PUTU MERTAYASA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
takut yang tidak jelas sumbernya. Yang diliputi oleh kekhawatiran terhadap
2013)
yang tidak menyenangkan dan sumbernya tidak diketahui dengan jelas. Hal
Tanda dan gejala kecemasan dapat dinilai pada tiga domain yaitu
fisik, psikologis, serta perubahan perilaku. Domain fisik yang dapat diamati
yaitu palpitasi dan takikardi, gemetar, sulit tidur, sakit kepala, sesak,
(Iswardhani, 2020) :
a. Faktor predisposisi
kecemasan.
kecemasannya.
(misalnya: hamil).
eksternal.
perceraian,
ancaman akan status kesehatan dan hasil operasi yang belum dapat
juga kecemasan pada anak tidak tergantung pada usia, karena segala usia
5. Tingkat Kecemasan
hanya pada detail yang kecil ( spesifik ) dan tidak dapat berpikir tentang
dan parestesia.
yang tinggi berkaitan dengan pengalaman medis Selama anak dirawat dan
menjalani berbagai prosedur di rumah sakit, anak dengan rasa cemas yang
prosedur, menjerit keras dan menyerang orang lain daripada anak yang
memiliki rasa cemas yang rendah Selain perilaku tersebut, anak yang
kecemasan selama dirawat di rumah sakit juga sering memperlihatkan
berbagai perilaku yang lain seperti gangguan tidur, gangguan nafsu makan
dilatasi pupil. Ekspresi muka yang dapat diidentifikasi pada individu yang
terhadap apa yang akan terjadi, dilatasi pupil untuk mendapatkan lebih
banyak cahaya, bibir atas terangkat, alis terangkat bersamaan dan bibir
yang relatif singkat, yang telah mengalami penelitian yang luas untuk
anak.
untuk menilai "tingkat dan kualitas kecemasan yang dialami oleh anak-
minimalnya adalah nol. Total skor 0-19 merupakan range normal dan
Hidayat, 2019)
ukur ini telah dirujuk sebagai Faces Anxiety Scale untuk anak-anak.
Terdapat lima gambar wajah pada Children’s Fear Scale yang dimulai
dari wajah yang menunjukkan tidak takut sama sekali sampai paling
takut, skala penilaian nilai terendah nol dan nilai tertinggi empat (Brutu,
2016)
pertukaran ide, perasaan, dan pikiran antara dua orang atau lebih yang
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal melibatkan bahasa untuk dapat
(Rini, 2021)
3. Prinsip-prinsip komunikasi
jelas dan alami terkait kondisi klien termasuk tanda dan gejala yang dapat
diamati serta keluhan yang dirasakan. Prinsip komunikasi terapeutik
dianut pasien,
pasien,
o. Tanggung jawab
4. Sikap Perawat dalam Berkomunikasi
dan tetap releks. Sikap fisik dapat pula disebut sebagai perilaku non
b. Gerakan mata
dan ekspresi muka adalah alat pertama yang dipakai untuk pendidikan
perawat tidak suka dengan perilaku pasien dan sikap ini menjadi
c. Ekspresi muka
d. Sentuhan
baginya.
Kehadiran diri secara psikologis dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu
respon terdiri dari respon perawat yang ikhlas, menghargai, empati dan
konkrit.
terdiri dari empat tahap yaitu fase pra-interaksi, fase orientasi, fase kerja dan
fase terminasi. Dimana setiap fase terdapat strategi yang harus dilakukan
oleh perawat pada saat melakukan komunikasi terpeutik dengan klien agar
2020)
dan
Brammer (Rosfyanita, 2020) pada saat perawat merasa cemas, dia tidak
akan mampu mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien dengan baik
data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini,
serta mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu. Selama fese ini
berhasil dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu pada fase ini
yang harus disepakati perawat-klien dan hal ini sangat penting bagi
tersebut harus berisi : waktu, tempat, lama sesi pertemuan, kapan sesi
jawab klien yang tiba, selesai tepat waktu, dan tanggung jawab perawat
c. Fase kerja, merupakan inti dari hubungan perawat dan klien yang
terkait
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada fase ini dibagi
dengan klien.
Fase ini dimulai ketika masalah selesai dan berakhir ketika hubungan
tersebut berakhir. Jika klien mencoba membuka kembali isu lama yang
klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu
kembali pada waktu yang berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang
c. Mengklarifikasi.
d. Menggunakan pernyataan dan pertanyaan terbuka, dengan contoh
e. Fokus
g. Dengan sentuhan.
h. Diam.
percakapan dan diskusi terjadi. Teknik ini merupakan tahap awal untuk
a. Persepsi
pesaan
b. Nilai
semangat klien untuk harus cepat sembuh melalui pendekatan nilai yag
dianut klien.
c. Emosi
d. Pengetahuan
f. Kondisi Lingkungan
Komunikasi berkaitan dengan lingkungan sosial tempat komunikasi
identitas sosial dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antara lain:
usia, jenis kelamin, etnik, status sosial, bahasa, peraturan sosial, peran
C. Konsep Anak
1. Definisi Anak
bergantung pada orang dewasa. Tahapan usia anak dibagi atas lima, yaitu
tahap prenatal (konsepsi sampai lahir), masa bayi (lahir sampai usia 12
bulan), masa toddler (usia 1 tahun sampai 3 tahun), masa pra sekolah (usia
3 tahun sampai 6 tahun), masa usia sekolah (6 tahun sampai 12 tahun) dan
toddler, masa pra sekolah, masa usia sekolah dan masa remaja.
a. Masa toddler
Masa anak toddler (umur 1-3 tahun). Pada periode ini kecepatan
Periode ini juga merupakan masa yang penting bagi anak karena
b. Masa prasekolah
Terdapat juga respon emosi yang muncul sangat kuat pada masa
Selain itu anak pada usia ini juga dapat membuat klasifikasi
Anak masa usia sekolah (umur 6-12 tahun) mulai masuk sekolah
lebih luas. Anak juga terlihat lebih mandiri. (Madyastuti, 2017). Anak
atau mengkritik anak, maka anak akan merasa malu yang intens yang
dapat menyebabkan penurunan tajam dalam harga diri disertai dengan
depresi dan kemarahan. Dalam usia ini anak menerima suatu peran
reversibel. Selain itu, pada periode ini anak telah dapat mengggunakan
kenyataan dan ide serta sudah tidak bersifat egosentris dan dapat
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (Candra et al., 2019).
d. Masa Remaja
al., 2012)
Pada usia ini anak sangat berfokus pada diri sendiri, narsisme
jenis dan status emosi biasanya lebih stabil terutama pada usia remaja
anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan dalam berbagai aspek
2016). Beberapa peran penting seorang perawat, meliputi (Rosyidah & Ike,
2019)
a. Pemberi perawatan
anak,
dilakukan
dan asuh,
c. Pendidikan
d. Pencegah penyakit
yang diderita,
e. Konseling
f. Kolaborasi
perawat tetapi harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli
pelayanan keperawatan,
h. Peneliti
Peran ini sangan penting dimiliki oleh semua perawat anak. Perawat
yang tidak optimal akan berdampak tidak baik secara fisiologis maupun
psikologis pada anak itu sendiri. Perawat harus memahami dan mengingat
a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik,
artinya bahwa tidak boleh memandang anak dari segi fisiknya saja
kembangnya,
keperawatan yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum
(legal),
maturasi atau kematangan yang sehat bagi anak dan remaja sebagai
baik,
D. Kerangka Teori
DAFTAR PUSTAKA
Candra, A., Hidayat, A. A., Budi, D. P., & Wibowo, S. (2019). Identifikasi
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Anak Pre Operasi Di Ruang Operasi
GBPT RSUD Dr . Soetomo Surabaya. 0008127401, 11–41.
Rosyidah, I., & Ike, H. (2019). Keperawatan Anak I (M. Sholeh (ed.); 1st ed.).
Icme Press.
Suryani, Fatmawati, S., Ningsih, S. E., Mardiah, roza isra, & Yusra, reski yetti.
(2012). Konsep Hospitalisasi Pada Anak.
Yuliastati, & Arnis, A. (2016). Keperawatan Anak (1st ed.). PUSDIK SDM
Kesehatan.