Nim : 1140970120037
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Banjarmasin,08 juni 2021
Mengetahui,
Banjarmasin,05 juni 2021
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter & perry, 2006).
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2006) mengungkapkan kenyamanan/ rasa
nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan trasenden (keadaan tentang suatu
yang melebihi masalah). Kenyamanan mesti dipandang secara holistic yang mencakup
empat aspek yaitu:
(Yusuf, 2005).
a. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan.
b. Status Mobilisasi
d. Keadaan Imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit.
e. Tingkat Kesadaran
i. Status Nutrisi
j. Usia
k. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
l. Kebudayaan
Respons yang timbul cemas yaitu khawatir, gelisah tidak tenang dan
dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan
2. Etiologi Cemas
1) Peristiwa traumatic
2) Konflik emosional
4) Frustasi
5) Gangguan fisik
Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik
yang meliputi, sumber internal dan eksternal. Sumber internal, meliputi
kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh,
perubahan biologis normal (misalnya: hamil). Sumber eksternal, meliputi
paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan,
kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber onternal dan eksternal. Sumber
internal adalah kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat
kerja, penyesuaian terhadap peran baru.Berbagai ancaman terhadap integritas
fisik juga dapat mengancam harga diri.Sumber eksternal adalah kehilangan
orang yang dicintai, perceraian, tekanan kelompok, social budaya.
3. Tingkatan Cemas
Cemas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat cemas, lama cemas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap cemas.Menurut Peplau dalam (Videbeck, 2008) ada empat
tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panic.
a. Cemas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,
bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut (Videbeck, 2008),
respons dari cemas ringan adalah sebagai berikut:
Respon Fisik Respon Kognitif Respons emosional
1) Ketegangan otot ringan.
2) Sadar akan lingkungan.
3) Rileks atau sedikit gelisah.
4) Penuh perhatian.
5) Rajin
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri.
c) Perasaan gagal sedikit.
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal.
6) Mempertimbangkan informasi.
7) Tingkat pembelajaran informal.
a) Perilaku otomatis.
b) Sedikit tidak sadar.
c) Aktivitas menyendiri.
d) Terstimulasi.
e) Tenang.
Respons Kognitif
a) Tidak nyaman.
b) Mudah tersinggung.
c) Kepercayaan diri goyah.
d) Tidak sabar.
Respons Emosional
a) berkeringat.
b) Sering mondar- mandir, memukul tangan.
c) Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi.
d) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat.
e) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung.stimulus
meningkat.
f) Rentang perhatian menurun.
g) Penyelesaian masalah menurun.
h) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan.
i) Gembira.
c. Cemas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut (Videbeck, 2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut: Respons Fisik Respons Kognitif Respons Emosional
1) Ketegangan otot berat.
2) Hiperventilasi.
3) Kontak mata buruk.
4) Pengeluaran
Respons Fisik
a) Lapang persepsi terbatas.
b) Proses berpikir terpecah-pecah.
c) Sulit berpikir.
Respons Kogniti
a) Sangat cemas.
b) Agitasi.
c) Takut.
d) Bingung.
e) Merasa tidak
Respons Emosional
a) keringat meningkat.
b) Bicara cepat, nada suara tinggi.
c) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan.
d) Rahang menegang, mengertakan gigi.
e) Mondar-mandir, berteriak.
f) Meremas tangan, gemetar.
g) Penyelesaian masalah buruk.
h) Tidak mampu mempertimbangkan informasi.
i) Hanya memerhatikan ancaman.
j) Preokupasi dengan pikiran sendiri.
k) Egosentris. adekuat.
l) Menarik diri.
m) Penyangkalan.
n) Ingin bebas.
3) Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
control, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut (Videbeck, 2008), respons dari panik adalah sebagai berikut: Respons
Fisik Respons Kognitif Respons Emosional
a) Flight, fight, atau freeze.
b) Ketegangan otot sangat berat.
c) Agitasi motorik kasar.
d) Pupil dilatasi
Respons Fisik
a) Persepsi sangat sempit.
b) Pikiran tidak logis, terganggu.
c) Kepribadian kacau.
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah.
e) Fokus pada pikiran
Respons Kognitif
a) Merasa terbebani.
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya.
c) Lepas kendali.
d) Mengamuk, putus asa
Respons Emosional
a) Tanda-tanda vital
b) Tidak dapat tidur.
c) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang.
d) Wajah menyeringai, mulut ternganga. sendiri.
e) Tidak rasional.
f) Sulit memahami stimulus eksternal.
g) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi.
h) Marah, sangat takut
i) Menghasilkan hasil yang buruk.
j) Kaget, takut.
k) Mengharapkan hasil yang buruk.
l) Marah, sangat takut.
m) Mengharapkan hasil yang buruk.
n) Kaget, takut.
o) Lelah.
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stress secara realistis.
b. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah, menghilangkan atau mengatasi
hambatan pemenuhan fisik.
c. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologis untuk
memindahkan seseorang dari sumber stress.
d. Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan,
mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang.
5. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi cemas ringan dan sedang tetapi jika
berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi
realitas maka mekanisme ini dapat merupakan respons maladaptive terhadap stres.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi:
1) Teori Psikoanalitik
Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide,
ego, dan super ego.Ide melambangkan dorongan insting dan impuls
primitive.Super ego mencerminkan hatinurani seseorang dan dikendalikan oleh
norma-norma budaya seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator
antara ide dan super ego.Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang
suatu budaya yang perlu segera diatasi.
2) Teori Interpersonal
3) Teori Perilaku
4) Kajian Biologis
5) Perilaku
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.Data fokus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah
kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien
(Potter & Perry,2005).
3. Rumusan Masalah
4. Perencanaan
Medika.
Mediaction Jogja.
Perry dan Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Ransun, D, dkk. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Mekanisme Koping pada
Pasien Gagal Jantung Kongestif di Irina F BLURSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
1 (2): 11.