PELAKSANAAN HALUSINASI
Disusun oleh :
Evry ayu wandini
22.14901.15.16
Dosen pengampu :
Abu Bakar Sidik, S. Kp, M.Kes
I. Masalahkeperawatan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
II. Proses terjadinyamasalah
A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
mengalamai perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan.Klien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada.(Damaiyanti, 2012).
Halusinasi adalah persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari
luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang ‘’khayal’’, halusinasi sebenarnya
merupakan bagian dari kehidupan mental penderita ang ‘’teresepsi’’ (Yosep,
2010).
B. Faktorpredisposisi
Menurut Yosep (2014) faktor predisposisi pada pasien halusinasi adalah
sebagai berikut.
1) FaktorPerkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu mislnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan pasientidak mampu mandiri sehjak
kecil, mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan terhadap
stress.
2) FaktorSosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di ingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
3) FaktorBiokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress
yang berlebih dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan zat
yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan
Dimetytranfesae (DMP). Akibat stress berkepanjangan menyebabakan
teraktivasinya neutransmitter otak. Misalnya pada ketidakseimbangan
acetylcholin dan dopamin.
4) FaktorPsikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
padapenyalahgunaan zat adiktif.Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya.Pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
nyataa menuju alamhayal.
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwaanak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalamai skizofrenia.Hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
padapenyakit ini.(Prabowo, 2014).
D. Faktorpresipitasi
Adapun faktor presipitasi pada halusinasi adalah sebagai berikut.
a) StressLingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap
stresosor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
b) SumberKoping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam
menamggapi stress (Prabowo, 2014).
c) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,
perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri,
kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak
dapat membedakan nyata dan tidak. Berikut dapat dilihat lima
dimensi yaitu:
1. Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu
yang lama.
2. Dimensiemosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusianasi itu terjadi.
3. Dimensiintelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.
4. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam
nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan dengan
halusinasinya, seolah-olah ia merupakan tempat untuk memenuhi
kebutuhan akan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang
tidak didapatkan dalam dunia nyata
5. Dimensispiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas, tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang
berupaya secaraspiritual untuk menyucikan diri.(Damaiyanti, 2012).
E. Tanda dangejala
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap
pasien serta ungkapan pasie, Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah
sebagai berikut:
a. DataObyektif
1. Bicara atau tertawasendiri.
2. Marah-marah tanpa sebab
3. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengarsesuatu
4. Menutuptelinga
5. Menunjuk-nunjuk ke arahtertentu
6. Ketakutan pada sesuatu yang tidakjelas
7. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauantertentu.
8. Menutuphidung
9. Seringmeludah
10.Muntah
11.Menggaruk-garuk permukaankulit.
b. Data Subyektif: pasien mengatakan:
1. Mendengar suara-suara ataukegaduhan
2. Mendengar suara yang mengajakbercakap-cakap
3. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yangberbahaya.
4. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat
hantu ataumonster.
5. Mencium bau-baukan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau
itumenyenangkan
6. Merasakan rasa seperti darah, urin ataufases
7. Merasa takut atau senang denganhalusinasinya
8. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu
saat sedangsendirian
9. Mengatakan sering mengikuti isi perintahhalusinasi.
F. Batasan karakteristik
Batasan karakteristik klien dengan gangguan persepsi sensori: Halusinasi
menurut Nanda-I (2012) yaitu:
1. Perubahan daam polaperilaku
2. Perubahan dalam kemampuan menyelesaikanmasalah
3. Perubahan dalam ketajamansensori Perubahan dalam respon yang
biasa terhadap stimulus.
4. Disorientasi
5. Halusinasi
6. Hambatankomunikasi
7. Iritabilitas
8. Konsentrasiburuk
9. Gelisah
10. Distorsisensori
H. Akibat Halusinasi
1) Risiko perilaku kekerasan (Pada diri sendiri, orang
lain, lingkungan danverbal)
2) Gangguan persepsi sensori:Halusinasi
3) Isolasisosial.
I. Rentang Respon Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiologist (Stuart dan Laraia, 2005). Ini merupakan
respon persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indra (pendengaran, penglihatan, penghidu, pegecap, dan
a. Responadaptif
Respon adaptif adalah responyang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah
tersebut, respon adaptif:
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan.
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat padakenyataan.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul
dari pengalamanahli.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain
dan lingkungan.
b. Responpsikososial
Respon psikososial meliputi:
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkangangguan.
2) Ilusi adalah miss interpretasi atau penilaian yang salah tentang penerapan
yang benar-benar terjadi (objek nyata) karena rangsangan pancaindera.
3) Emosi berlebihan atauberkurang.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
c. Responmaladaptif
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan
masalah yang menyimpang dari norma-norma sosial budaya dan
lingkungan, adapun respon maladaptif meliputi:
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
kenyataan sosial.
2) Halusinasi merupakan persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal
yang tidak realita atau tidak ada.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul darihati.
4) Perilaku tidak terorganisasi merupakan suatu yang tidakteratur.
5) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
yang negatif mengancam.
i. SumberKoping
1. Personal ablity :ketidak mampuan memecahkan masalah, ada gangguan diri
kesehatan fisiknya, ketidak mampuan berhubungan dengan orang lain,
pengetahuan tentang penyakit dan intelegensi yang rendah, identitas ego yang
tidakadekuat.
2. Social support : hubungan antara individu, keluarga, kelompok, masyarakat
tidak adekuat, komitmen dengan jaringan social tidakadekuat
3. Material asset :ketidakmampuan mengelola kekayaan, misalnya boros tidak
punya uang untuk berobat, tidak ada tabungan, tidak memiliki kekayaan dalam
bentuk barang, tidak ada pelayanan kesehatan dekat tempattinggal.
4. Pasitif belief :distress spritual tidak memiliki motivasi, penilaian negatife
terhadap pelayanan kesehatan, tidak menggap itu suatugangguan.
J. MekanismeKoping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan
halusinasi (Stuart, Laraia, 2005) meliputi :
a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi : mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatubenda
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik
dengan stimulusinternal
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien
K. PohonMasalah
effect
Core problem
Isolasi sosial
Causa
DO :
Bicara atau ketawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Mengarahkan telinga ke arah tertentu
Menutup telinga
Perbaikan:
Keterangan rentang respon. Respon adatif: Respon yang dapat diterima
norma-norma budaya yang berlaku:
a. Pikiran logis: Pandangan yang mengarah pada kenyataan.
b. Respon akurat: Pandangan yang tepat pada kenyataan.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman: Perasaan yang timbul dari pengalaman
ahli.
d. Perilaku sesuai: Sikap dan perilaku dalam batas kewajaran.
e. Hubungan sosial harmonis: Proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
f. Gangguan terhadap persepsi: Proses pikir dan emosional terhadap objek
perubahan.
g. Perubahan motorik: Gangguan orientasi realita dan dan manifestasi secara
internal.
h. Perubahan sosial: Jika berhubungan sosial tidak sehat dan menimbulkan
kecemasan yang meningkat maka individu akan merasa kekosongan internal.
c. Kontak
2) fase kerja
Apakah Fani mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang akan
dilakukan suara itu? Berapa kali sehari yang fani alami?Apa keadaan apa
suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?Apa yang dirasakan
ketika mendengar suara itu? Apa yang dilakukan ketika mendengar suara
itu? Fani, ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul, pertama
dengan menghardik suara tersebut, kedua dengan cara bercakap-cakap
yang lain, ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan yang
keempat minum obat yang teratur Bagaimana kalau kita belajar satu cara
dulu yaitu dengan menghardik.
" caranya sebagai berikut: Saat suara-suara itu, langsung pergi sana
saya tidak mau dengar Saya tidak mau dengar suara palsu begitu diulang-
ulang suara itu tidak terdengar lagi coba Fani peragakan! Nah begitu...
Coba lagi! Ya bagus fani sudah bisa.
3) fase kerja.
a. Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan fani setelah peragakan latihan
tadi? Kalau muncul suara itu lagi.
b. Evaluasi objektif: Jadi apa yang fani dengar adalah muncul saat..dan
yang dilakukan saat suara-suara. Muncul...
c. Rencana tidak lanjut: " baiklah fani, nanti diingat lagi yang suara-
suara, jangan lupa kalau suara-suara itu beritahu perawat biar saya
bantu ya?
d. Kontrak
1) Fase orientasi
b. Evaluasi / validasi: Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara yang
kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap dengan orang
lain.
c. Kontak
2) Fase kerja
1) Fase orientasi
b. Evaluasi dan validasi: Apakah sudah pakai dua cara yang telah kita
latih? Bagaimana hasilnya? Bagus!
c. Kontak
1. Topik: Sesuai janji kita hari ini, jika akan belajar cara yang ke-3
untuk mencegah halusinasi yang melakukan kegiatan terjadwal.
2) Fase kerja:
Apa saja yang bisa fani lakukan? Pagi-pagi yang kegiatannya terus
jam berikutnya. Wah banyak sekali kegiatannya Mari kita latih dua kegiatan
kita hari ini.Bagus fani kita lakukan kegiatan dapat dilakukan untuk
mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan lain akan kita latih agar lebih
besar dari pagi sampai malam ada kesulitan.
3) Fase terminasi
b. Evaluasi objektif: Coba sebutkan tiga cara yang telah kalian latih
untuk mencegah suara-suara! Bagus sekali, mari kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan fani.
d. Kontak
2) fase kerja
SP 1 keluarga
1) fase orientasi
" apa yang bapak atau Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat
fani. Apa yang Bapak Ibu lakukan? Ya gejala yang dialami oleh anak bapak
atau ibu dinamakan halusinasi.
3) fase terminasi
Bagaimana perasaan Bapak atau Ibu setelah kita diskusi dan latihan
memutuskan halusinasi anak?Sekarang Coba bapak-ibu sebutkan tanda-tanda?
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk memperoleh cara
memutuskan halusinasi jam berapa bertemu dan di mana?
SP 2 keluarga
1) fase orientasi
Assalamualaikum Bapak atau Ibu karena fani sudah boleh pulang maka
sesuai janji kita sering ketemu.Bagaimana selama membesuk, apakah sudah
dilatih dan dirawat sekarang kita bicarakan jadwal fani di rumah mari duduk dan
berapa lama bapak ibu?Bagaimana 15 menit?
2) fase kerja
Bagaimana bapak dan ibu ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu Sebutkan
cara merawat Fani di rumah? Bagus selanjutnya menyelesaikan administrasi yang
dibutuhkan kami akan siapkan Fani untuk pulang?
DAFTAR PUSTAKA