“ULKUS DIABETIK”
OLEH:
DIAN PUSPITA SARI
BT 2101068
3C
CI LAHAN CI INSTITUSI
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
2. Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan Perawatan integritas kulitI
Observasi
kulit/jaringan tindakan keperawatan
1.penurunan
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam
kelembapan,suhu
perubahan sirkulasi maka tingkat integritas
lingkungan
dibuktikan dengan: kulit dan jaringan
ekstrem,penurunan
DS:- meningkat dengan
mobilitas)
DO: kriteria hasil :
Terapeutik
Kerusakan jaringan 1. Kerusakan jaringan 1.Ubah posisi tiap 2 jam
dan/atau lapisan menurun 2.Lakukan pemijatan pada
kulit,nyeri,perdarahan 2. Kerusakan lapisan area penonjolan tulang,jika
,kemerahan,hematom kulit menurun perlu
a 3. Nyeri menurun 3.Bersihkan perineal
4. Perdarahan menurun dengan air hangat,terutama
5. Kemerahan selama periode diare
menurun 4.Gunakan produk
6. Hematoma menurun berbahan petrolium atau
minyak pada kulit kering
5.Gunakan produk
berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit
sensitif
6.Hindari produk berbahan
dasar alkohol pada kulit
kering.
Edukasi
1.Anjurkan menggunakan
pelembab (mis
lotion,serum)
2.Anjurkan minum air
yang cukup
3.Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4.Anjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
5.Anjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
6.Anjurkan menggunakan
tabir surya SPF minimal
30 saat berada diluar
rumah
7.Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Dukungan perawatan diri
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
kelemahan dibuktikan selama 3 x 24 jam
1.Identifikasi kebiasaan
dengan: maka toleransi aktifitas
meningkat dengan aktivitas perawatan diri
DS: kriteria hasil : sesuai usia
1. mengeluh lelah, 1. Keluhan lelah 2. Monitor tingkat
Dispneu saat/ setelah menurun kemandirian
bernafas, mengeluh
tidak nyaman,merasa 2. Perasaan lemah 3. Identifikasi kebutuhan
lemah menurun alat bantu kebersihan diri,
-DO: 3. Tekanan darah berpakaian, berhias, dan
1. tekanan darah berubah membaik makan
>20 % dari kondisi 4. Sianosis menurun Terapeutik
istirahat, gambaran ekg 1.Sediakan lingkungan
5. Kemudahan dalam
menunjukkan iskemia, melakukan aktivitas yang terapeutik
sianosis sehari-hari 2. Siapkan keperluan
meningkat
pribadi
Aktivitas sehari-hari 3. Dampingi dalam
meningkat melakukan perawatan diri
sampai mandiri
4. Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
5.Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi
Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
4. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
dengan kurang terpapar tindakan keperawatan
lingkungan dibuktikan selama 3 x 24 jam Observasi
dengan:
maka tingkat ansietas
DS: menurun dengan 1. Identifikasi saat tingkat
kriteria hasil : ansietas berubah
1. merasa bingung,
Merasa khawatir 1. Verbalisasi 2. Identifikasi kemampuan
dengan akibat dari kebingungan
kondisi yang dihadapi, menurun mengambil keputusan
Sulit berkonsentrasi,
2. Perilaku gelisah 3. Monitor tanda-tanda
tampak gelisah, sulit
menurun
tidur, mengeluh pusing, asnietas
merasa tidak berdaya, 3. Perilaku tegang
anoreksia, palpitasi menurun Terapeutik
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memberikan
kenyamanan
8. Diskusikan
perencanaanrealistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama pasien
3. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
4. Anjurkan
mengungkapkan perasaaan
dan persepsi
5. latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
Kolaborasi
1. Anjurkan berhenti
merokok
2. Anjurkan berolahraga
rutin
3. Anjurkan mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
terbakar
4. Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika
perlu
5. Anjurkan minum obat
pengontrol tekanan
darah secara teratur
6. Anjurkan menghindari
penggunaan obat
penyekat beta
7. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang
tepat (mis.
melembabkan kulit
kering pada kaki)
8. Anjurkan program
rehabilitasi vaskular
9. Ajarkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi (mis.rendah
lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa).
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang telah
ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara
optimal. Pelaksanaan tindakan keperawatan tersebut dilakukan terhadap
pasien secara urut sesuai prioritas masalah yang sudah dibuat dalam
rencana tindakan asuhan keperawatan, termasuk di dalamnya nomor urut
dan waktu ditegakkannya suatu pelaksanaan asuhan keperawatan (Basri et
al., 2020).
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara membandingkan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang Anda buat pada tahap perencanaan.
Menurut Hartati (2022) evaluasi keperawatan dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Evaluasi proses (Formatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah selesai tindakan, berorientasi pada
etiologi, dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang telah
ditentukan tercapai.
2. Evaluasi Hasil (Sumatif)
Evaluasi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara
paripurna, berorientasi pada masalah keperawatan, menjelaskan
keberhasilan atau ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan
status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aini & Aridiana. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Sistem Endokrin dengan
Pendekatan NANDA NIC-NOC. Jakarta Selatan : Selemba Medika.
Hartati, Sri dkk. (2022). Buku Konsep Dasar Keperawatan II. Solok : Yayasan.
Magfuri. (2016). Buku Pintar Perawatan Luka Diabetes Melitus. Jakarta : Salma
Medika.
Tim Pokja SDKI DPP, PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP, PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SLKI DPP, PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat.