Anda di halaman 1dari 4

Siloam Hospital Menangkan Penghargaan Global

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada tahun 2010 mengumumkan bahwa grup
layanan kesehatan dunia Frost & Sullivan dari Amerika Serikat telah memberikan
penghargaan Frost & Sullivan Healthcare Services Provider of the Year 2010 for Best
Practices kepada Siloam Hospitals Group (Siloam). Penghargaan yang prestisius ini
merupakan pengakuan atas keunggulan Siloam dalam perawatan klinis, proses inovasi,
kepemimpinan dalam nilai pelanggan (customer value), penetrasi pasar dan strategi
pertumbuhan. Penghargaan ini diberikan di Hotel Mandarin Oriental Jakarta.
Didirikan tahun 1996, Siloam Hospitals Group merupakan anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya oleh LPKR dan merupakan kelompok rumah sakit swasta
terbesar dan paling menonjol di Indonesia, dengan memiliki jaringan empat rumah sakit
umum dan rumah sakit spesialis di Jakarta dan Surabaya, kota terbesar kedua di
Indonesia. Siloam melayani masyarakat kelas menengah Indonesia dan memiliki lebih
dari 2.000 dokter, perawat dan tenaga medis yang melayani lebih dari satu juta pasien
setiap tahunnya.
Siloam terkenal dengan keunggulan medis dan klinis. Rumah sakit utamanya
merupakan rumah sakit internasional pertama dan satu-satunya di Indonesia dan juga
satu dari dua puluh rumah sakit di Asia Tenggara yang mendapat akreditasi dari Joint
Commission International (JCI) dari Amerika Serikat. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia telah mengumumkan bahwa hanya rumah sakit yang mendapat
akreditasi dari JCI yang diijinkan untuk menggunakan nama Rumah Sakit
Internasional. Akreditasi JCI merupakan pengakuan dunia untuk kualitas dan standar
pelayanan kesehatan berskala internasional di industrinya. Siloam sedang bersiap untuk
membuka rumah sakit kelima, The Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center
(MRCCC) pada pertengahan Desember 2010. Rumah sakit baru ini juga akan
merupakan rumah sakit pengobatan kanker terbesar di Indonesia dan salah satu yang
terbesar di Asia.
Siloam merupakan satu-satunya kelompok rumah sakit yang terintegrasi dengan
riset (melalui Mochtar Riady Institute of Nanotechnology MRIN) dan pendidikan
(melalui Universitas Pelita Harapan - Medical School and School of Nursing) untuk
memberikan perawatan mutakhir melalui penelitian dan pasokan sumber daya manusia
yang penting bagi pengembangan rumah sakit yang ada serta ekspansi di masa
mendatang. Semua rumah sakit Siloam dilengkapi dengan peralatan tercanggih dan
memiliki kerjasama dengan lembaga bereputasi internasional untuk memberikan
perawatan klinis modern dan evidence based.
CEO Siloam, Dr Gershu Paul, senang dengan penghargaan yang diterima dan
mengatakan, Tujuan kami adalah membuat layanan kesehatan berkualitas global
tersedia bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami bersikeras bahwa kualitas layanan klinis
adalah yang terbaik di Indonesia dan memenuhi standar internasional. Masyarakat
Indonesia sekarang mulai percaya bahwa kami dapat melakukannya dan mereka
sekarang memiliki pilihan yang lebih baik daripada berobat ke Singapura atau Australia.
Hal ini adalah baik bagi negara. Saat ini kami ingin meningkatkan untuk
menjangkau masyarakat Indonesia yang lebih luas.
Menurut Frost & Sullivan, Siloam terpilih di antara banyak rumah sakit yang
mengikuti proses seleksi yang ketat. Hal ini memungkinkan Siloam untuk
membandingkan kinerjanya dengan rumah sakit lainnya di Singapura, Thailand, dan
negara Asia lainnya. Selain itu, proses ini melibatkan lebih dari 1.500 analis, strategist
compilers, visioner dan konsultan yang menyelidiki lebih dari 250.000 perusahaan
setiap tahunnya untuk mengidentifikasi praktik-praktik dan prestasi terbaik perusahaan
dari berbagai sudut pandang. Pada acara peletakan batu pertama Teaching Hospital,
Menteri Kesehatan Indonesia, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Ph.D.
menyebutkan bahwa rumah sakit harus mendahulukan keselamatan pasien, memiliki
layanan yang komunikatif dan teknologi yang maju. Karena di Indonesia jumlah rumah
sakit pemerintah hanya sekitar 50% dari jumlah yang ada, ia menambahkan bahwa,
Pengembangan layanan kesehatan tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja.
LPKR telah menyatakan bahwa Perseroan bermaksud meningkatkan 4 kali lipat divisi
Siloam menjadi 25 rumah sakit dan memberikan pendapatan tahunan sebesar US$500
juta dalam lima tahun sebagai kontribusinya bagi transformasi sosial Indonesia dalam
meningkatkan standar dan kualitas hidup masyarakat.
Pada tahun 2010 pendapatan divisi rumah sakit LPKR diproyeksikan tumbuh
sebesar 15% menjadi US$130 juta year on year. Roberto Feliciano, Finance Director
LPKR menyatakan, Dengan investasi yang besar dalam perbaikan layanan klinis,
efisiensi baris operasi, dan peningkatan fokus, kami siap untuk pertumbuhan pendapatan
dari tahun 2011 dan seterusnya meningkat lebih dari 35 persen per tahun. Hal ini akan
menjadi pendorong utama yang signifikan bagi pertumbuhan dan transformasi LPKR.
Kami juga akan mencari peluang akuisisi untuk meningkatkan momentum
pertumbuhan. Siloam Hospitals Group adalah kelompok rumah sakit swasta terkemuka
di Indonesia yang memiliki enam rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Jambi. Dalam
beberapa tahun mendatang,
Siloam Hospitals Group telah merencanakan untuk membangun beberapa rumah
sakit baru di Jakarta, Tangerang, Makassar, Balikpapan dan Bali. Tidak hanya
berinvestasi membangun rumah sakit baru saja, Siloam Hospitals Group juga
mengembangkan kemampuan intelektual dan teknik dengan berinvestasi pada sumber
daya manusia yang handal, teknologi baru, termasuk sistem informasi yang canggih
serta sistem manajemen operasional yang inovatif. Hal ini ditunjukkan dengan
pembentukan Medical Sciences Group yang menciptakan sinergi dengan Mochtar
Riady Institute of Nanotechnology (MRIN) dan Universitas Pelita Harapan School of
Medicine and School of Nursing, yang menyediakan tenaga medis yang cakap yang
dibutuhkan oleh Siloam Hospitals Group dan masyarakat Indonesia.
LPKR berada di garis terdepan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan
proyeksi pertumbuhan melebihi enam persen per tahun. Hal ini tercermin dari kinerja
yang kuat di seluruh unit strategis Perseroan. Dengan pendapatan per kapita yang akan
melewati US$3.000 per tahun, penjualan residensial/township akan sangat menjanjikan,
dan meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia
akan mendorong pertumbuhan kelompok rumah sakit Perseroan. Meningkatnya
investasi dan infrastruktur, deregulasi, dan desentralisasi pertumbuhan ke daerah telah
mendorong pertumbuhan riil PDB lebih dari 6 persen per tahun. Pendapatan per kapita
sekarang siap untuk melewati US$3.000 per tahun dalam 12 bulan ke depan,
menciptakan pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi.
Sektor properti Indonesia akan menjadi proxy yang sangat baik bagi
pertumbuhan Indonesia, dengan proyeksi jauh melebihi pertumbuhan rata-rata GDP
nasional. Di sektor properti yang terfragmentasi, hanya segelintir perusahaan properti
yang mampu menjawab tantangan dan peluang. Lippo Karawaci, dengan visi,
profesionalisme, semangat kewirausahaan, dan divisi usaha yang solid telah memimpin
di garis depan perkembangan positif ini.
LPKR mengharapkan pencapaian kuartal keempat 2010 yang solid, serta
pendapatan dari proyek-proyek dan laba bersih pada akhir 31 Desember 2010 akan
mencapai Rp3 triliun dan Rp524 miliar, masing-masing meningkat 17 persen dan 35
persen dibandingkan 2009. Nilai ini sebanding dengan laba bersih Rp30,29 per saham.
Seluruh divisi usaha LPKR mencatatkan pertumbuhan yang memuaskan pada kuartal
ketiga dengan kinerja luar biasa di divisi usaha residensial/township dimana pendapatan
meningkat sebesar 50,5 persen menjadi Rp352,7 miliar. Pendapatan divisi usaha rumah
sakit naik 12,5 persen sedangkan bisnis retail mall menorehkan peningkatan pendapatan
sebesar 15 persen. Meskipun masih merupakan bagian yang relatif kecil dalam group
LPKR, divisi manajemen aset mencatat kenaikan 63 persen dari pendapatan manajemen
fee. Pendapatan recurring LPKR terus meningkat dan merupakan 52 persen dari total
pendapatan Perseroan pada kuartal ini.
LPKR adalah perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset,
pendapatan, laba bersih dan kapitalisasi pasar, diperkuat dengan land bank yang luas
dan basis pendapatan recurring yang kuat. Divisi usaha LPKR meliputi
Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR
tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar senilai Rp11 triliun.
(Sumber : http://properti.kompas.com).

Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang menjadi penentu utama dari Siloam Hospitals Group (Siloam) dalam
melakukan ekspansi pasar di Indonesia ?
2. Bagaimana menurut anda peluang Siloam Hospitals Group (Siloam) dalam
melakukan ekspansi ke pasar LN ?
3. Faktor pemicu Internasionalisasi jasa ada dua kategori, yaitu : Firm level drivers dan
industry level driver. Menurut anggapan anda mana yang lebih mendominasi pada
kasus ini (Siloam Hospitals Group (Siloam))
4. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari perjalanan dan kesuksesan RS Siloam
Hospitals Group (Siloam) ?
Jawaban hasil diskusi di email ke : nuryakin@umy.ac.id, selambat-lambatnya 02
Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai