STEP 1
1. Karbamat
N-metil karbamat sebagai obat pembunuh serangga seperti baigon.
Di tukus letal dose nya 50 : memberi efek ke pembuluh darah dan
neuromuskular junction
2. Kumbah lambung
Membersikan lambung dgn cara memasukan dan mengeluarkan air
ke atau dari lambung dengan menggunakan NGT
3. Hiperhidrosis
Hiperaktivasi kelenjar keringat
4. Nikotinik
Efek karena pengikatan asetilkolin yang berlebihan di simpatis dan
parasimpatis pada otot skeletal, bola mata, lidah dan kelopak mata
5. Muskarinik
Efek karena pengikatan asetilkolin pada otot skeletal
Reseptor dari post ganglion parasimpatis terletak dinotot polos dan
otot kelenjar
STEP 2
1.
2.
3.
4.
Penyebab intoksikasi ?
Maninfestasi klinis dan patofisiologi intoksikasi ?
Apa saja macam-macam intoksikasi ?
Kenapa didapatkan penurunan kesdaran, kejang-kejang 1
jam yll ?
5. Apa gejala dari efek muskarinik, nikotinik dan efek toksik
pada susunan saraf pusat ?
6. Bagaimana cara pemberian dan cara kerja obat kumbah
lambung dan arang karbon ?
7. Mengapa dokter memberikan injeksi sulfas atropin ?
8. Mengapa dari vital sign didapatkan data 80/50 dan nadi
50x/menit ?
9. Mengapa didapatkan hiperhidrosis dan hipersaliva ?
10.
Kenapa didapatkan treomor pada tangan dan tungkai ?
11.
Mengapa didapatkan pupil miosis dan isocor + ?
12.
Cara kerja karbamat ?
13.
Penanganan (sebelum dan saat di rumah sakit )
intoksikasi ?
14.
Pemeriksaan penunjang intoksikasi ?
15.
Komplikasi intoksikasi ?
16.
17.
Prognosis intoksikasi ?
Kontraindikasi pemasangan NGT ?
STEP 3
1. Apa saja macam-macam intoksikasi ?
Keracunan asam atau basa kuat : bisa mengenai kulit, mata ataupun
di telan. Gejalanya nyeri perut , muntah, dan diare. Tindakan :
Jika kena kulit dan mata : di irigasi dengan air mengalir, diberi
Tertelan
Topikal melalui kulit
Topikal mll mata
Inhalasi
Injeksi
ekstasi, kokain
Hipersalivasi : insektisuda , organo fosfa
Nistagmus : antikonfulsan
Abdominal kram, diare : karna withdrawl , alkohol, opiat
kronisnya
Akut ringan : kadar 40-70 %
Akut sedang : 20-40 %
Akut berat : <20%
Kronik : menurun sampai 25 %
Radilogi : dilakukan jika curiga ada aspirasi zat racun
Analisa gas darah : untuk menegakan diagnosis dan mengetahui
penyebab
Fungsi hati, ginjal, dan sedimen urin : untuk mengetahui dampak
keracunan
Pemeriksaan di dalam darah : untuk mengetahui apakah ada zat
logam atau tidak
13.
Komplikasi intoksikasi ?
Tergantung organ target , jika tidak ditangani bisa menyebabkan
depresi pernafasan , aspirasi , pneumoni.
14.
Prognosis intoksikasi ?
Jika pasien tertangani dengan baik dan cepat sembuh sempurna
Jika terlambat timbul gejala dari sarafnya, bisa juga kematian
sebagian otaknya.
15.
Kontraindikasi dan indikasi pemasangan NGT ?
Indikasi :
- Pasien sulit menelan
- Keracunan makanan
- Pasien kooperatif
- Bilas lambung
Kontraindikasi :
- Pasien tdk kooperatif
- Keracunan asam basa kuat
STEP 4
Suspek
intoksikasi
karbamat
intoksikasi
Efek muskarinik
Efek nikotinik
Pemeriksaan fisik
: vital sign, GCS,
pupil
Pemeriksaan
penunjang
STEP 7
Lab, radiologi,
BGA, fungsi hati,
ginjal, sedimen
self piosoning
pasien makan obat dengan dosis berlebihan tetapi
dengan
pengetahuan
bahwa
dosis
ini
tidak
berbahaya.sering terjadi pada remaja yang ingin cobacoba menggunakan obat, tanpa disadari kalau obat ini
dapat membahayakan nyawanya.
attempted poisoning
pasien memang ingin bunuh diri, bisa berakhir dengan
kematian atau sembuh.
accidental poisoning
merupakan
suatu
kecelakaan
tanpa
adanya
homicidal poisoning
akibat tindak kriminal sengaja meracuni seseorang.
alkohol
fenol
logam berat
organofosfor
struktur
kimiawi
aromatik,
halogenated,
hidrokarbon, nitrosamin
2. Maninfestasi klinis dan patofisiologi intoksikasi ?
PROSES FISIOLOGI
Bahan kimia yang masuk ke badan dapat mempengaruhi fungsi
tubuh manusia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
kesehatan atau keracunan, bahkan dapat menimbulkan kematian.
1. Penyebaran racun ke dalam tubuh:
Racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir, misal
pada jalan pencernaan, pernapasan atau mata Kemudian melalui
peredaran darah akhirnya dapat masuk ke organ-organ tubuh
secara sistematik Organ-organ tubuh yang biasanya terkena racun
adalah paru-paru, hati (hepar), susunan saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang), sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan
saraf tepi, dan darah. Efek racun pada tubuh juga akan memberikan
efek local seperti iritasi, reaksi alergi, dermatitis, ulkus, jerawat, dan
gejala lain. Gejala-gejala keracunan sistematik juga tergantung pada
organ tubuh yang terkena.
2. Fungsi detoksikasi hati (hepar):
akan
mengalami
kerusakan.
berbisa, melalui
saraf
sentral
yang
berlebihan
IFO
bekerja
dengan
cara
menghabat
inaktivasi
enzim
gejal;a
ransangan
Akh
yang
berlebihan
,yang
akan
pada
otot-otot
skeletal,bola
mata,lidah,
menimbulkan
nyeri
kepala,perubahan
emosi,kejang-
Manifestasi Klinis
Gejala nonspesifik: Pusing, mual, muntah, gemetar, lemah badan,
pandangan berkunang-kunang, sukar tidur, nafsu makan berkurang,
sukar
konsentrasi,
dan
sebagainya.
Gejala spesifik: Sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejangkejang, kram perut, gangguan mental, kelumpuhan, gangguan
penglihatan, air liur berlebihan, nyeri otot, koma, pingsan, dan
sebagainya.
Kemungkinan penyebab
napas turun
(organofosfat, carbamate
insektidida), klonidin, fenotiazin
Benzodiazepin
turun
Dilatasi pupil, takikardia
Sianosis
Hipersalivasi
Organofosfat/ karbamat,
insektisida
Antikonvulsan (frenitoin,
serebral
karbamazepin), alkohol
Gejala ekstrapiramidal
Fenotiazin, haloperidol,
metoklopramid
Seizures
Antidepresan trisiklik,
antikonvulsan, teofilin,
antihistamin, OAINS, fenothiazin,
isoniazid
Hipertemia
takikardi, agitasi
Hipertemia dan takikardi,
Salsilat
asidosis metabolik
Bradikardia
takikardi, halusinasi
benzodiazepin
Jenis racun
gejala
o
1
CHC
DDT
Dieldrin
Chlordane
Endrin
Karbamat
Sevin
Muntah
Parestesi
Tremor
Kejang
Edema paru
Fibrilasi ventrikel
Kegagalan pernafasan
koma
mual
muntah
nyeri perut
hipersalivasi
nyeri kepala
miosis
kekacauan mental
organofosfat
malathion
parathion
DDVP
Diazinon
TEPP
bronkokonstriksi
hipotensi
depresi pernapasan
kejang
mual
muntah
nyeri perut
hipersalivasi
nyeri kepala
miosis
kekacauan mental
bronkokonstriksi
hipotensi
depresi pernapasan
kejang
dapat diserap melalui kulit
ace-tylcholinesterase
enzyme,
allowing
accumulation
of
dissociates
acetylcholinesterase
more
complex
readily
produced
than
by
the
phosphoryl-
organophosphate
as
follows:
muscurinic
syndrome,
nicotinic
response that results in the vomiting reflex. There are four major
pathways that provide input to the vomiting center:
1. The chemoreceptor trigger zone (CTZ), a receptor-rich area of
the floor of the fourth ventricle, has numerous dopamine (D 2),
serotonin (hydroxytryptamine type 3 receptor [5-HT 3] and
hydroxytryptamine
acetylcholine,
and
type
receptor
substance
[5-HT4]),
receptors.
opioid,
It
is
labyrinthine
inputs
via
cranial
nerve
VIII,
the
(http://bmb.oxfordjournals.org/content/72/1/119.full.pdf)
menggunakan
NGT
(Naso
Gastric
Tube).
Menurut
mencerna
merupakan
metode
agen
korosif
alternatif
kuat.
yang
Kumbah
umum
lambung
pengosongan
atau
nasogastrik
dengan
diameter
besar
dan
bilas
lambung,
cairan
yang
dikeluarkan
akan
ditampung
untuk
selanjutnya
diteliti
racun
apa
yang
terkandung.
B.
Tujuan
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung
yaitu sebagai berikut:
1. untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya
menurunkan absorpsi sistemik;
2. untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur
endoskopik;
3. untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan
hemoragi.
C.
isotonis
seperti
NaCl
0,9
%.
Pada
orang
dewasa
Indikasi
Indikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
1. pasien keracunan makanan atau obat;
2. persiapan tindakan pemeriksaan lambung;
3. persiapan operasi lambung;
4. pasien dalam keadaan sadar;
5. keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh
menit;
6. gagal dengan terapi emesis;
7. overdosis obat/narkotik;
8. terjadi perdarahan lama (hematemesis Melena) pada saluran
pencernaan atas;
9. mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih
lanjut;
10.
dekompresi lambung;
11.
sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan
endoskopi.
Tindakan ini dapat dilakukan dengan tujuan hanya untuk
mengambil contoh racun dari dalam tubuh, sampai dengan
menginjeksekan
udara
dan
kemudian
Kontraindikasi
Kontraindikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
1. keracunan oral lebih dari 1 jam;
2. pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa
membakar (resiko perforasi esophageal) serta keracunan
bahan korosif (misalnya: hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon
aromatic, halogen);
3. pasien yang menelan benda asing yang tajam;
4. pasien tanpa gangguan reflex atau pasien dengan pingsan
(tidak sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung
untuk mencegah inspirasi.
F.
untuk
mengambil
specimen
lambung
sebagai
diameter besar;
spuit pengirigasi besar dengan adapter;
saluran plastic besar dengan adapter;
pelumas larut air;
air biasa atau antidote yang tepat (susu, larutan salin,
of
atropine
than
those
required
to
reverse
organophosphates.
The objective of atropine antidotal therapy is to antagonize the
effects of excessive concentrations of acetylcholine at end-organs
intravenously
can
help
differentiate
poisoning
by
hydrocarbon
aspiration
may
complicate
these
intensive
intravenous
administration
of
atropine
sympathetic innervation
Ciliary muscle of the eye has only parasympathetic innervation
Bronchial smooth muscle
o Only parasympathetic innervation: Constriction
o Smooth muscle sensitive to circulating adrenaline: Dilation
Salivary glands: Systems produce similar, rather than opposite,
effects
(http://neuromuscular.wustl.edu/nother/autonomic/autonfcn.htm)
8. Mengapa didapatkan hiperhidrosis dan hipersaliva ?
Muscarinic syndrome
The clinical features include rhinorrhea, bronchoconstriction, bronchorrhea,
pulmonary edema, salivation, nausea, vomiting, abdominal cramps,
defecation,
sweating,
bradycardia,
urination,
miosis,
conjunctival
10.
Mengapa didapatkan pupil miosis dan isocor + ?
Perangsangan simpatis, membuat serabut-serabut meridional iris
berkontraksi
sehinga
pupil
menjadi
dilatasi,
sedangkan
intoksikasi ?
12.
Pemeriksaan penunjang intoksikasi ?
Satu-satunya diagnosis pasti keracunan diperoleh melalui analisis
laboratorium. Bahan analisis dapat berasal dari cairan tubuh,
cairan lambung, atau urin. Pemeriksaan penyaring yang cepat
dan sederhana menggunakan kromatografi lapisan tipis dapat
dilakukan pada 90% keracunan umum yang terjadi
membantu
penegakan
diagnosis
juga
berguna
untuk
Interpretasi
Asidosis respiratorik
(pH<7,3; PCO2>5,6kPa)
Alkalosis respiratorik
(pH>7,45; PCO2<4,7kPa)
Alkalosis metabolik
hiperkarbia,
13.
Komplikasi intoksikasi ?
Bahan kimia dari kandungan pestisida dapat meracuni sel-sel tubuh
atau mempengaruhi organ tertentu yang mungkin berkaitan dengan
sifat bahan kimia atau berhubungan dengan tempat bahan kimia
memasuki tubuh atau disebut juga organ sasaran. Efek racun bahan
kimia atas organ-organ tertentu dan sistem tubuh.
a. Paru-paru dan sistem pernafasan
Efek jangka panjang terutama disebabkan iritasi (menyebabkan
bronkhitis atau pneumonitis). Pada kejadian luka bakar, bahan kimia
dalam paru-paru yang dapat menyebabkan udema pulmoner (paruparu berisi air), dan dapat berakibat fatal. Sebagian bahan kimia
dapat mensensitisasi atau menimbulkan reaksi alergik dalam
saluran nafas yang selanjutnya dapat menimbulkan bunyi sewaktu
menarik nafas, dan nafas pendek. Kondisi jangka panjang (kronis)
akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada jaringan paru-paru
sehingga akan terjadi fibrosis atau pneumokoniosis.
b. Hati
Bahan kimia yang dapat mempengaruhi hati disebut hipotoksik.
Kebanyakan bahan kimia menggalami metabolisme dalam hati dan
oleh karenanya maka banyak bahan kimia yang berpotensi merusak
sel-sel hati. Efek bahan kimia jangka pendek terhadap hati dapat
menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian
sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa
sirosis hati dari kanker hati.
c. Ginjal dan saluran kencing
Bahan kimia yang dapat merusak ginjal disebut nefrotoksin. Efek
bahan kimia terhadap ginjal meliputi gagal ginjal sekonyongkonyong (gagal ginjal akut), gagal ginjal kronik dan kanker ginjal
atau kanker kandung kemih.
d. Sistem syaraf
yang
mengakibatkan
seksual.
i. Sistem yang lain
gangguan
menstruasi
dan
fungsi
satu
tanda
toksisitas,
terjadinya
kelainan
hematologik,
Prognosis intoksikasi ?
15.
Indication:
Diagnostic indications for NG intubation include the following:
Evaluation of upper gastrointestinal (GI) bleeding (ie, presence,
volume)
Aspiration of gastric fluid content
Identification of the esophagus and stomach on a chest radiograph
Administration of radiographic contrast to the GI tract
Therapeutic indications for NG intubation include the following:
Gastric decompression, including maintenance of a decompressed
obstruction
Aspiration of gastric content from recent ingestion of toxic material
Administration of medication
Feeding
Bowel irrigation
Contraindications
Absolute contraindications for NG intubation include the following:
Coagulation abnormality
Alkaline ingestion
(http://emedicine.medscape.com/article/80925-overview#a05)