Anda di halaman 1dari 30

HIFEMA

BELVA PRIMA GENIOSA


20164011083
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Pandangan mata kanan kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poli mata RSUD Kota Jogja mengeluh mata kanan kab
ur sejak 2 HSMRS. Pasien juga mengeluhkan nyeri pada mata dan mata
sering berair. Pasien mengaku sebelumnya telah dipukul oleh suaminya
dibagian wajah.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan mata yang serupa (-)
Riwayat memakai kacamata (-)
Riwayat Penyakit mata (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat Atopi (-)
Riwayat penggunaan obat dalam jangka panjang (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:


Riwayat penyakit serupa (-)
Riwayat hipertensi, jantung, ginjal, diabetes mellitus, asma, alergi (-)
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Oculli dextra (OD) Oculli sinistra (OS)

Visus Jauh 1/300 6/60


Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar Baik Baik
Proyeksi Warna Baik Baik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan OD OS Penilaian
1. Alis (supersilia) Kedudukan alis baik, scar Kedudukan alis baik, scar Simetris, scar (-)
(-) (-)
- Gerakan bola mata N N dbn

2. Palpebra Superior dan Inferior


- Pasangan N N Simetris
- Gerakan N N Ptosis (-), Blefarospasme (+
)
- Lebar rima 10 mm 10 mm Normal 9-13mm
- Kulit Hematom (+) N Hematom (+), Blefaritis (-),
Hordeolum (-), tumor (-),

- Tepi kelopak N N Trikiasis (-), entropion (-), e


kstropion (-)
Pemeriksaan Fisik
3. Konjungtiva Palpebra Superior dan Inferior
- Hiperemis Ada Ada
- Folikel Tidak ada Tidak ada
- Papil Tidak Ada Tidak Ada Hiperemis (+)
- Sikatriks Tidak ada Tidak ada
- Kemosis Tidak ada Tidak ada
4. Konjungtiva Bulbi
- Injeksi Konjungtiva Ada Ada

- Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada


- Injeksi Peri cornea Ada Tidak ada

- Perdarahan Subkonjun Tidak ada Tidak ada CI (+), PCI (+)


gtiva
- Pterigium Tidak ada Tidak ada
- Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
5. Kornea
- Kejernihan Jernih Jernih
- Edema Ada Tidak ada
- Limbus Arkus senillis (-) Arkus senillis (-) Edem kornea OD (+)
- Permukaan Licin Licin
- Uji Flurosensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
6. Camera oculi anterior
- Kedalaman Dalam Dalam
- Isi Hifema COA, hipopion (- Jernih, hifema (-), hipopion Hifema COA OD
) (-)
7. Iris
- Warna Hitam Hitam
- Pasangan Simetris Simetris dbn

- Bentuk Bulat Bulat


Pemeriksaan Fisik
8. Pupil

- Ukuran Sulit dinilai 3 mm

- Bentuk Sulit dinilai Bulat


- Tempat Sulit dinilai Sentral
Pupil OS dbn, OD sulit dinil
- Tepi Sulit dinilai Reguler
ai
- Reflek direct Sulit dinilai +
- Reflek indirect Sulit dinilai +
9. Lensa
- Ada/tidaknya lensa Sulit dinilai Ada

- Kejernihan Sulit dinilai Jernih Lensa OS dbn, OD sulit dini


lai
- Letak Sulit dinilai Sentral, belakang iris
- Cairan lensa Sulit dinilai normal
Pemeriksaan Fisik
10. Fundus Oculi
- Refleks Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- C/D Ratio Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11. Palpasi
- Nyeri tekan (+) - Nyeri OD (+)
- TIO N N Dbn
12. Kampus Visi
- Tes konfrontasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
SLIT LAMP
Diagnosis
OD Hifema grade III ec Blunt Trauma
Tata laksana

Posisi semi fowler


Bebat Mata Kanan
Transamin 3x 500 mg
Sulfas Atropin 1% ed 1x gtt 1 OD
Hidrokortison 0,5% eo 3x 1 OD
Observasi jumlah perdarahan
Tinjauan Pustaka
Anatomi Mata
Tinjauan Pustaka
Vaskularisasi Bola Mata
ANATOMI
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungk
us oleh tiga lapisan.
Dari luar ke dalam, lapisanlapisan tersebut adalah : (1) skl
era/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina
Bilik mata depan terletak antara persambungan kornea
perifer dengan iris.
Pada bagian ini, terdapat jalinan trabekula yang
dasarnya mengarah ke badan siliar.
Bagian dalam jalinan ini yang menghadap ke bilik mata
depan dikenal sebagai jalinan uvea.
Bagian luar jalinan ini yang terletak dekat kanalis
schlemm dikenal sebagai jalinan korneoskleral. Serat-
serat longitudinal otot siliaris menyisip ke dalam jalinan
trabekula tersebut.
Kanal schlemn merupakan kapiler yang dimodifikasi
yang mengelilingi kornea.
Dari kanal schlemn, keluar saluran kolektor, 20 30
buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan
sclera dan episkelera dan vena siliaris anterior di badan
siliar
Vaskularisasi Bola Mata
HIFEMA
PENGERTIAN :
Hifema merupakan keadaan dimana
terdapat darah di dalam bilik mata
depan, yaitu daerah di antara kornea
dan iris, yang dapat terjadi akibat
trauma tumpul yang merobek
pembuluh darah iris atau badan
siliar dan bercampur dengan humor a
queus.
KLASIFIKASI :
A) BERDASARKAN PENYEBAB
1. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trau
ma pada segmen anterior bola mata.
2. Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi m
ata).
3. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier, sehingg
a pembuluh darah pecah.
4. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juv
enile xanthogranuloma).
5. Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).

B) BERDASARKAN WAKTU
1. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.
2. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.
C) BERDASARKAN TAMPILAN KLINIS (Sheppard) :
1. Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)
2. Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20
%)
3. Grade III : darah mengisi hampir total COA (14%)
4. Grade IV : darah memenuhi seluruh COA (8%)
ETIOLOGI

Trauma tumpul pada mata, seperti terkena bola, batu, pelu


ru senapan angin, dan lain-lain.
Kesalahan prosedur operasi mata.
Tumor mata (contohnya retinoblastoma)
Kelainan pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranul
oma).
Perdarahan pada COA
mengaktifkan menkanisme hemostatis dan fibrinolisis
pembentukan fibrin
bekuan darah biasanya berlangsung 4-7 hari, kemudian terjadi fibrin
olisis
Produk hasil degradasi bekuan darah, bersama dengan sel darah m
erah dan debris peradangan, keluar dari bilik mata depan menuju jali
nan trabekular dan aliran uveaskleral
Penyembuhan darah pada hifema dikeluarkan dari COA dalam bent
uk sel darah merah melalui sudut COA menuju kanal schlem sedang
kan sisanya akan diabsorbsi melalui permukaan iris
Penyerapan pada iris dipercepat dengan adanya enzim fibrinolitik di
daerah ini
Sebagian hifema dikeluarkan setelah terurai dalam bentuk hemoside
rin
Penumpukan dari hemosiderin ini, dapat masuk ke dalam lapisan ko
rnea menyebabkan kornea menjadi bewarna kuning dan disebut he
mosiderosis atau imbibisi kornea
Penegakan diagnosis
ANAMNESIS
Penurunan visus
Epifora
Nyeri
Photopobia
Penglihatan ganda
Riwayat trauma

PEMERIKSAAN FISIK
COA tidak jernih/ terisi darah
Tanda iritasi conjungtiva atau pericorneal
Oedem palpebra
Hematom periorbita
Blefarospasme
Midriasis
Pupil anisokor
Iridoplegi
Iridodialisis
Bisa terjadi peningkatan TIO
Penatalaksanaan
Prinsip :
Menghentikan perdarahan
Menghindari perdarahan sekunder
Mengeliminasi darah dari COA
Mencegah glaukoma sekunder
Menghilangkan keluhan penyerta

Dapat dengan cara :


Konservatif
Operatif
Konservatif

1) Tirah Baring
Posisi semi fowler (elevasi kepala 30-45 derajat) mengur
angi tek. Darah iris meningkatkan absorbsi perdarahan,
mudah memantau jml perdarahan.
Posisi dipertahankan selama 5 hari
2) Bebat Mata
Mengurangi pergerakan bola mata yg menyebabkan nyeri
3) Medikamentosa
Koagulansia : Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin,
vit K dan vit C, antifibrinolitik. 4x 250 mg selama 5 hari.
Midriatika Miotika : Miotika memang akan mempercepat
absorbsi, tapi meningkatkan kongesti dan midriatika akan
mengistirahatkan perdarahan. Pemberian midriatika dianju
rkan bila didapatkan komplikasi iridiocyclitis.
Ocular Hipotensiva : Azetazolamide per oral 3x 1
Kortikosteroid: Pemberian hidrokortison 0,5% secara topi
kal akan mengurangi komplikasi iritis dan perdarahan sek
under
Operatif

Parasentesis (Mengeluarkan darah dari bilik mata depan) , jika:


Terlihat tanda-tanda imbibisi kornea
Hifema penuh dan berwarna hitam
Muncul glaukoma sekunder
Setelah 5 hari tanda hifema tidak berkurang
Komplikasi

Glaukoma sekunder
Hifema Sekunder
Siderosis Bulbi
Sinekia posterior
Atofi Optik
Uveitis
Prognosis
Prognosis tergantung pada banyaknya darah yang tertimbun
pada kamera okuli anterior.
Biasanya hifema dengan darah yang sedikit dan tanpa disert
ai glaukoma, prognosisnya baik (bonam) karena darah akan
diserap kembali dan hilang sempurna dalam beberapa hari.
Sedangkan hifema yang telah mengalami glaukoma, progno
sisnya bergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut
menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan.
Daftar Pustaka

Vaughan & Asbury dkk. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC.


Kuhn F. Ocular Traumatology. New York: Springer. 2008.
Iyas S. Penentu Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2001.
Iyas S. Kedaruratan Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2000.
Kuhn F. Pieramici DJ. Ocular Trauma Principles and Practice. New York: Thieme.
2002.

Anda mungkin juga menyukai