Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN Ny.A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG INSTALASI GAWAT


DARURAT RSUD BHAKTIWIYATA
KEDIRI

Disusun Oleh:
Andrian Heldy Wira ( 10217004 )
Dheri Crisdiana ( 10217013 )
Eva Purnamasari ( 10217023 )
Guci Niken Mustikasari (10217032 )
Reda Ayu Saraswati ( 10217051 )
Maria Ines Azi Goo ( 10217040 )
Timing Dwi N.S ( 10217060 )

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA
PASIEN Ny.A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD BHAKTIWIYATA
KEDIRI

Mengetahui,

(Kelompok 1)

S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA
PASIEN Ny.A DENGAN PNEUMONIA DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD BHAKTIWIYATA
KEDIRI

DEFINISI
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru
yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasaan bawah akut (ISNBA)
(SYLVIAA.PRICE) dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas yang
disebabkan agen infeksius seperti virus,bakteri,mycoplasma(fungi), dan aspirasi
substansi asing,berupa radang paru-paru yang disertai eksudesi dan konsolidasi
dan dapat dilihat melalui gambaran radiologis.

ETIOLOGI
Penyebaran infeksi terjadi melalui droplet yang sering disebabkan oleh
streptococcus pnuemoniae, melalui selang infus oleh staphylococcuc aureus
sedangkan pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter dan
masa kini terjadi karena perubahan keadaan pasien seperti kekebalan tubuh dan
penyakit kronis, polusi lingkungan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Setelah masuk ke pau-paru, organisme bermultiplikasidan jika telah
berhasil mengalahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pneumonia. Selain itu
penyebab terjadinya pneumonia sesuai penggolongannya yaitu :
1. Bacteria : diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus
hemolyticus, streptococcus aureus, hemophilus infuenzae, mycobakterium
tubercolisis, baccilus friedlander.
2. Virus : respiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalitik, V.
Influenza.
3. Mycoplasma Pneumonia.
4. Jamur : Hitoplasma Capsulatum, Cryptococcus Neuroformans,
Blastomyces Dermatitides, Coccidodies Immitis, Aspergilus Species,
Candida Albicans.
5. Aspiasi : Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah) Cairan
Amnion, Benda asing.
6. Penumonia Hipostatik.
7. Sindrom Loeffler.
Klasifikasi berasarkan anatomi (IKA FKUI):
1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai
pneumonia bilateral atau “ganda”.
2. Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukoporulen untuk membentuk
bercak konsolidasi dalam lobus yang berada di dekatnya, disebut juga
pneumonia lobularis.
3. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam
dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
Klasifikasi pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan :
1. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien rokok, patogen atipikal pada
lansia, gram negatif pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK,
penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika
spectrum luas.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu : tingkat berat sakit, adanya risiko untuk
jenis patogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia.
Faktor utama untuk patogen tertentu :
Patogen Faktor Resiko

Staphylococcus aureus Koma, cedera kepala, influenza,


Methicillin resisten S. Aureus pemakaian obat IV, DM, gagal
ginjal.

Ps. Aeruginosa Pernah dapat antibiotik, ventilator>


2 hari ; lama dirawat di ICU, terapi
sterois / antibiotik

Anaerob Aspirasi, selesai operasi abdomen

Acinobachter sp Antibiotik sebelum onset


pneumonia dan ventilasi mekanik

Sumber : IPD Hal 2199

Faktor risiko pneumonia yang didapat dari Rumah Sakit menurut Morton :
Factor risiko terkait pejamu
- pertambahan usia
- perubahan tingkat kesadaran
- penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
- penyakit berat, malnutrisi, syok
- trauma tumpul, trauma kepala berat, trauma dada
- merokok, karang gigi

Faktor risiko terkait pengobatan


- Ventilasi mekanik, Reintubasi atau intubasi sendiri
- Bronkoskopi, Selang nasogastrik
- Adanya alat pemantau tekanan intracranial (TIK)
- Terapi antibiotic sebelumnya
- Terapi antacid
- Peningkatan PH lambung
- Penyakit reseptor histamine tipe-2
- Pemberian makanan enternal
- Pembedahan kepala, pembedahan toraks atau abdomen atas
- Posisi telentang

FaktorResiko terkait Infeksi


- Mencuci tangan kurang bersih
- Mengganti siang ventilator kurang dari 48 jam sekali

3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi
bahan toksik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau
lambang, edema paru, dan obstruksi mekanik simpel oleh bahan padat.

4. Pneumonia pada gangguan imun


Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab
infeksi dapat disebabkan oleh kuman patogen atau mikroorganisme
yang biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit,
virus,jamur,dan cacing.

PATOFISISOLOGI

Normal (sistem Oganisme


pertahanan terganggu)
Virus Sal napas bagian bawah Stapilokokus
pneumokokus

Kuman patogen mencapai Trombus


bronkioli terminalis Eksudat masuk ke
merusak sel epitel alveoli
bersilia, sel goblet Toksin, coagulase

Alveoli
Cairan edema + Permukaan lapisan
leukosit ke alveoli pleura tertutup tebal
Sel darah merah, eksudat trombus
leukosit,pneumukokus vena pulmonalis
Konsolidasi paru mengisi alveoli

Nekrosis hemoragik
Leukosit + fibrin
Kapasitas mengalami konsolidasi
vital,complaiance Produksi sputum
menurun,hemoragik meningkat

Leukosit
Ketidakefektifan
Intoleransi aktivitas
bersihan jalan nafas
Suhu tubuh meningkat

Abses
Resiko kekurangan volume cairan pneumatocele
Ketidakefektifan (kerusakan
hipertermi pola nafas jaringan parut)
Hipotermi
MANISFESTASI KLINIS
1. Demam, sering tampak segai tanda infeksi yang pertama. Paling terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun. Dengan suhu mencapai 39,5 – 40,5 bahkan
dengan infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang
euforia dan lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan
yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges. Terjadi
dengan demam tiba-tiba yang disertai sakit kepala, nyeri, dan kekakuan
pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan
berkurang saat suhu turun.
3. Anoreksia, hal yang umum terjadi pada masa kanak-kanak. Seringkali
merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat yang lebih
besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan tanda infeksi. Biasanya berlangsung singkat.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pencernaan khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupak keluhan umum dan kadang tidak bisa dibedakan
dengan nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembekakan mukosa dan eksodasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan
saat menyusu bayi.
8. Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan, mungkin encer dan
sedikit (rinorea) atau kental dan purulen. Tergantung pada tipe atau tahap
infeksi.
9. Batuk, gambaran umum dari penyakit pernafasan, dapat menjadi bukti
selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok.
11. Sakit tenggorokan,merupakan kemuhan yang sering terjadi pada anak
yang ditandai dengan penolakan makan dan minum.
12. Keadaan berat pada bayi keadaan menyusu atau memuntahkan semua,
kejang,letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernafasan berat.
13. Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat saja
-Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan: ≥50x/menit
-Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun: ≥40x/menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural (misal : lobar, bronchial).
2. Biopsi Paru : untuk menetapkan diagnosis.
3. Pemeriksaan garm / kultur, sputum dan darah : untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
4. Pemeriksaan Serologi : membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
5. Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6. Sperometrik Static : untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7. Bronkoskopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

PENATALAKSANAAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotik per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya,harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat
diberikan antara lain :
1. Oksigen 1-2L/menit
2. IVFD dekstrose 10% : NaCL 0,9%= 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi ganguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotik
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
- Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN
1. Sirkulasi:
 Penurunan tekanan darah (lemah karena kekurangan kebutuhan nutrisi)
2. Eliminasi:
 BAB 1x sehari dengan konsistensi sedang dan berwarna cokelat dengan
bau amoniak.
3. Makanan/ cairan:
 Anoreksia
4. Nyeri/ nyaman:
 Adanya nyeri tekan pada paru dekstra superior
5. Rasa nyaman:
 Demam
 Sesak nafas
 Nyeri dada
6. Pengetahuan/ pendidikan:
 Kurang pengetahuan tentang penyakit pneumonia.
 Kurang pengetahuan tentang penyebab pneumonia.
 Kurang pengetahuan mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan jalan nafas b.d. inflamasi dan obstruksi jalan nafas.
2. Ketidakefektifan pola nafas.
3. Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory.

INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan dan
No Keperawa Rencana Keperawatan Rasional
kriteria hasil
tan
1 Ketidakefe Setelah
ktifan dilakukan 1. Ajarkan kepada 1. Mengetahui cara batuk
bersihan tindakan selama pasien cara untuk efektif.
jalan nafas 24 jam batuk efektif. 2. Menerapkan teknik
diharapkan 2. Anjurkan kepada bernafas dengan pelan
masalah pasien untuk bernafas dan dalam.
pneumonia pada pelan dan dalam 3. Mengetahui posisi tidur
Ny. S teratasi. sebelum suction yang benar untuk
1. Mendemon dilakukan. meringankan sesak
strasikan 3. Ajarkan pada nafas.
batuk keluarga bagaimana 4. Mengetahui kebutuhan
efektif dan cara melakukan nutrisi yang diperlukan.
suara nafas suction. 5. Mengetahui cara dan
yang 4. Hentikan suction dan bagian yang harus
bersih, berikan oksigen dikompres hangat.
tidak ada apabila pasien 6. Mengetahui cara
sianosis menunjukan pemasangan oksigen
dan dispnea bradikardi, dan kebutuhan liter per
(mampu peningkatan saturasi menitnya.
mengeluark O2. 7. Mengetahui obat yang
an sputum, 5. Monitor status diperlukan dan
mampu oksigen pasien. mengkolaborasi dengan
bernafas 6. Auskultrasi suara dokter.
dengan nafas, catat adanya
mudah, suara tambahan.
tidak ada 7. Posisikan pasien
pursed untuk
lips). memaksimalkan
2. Menunjuka ventilasi.
n jalan 8. Buka jalan nafas,
nafas yang gunakan tekhnik
paten (klien chinlift atau jawthrust
tidak bila perlu.
merasa 9. Atur intake cairan
tercekik, untuk
irama mengoptimalkan
nafas, keseimbangan
frekuensi 10. Berikan obat dan
pernafasan kolaborasikan dengan
dalam dokter.
rentang
normal,
tidak ada
suara nafas
abnormal).
3. Mampu
mengidenti
fikasi dan
mencegah
faktor yang
dapat
menghamb
at jalan
nafas.

2. Ketidakefe 1. Mendemon 1. Ajarkan kepada 1. Mengetahui cara batuk


ktifan pola strasikan pasien cara untuk efektif.
nafas batuk batuk efektif. 2. Menerapkan teknik
efektif dan 2. Anjurkan kepada bernafas dengan pelan
suara nafas pasien untuk bernafas dan dalam.
yang pelan dan dalam 3. Mengetahui posisi tidur
bersih, sebelum suction yang benar untuk
tidak ada dilakukan. meringankan sesak
sianosis 3. Ajarkan pada nafas.
dan dispnea keluarga bagaimana 4. Mengetahui kebutuhan
(mampu cara melakukan nutrisi yang diperlukan.
mengeluark suction. 5. Mengetahui cara dan
an sputum, 4. Hentikan suction dan bagian yang harus
mampu berikan oksigen dikompres hangat.
bernafas apabila pasien 6. Mengetahui cara
dengan menunjukan pemasangan oksigen
mudah, bradikardi, dan kebutuhan liter per
tidak ada peningkatan saturasi menitnya.
pursed O2. 7. Mengetahui obat yang
lips). 5. Monitor status diperlukan dan
2. Menunjuka oksigen pasien. mengkolaborasi dengan
n jalan 6. Auskultrasi suara dokter.
nafas yang nafas, catat adanya
paten (klien suara tambahan.
tidak 7. Posisikan pasien
merasa untuk
tercekik, memaksimalkan
irama ventilasi.
nafas, 8. Buka jalan nafas,
frekuensi gunakan tekhnik
pernafasan chinlift atau jawthrust
dalam bila perlu.
rentang 9. Atur intake cairan
normal, untuk
tidak ada mengoptimalkan
suara nafas keseimbangan
abnormal). 10. Berikan obat dan
3. Tanda – kolaborasikan dengan
tanda vital dokter.
dalam 11. Pertahankan jalan
rentang nafas yang paten.
normal
(tekanan
darah, nadi,
pernafasan)
.
3. Intoleransi 1. Berpartisip 1. Kolaborasikan 1. Mengetahui cara
aktivitas asi dalam dengan tenaga menggunakan alat
aktivitas rehabilitasi medik bantuan aktivitas.
fisik tanpa dalam merencanakan 2. Mengetahui jadwal
disertai program terapi yang keseharian pasien untuk
peningkata tepat. latihan.
n tekanan 2. Bantu klien untuk 3. Memahami aktifitas
darah, nadi, mengidentifikasi yang mampu dilakukan
dan RR. aktivitas yang dan kekurangan
2. Mampu mampu dilakukan.
melakukan 3. Bantu untuk memilih
aktivitas aktivitas konsisten
sehari-hari yang sesuai dengan
secara kemampuan fisik,
mandiri. psikologi dan sosial.
3. Tanda- 4. Bantu untuk
tanda vital mengidentifikasi dan
normal. mendapatkan
4. Energi sumber yang
psikomotor. diperlukan untuk
5. Level aktivitas yang
kelemahan. diinginkan.
6. Mampu 5. Bantu untuk
berpindah : mendapatkan alat
dengan bantuan aktivitas
atau tanpa seperti kursi roda,
bantuan krek.
alat. 6. Bantu untuk
7. Status mengidentifikasi
kardiopulm aktivitas yang
onari disukai.
adekuat. 7. Bantu klien untuk
8. Sirkulasi membuat jadwal
status baik. latihan di waktu
9. Status luang.
respirasi : 8. Bantu pasien atau
pertukaran keluarga untuk
gas mengidentifikasi
ventilasi kekurangan dalam
adekuat. beraktivitas.
9. Sediakan penguatan
positif yang aktif
1. beraktivitas.
10. Bantu pasien
untukmengembangk
an motivasi diri dan
pengetahuan.
11. Monitor respon fisik,
emosi, sosial, dan
spiritual.

Hipertermi Setelah dilakukan 1. Monitor suhu tubuh 1. Untuk mengetahui suhu


tindakan asuhan 2. Monitor warna kulit tubuh pasien

4. keperawatan dan suhu tubuh.


selama 2×24 jam 3. Berikan kompres 2. Untuk mengetahui
diharapkan suhu dingin pada aksila adanya perubahan
tubuh dalam dan lipatan paha, warna kulit
rentang normal seka dengan air
(36ᵒC-37ᵒC) hangat. 3. Untuk membantu
dengan kriteria 4. Kolaborasi menurunkan suhu tubuh
hasil: pemberian yang panas.
1. Tidak ada antipiretik sesuai
perubahan warna anjuran 4. Untuk membantu

kulit 5. Kolaborasi menurunkan suhu tubuh

2. Suhu tubuh pemberian cairan dengan teknik

tidak melebihi 37ᵒC intravena farmakologi

6. Anjurkan pasien
menggunakan 5. Untuk membantu

pakaian yang tipis pemenuhan kebutuhan


nutrisi

6. Agar pasien lebih


nyaman dan
mengurangi suhu tubuh
yang panas

KASUS
Pada tanggal 06 desember 2018 pukul 14.30 WIB Ny. A dengan usia 40
tahun datang ke UGD dengan keluhan, batuk berdahak selama 5 hari,
nafsu makan berkurang, badan lemas. Pasien juga mengatakan nyeri dada
bagian kanan atas dan sesak. Menurut hasil observasi perawat muncul
sianosis, badan panas, dan dengan auskultasi paru ditemukan wheezing
pada paru sinistra bagian superior . Berdasarkan pemeriksaan fisik,
didapatkan tanda-tanda vital: TD 130/90 mmHg, Nadi 100x/menit, Suhu
37,5o C, RR 45x/menit, Keadaan umum pasien lemah.
PRODI S1 KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KMB

2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Asuransi : Jamkesda
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Perumahan Permata Indah, Blok C, No.
30, Bogor
Tanggal Masuk : 06 desember 2018
Tanggal Pengkajian : 06 desember 2018
No.Register : 10217257
Diagnosa Medis : Pneumonia

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama Penanggung : Yohanna Gomes
Hubungan dengan pasien : Anak Pasien
Alamat : Perumahan Permata Indah, Blok C, No.
30, Bogor
Nomor Kartu Identitas : 3505123432189785
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Wirausaha
2.1.2 Riwayat Kesehatan
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas, batuk berdahak, dan tidak nafsu makan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


± 5 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mengatakan demam, nyeri dan
sesak napas, batuk berdahak, dan tidak nafsu makan. Pasien merasakan
sesak ketika menghirup asap dan ketika udara dingin. Setelah itu, pasien
dibawa oleh anaknya ke puskesmas, namun tidak ada perubahan sama
sekali sehingga dibawa ke rumah sakit.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah masuk rumah sakit, tidak
mempunyai riwayat penyakit apapun, dan tidak ada riwayat penyakit
keturunan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita
penyakit seperti yang dialami pasien.

6. Riwayat Sosiokultural
Bertempat tinggal di kota yang padat penduduk, banyak polusi, dan sedikit
kumuh.

7. Review Pola Sehat – Sakit


Pasien mengeluh demam selama 5 hari dan batuk berdahak sehingga
memengaruhi nafsu makan, sehingga pasien mengeluh lemas. Pada hari
berikutnya pasien mengeluh nyeri pada bagian dada. Sehingga
memengaruhi aktivitas pasien.
Genogram :

= Perempuan

= Px. Pneumonia

= Laki-laki

8. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Cukup memelihara kesehatan Lebih memelihara kesehatan
Tempat tinggalnya tidak Tempat tinggal layak
memenuhi syarat lingkungan
yang sehat
Mandi minimal 2x Mandi minimal 2x
Tidak merokok Tidak merokok
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

2) Pola Nutrisi – Metabolik


Sebelum Sakit Saat Sakit
Makan 3x Sehari Makan 2x Sehari
Jenis : Nasi putih, sayur sop, Jenis : Bubur dan sayur, minum air
tahu, tempe, telur, minum air putih 5-6 gelas/hari
putih 8-9 gelas/hari
Masalah : Tidak Ada Masalah : Anoreksia
3)Pola Eliminasi
Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB 1x sehari setiap pagi BAB 1x sehari setiap pagi
Warna : cokelat Warna : cokelat
Konsistensi : lembek Konsistensi : padat
BAK 6x sehari BAK 4x sehari
Bau : amoniak Bau : amoniak

4) Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum sakit Saat sakit
Berdagang setiap hari mulai pukul Pasien bisa melakukan aktivitas
05.30 WIB sampai pukul 16.00 sendiri, namun dalam beberapa hal
WIB membutuhkan bantuan orang lain.
Masalah : Tidak Ada Masalah : Membutuhkan bantuan
orang lain pada beberapa aktivitas

5) Pola Kognitif dan Persepsi


Sebelum sakit Saat sakit
Kurang mengetahui tentang Kurang memahami penyakit yang
penyakit dialami
Tidak peduli kesehatannya Cemas terhadap kesembuhannya
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

6) Pola Persepsi Konsep Diri


Sebelum sakit Saat sakit
Tidak memerhatikan kesehatanya Merasa bahwa penyakit yang
dideritanya adalah cobaan dari
Tuhan
Tidak mengeluh Tidak mengeluh
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

7) Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum Sakit Saat Sakit
Tidur Malam : ± 8 jam Tidur Malam : ± 4 jam
Tidur Siang : ± 1 jam Tidur Siang : ± 15 menit
Masalah : Tidak Ada Masalah : Sulit tidur karena
sesak nafas

8) Pola Peran – Hubungan


Sebelum sakit Saat sakit
Mampu berinteraksi baik dengan Mampu berinteraksi baik dengan
keluarga dan orang lain keluarga dan orang lain
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

9) Pola Seksual – Reproduksi


Sebelum sakit Saat sakit
Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Tidak dipasang kateter Tidak dipasang kateter
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

10) Pola Toleransi Stress –


Koping
Sebelum sakit Saat sakit
Kurang memahami tentang Cemas ( Stress )
penyakit
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

11) Pola Nilai – Kepercayaan


Sebelum Sakit Saat Sakit
Sering Beribadah Sering Beribadah
Masalah : Tidak Ada Masalah : Tidak Ada

2.1.3 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas
Tanda Vital
Suhu : 37,5°C Nadi: 100x / menit Napas : 45x / menit TD : 130/90
mmHg
2. Kepala
a) Mata : Terdapat kantung mata hitam
b) Hidung : Kebersihan hidung baik, tidak ada peradangan maupun
pembengkakan, fungsi penciuman baik.
c) Telinga : Kebersihan telinga baik, tidak ada perdarahan dan
peradangan, struktur telinga simetris.
d) Mulut : Kebersihan mulut dan fungsi pengecapan baik, mukosa
bibir tampak kering.
e) Leher : Tidak ada benjolan, pasien dapat menoleh ke kanan dan
kiri, atas dan bawah.
3. Dada dan Punggung
a) Pada paru-paru, adanya bunyi napas wheezing pada paru sinistra
bagian superior.
b) Pada jantung tidak ada suara tambahan.
4. Abdomen
Adanya nyeri tekan pada paru dekstra superior.
5. Ekstremitas
a) Tangan : Bisa digerakkan dengan normal, tidak ada pembengkakan.
b) Kaki : Bisa digerakkan dengan normal, tidak ada pembengkakan

2.1.4 Data Penunjang ( Pemeriksaan Diagnostik )


1 Sinar X : mengidentifikasi distribusi struktural (misal : lobar,
bronchial).
2 Biopsi Paru : untuk menetapkan diagnosis.
3 Pemeriksaan garm / kultur, sputum dan darah : untuk dapat
mengidentifikasi semua organisme yang ada.
4 Pemeriksaan Serologi : membantu dalam membedakan diagnosis
organisme khusus.
5 Pemeriksaan fungsi paru : untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
6 Sperometrik Static : untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi.
7 Bronkoskopi : untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda
asing.

2.1.5 Data Tambahan ( Penatalaksanaan )


Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa
diberikan antibiotik per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung
atau penyakit paru lainnya,harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan
alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap
pengobatan dan keadaanya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain :
1. Oksigen 1-2L/menit
2. IVFD dekstrose 10% : NaCL 0,9%= 3:1, + KCL 10 mEq/500 ml
cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status
hidrasi.
3. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enternal
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Koreksi ganguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,
antibiotik diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community based:
- Ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
- Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
- Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

Kediri, …………………

Mahasiswa

___________________________
2.2 ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 1. DS : Pasien Mengatakan Mikroorganisme Ketidakefektifan
demam selama 5 hari, Bersihan Jalan Nafas
batuk berdahak, badan Pembekuan Darah Ketidakefektifan pola
lemas, dan sesak napas. nafas
Toksin, Koagulasi
DO :
TD = 130/90 mmHg Permukaan lapisan pleura tertutup
Nadi = 100x / menit tebal eksudat trombus vena
Suhu = 39 ° C pulmonalis
RR = 45 / menit
Nekrosis Hemoragic
Keadaan Umum = Pasien
Lemah. Produksi Sputum Meningkat
Auskultasi Paru = Adanya
Wheezing Ketidakefektifan Bersihan Jalan
Nafas
Mikroorganisme Ketidakefektifan pola
nafas
Pembekuan Darah

Toksin, Koagulasi

Permukaan lapisan pleura tertutup


tebal eksudat trombus vena
pulmonalis

Nekrosis Hemoragic

Abses pneumatocele

Ketidakefektifan pola nafas


Mikroorganisme Intoleransi aktivitas b.d
isolasi respiratory
Virus

Kuman patogen mencapai


bronkioli terminalis merusak sel
epitel bersilia, sel goblet

Cairan edema + leukosit ke


alveoli

Konsolidasi paru

Kapasitas vital,compliance
menurun, hemoragik

Intoleransi aktivitas
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal / Jam Diagnosa Keperawatan /Masalah Tanggal / Jam
No.
ditemukan kolaboratif Teratasi
1. 18/05/2018 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b. d. 18/05/2018
13.30 WIB inflamasi dan obstruksi jalan nafas 20.00 WIB

2. 18/05/2018 Ketidakefektifan pola nafas 18/05/2018


13.30 WIB 20.00 WIB

3. 18/05/2018 Intoleransi aktivitas b.d isolasi respiratory 18/05/2018


13.30 WIB 20.00 WIB
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ( NCP / NURSING CARE PLANS )
Diagnosa
Tujuan dan kriteria
No Keperawatan /Masalah Rencana Keperawatan Rasional
hasil
kolaboratif
1 Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan
jalan nafas tindakan selama 24 11. Ajarkan kepada pasien cara untuk batuk 8. Mengetahui cara batuk efektif.
jam diharapkan efektif. 9. Menerapkan teknik bernafas dengan
masalah pneumonia 12. Anjurkan kepada pasien untuk bernafas pelan dan dalam.
pada Ny. S teratasi. pelan dan dalam sebelum suction dilakukan. 10. Mengetahui posisi tidur yang benar
4. Mendemonstrasik 13. Ajarkan pada keluarga bagaimana cara untuk meringankan sesak nafas.
an batuk efektif melakukan suction. 11. Mengetahui kebutuhan nutrisi yang
dan suara nafas 14. Hentikan suction dan berikan oksigen diperlukan.
yang bersih, tidak apabila pasien menunjukan bradikardi, 12. Mengetahui cara dan bagian yang
ada sianosis dan peningkatan saturasi O2. harus dikompres hangat.
dispnea (mampu 15. Monitor status oksigen pasien. 13. Mengetahui cara pemasangan
mengeluarkan 16. Auskultrasi suara nafas, catat adanya suara oksigen dan kebutuhan liter per
sputum, mampu tambahan. menitnya.
bernafas dengan 17. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 14. Mengetahui obat yang diperlukan
mudah, tidak ada ventilasi. dan mengkolaborasi dengan dokter.
pursed lips). 18. Buka jalan nafas, gunakan tekhnik chinlift
5. Menunjukan atau jawthrust bila perlu.
jalan nafas yang 19. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
paten (klien tidak keseimbangan
merasa tercekik, 20. Berikan obat dan kolaborasikan dengan
irama nafas, dokter.
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal,
tidak ada suara
nafas abnormal).
6. Mampu
mengidentifikasi
dan mencegah
faktor yang dapat
menghambat
jalan nafas.

2. Ketidakefektifan pola nafas 4. Mendemonstrasik 12. Ajarkan kepada pasien cara untuk batuk 8. Mengetahui cara batuk efektif.
an batuk efektif efektif. 9. Menerapkan teknik bernafas dengan
dan suara nafas 13. Anjurkan kepada pasien untuk bernafas pelan dan dalam.
yang bersih, tidak pelan dan dalam sebelum suction dilakukan. 10. Mengetahui posisi tidur yang benar
ada sianosis dan 14. Ajarkan pada keluarga bagaimana cara untuk meringankan sesak nafas.
dispnea (mampu melakukan suction. 11. Mengetahui kebutuhan nutrisi yang
mengeluarkan 15. Hentikan suction dan berikan oksigen diperlukan.
sputum, mampu apabila pasien menunjukan bradikardi, 12. Mengetahui cara dan bagian yang
bernafas dengan peningkatan saturasi O2. harus dikompres hangat.
mudah, tidak ada 16. Monitor status oksigen pasien. 13. Mengetahui cara pemasangan
pursed lips). 17. Auskultrasi suara nafas, catat adanya suara oksigen dan kebutuhan liter per
5. Menunjukan tambahan. menitnya.
jalan nafas yang 18. Posisikan pasien untuk memaksimalkan 14. Mengetahui obat yang diperlukan
paten (klien tidak ventilasi. dan mengkolaborasi dengan dokter.
merasa tercekik, 19. Buka jalan nafas, gunakan tekhnik chinlift
irama nafas, atau jawthrust bila perlu.
frekuensi 20. Atur intake cairan untuk mengoptimalkan
pernafasan dalam keseimbangan
rentang normal, 21. Berikan obat dan kolaborasikan dengan
tidak ada suara dokter.
nafas abnormal). 22. Pertahankan jalan nafas yang paten.
6. Tanda – tanda
vital dalam
rentang normal
(tekanan darah,
nadi, pernafasan).
3. Intoleransi aktivitas 10. Berpartisipasi 12. Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi 4. Mengetahui cara menggunakan alat
dalam aktivitas medik dalam merencanakan program terapi bantuan aktivitas.
fisik tanpa yang tepat. 5. Mengetahui jadwal keseharian
disertai 13. Bantu klien untuk mengidentifikasi pasien untuk latihan.
peningkatan aktivitas yang mampu dilakukan. 6. Memahami aktifitas yang mampu
tekanan darah, 14. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten dilakukan dan kekurangan
nadi, dan RR. yang sesuai dengan kemampuan fisik,
11. Mampu psikologi dan sosial. 1.
melakukan 15. Bantu untuk mengidentifikasi dan
aktivitas sehari- mendapatkan sumber yang diperlukan
hari secara untuk aktivitas yang diinginkan.
mandiri. 16. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan
12. Tanda-tanda vital aktivitas seperti kursi roda, krek.
normal. 17. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas
13. Energi yang disukai.
psikomotor. 18. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
14. Level kelemahan. di waktu luang.
15. Mampu 19. Bantu pasien atau keluarga untuk
berpindah : mengidentifikasi kekurangan dalam
dengan atau beraktivitas.
tanpa bantuan 20. Sediakan penguatan positif yang aktif
alat. beraktivitas.
16. Status 21. Bantu pasien untukmengembangkan
kardiopulmonari motivasi diri dan pengetahuan.
adekuat. 22. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan
17. Sirkulasi status spiritual.
baik.
18. Status respirasi :
pertukaran gas
ventilasi adekuat.

9.
2.5 IMPLEMENTASI
Tanggal,
Diagnosa Keperawatan Implementasi
Jam
18/05/2018 Ketidakefektifan jalan nafas b. 1. Mengajarkan kepada pasien cara
13.30 WIB d. inflamasi dan obstruksi jalan untuk batuk efektif.
nafas 2. Menganjurkan kepada pasien untuk
bernafas pelan dan dalam sebelum
suction dilakukan.
3. Mengajarkan pada keluarga
bagaimana cara melakukan suction.
4. Menghentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan saturasi O2.
5. Memonitor status oksigen pasien.
6. Auskultrasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan.
7. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
8. Membuka jalan nafas, gunakan
tekhnik chinlift atau jawthrust bila
perlu.
9. Mengatur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan
10. Membberikan obat dan kolaborasi
dengan dokter.

18/05/2018 Ketidakefektifan pola nafas 1. Mengajarkan kepada pasien cara


13.30 WIB untuk batuk efektif.
2. Menganjurkan kepada pasien untuk
bernafas pelan dan dalam sebelum
suction dilakukan.
3. Mengajarkan pada keluarga
bagaimana cara melakukan suction.
4. Menghentikan suction dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukan
bradikardi, peningkatan saturasi O2.
5. Memonitor status oksigen pasien.
6. Auskultrasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan.
7. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi.
8. Membuka jalan nafas, gunakan
tekhnik chinlift atau jawthrust bila
perlu.
9. Mengatur intake cairan untuk
mengoptimalkan keseimbangan
10. Membberikan obat dan kolaborasi
dengan dokter.

18/05/2018
Intoleransi aktivitas b.d isolasi 1. Mengkolaborasikan dengan tenaga
13.30 WIB
respiratory rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang
tepat.
2. Membantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan.
3. Membantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial.
4. Membantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan.
5. Membantu untuk mendapatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek.
6. Membantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai.
7. Membantu klien untuk membuat
jadwal latihan di waktu luang.
8. Membantu pasien atau keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas.
9. Sediakan penguatan positif yang
aktif beraktivitas.
10. Membantu pasien
untukmengembangkan motivasi
diri dan pengetahuan.
11. Memonitor respon fisik, emosi,
sosial, dan spiritual.

2.
K
2.6 EVALUASI
Tanggal, jam Diagnosa keperawatan Evaluasi
11/12/2018 Ketidakefektifan jalan nafas S = Pasien mengatakan nyeri dada
20.00 WIB b. d. inflamasi dan obstruksi dan sesak nafas berkurang, batuk
jalan nafas berdahak berkurang.
O = TD : 130/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,5°C
RR : 35x/menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi No.
1,2,3,4,5,6,7,10

11/12/2018 Ketidakefektifan pola nafas S = Pasien mengatakan nyeri dada


20.00 WIB dan sesak nafas berkurang, batuk
berdahak berkurang.
O = TD : 130/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,5°C
RR : 35x/menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi No.
1,2,3,4,5,6,7,10

11/12/2018 Intoleransi aktivitas b.d S = Pasien mengatakan nyeri dada


20.00 WIB isolasi respiratory dan sesak nafas berkurang, batuk
berdahak berkurang.
O = TD : 130/90 mmHg
Nadi : 100x/menit
Suhu : 37,5°C
RR : 35x/menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi No.
1,2,3,4,7,9,11

Anda mungkin juga menyukai