Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan merujuk

pada teori dengan susunan Fakta, Teori dan Opini. Pembahasan asuhan keperawatan

keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita Kusta dengan Gangguan

Integritas Kulit atau Jaringan di Wilayah Kerja Puskesmas Curahdami Kecamatan

Curahdami Kabupaten Bondowoso Tahun 2022. Pembahasan asuhan keperawatan

keluarga pada Ny. MA yang meliputi : Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Intvervensi, Implementasi, dan Evaluasi..

a. Pengkajian

Hasil pengkajian di dapatkan data subjekti antara lain : Ny.MA pernah

mengalami penyakit kust pada Tahun 2005 dengan menjalani pengobatan selama 2

Tahun, penyakit Kusta yang di alami Ny.MA kambuh kembali di Tahun 2022, saat

ini Ny.MA masih menjalani pengobatan pengobatan , rumah klien berada di Desa

Locare Rt.003 Rw.001 Kecamatan Curahdami Kabupaten Bondowoso, Ny.MA

tinggal bersama Ibu, kakak, dan adik-adiknya karena Ny.MA sudah tidak mempunyai

suami (meninggal). Ny.MA mengatakan rutin meminum obat karena ingin segera

sembuh kembali, Ny.MA mengatakan sudah menjaga pola makan agar imun tubuh

tetap terjaga dan penyakitnya tidak gampang kambuh, Ny.MA mengatakan saat

kakinya terasa dingin makan penyakitnya gampang kambuh. Ny.MA mengatakan saat
penyakitnya kambuh di daerah telinga sperti keluar bintik-bintik, Ny.MA mengatakan

saat penyakitnya kambuh kaki terlihat menghitam dan kulit seperti bersisik. Keluarga

mengatakan menetahui tanda dan gejala dari Kusta yaitu : nyeri sendi, kulit

menghitam, kulit sepeti mati rasa, pembengkakan pada organ tubuh.

Hasil pengkajian di dapat dari data objektif antara lain : kulit tampak

menghitam, terdapat bintik di telinga klie, kaki dan tangan klien tampak

membengkak, kulit tampak bersisik, kaki tampak menghitam. Hasil dari pemeriksaan

TTV Ny.MA, TD : 140/80 mmHg, S : 36`C, N : 80xmenit, RR : 20x/menit.

Berdasarkan teori penelitian yang di temukan oleh Dr. Gerhard Armaue

Henrik Hansen dari Norwegia tahun 1873, yang merupakan orang pertama yang

melakukan penelitian dan mengidentifiasi kuman yang menyebabkan penyakit kusta

menggunakan mikriskop. Penemuan Mycrobacterium Leprae membuktikan bahwa

kusta di sebabkan oleh kuman bakteri (siswanto, Asrianti & Mulyana, 2020).

Kurangnya pengetahuan tentang pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta dan

kendala penderita untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan di beberapa daerah

berkontribusi pada keterlambatan diagnosis kusta, hal ini dapat mengakibatkan

kecacatan fisik dan menurunkan produktivitas seseorang. Deteksi, diagnosis dini serta

tatalaksan dengan MDT merupakan langkah-langkah terpenting untuk menghentikan

rantai penyebaran dan menghindari diagnosis yang terlambat sebelum terjadi

deformitas dan disabilitas fisik. Pengetahuan tentang factor risikopenyakit kusta dapat

membantu dalam proses deteksi dini ( Jurnal Kedokteran Diponegoro, 2020).

Komoprofilaksis adalah pemberian obat untuk mencegah infeksi, pada kusta


mencegah infeksi M,Leprae pada orang yang berisiko tinggi terpapar bakteri tersebut

(kontak penderita). Kepatuahn minum obat terhadap kejadian kusta pasca

kemoprofilaksis, proporsi responden alami kejadian kusta pada kelompk tidak patuh

minum obat sebesar 51,6% > di banding responden pada kelompok patuh minum obat

sebesar 48,4%. Faktor kepatuhan minum obat berpengaruh terhadap kejadian kusta.

Responden yang tidak patuh minum obat kemoprofilaksis beresiko 1,63 kali tertulat

penyakit kusta di bandingkan responden yang patuh minum obat kemoprofilaksis

(Jurnal Epidemiologi Kesehtan Komunitas, 2017).

Berdasarkan opini menurut penulis membenarkan bahwa Ny.MA yang

menalami Kusta membutukan pengobatan yang terus berlanjut, periksa sesuai yang

telah di anjurkan oleh pelayanan kesehatan terdekat, dan rutin meminum obat setiap

hari sesuai anjuran dari pelayanan kesehatan, menjaga pola makan agar imun tetap

terjaga, menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi aktivitas berlebihan.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang di angkat peneliti adalah Gangguan Inegritas

Kulit atau Jaringan yang telah sesuai dengan teori. Gangguan Integritas Kulit atau

Jaringan menurut SDKI yaitu : perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,

kelebihan atau kekurangan volume cairan, penurunan mobilitas, bahan kimia iritatif,

suhu lingkungan yang ekstrem, faktor mekanis atau faktor elektris, efek samping

terapi radiasi, kelembapan, proses penuaan, neuropati perifer, perubahan pigmentasi,

perubahan hormonal, kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan atau


melindungi integritas jaringan. Gejala dan tanda mayor objektif Gangguan Integritas

Kulit atau Jaringan pada SDKI yaitu : kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit,

sedangkan gejala dan tanda minor objektif yaitu : nyeri, perdarahan, kemerahan,

hematoma. Kondisi terkait Gangguan Integritas kulit atau Jaringan antara lain :

imobilisasi, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, diabetes militus, imundefisiensi.

Berdasarkan teori Standar Diagnosis keperawatan Indonesia 2020, peneliti

memprioritaskan masalah utama yaitu Gangguan Integritas Kulit atau Jaringan.

Diagnosa keperawatan memungkinkan perawat untuk menganalisis data yang telah di

lakukan dalam pengkajian, selain itu juga di gunakan untuk mengidentifikasi

masalah, faktor penyebab masalah, dan kemampuan klien untuk dapat mencegah atau

memecahkan masalah (sodikin, 2011). Kecacatan atau kerusakan pada penderita

kusta disebabkan oleh kerusakan fungsi saraf tepi pada tubuh manusia, baik karena

kuman kusta maupun karena terjadinya peradangan sewaktu reaksi leprae. Kerusakan

saraf tepi, akan menyebabkan gangguan fungsi saraf tepi meliputi sensorik, motorik

dan otonom. Kelainan fungsi sensorik menyebabkan terjadinya kurang/mati rasa

(anestesi). Kelainan fungsi motorik menyebabkan kekuatan otot tangan dan kaki

menjadi lemah dan lumpuh serta semakin lama otot mengecil (atropi). Kelainan

fungsi otonom menyebabkan terjadinya gangguan pada kelenjar keringat, kelenjar

minyak dan gangguan sirkulasi darah sehingga kulit menjadi kering, menebal,

mengeras dan akhirnya dapat pecah-pecah. Masyarakat mengenal penyakit kusta

karena adanya cacat (Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C

Mulyorejo Surabaya).
Berdasarkan opini peneliti, diagnosa yang di ambil peneliti adalah Gangguan

Integritas Kulit atau Jaringan yang sesuai dengan teori. Fakta yang di alami Ny.MA

akibat terjadinya Gangguan Integritas Kulit atau Jaringan karena kusta merupakan

penyakit kronis yang di sebabkan oleh mycrobacterium leprae menyerang saraf tepi

dapat menyerang kulit kemudian berkembang perlahan-lahan dan dapat menyebabkan

masalak Gangguan Integritas Kulit atau Jaringan.

c. Intervensi keperawatan

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,

mencangkuptujuan umum dan tujuan khusu, rencana intervensi serta di lengkapi

dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan standar (Padila, 2012). Dalam

penelitian ini menggunakan 18 intervensi utama yang di dalamnya terdapat aktivitas

antara lain : 1. Perawatan integritas kulit, a. identifikasi penyebab gangguan

integritas kulit, b. gnakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit

sensitif, c. hindari produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering, d. anjurkan

minum yang cukup, e. anjurkan meningkatkan asupan nutrisi, f. anjurkan

meningkatnya asupan buah dan sayur, g. anjurkan mandi dan menggunakan sabun

secukupnya. 2. Perawatan luka, a.Monitor karakteristik luka, b. Monitor tanda-tanda

infeksi, c. Berikan salep yang sesuai luka, jika perlu, d. Jelaskan tanda-tanda infeksi,

e. Ajarkan perawatan luka seara mandiri. 3. Edukasi perawatan diri, a. Identifikasi

pengetahuan tentang perawatan diri, b. Identifikasi metode pembelajaran yang

sesuai, c. Jadwalkan waktu dan intensitas pembelajaran sesuai penyakit, d.Berikan

penguatan positif terhadap kempuan yang tepat, e. Ajarkan perawatan diri,


praktekkan perawatan diri, dan aktivitas kehidupan sehari-hari, f. Anjurkan

mengulang kembali informasi tentang perawatan diri. 4. Intervensi tambahan, a.

jelasan maksud dan tujuan perawat melakukan asuhan keperawatan keluarga selama

10 kali kunjungan, menjelaskan tanda dan gejala, menganjurkan meminum obat

sesuai anjuran (PPNI, 2019).

Berdasarka opini peneliti,intervensi yang di buat oleh peneliti ada 16

intervensi. Intervensi yang di ambil telah mengacu pada teori SIKI, kemudian

peneliti mencoba menambahkan 3 intervensi yaitu : jelaskan maksud dan tujuan

perawat melakukan asuhan keperawatan keluarga selama 10 kali kunjungan,

jelaskan tanda dan gelaja penyakit yang sesuai, menganjurkan meminum obat sesuai

anjuran. Penambahan intervensi tersebut karena menyesuaikan dengan kondisi

keluarga untuk menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit yang di derita

oleh salah satu anggota keluarganya yaitu Kusta. Sehingga intervensi yang baru di

tambahkan melengkapi intervensi yang terdapat pada teori SIKI.

d. Implementasi

Implementasi yang di terapkan pada keluarga Ny,MA sudah sesuai dengan

teori yang ada, implementasi yang di lakukan mengacu pada SIKI dan di tambah

dengan 2 intervensi yang telah di sesuaikan dengan keadaan klien yaitu,

menjelaskan tujuan keperawatan pada keluarga selama 7-14 kali kunjungan dalam

14 hari yang akan di lakukan pada salah satu anggota keluarga, jelaskan tanda dan

gelaja penyakit yang sesuai. Penambahan intervensi terebut ditambahkan karena


untuk lebih memudahkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan dan lebih

mendekatkan hubungan saling percaya antara klien dan perawat.

Pelaksanaan implementasi kunjungan pertama di lakukan pada tanggal 02 Juli

2022 pukul 10.10 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kempuan klien

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk merima

informasi tentang penyakit yamg di derita, pukul 10.10 WIB identifikasi penyebab

gangguan integritas kulit, respon : klien mengetahui terjadinya gangguan integritas

kulit di karenakan penyakit yang di alami, anjurkan minum yang ukup, respon :

memberitahu kepada klien untuk minum secukupnya agar nutrisi tubuh tetap terjaga

dan mencegah kambuhnya penyakit kusta, pukul 10.45 WIB jadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien menerima kesepakatan untuk

pendidikan kesehatan selajutnya.

Pelaksanaan implementasi kunjungan hari kedua di lakukan pada tanggal 03

Juli 2022 pukul 10.15 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kempuan klien

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk merima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 10.30 WIB monitor tanda-tanda

infeksi, respon : melihat terjadinya tanda-tanda infeksi, pukul 10.55 WIB jelaskan

tanda-tanda infeksi, respon : jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

respon : klien menerima kesepakatan untuk pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari ketiga di lakukan pada tanggal 04 Juli 2022

pukul 10.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk
menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 10.10 WIB jelaskan tanda dan

gejala, respon : klien bias mengulang apa saja tanda dan gejala kusta, pukul 10.30

WIB identifikasi pengetahuan tentang perawatan diri, respon : menjelaskan kepada

klien pentingnya kebersihan diri, pukul 10.45 WIB jadwalkan pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan, respon : klien menerima kesepakatan untuk pendidikan

kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari keempat dilakukan pada tanggal 05 Juli 2022

pukul 10.10 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 10.15 WIB identifikasi metode

pembelajaran yang sesuai, respon : menjelaskan kepada klien dengan mwnggunkan

mwtode pembelajaran tentang kusta dengan menggunakan leaflet, pukul 10.30 WIB

berikan penguatan positif terhadap kemampuan yang di dapat, respon : klien dapat

menerima penyakit yang di alami saat ini, pukul 10.45 WIB jadwalkan pendidikan

kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien menerima kesepakatan untuk

pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari kelima di lakukan pada tanggal 06 Juli 2022

pukul 11.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 11.10 WIB anjurkan mandi dan

menggunakan sabun secukupnya, respon : menganjurkan klien untuk mandi dengan


berih dan menggunakan sabun secukupnya, pukul 11.25 WIB identifikasi

pengetahuan tentang perawatan diri, respon : mengajarkan kepada klien tentang

bagaiman melakukan perawatan diri dengan benar, pukul 11.45 WIB jadwalkan

pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien menerima kesepakatan utuk

pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari keenam dilakukan pada tanggal 07 Juli 2022

pukul 10.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 10.10 WIB hindari produk

berbahan dasar alcohol pada kulit kering, respon : memberitahu kepada klien agar

menghindari bahan-bahan yang beralcohol, pukul 10.40 WIB ajarkan perawatan

diri, praktik perawatan diri, dan aktivitas kehidupan sehari-hari, respon : menjarkan

kepada klien melakukan perawatan diri dan memberitahu kepada klien di setiap

melakukan aktivitas di harapkan mencuci tangan dan kaki, pukul 10.55 WIB

jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien menerima

kesepakatan untuk pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari ketujuh dilakukan pada tanggal 08 Juli 2022

pikul 09,00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 09.10 WIB anjurkan meminum

obat sesuai anjuran, respon : klien melakukan pengobatan secara rutin sesuan

anjuran dokter, pukul 10.30 WIB anjurkan meningkatnya asupan nutrisi, respon :
menganjurkan klien untuk selalu meningkatkan asupan nutrisi agar imun tubuh tetap

terjaga, pukul 10.50 WIB jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,

respon : lien menerima kesepakatan untun pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implementasi hari kedelapan dilakukan pada tanggal 11 Juli 2022

pukul 11.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 11.10 WIB berikan penguatan

positif terhadap kemampuan yang di dapat, pukul 11.30 WIB monitor karakteristik

luka, respon : melihat perkembangan luka yang ada di telingan dan kaki klien, pukul

11.50 WIB jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien

menerima kesepakatan unuk pendidikan kesehatan selanjutnya.

Pelaksanaan implemetasi hari kesembilan dilakukan pada tanggal 14 Juli 2022

pukul 10.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untukmenerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 10.10 WIB anjurkan mengulang

kembali informasi tentang perawatan diri, respon : menjelaskan kembali tentang

perawatan diri dengan menggunakan media berupa poster, pukul 10.35 WIB

identifikasi penyebab gangguan integritas kulit, respon : menjelaskan kembali

tentang terjadinya integritas kulit yang terjadi kepada klien, pukul 10.55 WIB

jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, respon : klien menerima

kesepakatan untuk pendidikan kesehatan selanjutnya.


Pelaksanaan implemetasi hari kesepuluh dilakukan pada tanggal 15 Juli 2022

pukul 11.00 WIB dengan mengidentifikasi kesiapn dan kemampuan klien untuk

menerima informasi, respon : bertanya kepada klien apakah siap untuk menerima

informasi tentang penyakit yang di derita, pukul 11.20 WIB identifikasi penyebab

gangguan integritas kulit, respon : menjelaskan kembali tentang terjadinya integritas

kulit yang terjadi kepada klien, pukul 11.40 WIB memberikan salep yang sesuai

dengan luka/lesi,jika perlu, respon : memberikan minyak baby oil kepada lien unuk

mengulangi atau mencegah terjadinya luka pada tangan klien pada tangan klien

yang kering atau bersisik, pukul 11.55 WIB lakukan terminasi kepada klien,

respon : berterimakasih kepada klien atas kerja sama selama 10 kali kunjungan.

Memberikan informed consent dimana keluarga akan mendatangani lembar

informed consent dimana keluarga akan mendatangani lembar informed consent

tersebut.

e. Evaluasi keperawatan

Meningkatkan status kesehatan keluarga dan klien tentang penyakit yang di

alami salah satu anggota keluarganya menunjukkan tidak ada perubahan pada kulit

dan kaki klien karena tetap terjadi pembengkakan pada tangan dan kaki klien, pada

hari ke 5 penyakit klien kambuh akibat cuaca dingin dank lien merasakan batuk,

saat ini klien telah melakukan kewaspadaan terhadap penyakitnya agar penyakitnya

tidak gampang kambuh, pada kunjungan ke delapan klien melakukan pemeriksaan

saple darah di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan penyakit yang di derita.
Evaluasi kunjungan pertama tanggal 02 Juli 2022 pukul 11.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah di lakukan. Pada hari

pertama hasil evaluasi sebagai berikut : Ny,MA mengatakan pernah mengalami

penyakit kusta pada tahun 2005, Ny.MA mengatakan pengobatan penyakit kusta

pada tahun 2005 selama 2 tahun, tekanan darah pada klien 140/80mmHg, terdapat

bintik-bintik di telinga Ny.MA, kuku Ny,MA tampak mengelupas. Dari hasil

evaluasi tersebut, peneliti melanjutkan implementasi hari kedua.

Evaluasi kunjungan kedua tanggal 03 Juli 2022 pukul 11.15 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah di lakukan. Pada hari

kedua hasil evaluasi sebegai berikut : Ny.MA mengatakan kakinya tidak bias

terkena dingin apabila kaki klien terkena dingin penyakit kusta akan kambuh,

Ny.MA mengatakan telingan terasa gatal dan bintik-bintik yang ada di telinga klien

memerah, wajah Ny.MA tampak kusam efek dari mengkonsumsi obat, kaki dan

tangan My,MA tampak membengkak akibat penyakit yang di derita. Dari hasil

evaluasi tersebut, peneliti melanjutkan implementasi hari ketiga

Evaluai kunjungan ketiga tanggal 04 juli 2022 pukul 11.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah di lakukan. Pada hari

ketiga hasil evaluasi sebagai berikut : Ny,MA mengatakan saat penyakitnya kambuh

kulitnya terasa kering seperti bersisik, Ny.MA mengatakan saat penyakitnya

kambuh sebagiantubuh terasa panas, terlihat ada bintik-bintik di telinga Ny.MA,

tangan dan kaki Ny.MA tampak bengkak. Tekanan darah My.MA 120/80mmHg.

Dari hasil evaluasi tersebut, peneliti melanjutkan implementasi hari keempat.


Evaluasi kunjungan keempat tanggal 05 Juli 2022 pukul 11.10 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah dilakukan. Pada hari

keempat hasil evaluasi sebagai berikut : Ny,MA mengatakan saat ini yang di

rasakan lebih membaik, Ny,MA mengatakan obat yang di anjurkan dokter di minum

setiap hari, tangan dan kaki Ny.MA tampak bengkak, wajah Ny,MA tampak kusam,

kuku tangan dan kaki Ny.MA tampak mengelupas. Dari hasil evaluasi tersebut,

peneliti melanjutkan implementasi hari kelima.

Evaluasi kunjungan kelima tanggal 06 Juli 2022 pukul 12.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 impementasi dan telah dilakukan. Pada hari

kelima hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatakan yang dirasakan saat ini

sedang batuk, Ny.MA mengatakan tadi malam penyakitnya kambuh akibat dingin,

kaki Ny.MA tampak menghitam, kakki dan tangan Ny.MA tampak membengkak,

kulit Ny.MA tampak kering dan bersisik. Dari hasil evaluasi tersebut, peneliti

melanjutkan implementasi hari keenam.

Evaluasi kunjungan keenam tanggal 07 Juli 2022 pukul 11.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah di lakukan. Pada hari

keenam hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatakan kulit terasa panas saat

penyakitnya kambuh, tekanan darah pada Ny.MA 120/70mmHg, kaki dan tangan

Ny.MA tampak bengkak, kaki Ny.MA tampak menghitam, telinga klien tampak ada

nintik-bintik. Dari hasil evaluasi tersebut, peneliti melanjutkan implementasi

ketujuh.
Evaluasi kunjungan ketujuh tanggal 08 Juli 2022 pukul 10.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah dilakukan. Pada hari

ketujuh hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatakan tidak bisa terlalu capek

saat beraktivitas, kaki dan tangan Ny,MA tampak bengkak, kaki tampak

menghitam, wajah Ny.MA tampak kusam. Dari hasil evaluasi tersebut, peneliti

melanjutkan implementasu kedelapan.

Evaluasi kedelapan tanggal 11 Juli 2022 pukul 12.00 WIB masalah belum

teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah dilakukan. Pada hari

kedelapan hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatakan tidak bisa terlalu

capek saat beraktivitas, Ny.MA mengatakan kulitnya kering seperti bersisil, kaki

dan tangan Ny.MA tampak bengkak, kai tampak menghitam, wajah Ny.MA tampak

kusam, kulit Ny.MA tampak bersisik. Dari hasil evaluasi tersebut, peneliti

melanjutkan implementasi kesembilan.

Evaluasi kesembian tanggal 14 Juli 2022 pukul 11.00 WIB masalah belum

teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah dilakukan. Pada hari

kesembilan hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatak meminum obat setiap

hari sesuai anjuran, Ny.MA mengatakan siap melakukan perawatan diri dengan

hidup bersih dan sehat, kaki dan tangan Ny.MA tampak bengkak, kaki tampak

menghitam, wajah tampak kusam, kulit tampak bersisik. Dari hasil evaluasi

tersebut, peneliti melanjutkan implementasi ke sepuluh.


Evaluasi kunjungan terakhir tanggal 15 Juli 2022 pukul 11.00 WIB masalah

belum teratasi, peneliti mengambil 4 implementasi dan telah dilakukan. Pada hari

kesepuluh hasil evaluasi sebagai berikut : Ny.MA mengatakn memiumobat setiap

hari sesuai anjuran, Ny.MA mengatakan siap melakukakn perawatan diri dengan

hidup, bersih dan sehat, kaki dan tangan Ny.MA tampak membengkak, kaki tampak

menghitam, wajah tampak menghitam, tangan tampak bersisik, memberikan minyak

baby oil kepada Ny.MA agar mengurangi terjadinya integritas kulit. Dari hasi

evaluasi terakhir, peneliti melakukan terminasi kepada keluarga Ny.MA. dilihan

dari tujuan dan kriteria hasil keluarga telah mampu mencapai sepenuhnya seperti

keluarga mampu melakukan perawatan integritas kulit dan mampu melakukan

perawatan diri, sehingga penulis memutuskan untuk menghentikan intervensi

Menurut teori mengevaluasi keberhasilan tindakan, maka selanjutnya

dilakukan penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak

dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, utuk itu dilakukan secara bertahap,

penilaian di laksanakan dengan menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa

dan planning) apabila tidakatau belum berhasil pelu disusun rencana baru yang

sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu

kali kunjungan rumah keluarga. Untuk itu dilakukan deca cara bertahap sesuai

dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah disepakati bersama (Padila, 2012).

Menurut opini untuk memtukan berhasil atau tidaknya perawat diberikan,

mengacu pada lima tujuan khusus dan kriteria hasil yang ada pada perencanaan

sudah tercapai seluruhnya setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 kali


kunjungan selama 14 hari, maka dapat disimpulkan masalah keperawatan Gangguan

Integritas Kulit atau Jaringan pada Ny.MA dapat teratsi, karena selama perawatan

Ny.MA dapat menjaga kebersihan diri, meminum obat setiap hari sesuai anjuran,

keluarga dank lien memeriksa kesehatannya ke puskesmas terdekat, keluarga

mampu mendukung penuh untuk kesembuhan klien.

Anda mungkin juga menyukai