MF YANG MENGALAMI
STUNTING DENGAN MASALAH KEPERAWATAN RISIKO GANGGUAN
PERKEMBANGAN DI DESA MASKUNING WETAN
KECAMATAN PUJER KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
1.3 Rumusan
Masalah
2.3.5 Evaluasi
2.1.7 Penatalaksanaan 2.2.5 Fungsi keluarga
F O
Berdasarkan dari hasil T
pengkajian pada keluarga Tn. Opini dari peneliti terkait hasil
MF didapatkan data subjektif
Menurut penelitian Aridiyah,
pengkajian diatas terdapat
antara lain : Keluarga Tn. MF Ririanty, & Rohmawati (2015)
kesamaan antara fakta dan
megatakan masih kurang dimana terdapat lima faktor
teori mengenai faktor resiko
memahami bagaimana cara utama penyebab stunting yaitu :
merawat masalah kesehatan
dimana keluarga Tn. MF masih
ekonomi keluarga, pengetahuan
yang dialami An. RJ seperti kurang terpapar informasi dan
ibu, ketahanan pangan, pelayanan
memberikan makan yang tidak mengerti cara menangani
kesehatan, air bersih dan sanitasi
penting makan banyak dan masalah kesehatan yang
kenyang tanpa memperhatikan
kondisi lingkungan.
dialami An. RJ.
gizi dan kebersihannya.
F
Diagnosis yang di angkat oleh penulis adalah Risiko Gangguan
Perkembangan pada An. RJ di keluarga Tn. MF yang telah sesuai
dengan teori.
T
Menurut penelitian dari Nadiyah et, al. (2014) pada pasien dengan stunting
masalah keperawatan yang muncul salah satunya adalah risiko gangguan
DIAGNOSIS perkembangan. Faktor resiko anak yang mengalami stunting dipengaruhi oleh
berbagai kondisi lain yang secara tidak langsung memengaruhi kesehatan.
KEPERAWATAN
Salah satunya yaitu pendidikan ibu dan ayah dan status ekomomi keluarga.
O
Menurut opini peneliti, pada diagnosis yang diangkat Risiko Gangguan
Perkembangan telah sesuai dengan kondisi klien. Maka peneliti membenarkan
bahwa fakta dilapangan sesuai dengan teori, sehingga peneliti
memprioritaskan diagnosis keperawatan yaitu risiko gangguan perkembangan.
INTERVENSI
Penelitian ini menggunakan 1 intervensi utama yaitu : Promosi Perkembangan Anak yang
F terdiri dari 17 intervensi.
Menurut penelitian dari Asthiningsih (2017) mengatakan bahwa intervensi yang dilakukan
T pada anak yang mengalami stunting yaitu pemantauan perkembangan yang umum untuk bayi
dan anak-anak adalah dengan menggunakan DDST II.
Opini penulis membenarkan bahwa pada prinsipnya antara teori-teori yang ada dengan kasus
O nyata dalam merencanakan asuhan keperawatan pada kasus stunting tidak mengalami
perbedaan.
IMPLEMENTASI
F T O
Implementasi yang penulis Opini peneliti melakukan
terapkan pada An. RJ sudah sejalan implementasi selama 10 hari
Menurut Asthiningsih (2017)
dengan teori yang ada. Implementasi selama kurang lebih satu jam.
yang dilakukan sebagian besar stunting dalam jangka pendek
Implementasi yang diterapkan
mengacu pada SIKI. Akan tetapi ada dapat menyebabkan tidak
pada keluarga An. RJ sudah
3 penambahan pada implementasi optimalnya perkembangan
yaitu, menjelaskan tujuan perawat
sesuai dengan teori yang ada.
kognitif atau kecerdasan,
melakukan asuhan keperawatan, Implementasi yang ada
motorik, dan verbal.
mengobservasi perkembangan An. RJ, dilakukan sebagian besar
mengobservasi pola makan dan jenis mengacu pada SIKI.
makanan yang dimakan keluarga Tn.
MF.
EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 kali kunjungan, maka dapat disimpulkan masalah
F keperawatan Risiko Gangguan Perkembangan pada An. RJ dikeluarga Tn MF dapat teratasi, karena
selama perawatan keluarga kooperatif dan menerima anjuran serta ajaran yang diberikan.
Menurut Hanum & Khomsan (2012) balita stunting hanya mampu meraih tugas perkembangan bahasa
yang sederhana dan mereka sulit untuk mencapai tugas perkembangan bahasa yang lebih kompleks sesuai
T dengan tahapan usianya karena mereka memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dibandingkan
dengan balita yang tidak stunting.
1. Pengkajian
2. Diagnosis keperawatan
Kesimpulan 3. Intervensi keperawatan
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan