Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktek Keperawatan Jiwa


Dosen Pengampu : Ns. Rany Agustin W. M. Kep

Disusun Oleh
Ahmad Alifian Hidayat
18037141051

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sensori persepsi :


Halusinasi Pendengaran di Ruang Mas RSJ. Radjiman Wediodiningrat Lawang-
Malang

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA INI TEAH DISETUJUI

Lawang, Selasa, 29 Juni 2021

Pembimbing Institusi Pembimbing klinik


Ruang Kasuari

Ns. Susilowati M.Kep Heru Waluyo, S.Kep.Ns


NIDN. 0718085906 NIP. 19710929.199703 1001

Mengetahui
Kepala Ruang Kasuari

Suwardi, S.Kep Ners.


NIP 196507181986031004

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Praktek Klinik Keperawatan Jiwa
ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Asuhan
Keperawatan Praktek Klinik Keperawatan Jiwa
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak Heru Waluyo,S.Kep.Ns Sebagai Pembimbing Ruagan Kasuari RSJ Dr.
Radjiman Wediodingrat Lawang Malang Koesnadi Bondowoso;
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 22 Juni September 2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien dengan gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
penglihaan, pengecapan, perabaan, atau penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi
Anna Keliat, 2011)
Menurut data Ruangan Cucakrowo jumlah pasien keseluruhan bulan
September 2019 yaitu 24 pasien dengan diagnose keperawatan jiwa diantaranya
Resiko Perilaku kekerasan 4%, Isolasi Sosial 25%, Defisit Perawatan Diri 4%, Harga
Diri Rendah 4% Resiko Bunuh Diri 4% , Waham 4% dan Halusinasi 50%.
Pasien Halusinasi memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi
korban, pelaku maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang
dari orang-orang disekitar atau overprotektif
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya riwayat
kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagaln dalam hidup, kemiskinan,
adanya aturan atau tuntutan dikeluarga yang sering tidak sesuai dengan pasien serta
konflik antar masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diasumsikan bahwa Halusinasi
merumasan salah satu gangguan jiwa yang banyak dialami oleh pasien ruangan
kasuari RSJ dr. Radjiman Widiodiningrat Lawang Malang. Maka penulis tertarik
untuk lebih mengenal, menangani dan memberi terapi aktivitas kelompok kepada
pasien yang mengalami halusinasi dalam proposal yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi”

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami halusinasi ?

1.3. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan pada klien
yang mengalami halusinasi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran

2.2. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa
adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi
seluruh panca indra (Yusuf et. All. 2015)
Halusinasi merumasan gangguan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi (Nurhalimah.
2016)
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori, persepsi merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghidu klien merasakan
stimulus yang sebenarnya tidak ada. (Tim Laboratorium Program Studi
DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2019)

B. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien
serta ungkapan pasien. Adapun tanda dan gejala pasien halusinasi adalah
sebagai berikut :
Data Subyektif: Pasien mengatakan :
1. Mendengar suara-suara atau kegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat
hantu atau monster
5. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang
bau itu menyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
7. Merasa takut atau senang dengan halusinasinya ]
Data Obyektif
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Mengarahkan telinga kea rah tertentu
4. Menutup telinga
5. Menunjuk-nunjuk kea rah tertentu

2
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
7. Menciu sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu
8. Menutup hidung
9. Sering meludah
10. Muntah
11. Menggaruk-garuk permukaan kulit
(Nurhalimah. 2016)

C. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

- Pikiran Logis - Kadang proses pikir - Ganguan proses


- Persepsi Akurat tidak tergangu berpikir/waham
- Emosi Konsisten - Ilusi - Halusinasi
dengan pengalaman - Emosi tidak stabil - Kesukaran proses
- Perilaku cocok - Perilaku tidak biasa emosi
- Hubungan sosial - Menarik diri - Perilaku tidak
harmonis terorganisasi
- Isolasi sosial

(Yusuf et.all. 2015)

D. Klasifikasi
Menurut Kaplan & Sadock tahun 2010, halusinasi dibagi menjadi :
1. Halusinasi Dengar
Persepsi palsu akan bunyi, biasanya berupa suara-suara namun dapat
pula berupa bunyi-bunyian.
2. Halusinasi Visual (Penglihatan)
Persepsi palsu yang melibatkan penglihatan baik secara bentuk (missal
orang) dan citra tak berbentuk (missal: kilatan cahaya) paling sering
ditemukan pada gangguan berupa gangguan medis.
3. Halusinasi Olfaktori (Bau atau Hirup)
Persepsi palsu akan bau paling sering terdapat pada gangguan medis
4. Halusinasi Gustatorik (Kecap)
Persepsi palsu akan rasa yang tidak enak, disebabkan oleh kejang
unsiratus
5. Halusinasi Somatik (Raba)
Sensasi plasu akan adanya sesuatu yang terjadi pada atau ditunjukkan
ketubuhnya, paling sering berasal dari visera.

3
E. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor Predisposisi
Faktor Biologis
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
9herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban, pelaku
maupun saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari
orang-orang disekitar atau overprotektif
Sosio budaya dan lingkungan
Sebagian besar pasien halusinasi berasal dari keluarga dengan sosial
ekonomi rendah, selain itu pasien memiliki riwayat penolakan dari
lingkungan pada usia perkembangan anak, pasien halusinasi seringkali
memiliki tingkat pendidikan yang renda serta mengalami kegagalan dalam
hubungan sosial (perceraian, hidup sendiri), serta tidak bekerja

Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak, adanya
riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagaln dalam
hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga yang sering
tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar masyarakat.

F. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi
menurut Stuart. 2015 dikutip buku karangan Munith tahun 2015meliputi
1. Regresi
Menjadi malas beraktifitas sehari-hari berhubngan dengan masalah
proses informasi dan upaya mengatasi ansietas yang menyesatkan
sedikit energy untuk aktifitas sehari-hari (Stuart. 2006)
2. Proyeksi
Mencoba menjelaskan gangguan persepsi dan mengalihkan
tanggungjawab kepada orang lain atau suatu benda
3. Menarik diri
Sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
4. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien

4
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien skizofrenia yang mengalami halusinnasi adalah
dengan pemberian obat-obatan dan tindakan lain, (Stuart, Laraia, 2005)
1. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
pendengaran yang merumasan gejala psikosis pada klien skizofrenia
adalah obat anti psikiosis. Adapun kelompok yang umum digunakan
adalah Fenotiazin Aserofenazin (Tindal), Klorpromazin (Thorazine),
Flufenazine (Prolixine, Permitil), Mesoridazin (sereptil), Prefenazin
(Trifalon), proklorperazin (Compazine), Promazin (Sparine)Tioridazin
(Mellaril)
2. Terapi kejang listrik/Electro Compulizive Therapy (ECT)
3. Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

H. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Perubahan Persepsi sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial Menarik Diri

2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan
halusinasi
2. Perubahan persepsi sensori : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

5
2.4. MASALAH DIAGNOSA KEPERAWATAN

MASALAH/DIAGNOSA DATA YANG PERLU DIAMBIL


KEPERAWATAN
Halusinasi Dengar Ds :
1. Mendengar suara-suara atau
kegauhan
2. Mendengar suara yang mengajak
bercakap-cakap
3. Mendengar suara yang menyuruh
melakukan sesuatu yagn berbahaya

Do
1. Bicara atau tertawa sendiri
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Menyendengkan telinga kearah
tertentu
4. Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan Ds
1. Melihat bayangan bentuk sinar
geometris, bentuk kartoon melihat
hantu dan monster

Do.
1. Menunjuk-nunjuk kearah tertentu
2. Ketakutan pada sesuatu yang idak
jelas
Halusinasi Penghidu Ds
1. Membaui bau-bauan seperti bau
darah urin feses kadang-kadang bau
itu mnyenangkan

Do
1. Menghidu seperti sedang membaui
bau-bauan itu menyenangkan
2. Menutup hidung

6
Halusinasi Pengecapan Ds
1. Merasakan seperti darah urin atau
feses

Do
1. Sering meludh
2. Muntah
Halusinasi Perabaan Ds
1. Mengatakan ada seranggga
dipermukaan kulit
2. Merasa terasa tersengat listrik

Do
1. Menggaruk-garuk permukaan kulit

7
2.5. Rencana Tindakan Keperawatan

NO. DIAGNOSA PERENCANAAN


TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan Sensori 1. Klien dapat 1) Setelah ….X interaksi klien 1.1. Bina hubungan saling
Persepsi halusinasi membina menunjukkan tanda-tanda percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
(lihat / dengar / hbungan percaya kepada perawat : terapeutik
penghidu / rasa / saling percaya - Ekspresi wajah - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
kecap) bersahabat verbal
- Menunjukkan rasa senang - Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan
- Ada kontak mata perawat berkenalan
- Mau berjabat tangan - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
- Mau menyebut nama disukai klien
- Mau menjawab salam - Buat kontrak yang jelas
- Mau duduk berdampingan - Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji seiap kali
dengan perawat interaksi
- Bersedia mengungkapkan - Tunjukkan sikap emati dan menerima apa adanya
masalah yang dihadapi - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi

8
persaan klien
2. Klien dapat 2) Setelah ….X interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
mengenal menyebutkan : dan singkat secara bertahap
halusinasi - Isi 2.2. Observasi tingkah
- Waktu laku terkait dengan halusinasi (dengar / lihat / penghidu
- Frekuensi / raba / kecap) jika menemukan klien yang sedang
- Situasi dan kondisi yang halusinasi
menimbulkan halusinasi - Tayakan amasa klien mengalami sesuatu
(halusinasi dengar / lihat / penghidu / raba / kecap)
- Jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang
sedang dialaminya
- Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami
hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
mengalaminya ( dengan nada bershabat tanpa
menuduh atau menghakimi )
- Katakana bahwa ada klien yang alami hal yang
sama
- Katakan bahwa perawat akan bantu klien
2.3. Jika klien tidak
sedang halusinasi klarifikasi tentang adanya

9
pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien
- Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi
(pagi, siang, sore, malam, atau sering dan kadang-
kadang
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
Setelah …X interaksi klien 2.4. Diskusikan dengan
menyatakan perasaan dan klien apa yang di rasakan jika terjadi halusinasi dan
responnya saat mengalami beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
halusinasi 2.5. Diskusikan dengan
- Marah klien apa yang dilakukan untuk mengatasi perasaan
- Takut tersebut
- Sedih 2.6. Diskusikan tentang
- Senang dammas yang akan dialaminya bila klien menikmati
- Cemas halusinasi
- Jengkel
3. Klien dapat 3) Setelah …. X interaksi klien 3.1. Menjelaskan dan
mengontrol mampu mengontrol melatih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasinya halusinasinya dengan cara 3.2. Memperagakan cara
dengan cara

10
menghardik menghardik menghardik
1. Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata
(‘saya tidak mau dengar / lihat / penghidu / raba /
kecap pada saat halusinasi terjadi)
3.3. Meminta klien
memperagakan ulang
3.4. Memantau penerapan
cara ini
3.5. Menguatkan perilaku
klien
3.6. Memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian klien
4. Klien dapat 4) Setelah..X interaksi klien 4.1 Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
mengontrol mampu mengontrol 4.2 Jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program
halusinasi nya halusinasinya dengan cara 4.3 Jelaskan akibat bila putus obat
dengan cara menggunakan obat 4.4 Jelaskan cara mendapat obat/ berobat
minum obat 4.5 Jelaskan cara menggunakan obat dengan 6 prinsip
benar ( benar jenis, guna, frekuensi, cara kontiunitas
minum obat )
4.6 Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian

11
tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi
dan efek samping penggunaan obat
4.7 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa
konsultasi dokter
4.8 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/
perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
4.9 Memasukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik dan minum obat
5. Klien dapat 5) Setelah... X interaksi klien 5.1 Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat
mengontrol mampu mengontrol halusinasi 5.2 Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
halusinasi nya dengan cara bercakap- cakap
dengan cara cakap 5.3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
bercakap- menghardik, minum obat dan bercakap- cakap
cakap
6. Klien dapat 6) Setelah... X interaksi klien 6.1 Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur
mengontrol mampu mengontrol halusinasi 6.2 Mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh
halusinasinya dengan cara melakukan klien
dengan cara aktifitas yang terjadwal 6.3 Menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan
melakukan jadwal yang terlatih
akitifitas yang

12
terjadwal 6.4 Memantau jadwal kegiatan harian
6.5 Memberikan reinforcment
6.6 Masukkan pada jadwal kegiatan harian untuk latihan
menghardik, minum obat , bercakap-cakap dan
beraktifitas
7. Keluarga 7) Setelah.. X interaksi keluarga 7.1 Mendiskusikan masalah yang di rasakan dalam
klien mampu klien, di haramasan keluarga merawat klien
mengenal mampu mengenal halusinasi 7.2 Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian,
halusinasi yang di alami klien dan tanda dan gejala, dan proses terjadinya halusinasi
yang di alami merawat klien halusinasi ( gunakan booklet )
klien : 7.3 Menjelaskan dan melatih cara merawat dan mengontrol
a. Isi klien halusinasi antara klien :
b. Frekuensi a. Menghardik
c. Waktu b. Menggunakan obat
terjadi c. Bercakap-cakap
d. Situasi d. Melakukan aktifitas
pencetus 7.4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi
e. Perasaan pujian
f. Respon

13
Keluarga klien
mampu merawat
klien halusinasi
8. Keluarga 8) Setelah.... X pertemuan 8.1 Mejelaskan cara memnfaatkan fasilitas kesehatan yang
klien mampu dengan keluarga klien, terjadi
memanfaatka keluarga mampu 8.2 Menjelaskan kemungkinan klien relaps dan pencegahan
n pelayanan memanfaatkan pelayanan relaps
kesehatan kesehatan follow up kesehatan 8.3 Mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan kemungkinan
untuk follow klien halusinasi dan mencegah kambuh
up kesehatan kekambuhan 8.4 Menjelaskan dan menganjurkan follow up dan merujuk
klien klien ke pelayanan kesehatan
halusinasi dan
mencegah
kekambuhan

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : Jumat, 11 Januari 2021


Tanggal Dirawat di Ruangan : Sabtu, 12 Juni 2021
Tanggal Pengkajian : Selasa, 3 September 2021
Ruang Rawat : Kasuari
Tanggal KRS : Rabu, 23 Juni 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. H
Umur : 26 Tahum
Alamat : Sidoarjo
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Kawin
Pekerjaan :-
Jenis Kelamin : Laki-Laki
No. CM : 1193xxx

II. ALASAN MASUK


a. Data Primer
Klien mengatakan dibawa oleh keluarganya ke RSJ karena mendengar
bisikan “jangan hiraukan orang lain kamu benar” setiap sore atau malam dan
pasien hanya bingung dan diam saat suara itu muncul.
b. Data Sekunder
Perawat ruangan Mengatakan Tn.H sering diam dan cara pikirnya masih
kacau,Tn.H rajin saat ada tugas bersih bersih
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan sering mendengar suara atau bisikan

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


Klien mengatakan dirumahnya sering mendengar suara atau bisikan yang
tidak diketahui asalnya.

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
√ Ya

15
Tidak
Paien mengatakan tahun 2016 pernah masuk RSJ
2. Faktor Penyebab/Pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik - - -
2. Aniaya seksual - -
3. Penolakan 26 Tahun Masyarakat Klien -
4. Kekerasan dalam - - - -
keluarga
5. Tindakan criminal - - - -

Jelaskan :
Klien mengatakanpernah ditolak masyarakat dan disuruh ke rumah
sakit jiwa”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah.
b. Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuh diri
Jelaskan
Klien mengatakan “tidak pernah melakukan upaya bunuh diri”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah.

c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (peristiwa


kegagalan, kematian, perpisahan)
Jika ada jelaskan :
Klien mengatakan “pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu putus
sekolah dan tidak dikasik rokok”
Diagnosa Keperawatan : Harga diri rendah
d. Pernah mengalami penyakit fisik(termasuk gangguan tumbuh
kembang)
Ya
√ Tidak
Klien mengatakan “tidak pernah mengalami penyakit fisik”
Diagonosa Keperawatan :
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang.
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada masalah.
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya :
Jelaskan
Upaya yang telah dilakukan keluarga adalah membawa klien ke Rumah
Sakit Jiwa
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada

16
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada
√ Tidak
Jika Ada :
Hubungan Keluarga :
Klien mengatakan “di dalam keluarga tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa”
Gejala :
Riwayat Pengobatan :
Diagnosa Keperawatan :

V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


1. Genogram :

Keterangan : 26
: Laki-Laki
: Perempuan
: Menikah
: Keturunan
X : Meninggal

Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan :
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh :
Klien mengatakan tidak suka rambutnya yang pendek

17
b. Identitas :
Klien mengatakan namanya Tn H ,jenis kelamin laki-laki ,belum
menikah,merumasan anak pertama dari 3 saudara umur 26 tahun
alamat Sidoarjo,pendidikan terakhirnya SMP.
c. Peran :
Dirumah:Klien mengatakan dirumah hanya merokok
Masyarakat :Penjaga kolam pancing
Rumah Sakit: Klien mengatakan”sering bersih-bersih,ngepel
lantai,nyapu halaman dan sebagainya”
d. Ideal diri :
Klien mengatakan “ ingin sembuh dan kumpul dengan keluarga agar
bisa menjadi kakak yang baik untuk adiknya.klien berharap cepat
kumpul dengan keluarga”
e. Harga Diri :
Klien mengatakan jika nanti pulang dia tidak merasa malu dengan
keluarga dan tetangganya meskipun pulang dari RSJ
Diagnosa Keperawatan :

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti terdekat
 Dirumah : Klien mengatakan dirumahnya dekat dengan ibunya
 Di Masyarakat : Klien mengatakan dekat dengan rudi temannya
 Di RSJ : Klien mengatakan paling dekat dengan Andi

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial


 Dirumah : Klien mengatakan dirumahnya hanya
merokok
 Di Masyarakat : Klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan
di masyarakat
 Di RSJ : Klien mengatakan selama dirumah sakit
bekerja membersihkan lantai,mengepel dan membersihkan piring
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan “ sering bercakap –cakap dengan orang lain dan
lebih suka menyendiri.
Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

4. Spiritual
a. Agama
Klien mengatakan bahwa agamanya Islam

18
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Klien menyatakan gangguan jiwa yang dialaminya merumasan takdir
dari tuhan
Diagnosa Keperawatan :

VI. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum
Pasien sering bengong,pandangan tajam
2. Kesadaran (Kuantitas)
Composmentis
3. Tanda Vital
TD : 100/62 mm/hg
N : 100 x/menit
S : 37 oC
P : 20x/menit
4. Ukur :
BB : 45 Kg
TB : 152 Cm
5. Keluhan Fisik
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
Diagnosa Keperawatan

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan (Penampilan usia, cara bermasaian, kebersihan)
Jelaskan :
Penampilan usia : Cara masaian pasien kurang rapi,cara berdandan sesuai
usia
Cara bermasaian
Kebersihan : Klien jarang cuci tangan,hanya mandi 1x sehari jarang gosok
gigi
Diagnosa Keperawatan :
2. Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter)
Jelaskan:
Klien berbicara dengan frekuensi pelan jumlah sedikit pembicaraan
koperatif dan kemampuan memulai pembicaraan klien tidak berineraksi
dengan orang lain jika tidak dipancing berbicara tidak bicara dahulu
Diagnosa Keperawatan : Tidak Ada
3. Aktifitas motoric/Psikomotorik
Kelambatan :

19
Hipokinesia, Hipoaktifitas

√ Katalepsi

Sub Stupor Katatonik

Fleksibilitasserea

Jelaskan:
Saat diajak bicara klien memperlakukan posisi badannya secara kaku dan
lihat ke depan
Peningkatan
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi √ Otomatisma
Gaduh Gelisah Katatonik Negativisme
Mannarism Reaksikonversi
Katapleksi Tremor
Tik Verbigerasi
Ekhopraxia Berjalan Kaku/Rigid
Command Automatism Kompulsif : sebutkan
Jelaskan :
Diagnosa Keperawatan

4. Mood dan Afek


a. Mood
Depresi √ Khawatir
Ketakutan Anhedoni
Euforia √ Kesepian
Lain-lain
Jelaskan:
-Klien mengatakan “khawatir saat suara yang tidak jelas asalnya muncul
- Klien mengatakan kesepian karena jauh dari keluarga

b. Afek
Sesuia Tidak Sesuai

√ Tumpul/dangkal/datar Labil

Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial

20
5. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan √ Kontak Mata Kurang
Tidak Kooperatif Defensif
Mudah Tersinggung Curiga

Jelaskan :
Saat di wawancarai klien tammas menatap ke dapur terus hanya sesekali
menatap mata,kontak malu kurang
Diagnosa Keperawatan :

6. Persepsi Sensori
a. Halusinasi

√ Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecap
Penciuman

b. Ilusi
Ada

√ Tidak ada

Jelaskan :
Klien mengatakan sering mendengar suara yang tidak tau asalnya
mengatakan “ jangan hiraukan orang lain kamu benar”.Suara tersebut
biasanya muncul sore atau malam hari sebanyak 5-10 kali
Diagnosa Keperawatan
7. Proses pikir
a. Arus pikir
√ Koheran Inkoheran
Sirkumtansial Asosiasilonggar
Tangensial Flight of idea
Blocking Perserverasi
Logorhoe Neologisme
Clang association Main kata kata

21
Afasia

Jelaskan :
Pembicaraan pasien lambat tetapi dapat dipahami jawaban sesuai dengan
pertanyaan perawat

b. Isi pikir
Obsesif Fobia, sebutkan.....
Ekstasi c Waham:
alienasi ○ agama
pikiran bunuh diri ○ somatik/hipokondria
preokupasi ○ kebesaran
pikiran isoalsi sosial ○ kejar/ curiga
pesimisme ○ nihilistik
pikiran magis ○ dosa
pikiran curiga ○ sisi pikir
○ siar piker
○ konbtrol pikir
Lain lain:
Jelaskan :
Klien mengatakan “ berobat ke rumah sakit” “minum obat”

√ Realistik
Non realistik
Dereistik
Oristik
Jelaskan :
Klien mengatakan “dirumah sakit” “ruang kasuari”
Diagnosa keperawatan: tidak ada

8. Kesadaran
Orientasi (waktu,tempat,orang)
Jelaskan :

Meninggi
Menurun
√ kesadaran berubah
○ hipnosa
○ confusion

22
○ stupor
Jelaskan:
Klien tampak mondar mandir, berbicara sendiri,ketika ditanya mengerti
tidak bergabung dengan yang lain klien menjawab “tidak”
Diagnosa keperawatan : Gangguan Penurunan Kesadaran

9. Memori
√ Gangguan daya ingat jangka panjang (> 1 bulan)
x Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek ( kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)

Jelaskan :
Saat ditanyakan kejadian lebih dari 1 bulan klien tammas memikir dan
jawabannya kacau
Diagnosa keperawatan: tidak ada

10. Tingkat konsentrasi dan berhitung


a. Konsentrasi
Mudah beralih

√ Tidak mampu berkonsentrasi

Jelaskan :
Terkadang klien tidak berkonsentrasi dan tidak focus saat diberi
pertanyaan harus diulang

b. Berhitung
Jelaskan : Klien mampu berhitung secara sederhana, Butuh
pengulangan intruksi pada awal berhitung 1-10

11. Kemampuan penilaian


Gangguan ringan
√ Gangguan bermakna
Jelaskan :
Ketika ada bisikan yang diakukan klien hanya diam dan bingung
12. Daya Tilik Diri

Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalah kan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :

23
Klien mengatakan dirinya mengalami gangguan jiwa oleh karena itu
dibawa ke RSJ
Diagnosa Keperawatan :

VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
√ Perawatan Kesehatan
√ Transportasi
√ Tempat Tinggal
√ Keuangan dan kebutuhan lainnya
Jelaskan

2. Kegiatan Hidup sehari-hari


a. Perawatan Diri
1) Mandi
Jelaskan :
Klien mengatakan “ hanya mandi 1x hari sekali dengan cara
mandi sendiri
2) Bermasaian, berhias, dan berdandan
Jelaskan : Klien tampak berpakaian rapi dan berpakaian secara
mandiri
3) Makan
Jelaskan :
Klien mengatkan makan 3x sehari dengan cara makan sendiri
tanpa bantuan

4) Toileting (BAK, BAB)


Jelaskan :
-Klien mengatakan BAK 5 kali sehari dengan mandiri
-Klien mengatakan BAB 2 kali
Diagnosa Keperawatan :

b. Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari
Frekuensi makan 3x sehari komposisi nasi dan lauk

Bagaimana nafsu makannya


Klien mengatakan “ nafsu makannya baik”dan makanannya selalu
dihabiskan

24
Bagaimana berat badannya
Klien mengatakan “BB terakhirnya 45kg”
Diagnosa Keperawatan : Tidak ada
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama : 12.00 s/d 13.00
Tidur malam, lama : 21.00 WIB s/d 04.00 WIB
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Duduk ,BAK
Jelaskan :

2) Gangguan tidur


Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain-lain
Jelaskan
Klien mengatakan sulit untuk memulai tidurnya karena sering
mendengar suara
Diagnosa Keperawatan : Insomnia

3. Kemampuan lain-lain
Mengantisipasi kebutuhan hidup

Membuat keputusan berdasarkan keinginannya


Klien mengatakan kadang-kadang tidak mampu mengambil keputusan
berdasarkan kenginan sendiri
Klien mengatakan “jika dalam minum obat “

Mengatur penggunaan obat dan melakukan pemeriksaan kesehatannya


sendiri
Diagnosa Keperawatan :

4. Sistem Pendukung Ya Tidak


Keluarga
Terapis
Teman Sejawat
Kelompok Sosial
Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial

25
IX. MEKANISME KOPING
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Jelaskan :
Klien mengatakan tidak suka bercerita dengan orang banyak

X MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok,spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan mendapat penolakan dari tetangganya karena gangguan
jiwanya

Masalah dengan lingkungan, spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan “kadang menyendiri tidak mau bergaul”

Masalah dengan pendidikan, spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan pendidikan terakhir SMP

Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam pekerjaannya

Masalah dengan perumahan,spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan tinggal dengan orangtuanya

Masalah dengan pelayanan ekonomi , spesifiknya


Jelaskan :
Klien mengatakan
Masalah dengan pelayanan kesehatan , spesifiknya
Jelaskan:
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan

Masalah lainnya, spesifiknya


Jelaskan :

26
Diagnosa Keperawatan :

XI. ASPEK PENGETAHUAN


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal ?
Bagaimana pengetahuan klien/keleuarga saat ini tentang penyakit/gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaannya factor yang memperberat masalah
(presipitas), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb.

Penatalaksanaan

Penyakit/gangguan jiwa

Sistem pendukung Lain-lain, jelaskan


Faktor Presipitasi

Jelaskan
Diagnosa Keperawatan :

XII. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis :
Skizofrenia Hebefrenik

2. Diagnosa Multi Axis


Axis I : F.20.1
Axis II :
Axis III :
Axis IV :
Axis V :

3. Terapi Medis
1) Chlopromazine 100 mg
2) Rispiredon 2 mg

27
XIII. ANALISA DATA
No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
Klien mengatakan “ada bisikan”
“jangan hiraukan kamu benar”

Gangguan Sensori Persepsi


DO :
Halusinasi : Pendengaran
- Klien kooperatif
- Kontak Mata Kurang
- Klien tampas berbicara
sendiri
2. DS :
Klien mengatakan “hanya dekat
dengan mas A” “lebih enak
menyendiri”

DO :
- Klien tammas menyendiri Isolasi Sosial
- Afek tumpul
- Memisahkan diri dari
orang lain
- Klien tidak tampak
bercakap-cakap dengan
orang lain
3. DS :
Klien mengatakan putus sekolah
smp
DO :
- Bicara lambat dengan
Harga Diri Rendah
nada suara lemah
- Klien mengkritik diri
sendiri
- Tidak berani menatap
lawan bicara

28
XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan memori
2. Defisiensi Pengetahuan
3. Distress Spritual
4. Insomnia
5. Hambatan Pengelolaan Mood
6. Gangguan Citra Tubuh

XV. POHON MASALAH

Effect Isolasi Sosial

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi


Core Problem Pendengaran

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri


Rendah

XVI. PRIORITAS
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah

29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN

Nama Klien : Tn. H DX Medis : Skizofrenia Hebefrenik


No CM. : 129014 Ruangan : Kasuari

DIAGNOSA PERENCANAAN
TANGGAL
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan Sensori 1. Klien dapat 1) Setelah ….X interaksi klien 1.1. Bina hubungan saling percaya
Persepsi halusinasi membina menunjukkan tanda-tanda dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
(lihat / dengar / hbungan percaya kepada perawat : - Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
penghidu / rasa / saling percaya - Ekspresi wajah - Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
kecap) bersahabat berkenalan
- Menunjukkan rasa senang - Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
- Ada kontak mata - Buat kontrak yang jelas
- Mau berjabat tangan - Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji seiap kali interaksi
- Mau menyebut nama - Tunjukkan sikap emati dan menerima apa adanya
- Mau menjawab salam - Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
- Mau duduk berdampingan - Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi persaan klien
dengan perawat

30
- Bersedia mengungkapkan
masalah yang dihadapi
2. Klien dapat 2) Setelah ….X interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering dan singkat
mengenal menyebutkan : secara bertahap
halusinasi - Isi 2.2. Observasi tingkah laku terkait
- Waktu dengan halusinasi (dengar / lihat / penghidu / raba / kecap) jika
- Frekuensi menemukan klien yang sedang halusinasi
- Situasi dan kondisi yang - Tayakan amasa klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar / lihat
menimbulkan halusinasi / penghidu / raba / kecap)
- Jika klien menjawab “ya”, tanyakan apa yang sedang dialaminya
- Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut,
namun perawat sendiri tidak mengalaminya ( dengan nada
bershabat tanpa menuduh atau menghakimi )
- Katakana bahwa ada klien yang alami hal yang sama
- Katakan bahwa perawat akan bantu klien
2.3. Jika klien tidak sedang halusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan
klien
- Isi, waktu, dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore,

31
malam, atau sering dan kadang-kadang
- Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan
halusinasi
Setelah …X interaksi klien 2.4. Diskusikan dengan klien apa yang di
menyatakan perasaan dan rasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk
responnya saat mengalami mengungkapkan perasaannya
halusinasi 2.5. Diskusikan dengan klien apa yang
- Marah dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut
- Takut 2.6. Diskusikan tentang dammas yang
- Sedih akan dialaminya bila klien menikmati halusinasi
- Senang
- Cemas
- Jengkel
3. Klien dapat 3) Setelah …. X interaksi klien 3.1. Menjelaskan dan melatih cara
mengontrol mampu mengontrol mengontrol halusinasi dengan menghardik
halusinasinya halusinasinya dengan cara 3.2. Memperagakan cara menghardik
dengan cara menghardik 2. Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (‘saya tidak mau
menghardik dengar / lihat / penghidu / raba / kecap pada saat halusinasi terjadi)
3.3. Meminta klien memperagakan ulang

32
3.4. Memantau penerapan cara ini
3.5. Menguatkan perilaku klien
3.6. Memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian klien
4. Klien dapat 4) Setelah..X interaksi klien 8.5 Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
mengontrol mampu mengontrol 8.6 Jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program
halusinasi nya halusinasinya dengan cara 8.7 Jelaskan akibat bila putus obat
dengan cara menggunakan obat 8.8 Jelaskan cara mendapat obat/ berobat
minum obat 8.9 Jelaskan cara menggunakan obat dengan 6 prinsip benar ( benar jenis,
guna, frekuensi, cara kontiunitas minum obat )
8.10 Diskusikan dengan klien tentang
manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara,
efek terapi dan efek samping penggunaan obat
8.11 Diskusikan akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi dokter
8.12 Anjurkan klien untuk konsultasi
kepada dokter/ perawat jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
8.13 Memasukkan pada jadwal kegiatan
harian untuk latihan menghardik dan minum obat

33
5. Klien dapat 5) Setelah... X interaksi klien 5.1. Evaluasi kegiatan latihan
mengontrol mampu mengontrol halusinasi menghardik dan minum obat
halusinasi nya dengan cara bercakap- 5.2. Latih cara mengontrol halusinasi
dengan cara cakap dengan cara bercakap-cakap
bercakap- 5.3. Masukkan pada jadwal kegiatan
cakap untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap- cakap
6. Klien dapat 6) Setelah... X interaksi klien 6.1. Menjelaskan pentingnya aktifitas
mengontrol mampu mengontrol halusinasi yang teratur
halusinasinya dengan cara melakukan 6.2. Mendiskusikan aktifitas yang biasa
dengan cara aktifitas yang terjadwal dilakukan oleh klien
melakukan 6.3. Menyusun jadwal aktifitas sehari-
akitifitas yang hari sesuai dengan jadwal yang terlatih
terjadwal 6.4. Memantau jadwal kegiatan harian
6.5. Memberikan reinforcment
6.6. Masukkan pada jadwal kegiatan
harian untuk latihan menghardik, minum obat , bercakap-cakap dan
beraktifitas

34
7. Keluarga 7) Setelah.. X interaksi keluarga 7.1. Mendiskusikan masalah yang di
klien mampu klien, di haramasan keluarga rasakan dalam merawat klien
mengenal mampu mengenal halusinasi 7.2. Mendiskusikan dengan keluarga
halusinasi yang di alami klien dan tentang pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya halusinasi (
yang di alami merawat klien halusinasi gunakan booklet )
klien : 7.3. Menjelaskan dan melatih cara
g. Isi merawat dan mengontrol klien halusinasi antara klien :
h. Frekuensi e. Menghardik
i. Waktu f. Menggunakan obat
terjadi g. Bercakap-cakap
j. Situasi h. Melakukan aktifitas
pencetus 7.4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian
k. Perasaan
l. Respon
Keluarga klien
mampu merawat
klien halusinasi

35
8. Keluarga 8) Setelah.... X pertemuan 8.1. Mejelaskan cara memnfaatkan
klien mampu dengan keluarga klien, fasilitas kesehatan yang terjadi
memanfaatka keluarga mampu 8.2. Menjelaskan kemungkinan klien
n pelayanan memanfaatkan pelayanan relaps dan pencegahan relaps
kesehatan kesehatan follow up kesehatan 8.3. Mengidentifikasi tanda-tanda relaps
untuk follow klien halusinasi dan mencegah dan kemungkinan kambuh
up kesehatan kekambuhan 8.4. Menjelaskan dan menganjurkan
klien follow up dan merujuk klien ke pelayanan kesehatan
halusinasi dan
mencegah
kekambuhan

36
37
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : Ke 1

SP :1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS :
Klien mengatakan “ada bisikan” “jangan dengarkan orang lain kamu benar”
DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tammas berbicara sendiri

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :

a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus,

perasaan

b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

menghardik.

4. Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan klien

b. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi

 Isi

 Waktu

 Frekuensi

 Situasi

 Respon terhadap / terjadinya halusinasi

38
c. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Orientasi :

     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Baik, Mas nama saya Ahmad alifian mas, suka dipanggil Alifian.

      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya

tidak lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

B. Kerja :

“Apakah Mas mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya?”


“Apa yang dikatakan suara itu”
“Mas mendengar suara tersebut saat pagi, siang, sore, atau malam
hari mas?”
“Mas suara bisikan itu lembut, atau keras?”
“Apa yang Mas rasakan ketika mendnegar bisikan tersebut?”
“Baik Mas, Hari ini kita akan belajar cara untuk mencegah suara-suara
itu agar tidak muncul”
“Mas ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul yaitu pertama
dengan menghardik, kedua dengan minum obat, ketiga dengan
bercakap-cakap, dan keempat melakukan kegiatan yang terjadwal

39
“Nah, hari ini kita belajar cara menghardik ya mas”
“Caranya seperti ini (tutup mata, tutup telinga, tidak saya tidak mau
dengar)”
“Coba Mas peragakan kembali”
“Bagus bagus mas pintar

C. Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Mas setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang

lain.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di tempat tidur

yah?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja?Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

40
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : Ke 2

SP :1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS :
Klien mengatakan “ada bisikan” “jangan dengarkan orang lain kamu benar”

DO :
- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri

2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :

a. Klien mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi, situasi pencetus,

perasaan

b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

menghardik.

4. Tindakan Keperawatan

a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi

- Isi

- Waktu

- Frekuensi

- Situasi

- Respon terhadap / terjadinya halusinasi

41
b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Orientasi :

     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika

Mas lupa nama saya Ahmad alifian hidayat pak, suka dipanggil Alifian.

      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak

lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

B. Kerja :

1. Kerja :

“Apakah Mas mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya?”


“Apa yang dikatakan suara itu”
“Mas mendengar suara tersebut saat pagi, siang, sore, atau malam hari
mas?”
“Mas suara bisikan itu lembut, atau keras?”
“Apa yang Mas rasakan ketika mendnegar bisikan tersebut?”
“Baik Mas, Hari ini kita akan belajar cara untuk mencegah suara-suara itu
agar tidak muncul”

42
“Mas ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul yaitu pertama dengan
menghardik, kedua dengan minum obat, ketiga dengan bercakap-cakap, dan
keempat melakukan kegiatan yang terjadwal
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup

mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak

nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas

peragakan!

” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara

teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”

C. Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Mas setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan becakap-cakap dengan orang

lain.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di tempat tidur

yah?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana klo jam 10 saja?Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

43
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : Ke 3

SP :1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah lebih sehat dari kemarin, klien mengatakan

masih mendengar suara di waktu tertentu

DO :

- Klien tampak mondar mandir

- Kontak mata sesekali

2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

3. Tujuan Khusus :

a. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

menghardik.

4. Tindakan Keperawatan

a. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi

- Isi

- Waktu

- Frekuensi

- Situasi

- Respon terhadap / terjadinya halusinasi

b. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Orientasi :

44
     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika

Mas lupa nama saya ahmad alifian hidayat pak, suka dipanggil alifian.

      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak

lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

B. Kerja :

“ Apakah Mas mendengar suara bisikan tanpa ada wujudnya?”


“Apakah terus-menerus dirasa atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling

sering Mas merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan

apa perasaan itu terasa? Apakah pada waktu sendiri?”

“ Apa yang Mas rasakan pada saat merasa halusinasi itu?”

“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau

kita belajar cara-cara untuk mencegah perasaan Mas tersebut?

“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,

dengan menghardik perasaan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan

yang ke empat minum obat dengan teratur.”

“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

45
“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup

mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak

nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas

peragakan!

” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara

teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”

C. Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan meminum obat dengan rutin.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di tempat tidur

yah?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

46
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Perabaan

Pertemuan : Ke 4

SP :1

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah lebih sehat dari kemarin, klien mengatakan

suka mendengar suara diwaktu tertentu

DO :

- Kontak mata sesekali

- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri.

2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

3. Tujuan Khusus :

b. Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

menghardik.

4. Tindakan Keperawatan

c. Evaluasi klien dalam mengenal halusinasi

- Isi

- Waktu

- Frekuensi

- Situasi

- Respon terhadap / terjadinya halusinasi

d. Ajarkan dan latih klien cara mengontrol halusinasi dengan cara

menghardik

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

A. Orientasi :

47
     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika

Mas lupa nama saya alifian pak, suka dipanggil alifian.

      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak

lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

B. Kerja :

“ Apakah Pak merasa dengar bisikan tanpa ada wujudnya? “Apakah terus-

menerus dirasa atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Mas

merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan

itu terasa? Apakah pada waktu sendiri?”

“ Apa yang Mas rasakan pada saat merasa halusinasi itu?”

“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau

kita belajar cara-cara untuk mencegah perasaan dipukul Mas tersebut?

“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,

dengan menghardik perasaan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan

yang ke empat minum obat dengan teratur.”

48
“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.

“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas tutup

mata dan katakan dalam hati, pergi saya tidak mau lihat kamu, kamu tidak

nyata . Begitu diulang-ulang sampai perasaan itu tak terasa lagi. Coba Mas

peragakan!

” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara

teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”

C. Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Mas setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan meminum obat dengan rutin.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di tempat tidur

yah?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

49
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : Ke 5

SP :2

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah lebih sehat dari kemarin, klien mengatakan

suka mendengar suara tanpa wujud diwaktu tertentu

DO :

- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri
- Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

2. Tujuan Khusus :

Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan minum

obat rutin.

3. Tindakan Keperawatan

a) Bina hubungan saling percaya

b) Melatih klien mengendalikan halusinasinya dengan cara minum obar

secara rutin.

c) Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1) Orientasi :

     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika

Mas lupa nama saya alifian pak, suka dipanggil alifian.

50
      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak

lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

2) Kerja :

“ Apakah Pak merasa dengar suara tanpa ada wujudnya? “Apakah terus-

menerus dirasa atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Mas

merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan

itu terasa? Apakah pada waktu sendiri?”

“ Apa yang Mas rasakan pada saat merasa halusinasi itu?”

“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau

kita belajar cara-cara untuk mencegah perasaan Mas tersebut?

Baik hari ini kita akan belajar untuk cara yang kedua yaitu minum obat

seacara teratur. Minum obat sangat penting agar bayangan yang

mengganggu mas tidak muncul lagi, coba mas ada berapa macam obat

yang mas minum? Obat yang awrnanya orange (cpz) minumnya 2 kali ya

mas, jam 7 pagi dam jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan

bayangan yang mengganggu mas. Dan obat yang berwarna merah muda

(hpl) minumnya sama seperti obat yang orange ya, jadi kalai bayangan

tersebut tudak muncul bukan berarti mas harus berhenti minum obat, mas

juga harus teliti saat ingin minum obat pastikan obatnya benar agar tidak

51
tertukar, jangan lupa dibaca nama kemasannya dan waktunya sesuai yaitu

diminum sesudah makan dan tepat jamnya.

” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara

teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara minum obat.”

D. Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Mas setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di tempat tidur

yah?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

52
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA GANGGUAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran

Pertemuan : Ke 6

SP :3

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan sudah lebih sehat dari kemarin, klien mengatakan

suka melihat bayangan diwaktu tertentu

DO :

- Klien kooperatif
- Terdapat Kontak Mata
- Klien tampak berbicara sendiri
2. Diagnosa : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

3. Tujuan Khusus :

Klien mampu memperagakan cara mengontrol halusinasinya dengan

bercakap-cakap.

4. Tindakan Keperawatan

a) Bina hubungan saling percaya

b) Melatih klien mengendalikan halusinasinya dengan cara

bercakap-cakap.

c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1) Orientasi :

     Salam terapeutik:

”Assalamualaikum Mas, apa kabar? ”

      Memperkenalkan Diri

Mas masih ingat dengan saya? Ayo,siapa coba namanya saya? Baik, jika

Mas lupa nama saya alifian mas, suka dipanggil alifian.

53
      Membuka Pembicaraan dengan Topik Umum:

”Bagaimana perasaan Mas hari ini? Oh iya, tadi pagi Mas bangun jam

berapa? Kemudian sudah melakukan apa saja pagi ini? Apa Mas sudah

mandi?”

     Evaluasi/Validasi :

“Mas masih ingat apa yang kemarin kita bicarakan? Hari ini kita mau

berbincang-bincang tentang apa? Hari ini kita bercakap-cakap tentang

perasaan halusinasi yang Mas sering alami serta bagaimana cara

mengontrolnya“

     Kontrak :

“Mas masih ingat kemarin kita mau bicara dimana dan berapa lama? Mas

lupa yah? Hari ini kita akan berbincang-bincang di Taman, waktunya tidak

lama hanya sekitar 15 menit. Bagaimana Mas sudah siap?”

2) Kerja :

“ Apakah Pak merasa dipukul tanpa ada wujudnya? “Apakah terus-

menerus dirasa atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering Mas

merasakan itu? Berapa kali sehari Mas alami? Pada keadaan apa perasaan

itu terasa? Apakah pada waktu sendiri?”

“ Apa yang Mas rasakan pada saat merasa halusinasi itu?”

“ Apa yang Mas lakukan saat merasakan perasaan itu? Bagaimana kalau

kita belajar cara-cara untuk mencegah perasaan dipukul Mas tersebut?

“Mas, ada empat cara untuk mencegah perasaan itu muncul. Pertama,

dengan menghardik perasaan tersebut. Kedua dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan

yang ke empat minum obat dengan teratur.”

“ Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan bercakap-

cakap”.

“ Caranya sebagai berikut: saat perasaan itu muncul, langsung Mas bias

bercakap cakap dengan teman mas ya, supaya bayangan tersebut bias

hilang dengan sendirinya. Coba Mas peragakan!

54
” Jadi ada 4 cara untuk mengontrol halusinasi, yaitu dengan cara

menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas dan minum obat secara

teratur. Hari ini yang kita pelajari yaitu dengan cara menghardik.”

3) Terminasi:

         Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Mas setelah peragaan latihan tadi?”

Evaluasi Objektif

” Coba Mas ulangi lagi apa yang sudah kita pelajari hari ini?

         Rencana tindak lanjut

” Kalau perasaan itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut! Terus

berlatih ya Mas walaupun saya sedang tidak ada. Bagaimana kalau kita

buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya?.

         Kontrak

Topik : “Baiklah Mas besok kita akan bertemu untuk belajar dan melatih

cara kedua mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian.”

Tempat : “Mas mau dimana tempatnya? Oh Mas ingin di taman ya?”

Waktu : ”Jam berapa Mas bisa. Bagaimana kalau jam 10 saja? Waktunya

hanya 15 menit saja.”

“Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”

55
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama: Tn.E Ruang: Kasuari No.RM: 193***

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

1 22 juni 2021 1. Membina hubungan saling S: Klien mengatakan sudah

10.00 WIB percaya antara perawat melakukan perkenalan

dengan pasien dengan teman yang lain.

O:

- Klien mau berjabat tangan

dengan perawat

- Klien bisa menyebut nama

perawat

- Klien mau duduk

berdampingan dengan

perawat

- Klien mau mengutarakan

perasaan kepada perawat

- Kontak mata klien sesekali

A : Klien dapat membina

hubungan saling percaya

dengan perawat

P : Lanjutkan intervensi

selanjutnya atau SP 1

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

56
Nama: Tn. H Ruang:Kasuari No.RM: 193**

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

1 23 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : klien mengatakan

09.00 WIB halusinasi isi, frekuensi, “Alifian...”

waktu terjadi, situasi “saya mendengar bisikan...”

pencetus,perasaan, respon. “bingung...”

2. Menjelaskan cara Dengan suara bergumam

mengontrol halusinasi O :

hardik, obat, bercakap - Klien mau berjabat tangan

cakap, melakukan dengan perawat

kegiatan. - Klien mau duduk di

3. Melatih cara mengontrol samping perawat

halusinasi dengan - Kontak mata klien jarang

menghardik. - Klien tidak dapat

4. Memasukkan pada jadwal menjelaskan frekuensi,

kegiatan untuk latihan waktu situasi,

menghardik. pencetus,perasaan dan

respon saat merasakan

halusinasi

- Klien tidak dapat

melakukan cara

mengontrol halusinasi

dengan menghardik.

A : Masalah halusinasi belum

teratasi

P : Pertahankan SP 1

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

57
Nama: Tn. E Ruang: Cucakrowo No.RM: 090***

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

1 24 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : klien mengatakan

10.10 halusinasi isi, frekuensi, “Tidak tau...”

waktu terjadi, situasi “sudah....”

pencetus,perasaan, respon. “sedih...”

2. Menjelaskan cara “...(menyebut nama)”

mengontrol halusinasi Dengan suara yang kecil

hardik, obat, bercakap bahkan tidak jelas

cakap, melakukan O :

kegiatan. - Mudah beralih

3. Melatih cara mengontrol - Klien mau berjabat tangan

halusinasi dengan dengan perawat

menghardik. - Klien tidak dapat

4. Memasukkan pada jadwal menjelaskan frekuensi,

kegiatan untuk latihan waktu situasi,

menghardik. pencetus,perasaan dan

respon saat merasakan

halusinasi

- Klien tidak dapat

melakukan cara

mengontrol halusinasi

dengan menghardik.

A : Masalah halusinasi belum

teratasi

P : Pertahankan SP 1

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

58
Nama: Tn. H Ruang: Kasuari No.RM: 193***

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

1 26 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan

09.30 WIB halusinasi isi, frekuensi, “pagi..”

waktu terjadi, situasi “tidak tahu..’

pencetus,perasaan, respon. “oo..alifian alifian”

2. Menjelaskan cara “iya..”

mengontrol halusinasi “sudah...’

hardik, obat, bercakap Dengan suara yang bergumam

cakap, melakukan

kegiatan. O:

3. Melatih cara mengontrol - Klien tampak menyendiri

halusinasi dengan - Klien mau berjabat tangan

menghardik. dengan perawat

4. Memasukkan pada jadwal - Klien tidak mampu

kegiatan untuk latihan menjelaskan halusinasi

menghardik. - Klien tidak bisa

melakukan cara

mengontrol halusinasi

A : Masalah halusinasi belum

teratasi

P : Pertahankan SP 1

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

59
Nama: Tn. H Ruang: Kasuari No.RM: 193***

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

1 28 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan

09.30 WIB halusinasi isi, “pagi..”

frekuensi, waktu “tidak tahu..’

terjadi, situasi “oo..alifian alifian”

pencetus,perasaan, “iya..”

respon. “sudah...’

2. Menjelaskan cara Dengan suara yang bergumam

mengontrol halusinasi

hardik, obat, bercakap O :

cakap, melakukan - Klien tampak menyendiri

kegiatan. - Klien mau berjabat tangan

3. Melatih cara dengan perawat

mengontrol halusinasi - Klien mampu menjelaskan

dengan minum obat. halusinasi

4. Memasukkan pada - Klien bisa melakukan cara

jadwal kegiatan untuk mengontrol halusinasi

latihan minum obat. dengan cara minum obat

A : Masalah halusinasi teratasi

P : Pertahankan SP 2

Lanjutkan sp 3

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama: Tn. H Ruang: Kasuari No.RM: 193***

No.Dx Tanggal & Jam Implementasi \keperawatan Evaluasi

60
1 29 juni 2021 1. Mengidentifikasi S : Klien mengatakan sudah

09.30 WIB halusinasi isi, melakukan cara mengontrol

frekuensi, waktu halusinasinya dengan minum

terjadi, situasi obat.

pencetus,perasaan,

respon. O:

2. Menjelaskan cara - Klien tampak menyendiri

mengontrol halusinasi - Klien mau berjabat tangan

hardik, obat, bercakap dengan perawat

cakap, melakukan - Klien mampu menjelaskan

kegiatan. halusinasi

3. Melatih cara mengontrol - Klien bisa melakukan cara

halusinasi dengan mengontrol halusinasi

bercakap cakap. dengan cara bercakap –

4. Memasukkan pada jadwal cakap dengan temannya

kegiatan untuk latihan

bercakap-cakap.
A : Masalah halusinasi belum

teratasi

P : Pertahankan SP 3

61
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang

sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi:

proses penerimaan rangsang.

perilaku klien yang terkait dengan halusinasi adalah sebagai berikut:

bicara sendiri, senyum sendiri, ketawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa

suara, pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat, menarik diri

dari orang lain, berusaha untuk menghindari orang lain, tidak dapat

membedakan yang nyata dan tidak nyata, terjadi peningkatan denyut jantung,

pernapasan dan tekanan darah.

Diagnosa yang muncul pada klien yang mengalami halusinasi adalah

Isolasi sosial, risiko perilaku kekerasan, waham.

4.2 Saran

Diharapkan mahasiswa keperawatan yang sedang menjalani praktik

klinik keperawatan jiwa dapat memahami asuhan keperawatan jiwa dengan

diagnosa keperawatan halusinasi. Dan kami berharap dengan adanya makalah

asuhan keperawatan jiwa ini dapat menambah referensi. Kami sangat berharap

kritikan atau saran yang membangun untuk makalah ini.

62
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan dan Sadock.2010 . Buku Ajar Psikiatri Klinis : Jakarta EGC

Nurhalimah. 2016. Modul Bahan Cetak Keperawatan . Jakarta Selatan : Badan


Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Tim Laboratirum Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso. 2019.


Modul Prosedur Praktik Keperawatan Jiwa. Bondowoso: Laboratorium Prodi
DIII Keperawatan Universitas Bondowoso

Tim RST Lawang. 2019. Buku Ajar Penulisan Asuhan Kperawatan Jiwa. Malang

Yusuf et all. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta Selatan: Salemba Medika

63

Anda mungkin juga menyukai