Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.

A DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA ANSIETAS DI RUANG SALMA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Disusun Guna Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

Aji utomo
2021030003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN. A DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN UTAMA ANSIETAS DI RUANG SALMA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH
GOMBONG

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :


Aji utomo
2021030003

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

( Waluyo ,Skep,Ners ) ( ike mardiati,M.kep,Sp.Kep.J )


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

1. DEFINISI
Ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi bahaya
(NANDA, 2018).
Ansietas adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhaap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
(SDKI, 2017).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi. Gangguan kecemasan adalah sekelompok kondisi yang member
gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon
perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas.
2. PENYEBAB
Menurut Zakiah Daradjat dan Kholi Lur Romchman (2010), beberapa
penyebab dari kecemasan yaitu:
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didaam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi kesehatan kepribadian penderitanya.
3. JENIS KECEMASAN
Menurut Prabowo (2014) jenis kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu:
a. Kecemasan Ringan Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu
yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi
diri sediri.
b. Kecemasan Sedang Kecemasan sedang merupakan perasaan yang
mengganggu bahwa sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi
gugup atau agitasi.
c. Kecemasan Berat Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan
ada ancaman, memperlihatkan respon takut dan distress.
d. Panik Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
kehilangan kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah.
4. RENTANG RESPON
Rentang respon individu terhadap cemas berflutuasi antara respon adaptif
dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif adalah antisispasi dimana
individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul.
Sedangkan rentang yang paling maladaptive adalah panic dimana individu
sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga
mengalami gangguan fisik, perilaku maupun kognitif.
a. Ansietas ringan
a. Berhubungan dengan ketegangan dalam  peristiwa sehari-hari
b. Kewaspadaan meningkat
c. Persepsi terhadap lingkungan meningkat
d. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan
kreativitas
e. Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks,
konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, dan
terstimulus untuk melakukan tindakan
f. Respons perilaku dan emosi:: tidak dapat duduk idak dapat duduk
tenang, termor halus pada tangan, dan suara kadang-kadang
meninggi.
b. Ansietas sedang
1) Respons fisiologis: nafas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah
meningkat, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala,
sering berkemih, dan letih.
2) Respons kognitif: memuaskan perhatiannya  pada hal yang penting
penting dan mengesampingkan mengesampingkan yang lain, lapang
persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima.
3) Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih
tegang, bicara  banyak  banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan
perasaan tidak aman.
c. Ansietas berat
1) Individu cenderung memikirkan hal yang kecil dan mengabaikan hal
yang lain.
2) Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkabut, serta tampak
tegang.
3) Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan
benyak  pengarahan/tuntunan,  pengarahan/tuntunan, serta lapang
persepsi persepsi menyempit.
4) Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat dan
komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat).
d. Panik
1) Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit
dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motoric.
2) Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis,
persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan
ketidakmampuan memahami situasi.
3) Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan marah,
ketakutan, berteriakteriak, kehilangan kendali/kontrol diri (aktivitas
motoric tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat berbuat
sesuatu yang membahayakan diri sendiri dan/atau orang lain.
5. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor prespitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor prespitasi kecemasan di
kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas kulit. ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi: Sumber internal meliputi kegagalan mekanisme
fisisologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubhan biologis normal.
Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polusi lingkunag, kecelakaan, kekuranagan nutrisi, tidak adekuatnya tempat
tinggal
b. Anacaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal
Sumber internal kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisisk juga dapat mengancam harga diri. Sumber eksternal orang
yang dicinta berperan, perubahan status pekerjaan tekanan kelompok social
(Eko prabowo, 2014).
6. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam kehidupan tersebut
dapat berupa:
a. Peristiwa trumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang di alami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
b. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik.
c. Konsep diri tergangggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehinga akan menimbulkan kecemasan.
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri
individu.
f. Pola mekanisme keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang di alami
karena polamekanisme koping individu banyak di pelajari dalam
keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya (Eko prabowo, 2014: 123-124)
7. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kecemasan yang di tunjukkan atau di temukan oleh
seseorang bervariasi tergantung dari beratnya atatu tingkatan yang dirasakan
oleh individu tersebut. Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat
mengalami kecemasan secara umum (Hawari, 2004), antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Cemas, kawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung,
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c. Takut sendiriaan, takut pada keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e. Gangguan kosentrasi daya ingat
f. Gejala somatikrasa sakit pada oto dan tulang, berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, sakit kepala, gangguan perkemihan, tangan terasa
dngin dan lembab, dan lain sebagainya (Eko prabowo, 2014: 124-125).
8. AKIBAT
Akibat ansietas dapat bersumber dari sumber internal dan eksternal dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis.
a. Ancaman terhadap integitas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari. Pada ancaman ini stressor yang berasal dari
sumber eksternaladalah faktor-faktor-faktor yang dapat menyebabakan
gangguan fisik (misal: infeksi virus dan polusi udara). Sedangkan yang
enjadi sumber internalanya adalah kegagalan mekanisme fisisologi
tubuh (misalnya: sitem jantung , sistem imun pengaturan suhu dan
perubahan fisologis selama kehamilan).
b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan indetitas,
harga diri dan fungsi social yang teringretisasi seseorang. Ancaman
yang berasal dari sumber internal berupa gangguan hubungan
interpersonal di rumah tempat kerja atau menerima pesan baru (Eko
prabowo, 2014: 125)
9. POHON MASALAH

Isolasi Sosial

Gangguan Ansietas

Koping individu tidak efektif

10. DIAGNOSA
Ansietas (kecemasan)
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. A
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : puring
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Tanggal MRS : 24 mei 2022
Tanggal Pengkajian : 24 mei2022
Diagnosa medik : Batu Kandung Kemih
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. S
Umur : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Puring
Pedidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hubungan dg klien : Istri

B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Klien datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong karena rujukan dari
RSUD kebumen . Klien mengatakan susah BAK sejak bulan September
2021. Klien mengatakan sakitnya adalah batu disaluran kemih dan gagal
operasi 2 minggu sebelumnya karena tekanan darah tinggi. Saat dikaji pasien
mengatakan cemas karena besok akan dilakukan operasi dan takut gagal lagi.
Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi. Setelah dilakukan
pengkajian HADS didapatkan skor 11 (sedang).
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor Biologis
Pasien mengatakan susah BAK sejak bulan September 2021. Pasien
mengatakan memiliki riwayat sakit hipertensi, tetapi dikeluarganya tidak
memiliki penyakit keturunan seperti diabetes dll. Pasien mengatakan tidak
ada riwayat kelainan sewaktu bayi, tidak ada riwayat kecelakaan. Pasien
mengatakan makan 3x sehari dengan nasi, sayur dan lauk. Pasien
mengatakan kadang-kadang tekanan darahnya tinggi. Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien merupakan perokok berat dan sering
mengkonsumsi kopi.
2. Faktor Psikologis
Pasien mengatakan pasrah dengan kondisinya yang sekarang keinginan
pasien hanyalah ingin cepat sehat agar bisa bekerja lagi karena pasien
merasa sebagai tulang punggung keluarga. Pasien mengatakan cemas dan
khawatir dengan kondisinya yang sekarang yang sedang dirawat dirumah
sakit. Pasien mengatakan pernah berobat alternatif karena saran dari
rekan-rekannya. Pasien dan keluarga mengatakan bahwa selama sakit
menjadi lebih dekat dengan Allah, dan yakin bahwa sakitnya dapat
menggugurkan dosanya. Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan
selalu berikhtiar mencari kesembuhan.
3. Faktor Sosial Budaya
Pasien mengatakan berusia 52 tahun berjenis kelamin laki-laki dan
pendidikan terakhirnya yaitu SD. Keluarga pasien mengatakan selama
sakit menjadi lebih hemat untuk mencukupi kebutuhan dan biaya berobat
suaminya, dan untuk biaya pengobatan menggunakan BPJS. Pasien
mengatakan bekerja sebagai sopir, pasien merasa senang bekerja sebagai
sopir, dan semenjak sakit pasien tidak dapat bekerja kembali. Keluarga
pasien mengatakan keluarga besarnya memberikan semangat kepada
pasien untuk segera sembuh. Pasien mengatakan menganut agama islam,
semenjak sakit menjadi jarang mengikuti kegiatan dilingkungan
rumahnya.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Pasien mengatakan sekarang takut dan cemas ketika akan dilakukan proses
operasi Pasien tampak gelisah dan tampak lelah. Setelah dilakukan
pemeriksaan TTV didapatkan hasil : TD : 130/100 mmHg, N : 97 x/menit,
S : 36,4 C, RR : 22 x/menit, SPO2: 99%.
E. PENGKAJIAN FISIK :
1. Keadaan Umum
Compos mentis
2. Vital sign
TD : 130/100 mmHg
N : 97 x/menit
S : 36,4oC
RR : 22 x/menit
SP02 : 99%
3. Pemeriksaan fisik (fokus pada diagnosa medis yang dialami)
a) Kepala leher
1) Kepala : Rambut bersih, rambut tidak rontok, rambut
berwanrna hitam
2) Mata : Sklera anikterik dan konjungtiva ananemis
3) Hidung : Tidak ada polip, bersih
4) Mulut : Tidak ada stomatitis, bersih, mukosa bibir lembab,
tidak terdapat caries
5) Telinga : Tidak ada serumen dan tidak ada gangguan
pendengaran.
6) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis
b) Dada
b) Jantung
1) Inspeksi : tidak ada jejas dan lesi, ictus cordis tidak nampak
2) Palpasi : Ictus cordis teraba, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi : Pekak, tidak terdapat pembesaran organ
4) Auskultasi : Reguler, tidak ada suara tambahan
c) Paru
1) Inspeksi : Pengembangan paru simetris, tidak menggunakan
otot bantu napas
2) Palpasi : Vocal fremitus simetris dikedua dinding dada
3) Perkusi : Sonor
4) Auskultasi : Vesikuler , tidak ada suara tambahan
d) Abdomen :
1) Inpeksi : tidak terdapat jejas dan lesi
2) Auskultasi : bissing usus normal : 12x/ menit
3) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
4) Perkusi : sedikit kembung, suara thympani
e) Genital :-
f) Ekstremitas
1) Ekstremitas atas
Edema : Tidak ada, terpasang akses IV untuk memasukkan
obat dan cairan infus ditangan kiri
Varises : Tidak ada
2) Ekstremitas bawah
Edema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
3) Reflek patela : (+)
4. Pengkajian Psikososial :
a) Konsep diri
Gambaran diri : Klien mengatakan menyukai seluruh anggota
tubuhnya
Identitas diri : Klien mengatakan berjenis kelamin dan sudah
menikah, bekerja sebagai guru dan merasa senang
dengan pekerjaan tersebut. Klien mengatakan
sebagai kepala rumah tangga untuk istri dan satu
putrinya yang masih sekolah kelas X SMA.
Peran diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan tidak
ingin merepotkan istrinya lagi karena harus
menunggu di rumah sakit dan agar bisa bekerja lagi.
Ideal diri : Klien ingin sembuh dan bekerja kembali seperti
sebelumnya. karena merasa menjadi laki-laki yang
harus bertanggung jawab kepada keluarganya.
Harga diri : Klien mengatakan semenjak sakit sehingga susah
untuk melakukan aktivitas serta tidak dapat bekerja
kembali. Karena merasa menjadi laki-laki yang
harus bertanggung jawab kepada keluarganya
b) Hubungan sosial
1) Orang yang berarti
Klien mengatakan sangat menyayangi istri dan anaknya. Mereka
adalah orang yang berarti dalam hidupnya karena yang merawat
saat sakit.
2) Peran serta dalam masyarakat
Klien mengatakan setelah sakit masih berkumpul dan melakukan
aktivitas dilingkungan rumahnya.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak ada hambatan untuk berhubungan dengan
orang lain di lingkungannya
c) Nilai, keyakinan dan spiritual
Klien mengatakan bahwa sakit adalah pemberian dari Tuhan dan
percaya akan segera sembuh. Pasien mengatakan semenjak sakit
menjadi lebih dekat dengan Allah, sering bersholawat dan berdzikir
Kegiatan ibadah : Klien mengatakan setelah sakit tidak ada ibadanh
yang ditinggalkan
5. Genogram

n
n n

Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Garis keturunan
Garis Pernikahan
Pasien

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan Umum
Penampilan klien baik
2. Pembicaraan
kooperatif, intonasi cukup, selalu menjawab jika ditanya.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak aktif, dan tidur terganggu.
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dan khawatir dengan kondisi kesehatannya saat
ini.
5. Interaksi selama wawancara
Interaksi selama wawancara kooperatif, terdapat kontak mata saat
berkomunikasi dan menjawab seperlunya jika ditanya.
6. Tingkat kesadaran dan orientasi
Klien mampu menyebutkan waktu dan tempat dimana klien dirawat.
7. Memori
Tidak ada gangguan daya ingat dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pada klien
8. Daya tilik diri
Klien mengatakan paham dan mengetahui penyakitnya, akan tetapi masih
merasa takut dan cemas ketika akan melakukan proses operasi
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Penggunaan obat di rumah
Pasien mengatakan sudah paham mengenai penggunaan obat serta dosis
yang harus diminum.
2. Pemeliharaan kesehatan saat di rumah
Klien tinggal bersama istri dan anaknya. Klien mengatakan ketika sakit
memeriksakan dipelayanan kesehatan seperti pergi ke dokter umum
maupun Puskesmas. Klien mengatakan setelah keluar dari rumah sakit
akan membatasi aktivitas berat dan fokus untuk kesembuhannya dahulu.
3. Aktivitas di dalam dan di luar rumah
Klien mengatakan dpat melakukan aktiftas di;uar rumah.
H. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan jika ada masalah selalu bercerita dengan keluarga
untuk mendapatkan solusi terbaik.
I. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa medis
Batu Kandung Kemih
2. Terapi yang diberikan
a) Furosemide 20 mg/12 jam
b) Ranitidine 50 mg /12 jam
c) Dexametasone 5mg
3. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


8/12/2021
Leukosit H 12.58 rb/uL 3,6-11
Hemoglobin 14,8 gr/dL 13,2-17,3
Eritrosit 3,9 juta/uL 3.8-5.2
Hematokrit 37 % 35-47
Trombosit 156 rb/uL 150-440
MCHC 32,3 g/dl 32-36
MCV 87,5 fL 80-100
MCH 28,4 Pg 36-34
Ureum L 14 Mg/dl 15-39
Kreatinin 0,76 Mg/dl 0.6-1.1

b) Pemeriksaan USG abdomen


J. ANALISA DATA
Tanggal/jam Data Fokus Masalah Paraf
Keperawatan
24 Mei 2022 DS: Ansietas b.d kriris
18.30 WIB - Pasien cemas dan khawatir situasional
dengan kondisinya
sekarang karena harus di
rawat di rumah sakit dan
saat akan dilakukan proses
operasi
- Pasien mengatakan susah
tidur
- Istri pasien mengatakan,
suaminya mau dilakukan
opersi
- DO:
- Pasien tampak cemas
- Hasil pengkajian HADS
skor ansietas 11 ( sedang )
- TD : 130/100 mmHg
- N : 97 x/menit
- S : 36,4 C
- RR : 22x/menit
- SPO2 : 99%
25 mei 2022 DS Harga diri rendah
18.45 WIB Klien mengatakan pasrah situasional
dengan kondisinya sekarang
- Klien mengatakan sejak
di rawat di rs tidak bisa
bekerja lagi .
- Klien mengatakan tidak
ingin merepotkan istri dan
anaknya lagi

Td DO
K klien tampak sedih
d

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Harga diri rendah situasional
L. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosi Rencana Keperawatan


Tgl / Jam
s / SP Tujuan Tindakan Rasional

25/5/2022 Ansietas Setelah dilakukan tindakan SP 1 Pasien: - Mengenal


19.00 WIB keperawatan 3 kali 1. Mendiskusikan penyebab
pertemuan , diharapkan ansietas penyebab ansietas, proses
masalah ansietas dapat proses terjadinya terjadinya tanda
teratasi dengan kriteria: tanda dan gejala, dan gejala.
1. Klien mampu mengenal akibat Akibat lalu
ansietas 2. Melatih mengatasi mengatasi dengan
2. Klien mampu ansietas dengan latihan teknik
mengatasi ansietas distraksi relaksaksi nafas
dengan teknik relaksaksi SP 2 Pasien dalam
3. Klien mampu 1. Melatih mengatasi - Mengatasi
mengatasi ansietas ansietas dengan ansietas dengan
melalu relaksasi nafas distraksi relaksasi distraksi relaksasi
dalam 2. Melatih mengatasi dan melalui
4. Klien mampu ansietas dengan kegiatan spiritual
mengatasi ansietas kegiatan spiritual - Agar tercipta
melalui distraksi Reduksi Ansietas suasana yang
relaksasi (I.09314) : tenang
5. Klien mampu mengatasi Observasi - Untuk
ansietas melalui 1. Identifikasi saat menumbuhkan
kegiatan spiritual tingkat ansietas hubungan saling
6. Tingkat ansietas berubah percaya
menurun (L.09093): 2. Monitor tanda-tanda - Untuk
- Perilaku gelisah ansietas mengurangi
menurun Terapeutik tingkat
- Frekuensi nadi menurun 1. Ciptakan suasana kecemasan
- Tekanan darah menurun teraupetik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
3. Dengarkan dengan
penuh perhatian
4. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Edukasi
1. informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
2. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
dengan pasien jika
perlu
3. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
4. Latih teknik relaksasi
(nafas dalam, spiritual,
hipnotis 5 jari)

26/5/2022 Harga Setelah dilakukan tindakan SP: 1. mengidentifikasi


diri keperawatan 3 kali 1. Bantu individu dalam penyebab
19.15 WIB rendah pertemuan, diharapkan mengidentifikasi dan terjadinya harga
situasion masalah harga diri rendah mengekspresikan diri rendah
al situasional dapat teratasi perasaan situasional
dengan kriteria hasil: 2. mengidentifikasi
2.Identifikasi
manfaat yang dapat
1. Klien mampu kemampuan dan aspek
diambil dari situasi
mengidentifikasi sumber positif yang masih
yang dialami saat
ancaman terhadap harga dimiliki klien. Perawat
ini
diri dan pekerjaan dapat melakukan hal-
3. memberikan
melalui masalah tersebut hal berikut :
ketenangan
2. Klien mampu
a. diskusikan tentang perasaan pada klien
mengidentifikasi aspek-
sejumlah kemampuan 4. untuk
aspek positif diri
dan aspek positif yang mempermudah
3. Klien mampu
dimiliki klie pasien melakukan
menganalisis perilaku
aktivitas yang
sendiri dan b. beri pujian yang
terstruktur
konsekuensinya realistis dan hindari
5. untuk
penilaian yang negatif
Harga diri (L.09069): meningkatkan
Manajemen perilaku harga diri pasien
- Perasaan memiliki
(I.12463): 6. Agar pasien
kelebihan atau
merasa nyaman
kemampuan positif Terapeutik
meningkat
1. Jadwalkan kegiatan
- Perasaan bersalah
terstruktur
menurun
2. Tingkatkan aktivitas
fisik sesuai
kemampuan
3. Batasi jumlah
pengunjung
4. Beri penguatan
positif terhadap
keberhasilan
mengendalikan
perilaku

M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl / Diagnosis / SP Implementasi Evalua Paraf
Jam si
26/5 Ansietas 1. Membina hubungan saling S: Pasien mengatakan
2022 percaya cemas karena di rawat di
20.00 rumah sakit dan akan
WIB 2. Mengkaji ansietas pasien menjalani program operasi
dan mempersilahkan pasien O:Pasien kooperatif dan
mengungkapkan mengungkapkan
26/5/2 perasaannya perasaannya, pasien
022 tampak cemas.
20.05 1. Melatih SP 1 ( tekhnik S: Klien mengatakan
WIB relaksasi nafas dalam) lebih tenang dan rileks
O: Pasien mampu
melakukan tekhnik
tersebut dengan rileks.
Pasien tampak lebih
tenang dan rileks
27/5/2 1. Mengulang teknik relaksasi S: Klien mengatakan
022 nafas dalam tenang setelah dilakukan
14.45 2. Melatih SP 2 ( tekhnik tekhnik distraksi relaksasi
WIB distraksi relaksasi) O: Pasien tampak rileks
dengan memperlihatkan
wajah tersenyum
27/5/2 Harga diri 1. Bina hubungan saling S :
022 rendah percaya - Pasien mengatakan
14.35 situasional 2. Membuat kontrak (inform sedih dengan
WIB consent) dua kali pertemuan kondisinya saat ini
3. Bantu pasien mengenali - Pasien mengatakan
harga diri rendah: merasa tidak berguna
a. Bantu pasien untuk dan malu pada
mengidentifikasi dan keluarganya karena
menguraikan tidak dapat bekerja
perasaannya lagi
b. Bantu pasien mengenali - Pasien mengatakan
penyebab harga diri suka bersholawat
rendah O:
c. Bantu klien menyadari - Pasien tampak tidak
perilaku akibat HDR bersemangat
d. Bantu pasien dalam - Pasien dapat
menggambarkan dengan menjawab pertanyaan
jelas keadaan evaluasi dengan baik dan
diri yang positif mampu
4. Bantu pasien mengungkapkan
mengidentifikasi strategi perasaannyaa
pemecahan masalah yang - Pasien mampu
lalu, kekuatan, keterbatasan melatih kemampuan
serta potensi yang dimiliki positif yang dimiliki
5. Diskusi aspek positif dan
kemampuan diri sendiri,
keluarga dan lingkungan.
6. Latih satu kemampuan
positif yang dimiliki
(bersholawat dan berdzikir)
N. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl / Jam Diagnosis / SP Evaluasi Paraf
27/5/2022 Ansietas S:
14.50 WIB  Pasien mengatakan cemas sedikit berkurang
dan tenang pasien mengatakan sudah tau
cara mengatasi cemas yaitu dengan cara
nafas dalam, distraksi relaksasi dan kegiatan
spiritual
O:
 Pasien mampu mendemostrasikan cara
mengurangi ansietas dengan distraksi
relaksaksi nafas dalam dan kegiatan spiritual
 Skala ansietas menurun menjadi 8
 TD : 125/90 mmHg
 N : 97 x/menit
 RR : 24 x/menit
 S : 37,3 C
A: Masalah keperawatan ansietas teratasi
P: Pasien: melatih dan menerapkan teknik
relaksaksi nafas dalam saat ansietas
Perawat:
 Mengevaluasi kencemasaan dan kondisi
pasien dan melanjutkan terapi yang lain
 Melibatkan aktivitas keluarga
 Menganjurkan pasien melakukan terapi
nafas dalam dan kegiatan spiritual ketika
cemas itu datang
27/5/2022 Harga diri rendah S :pasien mengatakan merasa bersalah karena
15.00 WIB situasional tidak dapat bekerja saat sakit dan merasa
merepotkan istri
O : pasien tampak sedih
A : masalah keperawatan harga diri rendah
situasional belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Posisikan semi fowler
- Latih satu kemampuan positif yang dapat
dilakukan sesuai dengan kemampuan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

1. Kondisi pasien
Klien mengatakan saat ini khawatir dengan kondisi kesehatannya yang
akan dilakukan tindakan operasi, karena sebelumnya pasien belum pernah
dirawat di Rumah Sakit
2. Diagnosa Keperawatan :
Ansietas
3. Tujuan
Mengurangi kecemasan yang dialami pasien.
4. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik
“Assalamualaikum, pak”
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya aji, saya perawat yang
berjaga pada hari ini dari jam 07.00-14.00. Kalau boleh tau siapa
nama bapak?. Senangnya dipanggil siapa?”
2) Evaluasi/ Validasi
a) Perasaan Pasien
“Bagaimana perasaan pak hari ini?”
b) Kondisi pasien
“Kalau saya perhatikan bapak gelisah, tidak bisa tidur, merasa
khawatir ya ?”
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang
tentang perasaan gelisah, tidak bisa tidur dan merasa khawatir?
b) Waktu
“Baik kalau bersedia, waktunya mau berapa lama, pak?”
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit?”
c) Tempat
“Untuk tempatnya mau dimana”?
b. FaseKerja
“Tadi bapak katakan, merasa gelisah, tidak bisa tidur dan merasa
khawatir, coba bapak ceritakan lebih lanjut tentang perasaan tersebut?
Apa yang sedang bapak pikirkan? Apa yang bapak lakukan terkait
dengan perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga bapak merasa
gelisah?”
“Jadi....bapak merasa khawatir karena memikirkan penyakit yang di
alami... ada lagi hal lain yang menyebabkan khawatir?” apa yang
bapak rasakan saat khawatir?” dan apa yang bapak lakukan ketika
perasaan itu muncul?” jadi saat khawatir yang di alami sulit tidur,
gelisah, sakit kepala, jantung berdebar-debar, tidak nafsu makan dan
bapak tidak tau apa yang dilakukan??” baik saya akan menjelaskan
bahwa apa yang bapak rasakan tadi merupakan tanda dan gejala dari
cemas. Untuk mengatasi itu saya akan ajarkan latihan tarik nafas dalam
dan distraksi.
Contoh : bapak tempatkan pada posisi senyaman yang di rasakan,
kemudian tutup mata, pikirkan kondisi yang membuat bapak cemas,
kemudian tarik nafas tahan kira-kira 5-10 detik, lalu keluarkan melalui
mulut dengan perlahan-lahan.”
“yaa bagus sekali, pak! Coba ulangi sekali lagi. Bagus sekali.” Setelah
bapak latihan nafas dalam, bapak bisa mengalihkan kecemasan dengan
bercakap-cakap dengan keluuarga.
c. Fase Terminasi
1) Evaluasi
a) Subjektif
Baik pak, latihan hari ini saya rasa sudah cukup “Bagaimana
perasaan bapak setelah kita latihan teknik nafas dalam?
b) Objektif
“Coba bapak peragakan lagi latihan nafas dalam yang saya
ajarkan tadi!”
“Bagus sekali, bapak masih mengingatnya”
c) Rencana Tindak Lanjut
“Baik, sekarang kita buat jadwal kegiatannya ya ? Diharapkan
setelah kita berlatih cara latihan nafas dalam bapak bisa
melakukannya sendiri ya. Jika bapak melakukannya mandiri
centang di (M), Jika dengan bantuan di (B), jika tidak
melakukan centang di (T). bapak sudah paham?
4) Kontrak Pertemuan
a) Topik
“Baik, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
berbincang-bincang tentang perasaan yang bapak alami setelah
latihan dan kita akan melanjutkan latihan hipnotis 5 jari ya!”
b) Waktu
“Untuk waktunya mau jam berapa? Baiklah kita aka bertemu
jam 10.00 besok ya pak”.
c) Tempat
Untuk tempatnya mau dimana?disini saja ya.”
“Baiklah pak, Sampai ketemu besok”
“Assalamualaikum... Selamat siang
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. (2014). NANDA International Nursing Diagnose:Definitions


and Classifications 2018-2020. Jakarta: EGC

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Prabowo Eko. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha Medika.

Mustamir Pedak. (2009). Metode Supernol Menaklukan Stress. Jakarta:


Himah Publishing House.

Kholil Lur Rochman. (2010). Kesehatan Mental. Purworkerto: Fajar Medika.

Anda mungkin juga menyukai