OLEH :
RAHMI FERDILLA RAFLI
(2141312060)
KELOMPOK: S
PEMBIMBING AKADEMIK
NS. MUTHMAINNAH, M. Kep
NS. ILFA KHAIRINA, M. Kep
Assalamualaikum warrahmatullahiwabarrakatuh
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas
kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di
dalamnya. Intervensi dalam keperawatan kulit klien akan menjadi salah satu
indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Kerusakan integritas
kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun juga
dapat disebabkan karena tertekannya kulit dalam waktu lama yang
menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus
(Mukti, 2005).
Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada
pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan
memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit
yang tidak terencana dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan
integritas kulit atau luka.
Dampak dari gangguan integritas kulit apabila tidak di tangani akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi yang muncul antara lain komplikasi
akut dan kronis. Komplikasi akut meliputi hipoglikemia, ketoasidosis, koma
hiperglikemi dan hiperosmolar nonketotik (HHNK), sedangkan komplikasi
kronisnya meliputi makrovaskuler seperti pembuluh darah jantung, pembuluh
darah tepi, dan pembuluh darah otak, mikrovaskuler seperti retinopati
diabetik, nefropati diabetik, neuropati diabetik, rentan infeksi, dan kaki
diabetik (American Diabetes Association, 2014)
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Pada pembahasan kasus ini Ners muda yang melakukan asuhan keperawatn akan
membahas antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan gangguan integritas
kulit pada Ny. M 46 tahun yang telah dilakukan pada tanggal 3 september 2021 diruang
evaluasi keperawatan,
Pada pengkajian identitas klien meliputi nama, umur dan ruang yaitu Ny.M 46 tahun
dirawat diruang interne dalam RS X dengan jenis kelamin perempuan. Hasil pengkajian
pada keluhan utama yaitu pasien dibawa keluarga ke IGD karena mengalami penurunan
kesadaran sejak dua hari dirumah.pasien mengalami luka pada kaki dengan infeksi dan
bau, luka terlihat kotorr dan memerah di kaki sebelah kanan didapatkan kadar gula darah
pasien 475 mg/dl, pasien memiliki riwayat DM tipe 2 sejak 4 tahun yang lalu dan dari
Hasil pemeriksaan fisik keadaan umum pasien lemah dengan kesadaran samnolen
dengan gcs , pulsasi kuat, mulut mukosa kering dan tampak pucat dan ekstremitas bawah
kanan terdapat luka, terlihat memerah dan berbau, pengkajian luka dengan MEASURE
A : Nekrosis 20%
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan didapatkan 3 diagnosa pada kasus yaitu
kerusakan integritas kulit b.d perubahan hormonal, risiko infeksi b.d penyakit kronis (kad),
Diagnosa pertama yaitu kerusakan integritas kulit b.d perubahan hormonal adalah
dimana terjadinya kerusakan pada kulit yang diakibatkan peningkatan gula darah sewaktu
dengan
A : Nekrosis 20%
Hal ini sesuai dengan NANDA 2018 yang menjelaskan bahwa diagnosa kerusakan
integritas kulit batasan karakteristiknya adalah ada gangguan integritas kulit dan
kemerahan.
Diagnosa ke dua yaitu risiko infeksi b.d penyakit kronis (kad) hal ini ditandai dengan
peningkatan leukosit terhadap klien, berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan hasil
jumlah leukosit pasien 10.000 mm3, luka mengeluaran bau dan terlihat kotor dan terdapat
pus , terdapat jaringan nekrotik 20%, keluarga pasien mengatakan luka pasien sudah 1
bulan tidak kunjung sembuh, keluarga mengatakan klien tidak rutin kontrol ke dokter dan
keluarga mengatakan selama diumah tidak ada dilakukan perawatan luka dan keluarga
Diagnosa ketiga yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d diabetes melitus.
Hal ini sesuai dengan batasan karakteristik dari NANDA 2018 yaitu penurunan nadi
parifer. berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum pasien lemah
dengan kesadaran samnolen, GCS 9, pulsasi kuat, tekanan darah 100/80 mmhg, mukosa
3. Intervensi Keperawatan
didasarkan pada tujuan intervensi masalah keperawatan yaitu kerusakan integritas kulit b.d
perubahan hormonal.
Rencana tindakan yang akan dilakukan pada kerusakan integritas kulit b.d perubahan
hormonal dengan tujuan tercapainya pasien meningkat integritas jaringan kulit dan
membran mukosa dan juga penyembuhan luka sekunder. Sedangkan rencana intervensi
Rencana tindakan yang akan dilakukan pada risiko infeksi b.d penyakit kronis (kad)
dengan tujuan tercapainya keparahan inferksi berkurang dan adanya kontrol risiko..
Sedangkan rencana intervensi yang akan dilakukan sesuai dengan NIC yaitu kontrol
infeksi
perifer b.d diabetes melitus dengan tujuan perfusi jaringan perifer indikatornya tekanan
darah sistolik dalam rentang normal, muka pucat dipetahankan ke 3 ditingkatkan ke 5 dan
juga status sirkulasi dalam rentang normal. Sedangkan rencana intervensi yang akan
dilakukan sesuai dengan NIC yaitu pengecekan kulit.
4. Implementasi keperawatan
Melakukan monitor karakteristik luka, drainase, warna, ukuran, dan bau luka,
mengobservasi hasil
A : Nekrosis 20%
Melakukan perawatan luka, memberikan balutan pada luka sesuai dengan luas luka,
yang di dilakukan oleh perawat di ruangan telah sesuai dengan intervensi yang
direncanakan.
5. Evaluasi keperawatan
hasil keluarga pasien mengatakan pus yang keluar berkurang, luka tidak melebar dan bau
berkurang, pus berkurang, nekrrosis berkurang menjadi 10% dan kerusakan integritas kulit
teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan ganti balutan secara rutin dan perawatan luka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ny.M umur 46 tahun pasien dibawa keluarga ke IGD karena mengalami penurunan
kesadaran sejak dua hari dirumah.pasien mengalami luka pada kaki dengan infeksi
dan bau, luka terlihat kotorr dan memerah di kaki sebelah kanan didapatkan kadar
gula darah pasien 475 mg/dl, pasien memiliki riwayat DM tipe 2 sejak 4 tahun yang
lalu dan dari informasi keluarga klien tidak rutin kontrol ke dokter.
samnolen dengan gcs 9 , pulsasi kuat, mulut mukosa kering dan tampak pucat dan
ekstremitas bawah kanan terdapat luka, terlihat memerah dan berbau, pengkajian luka
dengan MEASURE
A : Nekrosis 20%
kasus yaitu kerusakan integritas kulit b.d perubahan hormonal, risiko infeksi b.d
penyakit kronis (kad), ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d diabetes melitus.
pus yang keluar berkurang, luka tidak melebar dan bau berkurang, pus berkurang,
nekrrosis berkurang menjadi 10% dan kerusakan integritas kulit teratasi sebagian dan
B. Saran
Demikianlah makalah tentang gangguan integritas kulit ini saya buat semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua baik yang membuat maupun yang membaca.
saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan
kritik dengan sifat membangun dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Daftar Pustaka
Pearce, Evelin, 1999, Anatomi dan fisiologi untuk para medis, jakarta : PT Gramedia.
Link PL
https://drive.google.com/file/d/19g4bBD9YWKMGZ-
kdmvqIp4PWgVSoCB0N/view?usp=drivesdk
Link video askep
https://drive.google.com/file/d/1LbeNc27TbkY6W28BHOHzZlvXTwNYhwLP/view?usp=dri
vesdk