Anda di halaman 1dari 54

IKTERUS NEONATORUM

DEHIDRASI
REFLEKSI KASUS
BELVA PRIMA GENIOSA
LEMBAR ADMISI IGD
Nama : RS, By. Ny.
Tanggal Lahir : 28 November 2016
Usia : 18 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Lengkap : Kemetiran Kidul Gt II RT 58 RW
17, Pringgokusuman, Gedongtengen, YK
Masuk ke Unit : Anak
Tanggal Masuk : 16 Desember 2016 pukul 01.30
WIB
Anamnesis
Bayi lahir tanggal 28/11/2016 secara SC a/I
letak lintang. AK jernih, Bayi tidak menangis,
fototerapi 3x, BBL 2310 gram, lahir dari P1A0.
Bayi mulai malas menetek hari ini, sufor tidak
mau, asi mau tapi sedikit, BAK di popok 18
isj. Di rumah BAK tiap 2 jam
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : CM
E V M
Keluhan utama : Malas netek
Tanda Utama
- Tekanan Darah : - - Nadi : 150x/mnt
- Respirasi : 35x/mnt - Suhu : 36,8C
Tinggi Badan : -
Berat Badan : 2,1 kg
BMI :-
Status gizi :-
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocephal, sclera ikterik +/+, hisap
(+)
Thorax : Retraksi -/-, SDV +/+, Cor: reguler,
bising (-)
Abd : flat (+), supel (+), BU (+)
Ekst : akral hangat, nadi (+), CRT <1
Pemeriksaan Penunjang
DR, Bilirubin direct, indirect
GDS 91
Diagnosis Kerja
Ikterik Neonatorum
Dd Sepsis

Tindakan dan Pengobatan Yang Sudah Diberikan di IGD


Netek ASI
Diagnosis Akhir
Ikterik Neonatorum, Dehidrasi
Rencana Pengobatan di Rawat
Inap
Konsul dr. Sri Aminah SpA
Fototerapi 6x6
Monitor KU dan tanda utama
Kebutuhan cairan BBLx160+10%
12
= 34 cc
Permasalahan
Apakah data tersebut di atas sudah cukup lengkap
untuk mendiagnosis suatu penyakit?
Bagaimana cara pengisian data admission yang baik
dan benar sehingga kita dapat mendiagnosis dan
memberikan terapi yang sesuai?
Apakah terapi yang telah dilakukan di IGD sudah
tepat?
A. ANALISIS ADMINISTRASI
Peraturan perundang-undangan rekam
medis
Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
tentang rekam medis.
(Pasal 1) Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
(Pasal 2) Rekam medis harus dibuat secara
tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
Pasal 3
(1) Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada
sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya
memuat
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya
keluhan dan riwayat penyakit;
d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis;
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien;
i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
odontogram klinik; dan
j. persetujuan tindakan bila diperlukan.
(2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan
perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya
keluhan dan riwayat penyakit;
d. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis;
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h. persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
j. ringkasan pulang (discharge summary);
k. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan;
l. pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan tertentu; dan
m. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
odontogram klinik.
(3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat
sekurang-kurangnya memuat:
a. identitas pasien;
b. kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan
kesehatan;
c. identitas pengantar pasien;
d. tanggal dan waktu;
e. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya
keluhan dan riwayat penyakit;
f. hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g. diagnosis;
h. pengobatan dan/atau tindakan;
i. ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan
pelayanan unit gawat darurat dan rencana
tindak lanjut;
j. nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan;
k. sarana transportasi yang digunakan bagi pasien
yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain; dan
l. pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Peraturan penulisan simbol
dan singkatan
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUD Kota
Yogyakarta Nomor : 445/54c/KPTS/III/2015
tentang Pemberlakuan Simbol dan Singkatan
dalam Berkas Rekam Medis di RSUD Kota
Yogyakarta, penulisan yang ada di rekam medis
harus disesuaikan dengan peraturan.
PEMERIKSAAN FISIK KETERANGAN

Keadaan Umum : CM -E : Eye


E : .. V : .. M : .. -V : Verbal
Keluhan utama : malas netek -M : Motorik
Tanda Utama -cm : centimeter
-Tekanan Darah: - mmHg -kg : kilogram
- Nadi: 150x/menit -C : celcius
- Respirasi : 35x/menit -x : kali
- Suhu : 36,8C -CM: Compos Mentis
Tinggi Badan : .. cm -BMI : tidak tersedia di Surat
Berat Badan : 2,1 kg Keputusan Direktur RSUD Kota
BMI :- Yogyakarta IMT : Indeks
Status gizi : - Masa Tubuh
PEMERIKSAAN FISIK KETERANGAN
Kepala : normocephal, sclera -SDV: suara dasar vesikuler
ikterik +/+, hisap (+) (tidak tersedia di Surat
Thorax : Retraksi -/-, SDV +/+, Keputusan Direktur RSUD Kota
Cor: reguler, bising (-) Yogyakarta)
Abd : flat (+), supel (+), BU (+) - Abd: Abdomen
Ekst : akral hangat, nadi (+), - BU : Bunyi Usus
CRT <1 -Ekst ext : ekstremitas
- CRT : Capillary refill time
(tidak tersedia di Surat
Keputusan Direktur RSUD Kota
Yogyakarta)

PEMERIKSAAN PENUNJANG KETERANGAN


DR, Bilirubin direct, indirect -DR : darah rutin
GDS 91 -GDS: Gula Darah Sewaktu
DIAGNOSIS KETERANGAN
Ikterik Neonatorum - Dd: differential diagnosis
Dd Sepsis

TINDAKAN KETERANGAN
Netek asi

DIAGNOSIS AKHIR KETERANGAN


Ikterik Neonatorum
Dehidrasi
RENCANA PENGOBATAN DI KETERANGAN
RAWAT INAP
Konsul dr. Sri Aminah SpA - cc = cubic centimeter
Fototerapi 6x6 - KU = Keadaan Umum
Monitor KU dan tanda utama
Kebutuhan cairan
BBLx160+10%
12
= 34 cc
Kesimpulan Penulisan Administrasi
Kelengkapan penulisan administrasi rekam medis
yang terdapat pada admission IGD belum sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Pada penulisan rekam medis, terdapat beberapa
singkatan-singkatan yang tidak sesuai dengan
Surat Keputusan Direktur RSUD Kota Yogyakarta
Nomor : 445/54c/KPTS/III/2015 sehingga
berpotensi menimbulkan kesalahan presepsi.
Saran
Untuk dokter IGD:
- Mengetahui point-point penting yang harus tertulis
dalam lembar admisi IGD berdasarkan Permenkes no.
263 tahun 2008 pasal 3 ayat 3 tentang isi rekam medis
untuk pasien gawat darurat, agar mendapatkan data
yang lengkap
- Mengetahui singkatan-singkatan yang tersedia di Surat
Keputusan Direktur RSUD Kota Yogyakarta Nomor :
445/54c/KPTS/III/2015, dan tidak menuliskan
singkatan-singkatan di luar peraturan tsb sehingga
mengurangi potensi menimbulkan kesalahan persepsi
Saran
Untuk manajemen RS:
Menambahkan kosakata singkatan-singkatan
yang sering ditulis pada Surat Keputusan
Direktur RSUD Kota Yogyakarta Nomor :
445/54c/KPTS/III/2015 tentang Simbol dan
Singkatan dalam Berkas Rekam Medis agar
meningkatkan efisiensi dalam penulisan berkas
rekam medis, seperti:
- SDV, CRT
B. ANALISIS KLINIS ANAMNESIS

80% data yang diperlukan untuk


menegakkan diagnosis (yang disebabkan oleh
faktor biomedis, psikososial, dan lingkungan)
diperoleh dari anamnesis
Anamnesis terhadap pasien anak dilakukan
dengan alloanamnesis karena seringkali anak
tidak kooperatif dan belum dapat
mengungkapkan keadannya
Perlu waspada terhadap informasi (yang
berlebihan atau yang kurang) dari
aloanamnesis
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Memeriksa kemungkinan penyakit
28/11/2016 secara SC sangat berat atau infeksi bakteri
a/i letak lintang. AK
jernih, Bayi tidak Tanyakan:
menangis, fototerapi 1. Apakah bayi tidak mau minum
3x, BBL 2310 gram, lahir atau memuntahkan semuanya?
dari P1A0. (+)
Bayi mulai malas 2. Apakah bayi kejang? (-)
menetek hari ini, sufor
tidak mau, asi mau tapi
sedikit, BAK di popok.
Di rumah BAK tiap 2
jam
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Menilai Diare dan Dehidrasi
28/11/2016 secara SC
a/i letak lintang. AK Apakah bayi diare? (-)
jernih, Bayi tidak Jika ya, tanyakan:
menangis, fototerapi - Sudah berapa lama? (-)
3x, BBL 2310 gram,
lahir dari P1A0.
Bayi mulai malas
menetek hari ini, sufor
tidak mau, asi mau
tapi sedikit, BAK di
popok. Di rumah BAK
tiap 2 jam
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Memeriksa Ikterus
28/11/2016 secara SC
a/i letak lintang. AK Tanyakan:
jernih, Bayi tidak 1. Apakah bayi kuning? Jika YA, pada
menangis, fototerapi umur berapa mulai timbul
3x, BBL 2310 gram, kuning? (-)
lahir dari P1A0. 2. Apakah warna tinja bayi pucat? (-)
Bayi mulai malas
menetek hari ini, sufor
tidak mau, asi mau
tapi sedikit, BAK di
popok. Di rumah BAK
tiap 2 jam
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Memeriksa kemungkinan berat badan
28/11/2016 secara SC rendah dan/atau masalah pemberian
a/i letak lintang. AK ASI
jernih, Bayi tidak Tanyakan:
menangis, fototerapi 1. Apakah inisiasi menyusu dini (IMD)
3x, BBL 2310 gram, dilakukan? (-)
lahir dari P1A0. 2. Apakah bayi bisa menyusu dini? (-)
Bayi mulai malas 3. Apakah ibu kesulitan dalam
menetek hari ini, pemberian asi? (-)
sufor tidak mau, asi 4. Apakah bayi diberi ASI? Jika YA,
mau tapi sedikit, BAK berapa kali dalam 24 jam? (-)
di popok. Di rumah 5. Apakah bayi diberi makanan/
BAK tiap 2 jam minuman selain ASI? Jika YA, berapa
kali dalam 24 jam? Alat apa yang
digunakan? (-)
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Jika ada kesulitan pemberian ASI:
28/11/2016 secara LAKUKAN PENILAIAN CARA MENYUSUI (-)
SC a/i letak lintang. 1. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam
AK jernih, Bayi tidak terakhir?
menangis, fototerapi - Jika ya, tunggu hingga bayi mau menyusu
3x, BBL 2310 gram, lagi
lahir dari P1A0. - Jika tidak, minta ibu menyusui
Bayi mulai malas - Amati pemberian ASI dengan seksama
menetek hari ini, - Bersihkan hidung yang tersumbat jika
sufor tidak mau, asi menghalangi bayi menyusui
mau tapi sedikit, 2. Lihat, apakah bayi menyusui dengan
BAK di popok. Di baik?
rumah BAK tiap 2 Apakah bayi:
jam - Posisi bayi benar?
- Melekat dengan baik?
- Menghisap dengan efektif?
Anamnesis
Bayi lahir tanggal Faktor Risiko
28/11/2016 secara SC Faktor maternal (-)
a/i letak lintang. AK komplikasi kehamilan (DM,
jernih, Bayi tidak inkompatibilitas ABO dan Rh)
menangis, fototerapi Faktor Perinatal (-)
3x, BBL 2310 gram, trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
lahir dari P1A0. infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Bayi mulai malas Faktor Neonatus (-)
menetek hari ini, sufor prematuritas
tidak mau, asi mau faktor genetik
tapi sedikit, BAK di polisitemia
popok. Di rumah BAK obat (streptomisin, kloramfenikol,
tiap 2 jam benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
rendahnya asupan ASI
hipoglikemia dan hipoalbuminemia
Kesimpulan Anamnesis
Kemungkinan adanya infeksi berat atau infeksi
bakteri pada bayi muda tidak ditanyakan
Kemungkinan diare dan dehidrasi kurang digali
Riwayat ikterus kurang digali
Kemungkinan berat badan rendah dan masalah
pemberian ASI tidak ditanyakan
Gejala atau keluhan lain yang mengarah ke diagnosis
atau diagnosis banding tidak ditanyakan
Faktor risiko yang memungkinkan sebagai penyebab
penyakit tidak dicari lebih mendalam
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : CM Keadaan Umum :
E : .. V : .. M : .. - Kesan keadaan sakit (-)
Keluhan utama :
malas netek
- Kesadaran pasien (+)
Tanda Utama - Kesan status gizi (-)
-Tekanan Darah: - Tanda Utama:
- Nadi: 150x/menit - Suhu dicantumkan, lokasi pemeriksaan (-)
- Respirasi : 35x/menit - Nadi : frekuensi (+), irama (-), isi (-),
- Suhu : 36,8C
ekualitas (-)
Tinggi Badan: .. cm - Respirasi : frekuensi (+), keteraturan (-),
Berat Badan: 2,1 kg dan pola pernafasan (-)
BMI: - - Tekanan Darah (-), posisi pasien saat
Status gizi : - dilakukan pemeriksaan (-)
Status Gizi
- BMI (-), BB ideal (-), status gizi TB/U, BB/U,
IMT/U, BB/PB (-)
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Kepala:
- UUB (-)
normocephal, - Mata: edem palpebra (-) , sklera ikterik
sclera ikterik +/+, - Hidung: rhinorrea (-), atresia choana (-)
hisap (+) - Mulut: mukosa oral (-), bibir kering (-), lidah kotor dan tremor
(-), faring hiperemis (-), makroglosia (-), reflek hisap (+)
Thorax : Retraksi - Leher: limfonodi (-)
-/-, SDV +/+, - Telinga: serumen (-), daun telinga (-)
Cor: reguler, Leher: limfonodi (-), benjolan (-), kaku kuduk (-), Brudzinski I (-)
Thorax:
bising (-) - Inspeksi: Bentuk dada (-) simetris atau asimetris (-) iktus
cordis (-), retraksi (+)
- Palpasi: ketinggalan gerak (-), simetri atau asimetri (-), vokal
fremitus (-)
- Perkusi: sonor (-)
- Auskultasi: bising jantung (+), suara napas dasar (+), suara
napas tambahan (-)
Pemeriksaan Fisik
Abd : flat (+), Abdomen:
supel (+), BU (+) - Inspeksi: bentuk (+), gerakan dinding
Ekst : akral perut (-)
hangat, nadi (+), - Auskultasi: bising usus (+)
CRT <1 - Perkusi: timpani (-), ascites (-)
- Palpasi: supel (+), hepar (-), lien (-), turgor
elastis (-) lingkar perut (-)
Ekstremitas:
- Akral (+), nadi (+), perfusi (+)
- Kekuatan tonus otot (-)
Neurologis:
- Refleks Moro (-). Refleks withdrawal (-),
refleks plantar grasp (-), refleks palmar
grasp (-)
Kesimpulan Pemeriksaan Fisik
Penilaian keadaan umum dan tanda utama tidak diperiksa
secara lengkap
Status gizi tidak dinilai secara lengkap. Status gizi
mempengaruhi pemberian penatalaksanaan, baik dosis
cairan, obat maupun makanan.
Pada pemeriksaan bagian kepala, leher, thorax, abdomen dan
ekstremitas tidak dilakukan secara lengkap terutama yang
berhubungan dengan penyakit dan diagnosis banding pasien.
Pemeriksaan neurologi refleks neonatal primer tidak
dilakukan.
Pemeriksaan fisik pada pasien ini tidak lengkap, sehingga
berisiko untuk pasien apabila ada gejala lain yang tidak
diketahui saat pemeriksaan.
Pemeriksaan Penunjang
DR, Bilirubin
direct, indirect Darah Rutin (+)
GDS 91
Golongan darah (-)

Rhesus (-)

Bilirubin darah (+)

GDS (+)
Kesimpulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin (AL, Hmt, AT) sudah
tepat, karena perlu diketahui untuk
menyingkirkan diagnosis infeksi dan perdarahan
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan untuk
mengetahui adanya hipoglikemia pada bayi
dengan masalah pemberian ASI
Pemeriksaan kadar bilirubin darah dilakukan pada
bayi dengan gejala klinis kuning untuk
menentukan perlunya terapi
Pemeriksaan golongan darah bayi perlu
dilakukan jika sebelumnya belum pernah
dilakukan, untuk mengetahui adanya
inkompatibilitas ABO
Diagnosis Kerja
Ikterik Neonatorum, Dd Sepsis

Pada data admission, diagnosis ikterik neonatorum dapat


ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

Diagnosis Klinis Ikterik Neonatorum


Kuning pada usia bayi berapa? Tidak ditanyakan Hasil (-)

Apakah warna tinja bayi pucat Tidak ditanyakan Hasil (-)

Menentukan sampai di daerah Tidak dilakukan Hasil (-)


mana warna kuning pada bagian
badan bayi (Kramer score)
Ikterik Neonatorum
Diagnosis Klinis Ikterik Neonatorum

Bilirubin direk 1,26 mg/dL Dilakukan Hasil (+)

Bilirubin indirek 15,49 mg/dL Dilakukan Hasil (+)

Bilirubin total 16,75 mg/dL Dilakukan Hasil (+)


Derajat Ikterus menurut Kramer
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar
Ikterus bilirubin
I Kepala dan leher 5,4mg%
II Sampai badan atas (di atas 9,4mg%
umbilikus)
III Sampai badan bawah (di 11,4mg%
bawah umbilikus sampai
tungkai diatas lutut)
IV Sampai lengan, tungkai 13,3mg%
bawah lutut
V Sampai telapak tangan 15,8mg%
dan kaki
Diagnosis Sepsis dapat disingkirkan karena
Diagnosis Klinis Sepsis
Tidak mau minum atau memuntahkan Ditanyakan Hasil (-)
semua
Riwayat Kejang Tidak ditanyakan
Bergerak hanya jika dirangsang Dilakukan Hasil (-)
Napas cepat atau napas lambat Dilakukan Hasil (-)
Retraksi dinding dada yang sangat kuat Dilakukan Hasil (-)
Merintih Dilakukan Hasil (-)
Demam (>37,5) atau hipotermia berat Dilakukan Hasil (-)
(<35,5)
Pustul kulit, mata bernanah atau pusar Tidak dilakukan
kemerahan
Penentuan Diagnosis Dehidrasi

Diagnosis Klinis Dehidrasi


Dehidrasi Berat (2 atau lebih tanda) Tidak dilakukan
-Letargis atau tidak sadar
-Mata cekung
-Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
Dehidrasi Ringan/Sedang
-gelisah/rewel
-Mata cekung
-Cubitan perut kembalinya lambat
Tanpa Dehidrasi
- Tidak ada tanda dehidrasi
Penilaian derajat dehidrasi
Ringan Sedang Berat
Bayi Kehilangan 5% Kehilangan Kehilangan
BB 10% BB 15% BB
Remaja Kehilangan 3% Kehilangan 6% Kehilangan 9%
BB BB BB
Bayi dan anak Haus, sadar, Haus, Mengantuk,
kecil gelisah gelisah/letargi lemah, lunglai,
s, iritabel dingin,
berkeringat,
ekstremitas
sianosis, dapat
menjadi koma
Kesimpulan Diagnosis
Diagnosis Ikterik Neonatorum ditegakkan
karena ditemukan gejala kuning dan kadar
bilirubin direk (1,26 mg/dL), bilirubin indirek
(15,49 mg/dL) dan bilirubin total (16,75
mg/dL). Kadar bilirubin tersebut menandakan
Hiperbilirubinemia pada bayi.
Derajat ikterus tidak ditentukan
Diagnosis dehidrasi ditentukan karena bayi
kehilangan berat badan >5%
Penatalaksanaan
Di IGD diberikan terapi:
Netek ASI
Kesimpulan penatalaksanaan di
IGD
Penatalaksanaan hiperbilirubinemia adalah
fototerapi, oleh karena itu pasien perlu dirawat inap
Penanganan dehidrasi adalah rehidrasi cairan,
selama bayi masih bisa menetek maka diberikan
melalui oral. Jika tidak maka perlu diberikan secara
parenteral (IV line).
Namun karena sebelumnya ada masalah
pemberian ASI maka saat ibu meneteki di IGD
harus diberi edukasi mengenai cara meneteki
yang benar
Penatalaksanaan
Rencana Pengobatan di Rawat Inap:
Fototerapi 6x6
Monitor KU dan tanda utama
Kebutuhan cairan (BBLx160+10%) : 12 jam = 34
cc/2 jam

KESIMPULAN
Pemberian tata laksana di rawat inap pada kasus ini belum
lengkap. Rencana penatalaksanaan mencakup 5 aspek yaitu terapi
medikamentosa (-) planning pemeriksaan penunjang (), planning
diet (), planning monitoring () dan planning edukasi (-).
Petunjuk Penatalaksanaan
Hiperbilirubinemia Berdasarkan BB dan Bayi
Baru Lahir yang Relatif Sehat
Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dL)
Sehat Sakit
BB Fototerapi Transfusi Tukar Fototerapi Transfusi Tukar
Kurang Bulan
<1000g 5-7 Bervariasi 4-6 Bervariasi
1001-1500g 7-10 Bervariasi 6-8 Bervariasi
1501-2000g 10-12 Bervariasi 8-10 Bervariasi
2001-2500g 12-15 Bervariasi 10-12 Bervariasi
Cukup Bulan
>2500g 15-18 20-25 12-15 18-20
Petunjuk Penatalaksanaan
Hiperbilirubinemia pada Bayi Sehat Cukup
Bulan
Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dL)
Usia Pertimbangan Fototerapi Transfusi Transfusi
(jam) Fototerapi Tukar jika tukar &
Fototerapi fototerapi
Intensif intensif
Gagal
25-48 12 15 20 25
49-72 15 18 25 30
>72 17 20 25 30
Komplikasi Fototerapi
a. Baby Bronze Syndrome: mekanisme
berkurangnya ekskresi hepatik hasil penyinaran
bilirubin
b. Diare: bilirubin indirek menghambat laktase
c. Hemolisis: fotosensitivitas mengganggu sirkulasi
eritrosit
d. Dehidrasi: insensible water loss (30-100%)
karena menyerap energi foton
e. Ruam kulit: gangguan fotosensitisasi terhadap
sel mast kulit dengan pelepasan histamin
Kebutuhan Cairan Bayi
Kesimpulan
Pengisian informasi data admission yang
tepat, lengkap dan sistematis dapat
membantu mendiagnosis pasien
Untuk kasus DF atau DHF, pemberian cairan
(oral & intravena), monitoring keadaan klinis,
laboratoris, pemberian terapi suportif dan
edukasi sangat penting dalam menentukan
prognosis pasien.
Daftar Pustaka
Bickley, Lynn. (2016). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik Bates. EGC: Jakarta
IDAI. (2009). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Badan Penerbit IDAI : Jakarta
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Kemenkes RI : Jakarta
Matondang, Corry S. Prof.Dr. dkk. (2009). Diagnosis Fisis Pada Anak Edisi ke-2. C.V Sagung Seto: Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Surat Keputusan Direktur RSUD Kota Yogyakarta No. 445/545/KPTS/III/2015 tentang Pemberlakuan Simbol
dan Singkatan dalam Berkas Rekam Medis di RSUD Kota Yogyakarta
World Health Organization. (2009). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai