Anda di halaman 1dari 32

REFRAT

ULKUS DIABETIKUM
Oleh :

RIO MENDUNG SINAGA S.ked

Pembimbing :

dr. HASMIJA, MH, Sp.B. FICS


 
 
Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Aceh
2017
Definisi
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit
menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi
normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon
insulin secara relatif maupun absolut. Pada umumnya
dikenal 2 tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung
insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin)
Insulin adalah hormon yang disekresi oleh pankreas.
Pankreas merupakan organyang letaknya di belakang
lambung dan memiliki fungsi memproduksi enzim-enzim
pencernaan dan hormon. Insulin memegang peranan yang
sangat penting dalam proses metabolisme karbohidrat,
yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel dan
digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang
kemudian di dalam sel tersebut glukosa akan
dimetabolisme menjadi tenaga
Anatomi Pangkreas
Patogenesis
Diabetes melitus disebabkan oleh kekurangan insulin
secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat
terjadi melalui tiga jalan, yaitu:

Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar


(virus, zat kimia tertentu)
Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
Kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer
Apabila di dalam tubuh terjadi kekurangan insulin maka dapat
mengakibatkan:

Menurunnya transport glukosa melalui membran sel, keadaan ini


mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan sehingga
meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi yang
muncul adalah penderita DM selalu meras lapar atau nafsu makan
meningkat (polifagia).

Menurunnya glikogenesis dimana pembentukan glikogen dalam


hati dan otot terganggu.

Meninggkatnya pembentukan glikolisis dan glukoneogenesis,


karena proes ini disertai nafsu makan meningkat sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya hiperglikemia.
Kriteria diagnostik DM menurut ADA tahun 2007 :
Gejala klasik DM dengan glukosa darah sewaktu ≥ 200
mg/dl (11,1 mmol/L).
Kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (7.0 mmol/L).
Puasa adalah pasien tidak mendapat asupan kalori
sedikitnya 8 jam
Kadar glukosa darah 2 jam PP >200 mg/dl (11,1
mmol/L). TTGO dilakukan dengan standar WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gr
glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria
normal atau DM maka dapat digolongkan ke dalam
kelompok TGT atau GDTP tergantung hasil yang
diperoleh.
TGT : Glukosa darah plasma setelah beban antara 140-
190 mg/dl
GDTP : Glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dl
Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes tipe I: Insulin Dependent Diabetes Mellitus

Diabetes tipe II: Diabetes melitus tidak tergantung


insulin

Diabetes Melitus Gestasional

 Diabetes melitus tipe lain


Komplikasi Akut
1.Reaksi Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat
tubuh kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda: rasa
lapar, gemetar, keringat dingin, pusing.

2.Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik


Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik
merupakan komplikasi akut yang ditandai oleh
hiperglikemia, hyperosmolar tanpa disertai adanya
ketosis
3. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan dekompensasi-
kekacauan metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia,
asidosis dan ketosis
Komplikasi Kronis
Mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi pada pembuluh
darah kecil, diantaranya : Retinopati diabetika, yaitu kerusakan
mata seperti katarak dan glukoma atau meningkatnya tekanan
pada bola mata
Makrovaskuler
Komplikasi makrovaskuler adalah komplikasi yang mengenai
pembuluh darah arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan
atherosklerosis. Akibat atherosklerosis antara lain timbul
penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan gangren pada
kaki
Neuropati diabetika
Neuropati diabetika yaitu gangguan sistem syaraf pada
penderita DM. Indera perasa pada kaki dan tangan
berkurang disertai dengan kesemutan, perasaan baal
atau tebal serta perasaan seperti terbakar.
Mudah timbul luka yang sukar sembuh
Sistem imun menurun sehingga rentan terjadinya
infeksi
Anatomi Kulit
Ulkus Diabetikum
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit
atau selaput lendir disertai kematian jaringan yang luas
dan invasif kuman saprofit. Ulkus diabetikum adalah
salah satu komplikasi kronik DM berupa luka terbuka
pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
kematian jaringan setempat
Gejala klinis 5 P, yaitu :
1) Pain (nyeri).
2) Paleness (kepucatan)
3) Paresthesia (parestesia dan kesemutan).
4) Pulselessness (denyut nadi hilang).
5) Paralysis (lumpuh).
Wagner
Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinan disertai dengan kelainan bentuk kaki
"claw,callus"
Derajat I : ulkus superficial terbatas pada kulit
Derajat II : ulkus dalam, menembus tendon atau tulang
Derajat III : abses dalam dengan atau tanpa osteomilitas
Derajat IV : ulkus pada jari kaki atau bagian distal kaki
atau tanpa selulitas
Derajat V : gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai
Patofisiologi Ulkus Diabetikum
Makroangiopati
Makroangiopati yang terjadi berupa penyempitan dan
penyumbatan pembuluh darah ukuran sedang
maupun besar menyebabkan iskemi dan ulkus.
Dengan adanya DM proses sterosklerosis berlangsung
cepat dan lebih berat dengan keterlibatan pembuuh
darah multiple. Aterosklerosis biasanya proximal
namun sering berhubungan dengan oklusi arteri distal
pada lutut, terutama arteri tibialis posterior dan
anterior, peronealis, metatarsalis, serta arteri digitalis
Mikroangiopati.
Mikroangiopati berupa penyempitan dan penyumbatan
pembuluh darah perifer, sering terjadi pada tungkai bawah
terutama kaki, akibat perfusi jaringan bagian distal dari
tungkai berkurang kemudian timbul ulkus kaki diabetika.
Proses mikroangiopati darah menjadikan sirkulasi
jaringan menurun yang ditandai oleh hilang atau
berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis,
tibialis dan poplitea, kaki menjadi dingin, atrofi dan kuku
menebal. Kelainan selanjutnya terjadi nekrosis jaringan
sehingga timbul ulkus yang biasanya dimulai dari ujung
kaki atau tungkai
Anamnesis / Gejala Klinik
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
pada inspeksi akan tampak kulit kaki yang
kering dan pecah-pecah akibat berkurangnya
produksi keringat
Palpasi
Kulit yang kering serta pecah-pecah mudah dibedakan
dengan kulit yang sehat. Oklusi arteri akan menyebabkan
perabaan dingin serta hilangnya pulsasi pada arteri yang
terlibat
Pemeriksaan Sensorik
Pada penderita DM biasanya telah terjadi kerusakan
neuropati sebelum tebentuknya ulkus. Sehingga apabila
pada inspeksi belum tampak adanya ulkus namun sudah
ada neuropati sensorik maka proses pembentukan ulkus
dapat dicegah
Pemeriksaan Vaskuler
Disamping gejala serta tanda adanya kelainan vaskuler,
perlu diperiksa dengan test vaskuler noninvasive yang
meliputi pungukuran oksigen transkutaneus, ankle-
brachial index (ABI), dan absolute toe systolic pressure.

Pemeriksaan
sensorik
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologi akan dapat mengetahui apakah
didapat gas subkutan, benda asing serta adanya
osteomielitis

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin menunjukkan angka lekosit
yang meningkat bila sudah terjadi infeksi. Gula darah
puasa dan 2 jam PP harus diperiksa untuk mengetahui
kadar gula dalam lemak. Albumin diperiksa untuk
mengetahui status nutrisi pasien.
Diagnosa banding
Ulkus Tropikum
Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang
dan nyeri, biasanya pada tungkai bawah. Pada ulkus
tropikum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya ulkus. Antara lain adanya trauma, hygiene
yang kurang, gizi kurang dan infeksi oleh Bacillus
fusiformis
Ulkus Varikosum
Ulkus varikosum adalah ulkus yang disebabkan karena
gangguan aliran darah vena pada tungkai bawah.
Gangguan pada aliran vena dapat disebabkan karena
kelainan pada pembuluh darah seperti pada kelainan
vena dan bendungan pada pembuluh vena pada
proksimal tungkai bawah. Daerah predileksi yaitu
daerah antara maleolus dan betis, tetapi cenderung
timbul di sekitar maleolus medialis.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan ulkus DM
adalah mengendalikan kadar gula darah dan
penanganan ulkus DM secara komprehensif
Terapi non farmakologis:
Langkah awal penanganan pasien dengan kaki diabetik
adalah dengan melakukan manajemen medis terhadap
penyakit diabetes secara sistemik. Diabetes melitus jika
tidak dikelola dengan baik akan dapat menyebabkan
terjadinya berbagai komplikasi kronik diabetes, salah
satunya adalah terjadinya gangren diabetik
Terapi farmakologis
Terapi farmakologis ini pada prinsipnya diberikan jika
penerapan terapi non farmakologis yang telah dilakukan
tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah sebagaimana
yang diharapkan. Terapi farmakologis yang diberikan adalah
pemberian obat anti diabetes oral dan injeksi insulin.
Terdapat enam golongan obat anti diabetes oral yaitu:
Golongan sulfonilurea
Glinid
Tiazolidindion
Penghambat Glukosidase α
Biguanid
Obat-obat kombinasi dari golongan-golangan diatas
Penanganan Ulkus Diabetikum
Debridemen
Tujuan dilakukan debridemen bedah adalah(5):
-Mengevakuasi bakteri kontaminasi
-Mengangkat jaringan nekrotik sehingga dapat
mempercepat penyembuhan
-Menghilangkan jaringan kalus
-Mengurangi risiko infeksi lokal
-Mengurangi beban tekanan (off loading)
Perawatan Luka
Perawatan luka modern menekankan metode moist
wound healing atau menjaga agar luka dalam keadaan
lembab.
Pengendalian Infeksi
Pemberian antibitoka didasarkan pada hasil kultur
kuman. Pada infeksi berat pemberian antibitoika
diberikan selama 2 minggu atau lebih.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai