Anda di halaman 1dari 6

Definisi

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran nafas

yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang

ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk, sesak nafas dan rasa

berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat

reversible baik dengan atau tanpa pengobatan.

Global initiative for Asthma dengan spesifik mendefinisikan asma menurut

karakteristiknya secara klinis, fisiologis, dan patologis. Secara klinis, adanya episodik

sesak napas terutama pada malam hari, sering disertai dengan batuk yang merupakan

ciri utamanya. Karakteristik utama fisiologisnya yaitu, terdapat obstruksi saluran

napas dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi. Berdasarkan patologisnya terdapat

inflamasi jalan napas yang berhubungan dengan perubahan struktur jalan napas.

Tingkat gejala asma yang dialami oleh penderita asma telah diklasifikasikan

menjadi empat jenis yaitu:

1. Intermiten merupakan jenis asma yang terjadi bulanan dengan gejala kurang dari

satu kali seminggu, tidak menimbulkan gejala 3 di luar serangan dan biasanya

terjadi dalam waktu singkat.

2. Persisten ringan yang serangannya terjadi mingguan dengan gejala lebih dari satu

kali seminggu tetapi kurang dari satu kali sehari, yang dapat mengganggu

aktivitas dan tidur.

3. Persisten sedang dengan gejala yang muncul setiap hari dan membutuhkan

bronkodilator setiap hari.

4. Persisten berat yang terjadi secara kontinyu, gejala terus menerus, sering kambuh

dan aktivitas fisik terbatas


Etiologi

Terdapat tiga proses yang menyebabkan pasien mengalami asma yaitu sensitisasi,

inflamasi dan serangan asma. Ketiga proses ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

faktor genetik dan faktor lingkungan.

a. Sensitisasi

Individu dengan risiko genetik (alergik/atopi, hipereaktivitas bronkus, jeni

kelamin dan ras) dan lingkungan (alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap

rokok, polusi udara, infeksi pernapasan (virus), diet, status sosial ekonomi dan

besarnya keluarga) apabila terpajan dengan pemicu (inducer/sensitisizer) maka

akan menimbulkan sensitisasi pada dirinya. Faktor pemicu tersebut adalah

alergen dalam ruangan: tungau, debu rumah, binatang berbulu (anjing, kucing,

tikus), jamur, ragi dan pajanan asap rokok.

b. Inflamasi

Individu yang telah mengalami sensitisasi, belum tentu menjadi asma.

Apabila telah terpajan dengan pemacu (enhancer) akan terjadi proses inflamasi

pada saluran napas. Proses inflamasi yang berlangsung lama atau proses

inflamasinya berat secara klinis berhubungan dengan hipereaktivitas. Faktor

pemacu tersebut adalah rinovirus, ozon dan pemakaian 2 agonis.

c. Serangan asma

Setelah mengalami inflamasi maka bila individu terpajan oleh pencetus

(trigger) maka akan terjadi serangan asma. Faktor pencetus asma adalah semua

faktor pemicu dan pemacu ditambah dengan aktivitas fisik, udara dingin,

histamin dan metakolin.


Secara umum faktor pencetus serangan asma adalah:

a. Alergen

Alergen merupakan zat-zat tertentu yang bila dihisap atau dimakan dapat

menimbulkan serangan asma seperti debu rumah, tungau, spora jamur, bulu

binatang, tepung sari, beberapa makanan laut. Makanan lain yang dapat menjadi

faktor pencetus adalah telur, kacang, bahan penyedap, pengawet, pewarna

makanan dan susu sapi.

b. Infeksi saluran pernapasan

Infeksi saluran napas terutama disebabkan oleh virus. Diperkirakan dua

pertiga pasien asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran

pernapasan. Asma yang muncul pada saat dewasa dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, seperti adanya sinusitis, polip hidung, sensitivitas terhadap aspirin atau

obat-obat Anti-Inflamasi Non Steroid (AINS), atau dapat juga terjadi karena

mendapatkan pemicu seperti debu dan bulu binatang di tempat kerja yang

mengakibatkan infeksi saluran pernapasan atas yang berulang. Ini disebut dengan

occupational asthma yaitu asma yang disebabkan karena pekerjaan.

c. Stres

Faktor ini berperan mencetuskan serangan asma terutama pada orang yang

agak labil kepribadiannya, ini lebih menonjol pada wanita dan anak-anak.

Ekspresi emosi yang dimunculkan secara berlebihan juga dapat menjadi faktor

pencetus asma.

d. Olahraga atau Kegiatan Jasmani Yang Berat

Serangan asma karena exercise (Exercise Induced Asthma/EIA) terjadi

segera setelah olahraga atau aktivitas fisik yang cukup berat. Lari cepat dan 13
bersepeda merupakan dua jenis kegiatan paling mudah menimbulkan serangan

asma.

e. Obat-obatan

Pasien asma biasanya sensitif atau alergi terhadap obat tertentu. Obat tersebut

misalnya golongan aspirin, NSAID, beta bloker, dan lain-lain.

f. Polusi Udara

Pasien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik atau kendaraan,

asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal

serta bau yang tajam.

Komplikasi

Berbagai komplikasi menurut yang mungkin timbul adalah :

1. Pneumothoraks

Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang

dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat

menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan

napas.

2. Pneumomediastinum

Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma “udara”, juga dikenal

sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di

mediastinum. Kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain

yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam

rongga dada.
3. Atelektasis

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat

penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan

yang sangat dangkal.

4. Aspergilosis

Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur

dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat

menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata.

Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi Aspergillus sp.

5. Gagal Napas

Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap karbodioksida

dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan

karbondioksida dalam sel-sel tubuh.

6. Bronkhitis

Bronkhitis adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam dari saluran

pernapasan di paru-paru yang kecil (bronkhiolis) mengalami bengkak. Selain

bengkak juga terjadi peningkatan produksi lendir (dahak). Akibatnya penderita

merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya mengeluarkan lendir yang

berlebihan, atau merasa sulit bernapas karena sebagian saluran udara menjadi

sempit oleh adanya lendir.

7. Fraktur iga
Daftar Pustaka

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Alergi dan Imunologi Klinik. Jilid 1, Edisi VI. 2014

Departemen Kesehatan RI., 2009. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.Global

Initiative for Asthma (GINA)., 2012. At-A-Glance Asthma Management Reference.

Ikawati, Z. 2010. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan, Pustaka Adipura,


Yogyakarta

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai