Disusun Oleh
Ahmad Alifian Hidayat
18037141051
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Kepala Ruang Kasuari
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Praktek Klinik Keperawatan Jiwa
ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan
Keperawatan Praktek Klinik Keperawatan Jiwa
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak Heru Waluyo,S.Kep.Ns Sebagai Pembimbing Ruagan Kasuari RSJ Dr.
Radjiman Wediodingrat Lawang Malang Koesnadi Bondowoso;
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan pada klien
yang mengalami halusinasi
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. Menciu sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-garuk permukaan kulit
(Nurhalimah. 2016)
C. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
D. Klasifikasi
Menurut Kaplan & Sadock tahun 2010, halusinasi dibagi menjadi :
1. Halusinasi Dengar
Persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara-suara namun dapat
pula berupa bunyi-bunyian.
2. Halusinasi Visual (Penglihatan)
Persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik secara bentuk (missal
orang) dan citra tak berbentuk (missal: kilatan cahaya) paling sering
ditemukan pada gangguan berupa gangguan medis.
3. Halusinasi Olfaktori (Bau atau Hirup)
Persepsi palsu akan bau paling sering terdapat pada gangguan medis
4. Halusinasi Gustatorik (Kecap)
Persepsi palsu akan rasa yang tidak enak, disebabkan oleh kejang
unsiratus
5. Halusinasi Somatik (Raba)
Sensasi plasu akan adanya sesuatu yang terjadi pada atau ditunjukkan
ketubuhnya, paling sering berasal dari visera.
3
E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor Predisposisi
Faktor Biologis
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
9herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku
maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari
orang-orang disekitar atau overprotektif
Sosio budaya dan lingkungan
Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari
lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali
memiliki tingkat pendidikan yang renda serta mengalami kegagalan dalam
hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja
Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya
riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagaln dalam
hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga yang sering
tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.
F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi
menurut Stuart. 2015 dikutip buku karangan Munith tahun 2015meliputi
1. Regresi
Menjadi malas beraktifitas sehari-hari berhubngan dengan masalah
proses informasi dan upaya mengatasi ansietas yang menyesatkan
sedikit energy untuk aktifitas sehari-hari (Stuart. 2006)
2. Proyeksi
Mencoba menjelaskan gangguan persepsi dan mengalihkan
tanggungjawab kepada orang lain atau suatu benda
3. Menarik diri
Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien
4
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami halusinnasi adalah
dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lain, (Stuart, Laraia, 2005)
1. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
pendengaran yang merumasan gejala psikosis pada klien skizofrenia
adalah obat anti psikiosis. Adapun kelompok yang umum digunakan
adalah Fenotiazin Aserofenazin (Tindal), Klorpromazin (Thorazine),
Flufenazine (Prolixine, Permitil), Mesoridazin (sereptil), Prefenazin
(Trifalon), proklorperazin (Compazine), Promazin (Sparine)Tioridazin
(Mellaril)
2. Terapi kejang listrik/Electro Compulizive Therapy (ECT)
3. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)
H. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
5
2.4. MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN
Do
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Menyendengkan telinga kearah
tertentu
4. Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan Ds
1. Melihat bayangan bentuk sinar
geometris, bentuk kartoon melihat
hantu dan monster
Do.
1. Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
2. Ketakutan pada sesuatu yang idak
jelas
Halusinasi Penghidu Ds
1. Membaui bau-bauan seperti bau
darah urin feses kadang-kadang bau
itu mnyenangkan
Do
1. Menghidu seperti sedang membaui
bau-bauan itu menyenangkan
2. Menutup hidung
6
Halusinasi Pengecapan Ds
1. Merasakan seperti darah urin atau
feses
Do
1. Sering meludh
2. Muntah
Halusinasi Perabaan Ds
1. Mengatakan ada seranggga
dipermukaan kulit
2. Merasa terasa tersengat listrik
Do
1. Menggaruk-garuk permukaan kulit
7
2.5. Rencana Tindakan Keperawatan
8
persaan klien
2. Klien dapat 2) Setelah ….X interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
mengenal menyebutkan : dan singkat secara bertahap
halusinasi - Isi 2.2. Observasi tingkah
- Waktu laku terkait dengan halusinasi (dengar / lihat / penghidu
- Frekuensi / raba / kecap) jika menemukan klien yang sedang
- Situasi dan kondisi yang halusinasi
menimbulkan halusinasi - Tayakan amasa klien mengalami sesuatu
(halusinasi dengar / lihat / penghidu / raba / kecap)
- Jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang
sedang dialaminya
- Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami
hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
mengalaminya ( dengan nada bershabat tanpa
menuduh atau menghakimi )
- Katakana bahwa ada klien yang alami hal yang
sama
- Katakan bahwa perawat akan bantu klien
2.3. Jika klien tidak
sedang halusinasi klarifikasi tentang adanya
9
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien
- Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi
(pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadang-
kadang
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
Setelah …X interaksi klien 2.4. Diskusikan dengan
menyatakan perasaan dan klien apa yang di rasakan jika terjadi halusinasi dan
responnya saat mengalami beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
halusinasi 2.5. Diskusikan dengan
- Marah klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
- Takut tersebut
- Sedih 2.6. Diskusikan tentang
- Senang dammas yang akan dialaminya bila klien menikmati
- Cemas halusinasi
- Jengkel
3. Klien dapat 3) Setelah …. X interaksi klien 3.1. Menjelaskan dan
mengontrol mampu mengontrol melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasinya halusinasinya dengan cara 3.2. Memperagakan cara
dengan cara
10
menghardik menghardik menghardik
1. Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
(‘saya tidak mau dengar / lihat / penghidu / raba /
kecap pada saat halusinasi terjadi)
3.3. Meminta klien
memperagakan ulang
3.4. Memantau penerapan
cara ini
3.5. Menguatkan perilaku
klien
3.6. Memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian klien
4. Klien dapat 4) Setelah..X interaksi klien 4.1 Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
mengontrol mampu mengontrol 4.2 Jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program
halusinasi nya halusinasinya dengan cara 4.3 Jelaskan akibat bila putus obat
dengan cara menggunakan obat 4.4 Jelaskan cara mendapat obat/ berobat
minum obat 4.5 Jelaskan cara menggunakan obat dengan 6 prinsip
benar ( benar jenis, guna, frekuensi, cara kontiunitas
minum obat )
4.6 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian
11
tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi
dan efek samping penggunaan obat
4.7 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
4.8 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/
perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
4.9 Memasukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik dan minum obat
5. Klien dapat 5) Setelah... X interaksi klien 5.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat
mengontrol mampu mengontrol halusinasi 5.2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
halusinasi nya dengan cara bercakap- cakap
dengan cara cakap 5.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
bercakap- menghardik, minum obat dan bercakap- cakap
cakap
6. Klien dapat 6) Setelah... X interaksi klien 6.1 Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur
mengontrol mampu mengontrol halusinasi 6.2 Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh
halusinasinya dengan cara melakukan klien
dengan cara aktifitas yang terjadwal 6.3 Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan
melakukan jadwal yang terlatih
akitifitas yang
12
terjadwal 6.4 Memantau jadwal kegiatan harian
6.5 Memberikan reinforcment
6.6 Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik, minum obat , bercakap-cakap dan
beraktifitas
7. Keluarga 7) Setelah.. X interaksi keluarga 7.1 Mendiskusikan masalah yang di rasakan dalam
klien mampu klien, di haramasan keluarga merawat klien
mengenal mampu mengenal halusinasi 7.2 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian,
halusinasi yang di alami klien dan tanda dan gejala, dan proses terjadinya halusinasi
yang di alami merawat klien halusinasi ( gunakan booklet )
klien : 7.3 Menjelaskan dan melatih cara merawat dan mengontrol
a. Isi klien halusinasi antara klien :
b. Frekuensi a. Menghardik
c. Waktu b. Menggunakan obat
terjadi c. Bercakap-cakap
d. Situasi d. Melakukan aktifitas
pencetus 7.4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi
e. Perasaan pujian
f. Respon
13
Keluarga klien
mampu merawat
klien halusinasi
8. Keluarga 8) Setelah.... X pertemuan 8.1 Mejelaskan cara memnfaatkan fasilitas kesehatan yang
klien mampu dengan keluarga klien, terjadi
memanfaatka keluarga mampu 8.2 Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan
n pelayanan memanfaatkan pelayanan relaps
kesehatan kesehatan follow up kesehatan 8.3 Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan
untuk follow klien halusinasi dan mencegah kambuh
up kesehatan kekambuhan 8.4 Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk
klien klien ke pelayanan kesehatan
halusinasi dan
mencegah
kekambuhan
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H
Umur : 26 Tahum
Alamat : Sidoarjo
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. CM : 1193xxx
15
Tidak
Paien mengatakan tahun 2016 pernah masuk RSJ
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik - - -
2. Aniaya seksual - -
3. Penolakan 26 Tahun Masyarakat Klien -
4. Kekerasan dalam - - - -
keluarga
5. Tindakan criminal - - - -
Jelaskan :
Klien mengatakanpernah ditolak masyarakat dan disuruh ke rumah
sakit jiwa”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah.
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan
Klien mengatakan “tidak pernah melakukan upaya bunuh diri”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah.
16
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada
√ Tidak
Jika Ada :
Hubungan Keluarga :
Klien mengatakan “di dalam keluarga tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa”
Gejala :
Riwayat Pengobatan :
Diagnosa Keperawatan :
Keterangan : 26
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Keturunan
X : Meninggal
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan :
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh :
Klien mengatakan tidak suka rambutnya yang pendek
17
b. Identitas :
Klien mengatakan namanya Tn H ,jenis kelamin laki-laki ,belum
menikah,merumasan anak pertama dari 3 saudara umur 26 tahun
alamat Sidoarjo,pendidikan terakhirnya SMP.
c. Peran :
Dirumah:Klien mengatakan dirumah hanya merokok
Masyarakat :Penjaga kolam pancing
Rumah Sakit: Klien mengatakan”sering bersih-bersih,ngepel
lantai,nyapu halaman dan sebagainya”
d. Ideal diri :
Klien mengatakan “ ingin sembuh dan kumpul dengan keluarga agar
bisa menjadi kakak yang baik untuk adiknya.klien berharap cepat
kumpul dengan keluarga”
e. Harga Diri :
Klien mengatakan jika nanti pulang dia tidak merasa malu dengan
keluarga dan tetangganya meskipun pulang dari RSJ
Diagnosa Keperawatan :
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti terdekat
Dirumah : Klien mengatakan dirumahnya dekat dengan ibunya
Di Masyarakat : Klien mengatakan dekat dengan rudi temannya
Di RSJ : Klien mengatakan paling dekat dengan Andi
4. Spiritual
a. Agama
Klien mengatakan bahwa agamanya Islam
18
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Klien menyatakan gangguan jiwa yang dialaminya merumasan takdir
dari tuhan
Diagnosa Keperawatan :
19
Hipokinesia, Hipoaktifitas
√ Katalepsi
Fleksibilitasserea
Jelaskan:
Saat diajak bicara klien memperlakukan posisi badannya secara kaku dan
lihat ke depan
Peningkatan
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi √ Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalan Kaku/Rigid
Command Automatism Kompulsif : sebutkan
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan
b. Afek
Sesuia Tidak Sesuai
√ Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
20
5. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan √ Kontak Mata Kurang
Tidak Kooperatif Defensif
Mudah Tersinggung Curiga
Jelaskan :
Saat di wawancarai klien tammas menatap ke dapur terus hanya sesekali
menatap mata,kontak malu kurang
Diagnosa Keperawatan :
6. Persepsi Sensori
a. Halusinasi
√ Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecap
Penciuman
b. Ilusi
Ada
√ Tidak ada
Jelaskan :
Klien mengatakan sering mendengar suara yang tidak tau asalnya
mengatakan “ jangan hiraukan orang lain kamu benar”.Suara tersebut
biasanya muncul sore atau malam hari sebanyak 5-10 kali
Diagnosa Keperawatan
7. Proses pikir
a. Arus pikir
√ Koheran Inkoheran
Sirkumtansial Asosiasilonggar
Tangensial Flight of idea
Blocking Perserverasi
Logorhoe Neologisme
Clang association Main kata kata
21
Afasia
Jelaskan :
Pembicaraan pasien lambat tetapi dapat dipahami jawaban sesuai dengan
pertanyaan perawat
b. Isi pikir
Obsesif Fobia, sebutkan.....
Ekstasi c Waham:
alienasi ○ agama
pikiran bunuh diri ○ somatik/hipokondria
preokupasi ○ kebesaran
pikiran isoalsi sosial ○ kejar/ curiga
pesimisme ○ nihilistik
pikiran magis ○ dosa
pikiran curiga ○ sisi pikir
○ siar piker
○ konbtrol pikir
Lain lain:
Jelaskan :
Klien mengatakan “ berobat ke rumah sakit” “minum obat”
√ Realistik
Non realistik
Dereistik
Oristik
Jelaskan :
Klien mengatakan “dirumah sakit” “ruang kasuari”
Diagnosa keperawatan: tidak ada
8. Kesadaran
Orientasi (waktu,tempat,orang)
Jelaskan :
Meninggi
Menurun
√ kesadaran berubah
○ hipnosa
○ confusion
22
○ stupor
Jelaskan:
Klien tampak mondar mandir, berbicara sendiri,ketika ditanya mengerti
tidak bergabung dengan yang lain klien menjawab “tidak”
Diagnosa keperawatan : Gangguan Penurunan Kesadaran
9. Memori
√ Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
x Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek ( kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan :
Saat ditanyakan kejadian lebih dari 1 bulan klien tammas memikir dan
jawabannya kacau
Diagnosa keperawatan: tidak ada
Jelaskan :
Terkadang klien tidak berkonsentrasi dan tidak focus saat diberi
pertanyaan harus diulang
b. Berhitung
Jelaskan : Klien mampu berhitung secara sederhana, Butuh
pengulangan intruksi pada awal berhitung 1-10
Jelaskan :
23
Klien mengatakan dirinya mengalami gangguan jiwa oleh karena itu
dibawa ke RSJ
Diagnosa Keperawatan :
b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari
Frekuensi makan 3x sehari komposisi nasi dan lauk
24
Bagaimana berat badannya
Klien mengatakan “BB terakhirnya 45kg”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.00 s/d 13.00
Tidur malam, lama : 21.00 WIB s/d 04.00 WIB
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Duduk ,BAK
Jelaskan :
2) Gangguan tidur
√
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain-lain
Jelaskan
Klien mengatakan sulit untuk memulai tidurnya karena sering
mendengar suara
Diagnosa Keperawatan : Insomnia
3. Kemampuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup
25
IX. MEKANISME KOPING
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak suka bercerita dengan orang banyak
26
Diagnosa Keperawatan :
Penatalaksanaan
√
Penyakit/gangguan jiwa
Jelaskan
Diagnosa Keperawatan :
3. Terapi Medis
1) Chlopromazine 100 mg
2) Rispiredon 2 mg
27
XIII. ANALISA DATA
No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
Klien mengatakan “ada bisikan”
“jangan hiraukan kamu benar”
DO :
- Klien tammas menyendiri Isolasi Sosial
- Afek tumpul
- Memisahkan diri dari
orang lain
- Klien tidak tampak
bercakap-cakap dengan
orang lain
3. DS :
Klien mengatakan putus sekolah
smp
DO :
- Bicara lambat dengan
Harga Diri Rendah
nada suara lemah
- Klien mengkritik diri
sendiri
- Tidak berani menatap
lawan bicara
28
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan memori
2. Defisiensi Pengetahuan
3. Distress Spritual
4. Insomnia
5. Hambatan Pengelolaan Mood
6. Gangguan Citra Tubuh
XVI. PRIORITAS
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah
29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
TANGGAL
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan Sensori 1. Klien dapat 1) Setelah ….X interaksi klien 1.1. Bina hubungan saling percaya
Persepsi halusinasi membina menunjukkan tanda-tanda dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
(lihat / dengar / hbungan percaya kepada perawat : - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
penghidu / rasa / saling percaya - Ekspresi wajah - Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
kecap) bersahabat berkenalan
- Menunjukkan rasa senang - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Ada kontak mata - Buat kontrak yang jelas
- Mau berjabat tangan - Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji seiap kali interaksi
- Mau menyebut nama - Tunjukkan sikap emati dan menerima apa adanya
- Mau menjawab salam - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
- Mau duduk berdampingan - Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi persaan klien
dengan perawat
30
- Bersedia mengungkapkan
masalah yang dihadapi
2. Klien dapat 2) Setelah ….X interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan singkat
mengenal menyebutkan : secara bertahap
halusinasi - Isi 2.2. Observasi tingkah laku terkait
- Waktu dengan halusinasi (dengar / lihat / penghidu / raba / kecap) jika
- Frekuensi menemukan klien yang sedang halusinasi
- Situasi dan kondisi yang - Tayakan amasa klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar / lihat
menimbulkan halusinasi / penghidu / raba / kecap)
- Jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang sedang dialaminya
- Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bershabat tanpa menuduh atau menghakimi )
- Katakana bahwa ada klien yang alami hal yang sama
- Katakan bahwa perawat akan bantu klien
2.3. Jika klien tidak sedang halusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan
klien
- Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore,
31
malam, atau sering dan kadang-kadang
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
Setelah …X interaksi klien 2.4. Diskusikan dengan klien apa yang di
menyatakan perasaan dan rasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
responnya saat mengalami mengungkapkan perasaannya
halusinasi 2.5. Diskusikan dengan klien apa yang
- Marah dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut
- Takut 2.6. Diskusikan tentang dammas yang
- Sedih akan dialaminya bila klien menikmati halusinasi
- Senang
- Cemas
- Jengkel
3. Klien dapat 3) Setelah …. X interaksi klien 3.1. Menjelaskan dan melatih cara
mengontrol mampu mengontrol mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasinya halusinasinya dengan cara 3.2. Memperagakan cara menghardik
dengan cara menghardik 2. Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (‘saya tidak mau
menghardik dengar / lihat / penghidu / raba / kecap pada saat halusinasi terjadi)
3.3. Meminta klien memperagakan ulang
32
3.4. Memantau penerapan cara ini
3.5. Menguatkan perilaku klien
3.6. Memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian klien
4. Klien dapat 4) Setelah..X interaksi klien 8.5 Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
mengontrol mampu mengontrol 8.6 Jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program
halusinasi nya halusinasinya dengan cara 8.7 Jelaskan akibat bila putus obat
dengan cara menggunakan obat 8.8 Jelaskan cara mendapat obat/ berobat
minum obat 8.9 Jelaskan cara menggunakan obat dengan 6 prinsip benar ( benar jenis,
guna, frekuensi, cara kontiunitas minum obat )
8.10 Diskusikan dengan klien tentang
manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara,
efek terapi dan efek samping penggunaan obat
8.11 Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter
8.12 Anjurkan klien untuk konsultasi
kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
8.13 Memasukkan pada jadwal kegiatan
harian untuk latihan menghardik dan minum obat
33
5. Klien dapat 5) Setelah... X interaksi klien 5.1. Evaluasi kegiatan latihan
mengontrol mampu mengontrol halusinasi menghardik dan minum obat
halusinasi nya dengan cara bercakap- 5.2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan cara cakap dengan cara bercakap-cakap
bercakap- 5.3. Masukkan pada jadwal kegiatan
cakap untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap- cakap
6. Klien dapat 6) Setelah... X interaksi klien 6.1. Menjelaskan pentingnya aktifitas
mengontrol mampu mengontrol halusinasi yang teratur
halusinasinya dengan cara melakukan 6.2. Mendiskusikan aktifitas yang biasa
dengan cara aktifitas yang terjadwal dilakukan oleh klien
melakukan 6.3. Menyusun jadwal aktifitas sehari-
akitifitas yang hari sesuai dengan jadwal yang terlatih
terjadwal 6.4. Memantau jadwal kegiatan harian
6.5. Memberikan reinforcment
6.6. Masukkan pada jadwal kegiatan
harian untuk latihan menghardik, minum obat , bercakap-cakap dan
beraktifitas
34
7. Keluarga 7) Setelah.. X interaksi keluarga 7.1. Mendiskusikan masalah yang di
klien mampu klien, di haramasan keluarga rasakan dalam merawat klien
mengenal mampu mengenal halusinasi 7.2. Mendiskusikan dengan keluarga
halusinasi yang di alami klien dan tentang pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya halusinasi (
yang di alami merawat klien halusinasi gunakan booklet )
klien : 7.3. Menjelaskan dan melatih cara
g. Isi merawat dan mengontrol klien halusinasi antara klien :
h. Frekuensi e. Menghardik
i. Waktu f. Menggunakan obat
terjadi g. Bercakap-cakap
j. Situasi h. Melakukan aktifitas
pencetus 7.4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
k. Perasaan
l. Respon
Keluarga klien
mampu merawat
klien halusinasi
35
8. Keluarga 8) Setelah.... X pertemuan 8.1. Mejelaskan cara memnfaatkan
klien mampu dengan keluarga klien, fasilitas kesehatan yang terjadi
memanfaatka keluarga mampu 8.2. Menjelaskan kemungkinan klien
n pelayanan memanfaatkan pelayanan relaps dan pencegahan relaps
kesehatan kesehatan follow up kesehatan 8.3. Mengidentifikasi tanda-tanda relaps
untuk follow klien halusinasi dan mencegah dan kemungkinan kambuh
up kesehatan kekambuhan 8.4. Menjelaskan dan menganjurkan
klien follow up dan merujuk klien ke pelayanan kesehatan
halusinasi dan
mencegah
kekambuhan
36
37
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 1
SP :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan “ada bisikan” “jangan dengarkan orang lain kamu benar”
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tammas berbicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
perasaan
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
Isi
Waktu
Frekuensi
Situasi
38
c. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
A. Orientasi :
Baik, Mas nama saya Ahmad alifian mas, suka dipanggil Alifian.
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
B. Kerja :
39
“Nah, hari ini kita belajar cara menghardik ya mas”
“Caranya seperti ini (tutup mata, tutup telinga, tidak saya tidak mau
dengar)”
“Coba Mas peragakan kembali”
“Bagus bagus mas pintar
C. Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
lain.”
yah?”
40
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 2
SP :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan “ada bisikan” “jangan dengarkan orang lain kamu benar”
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
perasaan
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
41
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
A. Orientasi :
Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika
Mas lupa nama saya Ahmad alifian hidayat pak, suka dipanggil Alifian.
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak
B. Kerja :
1. Kerja :
42
“Mas ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul yaitu pertama dengan
menghardik, kedua dengan minum obat, ketiga dengan bercakap-cakap, dan
keempat melakukan kegiatan yang terjadwal
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak
nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas
peragakan!
teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C. Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
lain.”
yah?”
43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 3
SP :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO :
3. Tujuan Khusus :
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
menghardik
A. Orientasi :
44
Salam terapeutik:
Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika
Mas lupa nama saya ahmad alifian hidayat pak, suka dipanggil alifian.
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak
B. Kerja :
sering Mas merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan
“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau
“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
45
“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak
nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas
peragakan!
teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C. Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
yah?”
Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya
46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 4
SP :1
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri.
3. Tujuan Khusus :
menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
- Isi
- Waktu
- Frekuensi
- Situasi
menghardik
A. Orientasi :
47
Salam terapeutik:
Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak
B. Kerja :
“ Apakah Pak merasa dengar bisikan tanpa ada wujudnya? “Apakah terus-
merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan
“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau
“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
48
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup
mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak
nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas
peragakan!
teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
C. Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
yah?”
Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya
49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 5
SP :2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri
- Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
2. Tujuan Khusus :
obat rutin.
3. Tindakan Keperawatan
secara rutin.
1) Orientasi :
Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika
50
Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak
2) Kerja :
“ Apakah Pak merasa dengar suara tanpa ada wujudnya? “Apakah terus-
merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan
“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau
Baik hari ini kita akan belajar untuk cara yang kedua yaitu minum obat
mengganggu mas tidak muncul lagi, coba mas ada berapa macam obat
yang mas minum? Obat yang awrnanya orange (cpz) minumnya 2 kali ya
bayangan yang mengganggu mas. Dan obat yang berwarna merah muda
(hpl) minumnya sama seperti obat yang orange ya, jadi kalai bayangan
tersebut tudak muncul bukan berarti mas harus berhenti minum obat, mas
juga harus teliti saat ingin minum obat pastikan obatnya benar agar tidak
51
tertukar, jangan lupa dibaca nama kemasannya dan waktunya sesuai yaitu
teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara minum obat.”
D. Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
yah?”
Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya
52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan : Ke 6
SP :3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
3. Tujuan Khusus :
bercakap-cakap.
4. Tindakan Keperawatan
bercakap-cakap.
1) Orientasi :
Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika
53
Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:
”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam
berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah
mandi?”
Evaluasi/Validasi :
“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau
mengontrolnya“
Kontrak :
“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas
lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak
2) Kerja :
merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan
“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau
“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,
dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan bercakap-
cakap”.
“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas bias
bercakap cakap dengan teman mas ya, supaya bayangan tersebut bias
54
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara
teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”
3) Terminasi:
Evaluasi Objektif
” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?
” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus
berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita
Kontrak
Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih
Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya
55
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
O:
dengan perawat
perawat
berdampingan dengan
perawat
dengan perawat
P : Lanjutkan intervensi
selanjutnya atau SP 1
56
Nama: Tn. H Ruang:Kasuari No.RM: 193**
mengontrol halusinasi O :
halusinasi
melakukan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
teratasi
P : Pertahankan SP 1
57
Nama: Tn. E Ruang: Cucakrowo No.RM: 090***
cakap, melakukan O :
halusinasi
melakukan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
teratasi
P : Pertahankan SP 1
58
Nama: Tn. H Ruang: Kasuari No.RM: 193***
cakap, melakukan
kegiatan. O:
melakukan cara
mengontrol halusinasi
teratasi
P : Pertahankan SP 1
59
Nama: Tn. H Ruang: Kasuari No.RM: 193***
pencetus,perasaan, “iya..”
respon. “sudah...’
mengontrol halusinasi
P : Pertahankan SP 2
Lanjutkan sp 3
60
1 29 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan sudah
pencetus,perasaan,
respon. O:
kegiatan. halusinasi
bercakap-cakap.
A : Masalah halusinasi belum
teratasi
P : Pertahankan SP 3
61
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi:
suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat, menarik diri
dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain, tidak dapat
membedakan yang nyata dan tidak nyata, terjadi peningkatan denyut jantung,
4.2 Saran
asuhan keperawatan jiwa ini dapat menambah referensi. Kami sangat berharap
62
DAFTAR PUSTAKA
Tim RST Lawang. 2019. Buku Ajar Penulisan Asuhan Kperawatan Jiwa. Malang
Yusuf et all. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Salemba Medika
63