Disusun Oleh:
Devi Cahyana
NIM: 11194692110095
LAPORAN PENDAHULUAN
DI DESA PAKU ALAM RT. 03 KECEMATAN SUNGAI TABUK
KABUPATEN SUNGAI TABUK
Disusun oleh :
Mengetahui,
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,
(2015) yaitu:
1) Kecemasan ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
2) Kecemasan sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting
dan mengesampingkan hal yang lain. Sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah.
3) Kecemasan berat
Seseorang akan sangat mengurangi lahan persepsinya. Seseorang
cenderung akan memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan
untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4) Tingkat panik
Berhubungan dengan terpengaruh ketakutan teror. Tanda dan gejala
dari tingkat panik yaitu peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan persepsi yang
menyimpang.
e. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi
a. Teori psikoanalitik
Teori ini menjelaskan adanya konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian diantaranya id dan ego. Id memiliki dorongan
insting dan impuls primitif seseorang, sedangkan ego sendiri
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma –
norma dan budaya orang tersebut.
b. Teori interpersonal
Teori ini menjelaskan kecemasan seseorang timbul dari perasaan
takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.
Kecemasan juga berhubungan dengan perkembangan trauma yang
pernah dialami atau tidak, seperti perpisahan dan kehilangan.
c. Teori perilaku kecemasan
Teori perilaku kecemasan disebabkan oleh stimulus lingkungan yang
ada. Pola berpikir yang salah, atau tidak produktif dapat menyebabkan
perilaku maladaptive.
d. Teori biologis
Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor yang
dapat meningkatkan neurogelator inhibisi (gaba) yang berperan
penting dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan
kecemasan.
f. Faktor Presipitasi
1) Faktor Presipitasi
a) Ancaman integritas fisik
Meliputi ketidaknyamanan fisiologis terhadap kebutuhan dasar sehari
– hari contohnya sakit, trauma fisik dan kecelakaan.
b) Ancaman sistem diri
Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan indentitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang berintegrasi pada individu.
g. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Bell (1996) dalam Stuart (2016) meliputi:
1) Mekanisme koping yang destruktif (maladaftif)
Suatu keadaan dimana individu mempunyai pengalaman atau
mengalami keadaan yang beresiko tinggi suatu ketidakmampuan untuk
mengatasi stressor. Koping maladaptif menggambarkan individu yang
mengalami kesulitan dalam beradaptasi terhadap kejadian-kejadian
yang sangat menekan. Karakteristik koping maladaptif yaitu:
menyatakan tidak mampu, tidak mampu menyelesaikan masalah secara
efektif, perasaan lemas, takut, gangguan fisiologis, adanya stress
kehidupan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
2) Mekanisme koping yang konstruktif (adaptif)
Merupakan suatu kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai
tugas mempertahankan konsep diri, mempertahankan hubungan
dengan orang lain dan mempertahankan emosi serta pengaturan stress.
Karakteristik mekanisme koping adaptif yaitu: dapat menceritakan
secara verbal tentang perasaan, mengembangkan tujuan yang realistis,
dapat mengidentifikasi sumber koping, dapat mengembangkan
mekanisme koping yang efektif, memilih strategi yang tepat, dan
menerima dukungan.
2. Proses Terjadinya Masalah
Beck, Amey & Greenberg (Freeman & Di Tomasso dalam Wolman &
Stricker, 1994) dalam (Yunita, 2020) mengemukakan bahwa dari sudut
pandang kognitif (cognitive model), terdapat lima kemungkinan faktor
predisposisi atau faktor yang secara potensial dapat menyebabkan individu
mengalami kecemasan, diantaranya:
a. Generative inheritability (pewarisan genetik)
Faktor hereditas mempengaruhi mudah tidaknya saraf otonom
menerima rangsang. Dengan kata lain, seseorang dengan sejarah keluarga
atau keturunan yang memiliki gangguan dalam kecemasan bila dihadapkan
pada situasi yang mencemaskan.
b. Physical disease states (penyakit fisik)
Pandangan kognitif mengatakan bahwa faktor penyebab penyakit
fisik dapat membuat individu mengalami kecemasan.
Alfiah, A., & Kadrianti, E. (2020). Hubungan Penerapan Atraumatic Care dengan
Kecemasan Pada Anak Yang Menjalani Hospitalisasi di RSUD Kota
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15(3), 212-215.
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/354
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika