Pembimbing :
dr. Hidayanto Perdana Sp. JP
Oleh :
dr. Suwantin Indrasari
Data Pasien
I. Identitas
Nama : Ny. IH
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat: Krajan RT 02 RW 01 Kecamatan Tegalsari
Tanggal Pemeriksaan : 19 November 2019
Anamnesa
Keluhan Utama :
Nyeri dada
a.Thorax :
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung atas ICS II linea mid clavicularis sinistra,
batas jantung kanan parasternal linea dextra, batas jantung kiri di linea
mid axilaris anterior sinistra
Auskultasi :bunyi jantung SI-II intensitas normal, regular, gallop
(-), murmur(-)
Pemeriksaan fisik
Pulmo
Inspeksi : Simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : fremitus raba dinding dada kanan sama
dengan dada kiri
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
whezzing (-/-)
Pemeriksaan fisik
b. Abdomen
c. Ektremitas
Edema tungkai - - akral hangat : + +
- - + +
Pemeriksaan Penunjang
Ekg : tgl 12/06/20
Interpretasi EKG :
Sinus Ritme
QRS rate 86 x/m
axis normoaxis,
P wave (+) N(0,04),
PR interval 0,16 s,
T inverted di V2 – V5
kesimpulan :
T Inverted di anteroseptal
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax : Tgl 22/5/2019
Hasil : Cor : besar dan bentuk normal
Pulmo : tidak tampak infiltrat
Sinus costophrenikus bilateral tajam
Kesimpulan : foto thorax normal
Pemeriksaan Penunjang
Hasil lab : 22/05/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Lengkap
14,7 11 -16 g/dL
Hemoglobin
5,58 4,5 – 5,5 juta sel/µL
Eritrosit
6.180 4.000 – 10.000 sel/µL
Lekosit
43,5 35 – 45 %
Hematokrit
234.000 150.000 – 450.000 sel/µL
Trombosit
Glukosa Darah
375 <200
Glukosa darah acak mg/dL
Pemeriksaan Penunjang
Treadmill :
Tgl 30 /10/2019
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Interpretasi :
Hasil Treadmill menunjukkan gamabaran ST Elevasi di
lead I, avL, V5,V6 dan ST Depresi di lead V1 – V3.
Kesimpulan : new onset LBBB
Assessment
CAD + DM
PLAN
CONCOR 2,5 mg – 0 – 0
ISDN 1 X 5 mg
Atorvastatin 0 – 0 – 20 mg
Glimepirid 3 mg – 0 – 0
Metformin 2 X 500 mg
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad Sanam : ad bonam
Tanggal 19 November 2019 Tanggal 18 Desember 2019 Tanggal 18 Januari 2019
S : pasien mengatakan jika obat habis nyeri dada S : pasien kontrol obat habis, keluhan (-) S : pasien kontrol obat habis, keluhan (-)
- ISDN 1 X 5 mg - ISDN 1 X 5 mg
P: - CONCOR 2,5 mg – 0 – 0
- PCT 2X1
LANDASAN TEORI
Definisi Penyakit Jantung Koroner
PJK juga disebut penyakit arteri koroner (CAD)
adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan
atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan
darah ke otot jantung dan merupakan kelainan
mikroardium yang disebabkan oleh insufisiensi aliran
darah koroner.
Etiologi Penyakit Jantung Koroner
Arterosklerosis
Trombosis
Faktor resiko
Faktor resiko di bagi menjadi dua yaitu faktor resiko mayor
dan minor.
Faktor risiko mayor : meliputi DM, hipertensi,
hiperlipidemia, merokok, riwayat kluarga
faktor risiko minor : meliputi obesitas, stress, kurang
olaraga, usia dan jenis kelamin
Diagnosis
Anamnesa : nyeri dada khas
Pemeriksaan penunjang
1. laboratorium
Untuk mengetahui faktor resiko penyakit
kardiovaskuler : contoh : DM, Hiperlipitdemia
Peningkatan enzim jantung
2. Ekg
3. Latihan tes stres jantung (treadmill)
Diagnosis
Indikasi Pemeriksaan Secara umum ULJ dapat digunakan
untuk:
Mendeteksi PJK pada seseorang dengan gejala atau tanda-tanda
ke arah PJK. Menilai tingkat beratnya PJK.
Prediksi prognosis atau stratifikasi risiko untuk kejadian
kardiovaskular atau kematian.
Mengukur kapasitas fisik dan kemampuan melakukan aktivitas
tertentu.
Mengevaluasi efek terapi atau intervensi.
Menilai kompetensi kronotropik, kemungkinan kemunculan
aritmia atau evaluasi respon terapi atau tindakan aritmia.
Penatalaksanaan
Tujuan ini dapat di capai dengan modifikasi gaya hidup
atau pun intervensi farmakologi.
Farmakologi :
- Antitrombolitik
- B blocker
- Antagonis kalsium
- Statin
Bundle Branch Block
Bundle Branch Block
suatu jenis blockade konduksi yang melibatkan interupsi
sebagian atau seluruhnya aliran impuls elektrik melalui
berkas cabang kanan atau kiri.
Klasifikasi kelainan Bundle Branch Block
1. Right Bundle Branch Block
adanya blok atau habatan pada aktivasi ventrikel kanan
menyebabkan adanya gelombang R sekunder (R’) di
lead prekordial sebelah kanan dan gelombang S yang
lebar dan dalam di lead lateral.
Elektrokardiografi dalam mendiagnosis
RBBB
Pola rSR’ di sandapan aVR dan V1, V2
Gelombang S lebar (durasi ≥ 0,04 detik) dan tumpul
(slurred) di sandapan I, aVL , V5 dan V6 karena
depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat.
Durasi komplek QRS >0,12 detik (blok komplit) atau
antara 0,10 – 0,12 detik (blok tidak komplit).
Pola RBBB sering di jumpai pada pasien stenosis mitral,
defek septum atrial, IMA serta bisa sesuatu variasi
normal.
2. Left Bundle Branch Block
blok atau habatan pada cabang berkas kiri ventrikel yang
menyebabkan terhambatnya aktifasi depolarisasi dari
ventrikel kanan.
Elektrokardiografi dalam mendiagnosis
LBBB2
Komplek QRS yang tinggi dan lebar (berbentuk huruf
M) di sandapan I, aVL , V5 dan V6.
Tidak di jumpai gelombang Q di sandapan I,V5 dan V6
(lead lateral)
Kadang di sertai depresi segmen ST dan gelombang T
inversi di sandapan I, aVL , V5 dan V6.
Durasi komplek QRS > 0,12 detik (blok komplit) atau
antara antara 0,10 – 0,12 detik(blok tidak komplit)
KriteriaSgarbossa dapat digunakan untuk membedakan
suatu kasus infark atau bukan. Kriteria tersebut antara
lain :
Elevasi segmen-ST ≥ 1 mm yang konkor dan terhadap
kompleks QRS di sadapan manapun. (Nilai = 5)
Depresi segmen-ST ≥ 1 mm pada salah satu sadapan di
antara V1 – V3. (Nilai = 5)
Elevasi segmen-ST ≥ 5 mm yang diskordan. (Nilai = 3)