Anda di halaman 1dari 28

Journal Reading

Oleh :
Ariestiani Rokhimatu Nikmah (30101607609)

Pembimbing :
dr. Kurnia Dwi Astuti Sp.A
Penerbit dan Tahun Terbit Judul

Penerbit dan Tahun Terbit


Identitas Pasien
Nama : Tn. S

Umur : 50 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Semarang
Anamnesis

Sumber Data : Auto anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri lutut


Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Saraf RSI Sultan Agung Semarang pada tanggal 31
Oktober 2020 dengan keluhan nyeri lutut kanan dan kiri yang dialami sejak ± 4
tahun lalu. Nyeri dirasakan bertambah hebat ketika pasien melakukan aktivitas
berat, dan diperingan dengan istirahat. Lutut kanan dirasakan lebih nyeri dari
pada lutut kiri sejak ± ½ tahun lalu. Riwayat HT, DM, hiperkolesterol diakui
namun terkontrol, riwayat trauma (-). Keluhan lain seperti nyeri lutut dipagi hari
(-), demam (-), nyeri pada sendi jari-jari (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat Trauma Lutut (-)
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat DM (+)
Riwayat Hiperkolesterol (+)

Riwayat Penyakit Keluarga


Dikeluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa.
Status Generalis

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
Tekanan darah : 153/82 mmhg
Nadi : 90 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan Neurologis

● Motorik ● Refleks Fisiologis


Gerakan : Bebas terbatas Patella  (++)/(++)
Kekuatan : 5/5 Achilles  (++)/(++)
Trofi : (-)/(-)
Tonus : N/N ● Refleks patologis
Klonus : (-)/(-) Babinski  (-)/(-)
Chaddok  (-)/(-)
● Sensorik
sensibilitas : Baik ● ROM
dapat untuk menekuk lutut
tapi terasa nyeri
RESUME

Tn. S usia 50 tahun dengan keluhan nyeri pada lutut


kanan dan kiri. E4V5M6 , TD :153/82 mmHg, HR : 90x,
T: 36,5C, RR: 20, refleks fisiologis (+/+), kekuatan
(5/5), sensorik (normal), refleks patologis (-), ROM
bebas terbatas. Riwayat HT (+), DM (+), Kolesterol (+).
Assesment

● Diagnosis Klinis : Nyeri pada kedua lutut


● Diagnosis Topis : Regio genu dextra et sinistra
● Diagnosis Etiologi : Osteoarthritis

● Diagnosis Banding : Reumatoid Artritis, Gout


Planning

● Pemeriksaan Laboratorium : Darah rutin


● Pemeriksaan Radiologi : X Foto Genu Dextra et Sinistra AP Lateral
● Terapi
farmakologi
 NSAID : Ibuprofen 400mg 3x1
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang ditandai dengan adanya


degenerasi tulang rawan, hipertrofi tepi tulang, dan perubahan membrane
synovial. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami
osteoarthritis. Rasa nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan
penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat diringankan dengan istirahat. Trauma
dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis.
Etiologi dan Faktor Resiko

1. Usia
merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan meningkatkan kerentanan
sendi melalui berbagai mekanisme. Kartilago pada sendi orang tua sudah kurang responsif
dalam mensintesis matriks kartilago yang distimulasi oleh pembebanan (aktivitas) pada sendi.
Akibatnya, sendi pada orang tua memiliki kartilago yang lebih tipis. Kartilago yang tipis ini
akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi pada lapisan basal dan hal inilah yang
menyebabkan peningkatan resiko kerusakan sendi. Selain itu, otot-otot yang menunjang sendi
menjadi semakin lemah dan memiliki respon yang kurang cepat terhadap impuls. Ligamen
menjadi semakin regang, sehingga kurang bisa mengabsorbsi impuls. Faktor-faktor ini secara
keseluruhan meningkatkan kerentanan sendi terhadap OA.
2. Jenis kelamin
masih belum banyak diketahui mengapa prevalensi OA pada perempuan lebih banyak
daripada lakilaki. Resiko ini dikaitkan dengan berkurangnya hormon pada perempuan
pasca menopause.
3. Faktor herediter
juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau
gen-gen struktural lain untuk unsurunsur tulang rawan sendi seperti kolagen,
proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
4. Faktor intrinsik
- Kelainan struktur anatomis pada sendi seperti vagus dan valrus.
- Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur, ataunekrosis.
5. Faktor beban pada persendian
- Obesitas : beban berlebihan pada sendi dapat mempercepat kerusakan pada
sendi.
- Penggunaan sendi yang sering : aktivitas yang sering dan berulang pada sendi
dapat menyebabkan lelahnya otot-otot yang membantu pergerakan sendi.
Tanda dan gejala

a. Nyeri sendi
Nyeri sendi merupakan hal yang paling sering dikeluhkan. Nyeri sendi pada
OA merupakan nyeri dalam yang terlokalisir, nyeri akan bertambah jika ada
pergerakan dari sendi yang terserang dan sedikit berkurang dengan istirahat.
b. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Kekakuan pada sendi yang terserang terjadi setelah imobilisasi misalnya
karena duduk di kursi atau mengendarai mobil dalam waktu yang sukup lama,
bahkan sering disebutkan kaku muncul pada pagi hari setelah bangun tidur
(morning stiffness).
c. Hambatan pergerakan sendi
Hambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat, bertambah berat secara perlahan
sejalan dengan bertambahnya nyeri pada sendi.
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit saat
digerakan.
e. Perubahan bentuk sendi
Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya mengalami perubahan berupa perubahan
bentuk dan penyempitan pada celah sendi. Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur
sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan, perubahan pada tulang
dan permukaan sendi. Seringkali pada lutut atau tangan mengalami perubahan bentuk
membesar secara perlahan-lahan.
f. Perubahan gaya berjalan
Hal yang paling meresahkan pasien adalah perubahan gaya berjalan, hampir
semua pasien osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan panggul mengalami
perubahan gaya berjalan (pincang). Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri.
Klasifikasi OA
Derajat kerusakan sendi berdasarkan gambaran radiologis kriteria Kellgren & Lawrence
Derajat 0 : radiologi normal.
Derajat 1 :penyempitan celah sendi meragukan.
Derajat 2 : osteofit dan penyempitan celah sendi yang jelas.
Derajat 3 : osteofit sedang dan multipel, penyempitan celah sendi, sklerosis sedang dan
kemungkinan deformitas kontur tulang.
Derajat 4 : osteofit yang besar, penyempitan celah sendi yang nyata, sklerosis yang berat dan
deformitas kontur tulang yang nyata.
Gambaran OA pada tangan
Sendi normal VS OA
Diagnosis

Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria Klinis dan radiologis

di bawah ini: Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3


kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
1. Umur > 50 tahun

2. kaku sendi < 30 menit 2. Kaku sendi < 30 menit


3. krepitus
3. Krepitus disertai osteofit
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
Klinis dan laboratoris
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
1. usia >50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. Krepitasi
4. Nyeri tekan tepi tulang
5. Pembesaran tulang
6. Tidak teraba hangat pada sendi terkena
7. LED < 40 mm/jam
8. RF < 1:40
9. Analisis cairan sinovium
Penatalaksanaan

Tujuan
1. Mengurangi keluhan nyeri
2. Mencegah disabilitas
3. Memperlambat perub. Struktur sendi
Cara
1. Farmakologi
2. Non Farmakologi
FARMAKOLOGI NON FARMAKOLOGI
● Edukasi dan penerangan
 Oral : - asetaminofen ● Proteksi sendi pada masa akut
- OAINS
● Usahakan BB Ideal
- Glukosamin
● Terapi fisik dan rehabilitasi
 Injeksi : - Glucocorticoid
- Hyaluronat
 Topical : - Capsaicin
- Methyl salisilat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai