Gejala

Kardiovaskular Hipotensi arteri


Bradyarrhythmias dan takiaritmia
Dislodgement / malfungsi kateter intravaskular
Penurunan kesadaran
Pecahnya vena subconjunctival, nasal, dan anal dan suprachoroidal
intraokular masif
Gejala perdarahan selama vitrektomi pars plana
konstitusional GI Keringat berlebihan, anoreksia, kelelahan
Kejadian refluks gastroesofagus
Perdarahan lambung setelah gastrostomi endoskopi perkutan
Pecahnya kista hati
Herniasi (misalnya,pangkal paha,melalui dinding perut,usus kecil
melalui trocar laparoskopi
lokasi)
Kerusakan tombol gastrostomi34
Air mata Mallory-Weiss
Genitourinari Ruptur limpa
Pembalikan kandung kemih melalui uretra
Inkontinensia urin
Muskuloskeletal Dari peningkatan serum kreatin fosfokinase tanpa gejala hingga ruptur
rektus abdominus
otot
Ruptur diafragma
patah tulang rusuk
Dehisensi luka sternum
Neurologis Radikulopati serviks akut
Emboli udara otak
Rhinorrhea cairan tulang belakang otak
Hematoma epidural serviks terkait dengan antikoagulan oral
Sinkop batuk
Pusing
Sakit kepala
Shunt ventrikuloatrial yang tidak berfungsi
Kejang
Stroke akibat diseksi arteri vertebralis
Oftalmologi Emfisema orbital tekan spontan yang berasal dari rhinogenik
Psikososial Lainnya terdaftar di bawah -Kardiovaskular-
Takut penyakit serius
Perubahan gaya hidup
Kesadaran diri
Kualitas hidup Menurun
pernapasan Eksaserbasi asma
Herniasi paru (misalnya,intercostal dan supraklavikula)
Hidrotoraks pada dialisis peritoneal
Trauma laring (misalnya,edema laring dan suara serak) Emfisema
interstitial paru, dengan potensi risiko pneumatosis intestinalis,
pneumomediastinum, pneumoperitoneum, pneumoretroperitoneum,
pneumotoraks,
emfisema subkutan
Trauma trakeobronkial (misalnya,bronchitis dan ruptur bronkus )
Kulit Petechiae dan purpura
Gangguan luka operasi

Sumber : Complications of Cough: ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines

5. Mengetahui dari tatalaksana dari batuk (Anggraeni)

6. Mengetahui diagnosis dan diagnosis banding dari batuk (Amel)

Diagnosis

a. Definisi Menurut WHO (2005) batuk atau kesulitan bernapas adalah kondisi yang sering terjadi
pada anak, penyebab bervariasi, mulai dari penyakit ringan, dapat sembuh sendiri sampai penyakit
berat yang dapat mengancam jiwa.

b. Anamnesis Menurut WHO (2005) hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menjumpai anak
dengan kondisi batuk dan kesulitan bernapas adalah sebagai berikut :

1) Berapa lama terjadi(dalam hari) Jurnal Ilmiah Kesehatan 2018 Page | 33

2) Bagaimana polanya (malam atau dini hari)

3) Faktor pencetus

4) Paroksismal dengan whoops atau muntah atau sianosis sentral

5) Kontak dengan pasien TB (atau batuk kronik) dalam keluarga

6) Gejala lain (demam, pilek, wheezing, dll)

7) Riwayat tersedak atau gejala yang tiba-tiba

8) Riwayat infeksi HIV


9) Riwayat imunisasi : BCG, DPT, campak, Hib

10) Riwayat atopi (asma, eksem, rinitis, dll) pada pasien atau keluarga

c. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

a) Sianosis sentral
b) Merintih/grunting, pernafasan cuping hidung, wheezing, stridor
c) Kepala teranggukangguk (gerakan kepala yang sesuai dengan inspirasi menunjukkan adanya
distres pernafasan berat.
d) Peningkatan tekanan vena jugularis
e) Telapak tangan sangat pucat

2) Pemeriksaan fisik dada

f) Frekuensi pernafasan (hitung nafas selama 1 menit ketika anak tenang). Dikatakan nafas cepat
adalah : Umur < 2 bulan : ≥ 60 kali Umur 2- 11 bulan : ≥ 50 kali Umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali
Umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali
g) Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing)
h) Denyut apeks bergeser / trakea terdorong dari garis tengah
i) Auskultasi – crakles (ronkhi) atau suara napas bronkial
j) Irama derap pada auskultasi jantung
k) Tanda efusi pleura (redup) atau pneumotorak Jurnal Ilmiah Kesehatan 2018 Page | 34
(hipersonor) pada perkusi
l) Pemeriksaan fisik abdomen
m) Masa abdomen : cair, padat
n) Pembesaran hati dan limpa
3) Pemeriksaan penunjang
a) Pulse – oximetri ; untuk mengetahui saat pemberian atau menghentikan terapi oksigen.
b) Foto dada dilakukan pada anak dengan pneumonia berat yang tidak memberi respon terhadap
pengobatan atau dengan komplikasi atau berhubungan dengan HIV.

Sumber :

Setawati ari. 2018. TATA LAKSANA KASUS BATUK DAN ATAU KESULITAN BERNAFAS : LITERATURE
REVIEW. Jurnal ilmiah kesehatan

Diagnosis Banding

Akut
 Bronkitis akut
 Eksaserbasi akut dari gangguan paru obstruktif kronik
 rinosinusitis akut
 Infeksi saluran pernapasan atas virus akut
 Rinitis alergi
 Asma
 Sindrom aspirasi
 Gagal jantung kongestif
 Pertusis
 Radang paru-paru
 Emboli paru
Subakut
 Pasca infeksi sekunder akibat iritasi lanjutan pada reseptor batuk melalui peradangan
bronkial atau sinus yang sedang berlangsung atau sembuh dari infeksi virus saluran
pernapasan atas sebelumnya
Kronis
 Bronkitis kronis
 Sinusitis kronis
 Penyakit refluks gastroesofagus
 Penyakit paru interstisial
 Intoleransi terhadap obat penghambat enzim pengubah angiotensin
 Keganasan
 Bronkitis eosinofilik non-asma
 Apnea tidur obstruktif
 Batuk pasca infeksi
 Batuk psikosomatik
 Sindrom batuk saluran napas atas
Sangat langka
 Impaksi serumen - stimulasi saraf vagal dari cabang aferen ke telinga, yang dikenal
sebagai saraf Arnold
 akalasia esofagus
 Fistula trakeoesofagus
 Refleks trakeobronkial esofagus
 Sindrom Ortner: kelumpuhan pita suara kiri intermiten akibat ptosis jantung yang
menekan saraf laringeal rekuren ipsilateral
 Gangguan neuropsikiatri autoimun pediatrik terkait dengan
s treptococcus (PANDAS): Batuk pediatrik di mana
infeksi Streptococcus sebelumnya dapat memicu tics motorik termasuk batuk kronis
 Dialisis peritoneal
 Pneumonitis
 Syngamus laryngeus : Cacing gelang kecil yang berasal dari Karibia, Syngamus
laryngeus diperoleh dengan menelan buah atau sayuran yang
terkontaminasi. Sepasang cacing jantan dan betina bertempat tinggal di laring
subglotis, dan di sana mereka tetap melekat erat pada mukosa, kecuali saat
kawin. Pasangan itu mungkin terbatuk dalam kopula ; jika tidak, mereka dapat
diangkat secara endoskopi dengan resolusi batuk kronis inang.
 Runtuhnya trakeobronkial
 Kekurangan vitamin B12
 Zenker atau divertikulum esofagus distal
Sumber :
Sandeep Sharma1; Muhammad F. Hashmi2; Mohamed S. Alhajjaj3.2022. cough. National Center for
Biotechnology information

7. Mengetahui patofisiologi dari batuk (Putri)

Mekanisme batuk :
1) Fase Iritasi Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus d laring, trakea, bronkus besar,
atau serat aferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk.Batuk
juga timbul bila reseptor batuk dilapisan faring dan esophagus, rongga pleura dan saluran
telinga luar dirangsang.
2) Fase Inspirasi Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga dengan cepat dan dalam
jumlah banyak masuk ke dalam paru-paru.
3) Fase Kompresi Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis dan batuk dapat terjadi tanpa
penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intrathoraks
walaupun glotis tetap terbuka.
4) Fase Ekspirasi Pada fase ini glottis terbuka secara tiba-tiba akibat konst\raksi aktif otot-otot
ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluarana udara dalam jumlah besar dengan kecepatan
yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda – benda asing dan bahan –bahan lain.
Gerakan glotis, otot – otot pernafasan, dan bronkus sangat penting dalam mekanisme batuk
karena merupakan fase batuk yang sesungguhnya. Suara batuk bervariasi akibat getaran
secret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara (Guyton, 2008)

Sumber:

Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022

8. Dalil dan hadist yang berkaitan dengan scenario (Yasmine)

‫َفَم ن ُيِرِد ٱُهَّلل َأن َيۡه ِدَي ۥُه َيۡش َر ۡح َص ۡد َر ۥُه ِلِإۡل ۡس َٰل ِۖم َو َم ن ُيِرۡد َأن ُيِض َّل ۥُه َيۡج َع ۡل َص ۡد َر ۥُه َض ِّيًقا‬
‫َح َر ٗج ا َك َأَّنَم ا َيَّصَّع ُد ِفي ٱلَّس َم ٓاِۚء َك َٰذ ِلَك َيۡج َع ُل ٱُهَّلل ٱلِّر ۡج َس َع َلى ٱَّلِذ يَن اَل ُيۡؤ ِم ُنوَن‬
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia “
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
”.beriman
(QS al-An’am (6) : 125)

Anda mungkin juga menyukai