Disusun Oleh:
Andrian Heldy Wira ( 10217004 )
Dheri Crisdiana ( 10217013 )
Eva Purnamasari ( 10217023 )
Guci Niken Mustikasari (10217032 )
Reda Ayu Saraswati ( 10217051 )
Maria Ines Azi Goo ( 10217040 )
Timing Dwi N.S ( 10217060 )
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA
PASIEN Ny.A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD BHAKTIWIYATA
KEDIRI
Mengetahui,
(Kelompok 1)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA
PASIEN Ny.A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD BHAKTIWIYATA
KEDIRI
DEFINISI
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru
yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasaan bawah akut (ISNBA)
(SYLVIAA.PRICE) dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma(fungi), dan aspirasi
substansi asing,berupa radang paru-paru yang disertai eksudesi dan konsolidasi
dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.
ETIOLOGI
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet yang sering disebabkan oleh
streptococcus pnuemoniae, melalui selang infus oleh staphylococcuc aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter dan
masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Setelah masuk ke pau-paru, organisme bermultiplikasidan jika telah
berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain itu
penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :
1. Bacteria : diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus
hemolyticus, streptococcus aureus, hemophilus infuenzae, mycobakterium
tubercolisis, baccilus friedlander.
2. Virus : respiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalitik, V.
Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia.
4. Jamur : Hitoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformans,
Blastomyces Dermatitides, Coccidodies Immitis, Aspergilus Species,
Candida Albicans.
5. Aspiasi : Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah) Cairan
Amnion, Benda asing.
6. Penumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffler.
Klasifikasi berasarkan anatomi (IKA FKUI):
1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukoporulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di dekatnya, disebut juga
pneumonia lobularis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan :
1. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien rokok, patogen atipikal pada
lansia, gram negatif pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK,
penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika
spectrum luas.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat berat sakit, adanya risiko untuk
jenis patogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
Faktor utama untuk patogen tertentu :
Patogen Faktor Resiko
Faktor risiko pneumonia yang didapat dari Rumah Sakit menurut Morton :
Factor risiko terkait pejamu
- pertambahan usia
- perubahan tingkat kesadaran
- penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
- penyakit berat, malnutrisi, syok
- trauma tumpul, trauma kepala berat, trauma dada
- merokok, karang gigi
3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi
bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau
lambang, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh bahan padat.
PATOFISISOLOGI
Alveoli
Cairan edema + Permukaan lapisan
leukosit ke alveoli pleura tertutup tebal
Sel darah merah, eksudat trombus
leukosit,pneumukokus vena pulmonalis
Konsolidasi paru mengisi alveoli
Nekrosis hemoragik
Leukosit + fibrin
Kapasitas mengalami konsolidasi
vital,complaiance Produksi sputum
menurun,hemoragik meningkat
Leukosit
Ketidakefektifan
Intoleransi aktivitas
bersihan jalan nafas
Suhu tubuh meningkat
Abses
Resiko kekurangan volume cairan pneumatocele
Ketidakefektifan (kerusakan
hipertermi pola nafas jaringan parut)
Hipotermi
MANISFESTASI KLINIS
1. Demam, sering tampak segai tanda infeksi yang pertama. Paling terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun. Dengan suhu mencapai 39,5 – 40,5 bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan
yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi
dengan demam tiba-tiba yang disertai sakit kepala, nyeri, dan kekakuan
pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan
berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia, hal yang umum terjadi pada masa kanak-kanak. Seringkali
merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan tanda infeksi. Biasanya berlangsung singkat.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pencernaan khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupak keluhan umum dan kadang tidak bisa dibedakan
dengan nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembekakan mukosa dan eksodasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan
saat menyusu bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan, mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen. Tergantung pada tipe atau tahap
infeksi.
9. Batuk, gambaran umum dari penyakit pernafasan, dapat menjadi bukti
selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok.
11. Sakit tenggorokan,merupakan kemuhan yang sering terjadi pada anak
yang ditandai dengan penolakan makan dan minum.
12. Keadaan berat pada bayi keadaan menyusu atau memuntahkan semua,
kejang,letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja
-Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥50x/menit
-Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun: ≥40x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural (misal : lobar, bronchial).
2. Biopsi Paru : untuk menetapkan diagnosis.
3. Pemeriksaan garm / kultur, sputum dan darah : untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
4. Pemeriksaan Serologi : membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6. Sperometrik Static : untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7. Bronkoskopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
PENATALAKSANAAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya,harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain :
1. Oksigen 1-2L/menit
2. IVFD dekstrose 10% : NaCL 0,9%= 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi ganguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
- Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
2. Ketidakefektifan pola nafas.
3. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory.
INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawa Rencana Keperawatan Rasional
kriteria hasil
tan
1 Ketidakefe Setelah
ktifan dilakukan 1. Ajarkan kepada 1. Mengetahui cara batuk
bersihan tindakan selama pasien cara untuk efektif.
jalan nafas 24 jam batuk efektif. 2. Menerapkan teknik
diharapkan 2. Anjurkan kepada bernafas dengan pelan
masalah pasien untuk bernafas dan dalam.
pneumonia pada pelan dan dalam 3. Mengetahui posisi tidur
Ny. S teratasi. sebelum suction yang benar untuk
1. Mendemon dilakukan. meringankan sesak
strasikan 3. Ajarkan pada nafas.
batuk keluarga bagaimana 4. Mengetahui kebutuhan
efektif dan cara melakukan nutrisi yang diperlukan.
suara nafas suction. 5. Mengetahui cara dan
yang 4. Hentikan suction dan bagian yang harus
bersih, berikan oksigen dikompres hangat.
tidak ada apabila pasien 6. Mengetahui cara
sianosis menunjukan pemasangan oksigen
dan dispnea bradikardi, dan kebutuhan liter per
(mampu peningkatan saturasi menitnya.
mengeluark O2. 7. Mengetahui obat yang
an sputum, 5. Monitor status diperlukan dan
mampu oksigen pasien. mengkolaborasi dengan
bernafas 6. Auskultrasi suara dokter.
dengan nafas, catat adanya
mudah, suara tambahan.
tidak ada 7. Posisikan pasien
pursed untuk
lips). memaksimalkan
2. Menunjuka ventilasi.
n jalan 8. Buka jalan nafas,
nafas yang gunakan tekhnik
paten (klien chinlift atau jawthrust
tidak bila perlu.
merasa 9. Atur intake cairan
tercekik, untuk
irama mengoptimalkan
nafas, keseimbangan
frekuensi 10. Berikan obat dan
pernafasan kolaborasikan dengan
dalam dokter.
rentang
normal,
tidak ada
suara nafas
abnormal).
3. Mampu
mengidenti
fikasi dan
mencegah
faktor yang
dapat
menghamb
at jalan
nafas.
6. Anjurkan pasien
menggunakan 5. Untuk membantu
KASUS
Pada tanggal 06 desember 2018 pukul 14.30 WIB Ny. A dengan usia 40
tahun datang ke UGD dengan keluhan, batuk berdahak selama 5 hari,
nafsu makan berkurang, badan lemas. Pasien juga mengatakan nyeri dada
bagian kanan atas dan sesak. Menurut hasil observasi perawat muncul
sianosis, badan panas, dan dengan auskultasi paru ditemukan wheezing
pada paru sinistra bagian superior . Berdasarkan pemeriksaan fisik,
didapatkan tanda-tanda vital: TD 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit, Suhu
37,5o C, RR 45x/menit, Keadaan umum pasien lemah.
PRODI S1 KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KMB
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Asuransi : Jamkesda
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Perumahan Permata Indah, Blok C, No.
30, Bogor
Tanggal Masuk : 06 desember 2018
Tanggal Pengkajian : 06 desember 2018
No.Register : 10217257
Diagnosa Medis : Pneumonia
6. Riwayat Sosiokultural
Bertempat tinggal di kota yang padat penduduk, banyak polusi, dan sedikit
kumuh.
= Perempuan
= Px. Pneumonia
= Laki-laki
Kediri, …………………
Mahasiswa
___________________________
2.2 ANALISA DATA
Toksin, Koagulasi
Nekrosis Hemoragic
Abses pneumatocele
Konsolidasi paru
Kapasitas vital,compliance
menurun, hemoragik
Intoleransi aktivitas
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal / Jam Diagnosa Keperawatan /Masalah Tanggal / Jam
No.
ditemukan kolaboratif Teratasi
1. 18/05/2018 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. d. 18/05/2018
13.30 WIB inflamasi dan obstruksi jalan nafas 20.00 WIB
2. Ketidakefektifan pola nafas 4. Mendemonstrasik 12. Ajarkan kepada pasien cara untuk batuk 8. Mengetahui cara batuk efektif.
an batuk efektif efektif. 9. Menerapkan teknik bernafas dengan
dan suara nafas 13. Anjurkan kepada pasien untuk bernafas pelan dan dalam.
yang bersih, tidak pelan dan dalam sebelum suction dilakukan. 10. Mengetahui posisi tidur yang benar
ada sianosis dan 14. Ajarkan pada keluarga bagaimana cara untuk meringankan sesak nafas.
dispnea (mampu melakukan suction. 11. Mengetahui kebutuhan nutrisi yang
mengeluarkan 15. Hentikan suction dan berikan oksigen diperlukan.
sputum, mampu apabila pasien menunjukan bradikardi, 12. Mengetahui cara dan bagian yang
bernafas dengan peningkatan saturasi O2. harus dikompres hangat.
mudah, tidak ada 16. Monitor status oksigen pasien. 13. Mengetahui cara pemasangan
pursed lips). 17. Auskultrasi suara nafas, catat adanya suara oksigen dan kebutuhan liter per
5. Menunjukan tambahan. menitnya.
jalan nafas yang 18. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 14. Mengetahui obat yang diperlukan
paten (klien tidak ventilasi. dan mengkolaborasi dengan dokter.
merasa tercekik, 19. Buka jalan nafas, gunakan tekhnik chinlift
irama nafas, atau jawthrust bila perlu.
frekuensi 20. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
pernafasan dalam keseimbangan
rentang normal, 21. Berikan obat dan kolaborasikan dengan
tidak ada suara dokter.
nafas abnormal). 22. Pertahankan jalan nafas yang paten.
6. Tanda – tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi, pernafasan).
3. Intoleransi aktivitas 10. Berpartisipasi 12. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi 4. Mengetahui cara menggunakan alat
dalam aktivitas medik dalam merencanakan program terapi bantuan aktivitas.
fisik tanpa yang tepat. 5. Mengetahui jadwal keseharian
disertai 13. Bantu klien untuk mengidentifikasi pasien untuk latihan.
peningkatan aktivitas yang mampu dilakukan. 6. Memahami aktifitas yang mampu
tekanan darah, 14. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten dilakukan dan kekurangan
nadi, dan RR. yang sesuai dengan kemampuan fisik,
11. Mampu psikologi dan sosial. 1.
melakukan 15. Bantu untuk mengidentifikasi dan
aktivitas sehari- mendapatkan sumber yang diperlukan
hari secara untuk aktivitas yang diinginkan.
mandiri. 16. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
12. Tanda-tanda vital aktivitas seperti kursi roda, krek.
normal. 17. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
13. Energi yang disukai.
psikomotor. 18. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
14. Level kelemahan. di waktu luang.
15. Mampu 19. Bantu pasien atau keluarga untuk
berpindah : mengidentifikasi kekurangan dalam
dengan atau beraktivitas.
tanpa bantuan 20. Sediakan penguatan positif yang aktif
alat. beraktivitas.
16. Status 21. Bantu pasien untukmengembangkan
kardiopulmonari motivasi diri dan pengetahuan.
adekuat. 22. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan
17. Sirkulasi status spiritual.
baik.
18. Status respirasi :
pertukaran gas
ventilasi adekuat.
9.
2.5 IMPLEMENTASI
Tanggal,
Diagnosa Keperawatan Implementasi
Jam
18/05/2018 Ketidakefektifan jalan nafas b. 1. Mengajarkan kepada pasien cara
13.30 WIB d. inflamasi dan obstruksi jalan untuk batuk efektif.
nafas 2. Menganjurkan kepada pasien untuk
bernafas pelan dan dalam sebelum
suction dilakukan.
3. Mengajarkan pada keluarga
bagaimana cara melakukan suction.
4. Menghentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan saturasi O2.
5. Memonitor status oksigen pasien.
6. Auskultrasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan.
7. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
8. Membuka jalan nafas, gunakan
tekhnik chinlift atau jawthrust bila
perlu.
9. Mengatur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan
10. Membberikan obat dan kolaborasi
dengan dokter.
18/05/2018
Intoleransi aktivitas b.d isolasi 1. Mengkolaborasikan dengan tenaga
13.30 WIB
respiratory rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang
tepat.
2. Membantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
3. Membantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial.
4. Membantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
5. Membantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek.
6. Membantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai.
7. Membantu klien untuk membuat
jadwal latihan di waktu luang.
8. Membantu pasien atau keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas.
9. Sediakan penguatan positif yang
aktif beraktivitas.
10. Membantu pasien
untukmengembangkan motivasi
diri dan pengetahuan.
11. Memonitor respon fisik, emosi,
sosial, dan spiritual.
2.
K
2.6 EVALUASI
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
11/12/2018 Ketidakefektifan jalan nafas S = Pasien mengatakan nyeri dada
20.00 WIB b. d. inflamasi dan obstruksi dan sesak nafas berkurang, batuk
jalan nafas berdahak berkurang.
O = TD : 130/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,5°C
RR : 35x/menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi No.
1,2,3,4,5,6,7,10