B) BERDASARKAN WAKTU
1. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.
2. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.
C) BERDASARKAN TAMPILAN KLINIS (Sheppard) :
1. Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)
2. Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20
%)
3. Grade III : darah mengisi hampir total COA (14%)
4. Grade IV : darah memenuhi seluruh COA (8%)
ETIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK
COA tidak jernih/ terisi darah
Tanda iritasi conjungtiva atau pericorneal
Oedem palpebra
Hematom periorbita
Blefarospasme
Midriasis
Pupil anisokor
Iridoplegi
Iridodialisis
Bisa terjadi peningkatan TIO
Penatalaksanaan
Prinsip :
Menghentikan perdarahan
Menghindari perdarahan sekunder
Mengeliminasi darah dari COA
Mencegah glaukoma sekunder
Menghilangkan keluhan penyerta
1) Tirah Baring
Posisi semi fowler (elevasi kepala 30-45 derajat) mengur
angi tek. Darah iris meningkatkan absorbsi perdarahan,
mudah memantau jml perdarahan.
Posisi dipertahankan selama 5 hari
2) Bebat Mata
Mengurangi pergerakan bola mata yg menyebabkan nyeri
3) Medikamentosa
Koagulansia : Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin,
vit K dan vit C, antifibrinolitik. 4x 250 mg selama 5 hari.
Midriatika Miotika : Miotika memang akan mempercepat
absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan midriatika akan
mengistirahatkan perdarahan. Pemberian midriatika dianju
rkan bila didapatkan komplikasi iridiocyclitis.
Ocular Hipotensiva : Azetazolamide per oral 3x 1
Kortikosteroid: Pemberian hidrokortison 0,5% secara topi
kal akan mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan sek
under
Operatif
Glaukoma sekunder
Hifema Sekunder
Siderosis Bulbi
Sinekia posterior
Atofi Optik
Uveitis
Prognosis
Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun
pada kamera okuli anterior.
Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disert
ai glaukoma, prognosisnya baik (bonam) karena darah akan
diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa hari.
Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, progno
sisnya bergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut
menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan.
Daftar Pustaka