ULKUS DIABETIKUM
Disusun oleh:
REYZA OCTARIENT
NIM. 1608438246
Pembimbing:
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bersifat absorben. Sebaliknya bila ulkus kering maka digunakan pembalut yang
mampu melembabkan ulkus. Bila ulkus cukup lembab, maka dipilih pembalut
ulkus yang dapat mempertahankan kelembaban.
Moist Wound Healing adalah mempertahankan isolasi lingkungan luka
yang tetap lembab dengan menggunakan balutan penahan-kelembaban, oklusive
dan semi oklusive. Penanganan luka ini saat ini digemari terutama untuk luka
kronik, seperti ”venous leg ulcers, pressure ulcers, dan diabetic foot ulcers”.
Metode moist wound healing adalah metode untuk mempertahankan kelembaban
luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan
luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami.11
Gambar 2. Cutimedgel
2. Alginates
Alginat lunak dan bukan tenunan yang dibentuk dari bahan dasar
ganggang laut. Alginate dan hidrofiber merupakan tipe produk yang sama.
Alginate ideal digunakan untuk luka eksudatif, keuntungan lainnya Alginate
bersifat absorbent/penyerap. Alginate juga digunakan pada luka dengan drainase
sedang hingga berat dan tidak dapat digunakan pada luka yang kering. Karena saat
luka kering akan membuat rasa perih saat mengganti dressing.
Indikasi: luka dengan eksudat sedang sampai berat.
Kontraindikasi: luka dengan jaringan nekrotik dan kering. Tersedia dalam bentuk
9
Gambar 3. Alginate
3. Film Dressing
Jenis balutan ini lebih sering digunakan sebagai secondary dressing dan
untuk luka luka superfi sial dan non-eksudatif atau untuk luka post-operasi.
Terbuat dari polyurethane film yang disertai perekat adhesif; tidak menyerap
eksudat.
Indikasi: luka dengan epitelisasi, low exudate, luka insisi.
Kontraindikasi: luka terinfeksi, eksudat banyak.
4. Hydrocolloid
Balutan ini berfungsi mempertahankan luka dalam suasana lembab,
melindungi luka dari trauma dan menghindarkan luka dari risiko infeksi, mampu
menyerap eksudat tetapi minimal; sebagai dressing primer atau sekunder, support
autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough. Terbuat dari pektin,
gelatin, carboxymethylcellulose, dan elastomers.
10
Gambar 5. Hydrocolloid
5. Absorbant dressing
Balutan ini berfungsi untuk menyerap cairan luka yang jumlahnya sangat
banyak (absorbant dressing), sebagai dressing primer atau sekunder. Terbuat dari
polyurethane; non-adherent wound contact layer, highly absorptive.
Indikasi : eksudat sedang sampai berat.
Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik hitam.
2. Infection or Inflamation
3. Moisture Balance
Salah satu efek menguntungkan dari lingkungan luka yang lembab adalah
mempercepat epitelisasi luka. Selain itu, menjaga luka tetap lembab dapat
meminimalkan tingkat infeksi. Di satu sisi, cairan luka yang berlebihan
mengandung matriks metaloproteinase dan protease serin yang dapat memecah
atau merusak bahan matriks ekstraselular penting. Kelembaban yang berlebihan
juga bisa menyebabkan maserasi pada tepi luka. Di sisi lain, kelembaban yang
tidak adekuat dapat menghambat aktivitas seluler dan meningkatkan pembentukan
eschar. Dengan demikian, keseimbangan kelembaban merupakan proses
penyembuhan luka dengan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan.
Eksudat dapat dikelola secara langsung melalui penggunaan sejumlah bahan
rias, tergantung pada status kelembaban bedak. Sebagai contoh, pada luka yang
sangat eksudatif, dressing absorptif seperti busa akan sesuai, sedangkan pada
eschar luka kering, dressing oklusif atau semi-oklusif seperti hidrokoloid akan
sesuai untuk mencapai keseimbangan kelembaban yang tepat. Penggunaan elevasi
kompresi dan ekstremitas untuk menghilangkan cairan dari lokasi luka harus
diaplikasikan pada borok vena atau pada luka dengan edema sekitarnya.
Keseimbangan kelembaban dapat dicapai secara tidak langsung melalui terapi
sistemik yang mengurangi edema, seperti pada gagal jantung, atau penggunaan
obat untuk mengurangi respons inflamasi pada penyakit tertentu.
Penanganan biologis, seperti allograft kulit, bisa membantu mengatasi luka
kronis. Ini membentuk penghalang mekanis melawan kehilangan cairan, protein
dan elektrolit, sehingga mencegah pengeringan jaringan dan juga invasi mikroba.
Allograft kulit juga dapat digunakan sebagai tes 'take' sebelum pencangkokan
kulit autologous.
Terapi luka tekanan negatif (negative preassure wound therapy) dapat
digunakan untuk mengatasi luka yang parah. Terapi luka tekanan negatif juga bisa
mengurangi edema, berkontribusi pada perfusi jaringan yang lebih baik, juga
15
berperan penting dalam wound bed preparation dengan mengurangi ukuran dan
kompleksitas luka.
- Infeksi pada kaki yang mengancam jiwa yang tidak bisa ditatalaksana
dengan tindakan lain
- Non-healing ulcer yang disertai beban penyakit yang lebih tinggi daripada
yang akan terjadi dari amputasi. Dalam beberapa kasus, komplikasi pada
diabetes membuat kaki secara fungsional tidak dapat digunakan, maka
amputasi menjadi pilihan terbaik.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien
Nama : Ny. ED
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Jalan Karya Indah blok Q No. 983 Bukit Raya, Pekanbaru
Masuk RS : 3 Januari 2018
Tanggal Pemeriksaan : 8 Januari 2018
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan Utama: luka pada kaki kanan yang melebar dan sulit sembuh sejak 2
bulan SMRS.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 16 x/menit
Suhu : 36,5°C
Kepala dan Leher : DBN
Thorax : DBN
Abdomen : DBN
Ekstremitas : Status Lokalis
KGB : DBN
Genitourinary : DBN
Status Lokalis
Regio pedis dextra:
Inspeksi : ulkus (+) berwarna hitam sebagian, ukuran 9x4 cm dengan
kedalaman 1,5 cm, dasar otot dan tendon (-), tulang (-), darah (+), pus (+) dan
bau (+)
Palpasi : pulsasi (sulit dinilai) dan sensibilitas (-)
20
DIAGNOSIS KERJA:
Gangren diabetikum et pedis dextra, Wegner grade 5 dan Edmond grade 5.
DIAGNOSIS AKHIR:
Post debridement dan amputasi digiti III - IV ec gangren diabetikum et pedis
dextra
Tatalaksana :
Non Farmakologi :
- GV 1 kali/hari dengan salep Burnazin dan Cutimedgel.
Farmakologi :
- IVFD Asering 20tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
- Inj. Novorapid 12-8-12
- Inj. Lovemir 0-0-32
- Metformin tab 3 x 500 mg
- Metronidazole tab 3 x 500 mg
- Inj. Ketorolac 30mg 3x1
- Inj. Ondansentron 4 mg k/p
23
FOLLOW UP :
8 Januari 2018
Catatan : Tampak ulkus di punggung kaki pasien serta digiti 3 dan 4 dengan
warna kulit disekitar ulkus berwarna pink yang artinya termasuk proses
ephitelisasi, warna kuning pus dan bewarna hitam yang berarti jaringan nektotik.
Tampak gambaran digiti 1 dan 5 belum nekrotik. Pasien di GV dan diberikan
cutimedgel sebagai dressing dan dilapisi dengan silver sulfadiazin.
10 Januari 2018
24
Catatan : Tampak ulkus di punggung kaki pasien serta digiti 3 dan 4 dengan
warna kulit disekitar ulkus berwarna pink yang artinya termasuk proses
ephitelisasi, warna kuning pus dan bewarna hitam yang berarti jaringan nektotik.
Tampak gambaran digiti 1 dan 5 belum nekrotik. Pasien di GV dan diberikan
cutimedgel sebagai dressing dan dilapisi dengan silver sulfadiazin.
12 Januari 2018
Amputasi Digiti 3 dan 4 ec gangren diabetikum et pedis dextra
Catatan : Pada pasien dilakukan debridement terhadap jaringan nekrotik dan
amputasi digiti 3 dan 4 atas indikasi gangren diabetikum et digiti 3 dan 4 pedis
dextra. Selanjutnya luka dikaki pasien diberikan burnazin (silver sulfadiazin).
Sementara untuk pencegahan infeksi pasien mendapatkan obat ciprofloksasin
2x500mg.
22 Januari 2018
Catatan : Hari ke 10 post amputasi digiti 3 dan 4, tampak ulkus dikaki pasien
terlihat lembab, warna kulit disekitar ulkus berwarna pink yang artinya proses
ephitelisasi, warna kuning artinya pus dan berwarna hitam yang berarti jaringan
nekrotik. Pasien di GV dan diberikan cutimedgel sebagai dressing dan dilapisi
dengan silver sulfadizin. Pasien direncanakan debridement jaringan nekrotik pada
tanggal 29 januari 2018.
25
31 Januari 2018
Catatan : Hari ke 2 post debridement, tampak ulkus dikaki pasien sudah terlihat
kering, jaringan nekrotik (-), eksudat (-), bau (+). Pasien di GV dan diberikan
cutimedgel sebagai dressing dan dilapisi dengan silver sulfadizin
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Untuk prinsip yang ketiga yaitu moisture balance, pada pasien ini sudah
menggunakan hydrogels untuk menghasilkan lingkungan luka yang lembab untuk
mempercepat proses penyembuhan luka.
Sedangkan untuk prinsip yang keempat adalah epithelial (edge)
advancement. Dilakukan evaluasi perubahan warna dari jaringan ulkus setiap
penggantian perban, dan diawasi tanda-tanda kematian jaringan digiti 1 dan 2 et
pedis dextra.
28
Daftar Pustaka
10. Edmonds, M.E., 1986. The neuropathic foot in diabetes: part 1. Blood flow.
Diabet Medicine. 3: 111–15.
11. Theoret CL. Clinical techniques in equine practice. 3rd ed. 2004. Chapter 2,
Update on wound repair; p.110-22.
29
13. Sibbald RG, Goodman L, Woo KY, Krasner DL, Smart H, Tariq G, et al.
Special considerations in wound bed preparation 2011: An update(c) Adv
Skin Wound Care. 2011;24:415–36.
15. Chin C, Schultz G, Stacey M. Contributions from the Wound Bed Advisory
Board Principles of wound bed preparation and their application to the
treatment of chronic wounds. Vol. 11 No. 4 November 2003.
Pertanyaan :
- Dressing
1 . Hydrogel -> untuk menghancurkan jaringan mati
2 . Argentum -> pemberian antibiotic
3 . Foam -> penyerap jika luka berair atau basah
4 . Film -> jika luka kering, untuk melembabkan luka
5 . Alginate -> untuk menyerap air
Jawab :
- Tidak ada waktu lama pemberian, hydrogel diganti jika airnya sudah
banyak atau berbau, jika moist masih lembab dan cairan tidak banyak
tidak perlu diganti sehingga gv tidak perlu setiap hari
5. Apa yang harus difollow up pada pasien ini >
Jawab :
- Keadaan umum
- Tanda tanda vital
- Faktor pemberat penyembuhan luka
- Kondisi luka sesuai teknik wound bed preparation
6. Kapan luka diberikan supratul ?
Jawab :
- Supratul digunakan bila luka bersih untuk mencegah infeksi karna
supratul mengandung antibiotic
- 2 macam luka
o Akut -> bersih, tidak ada infeksi hanya perlu dibersihkan,
tidak perlu antibiotik
o Kronik -> kotor dan infeksi beri gel dan antibitoik (silver
sulfadiazine )
- Primary dressing : gel , argentum, foam
- Jika terdapat luka nilai terlebih dahulu
o Jaringan mati ? ada -> berikan gel
o Infeksi ? ada -> berikan argentum
o Eksudat ? ada -> pasang foam atau alginate
o Kering ? jika iya -> pasang film