Tujuan Umum :
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menilai secara kritis kesahihan dan kemampu-
terapan informasi kedokteran berbasis bukti (Evidence-Based Medicine) dan menjelaskan
serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah konfirmasi tes penyaringan
atau diagnosis penyakit pasien.
Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu memahami tahapan telaah kritis dengan menggunakan panduan yang
sesuai, dalam hal ini penelitian kuantitatif
1. Mahasiswa mampu memahami metodologi yang digunakan.
a. bagaimana menentukan populasi dan sample
b. bagaimana menentukan kelompok perlakuan (intervention) atau pembanding (control)
c. memahami cara interpretasi hasil dan pembahasan
d. memahami apa yang dimaksud randomisasi
3. mahasiswa mampu memahami perbedaan diantara ke empat jenis penelitian tersebut
4. Mahasiswa mampu menerapkan kepada rencana penelitiannya.
Sumber: (https://srs-mcmaster.ca/wp-content/uploads/2015/04/Critical-Review-Form-
Quantitative-Studies-English.pdf)
NO CITATION Saputra, R. H., & Noor, Z. (2015). Relationship the
SITASI Levels of Urine Iodine Excretion in Breastfeeding
Mother with Development of Baby’s Under 2 Years
in GAKY Endemic Areas. Mutiara Medika, 15(2),
124–130.
1 STUDY PURPOSE Outline the purpose of the study. How does the
TUJUAN PENELITIAN study apply to your research question?
Was the purpose stated clearly? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
kadar ekskresi yodium urin (EYU) ibu menyusui
Yes dengan perkembangan bayi usia dibawah dua tahun
No di daerah endemik Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).
Yes
No
Not addressed
N/A
Yes
No
Not addressed
N/A (tidak dilakukan)
Yes
No
Not addressed
N/A
8 Were the analysis method(s) What was the clinical importance of the results?
appropriate? Were differences between groups clinically
meaningful? (if applicable)
Yes
No Hasil distribusi frekuensi status perkembangan bayi
Not addressed (tidak usia dibawah dua tahun yang dihubungkan dengan
dijelaskan) status yodium urin ekskresi ibu yang menyusui di
kecamatan Srumbung, menunjukkan bahwa
frekuensi bayi usia dibawah dua tahun yang
mempunyai status perkembangan meragukan
terbanyak terdapat pada ibu menyusui dengan status
yodium ekskresi urin terkena risiko IIH luas
sebanyak lima anak (16.67%), sedangkan frekuensi
bayi usia di bawah dua tahun yang mempunyai
status kemungkinan mengalami penyimpangan
perkembangan terbanyak terdapat pada ibu
menyusui dengan status yodium ekskresi urin
optimum sebanyak tiga anak (10%). Hal ini
menunjukkan bahwa status yodium ekskresi urin ibu
yang menyusui tidak dapat sepenuhnya
mempengaruhi status perkembangan bayi usia di
bawah dua tahun yang dinilai dengan menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP),
karena status yodium ekskresi urin ibu menyusui
yang berada dalam risiko iodine induced hypertyroid
(IIH) luas menunjukkan bahwa asupan yodium ke
dalam tubuh ibu terlalu banyak sehingga
dimungkinkan laju metabolisme tubuh dapat
terpenuhi dan kelebihan yodium yang berada di
dalam tubuh terutama di keluarkan melalui urin dan
sedikit melalui feses.
Pada ibu menyusui dengan status yodium ekskresi
urin optimum menunjukkan bahwa asupan yodium
yang cukup sehingga untuk proses metabolisme dan
kepentingan dalam tubuh seharusnya dapat
terpenuhi. Hal tersebut dapat terjadi karena,
kemungkinan telah dicurigai terjadi hipotiroid
kongenital, karena Kecamatan Srumbung merupakan
eks endemik berat yang memungkinkan terjadinya
defek atau abnormalitas pada kelenjar tiroid dan
fungsinya secara turun temurun, sehingga
suplementasi yodium tidak akan menanggulangi
kekurangan yodium dalam tubuh, dan sebagian besar
yodium akan terbuang melalui urin apabila
asupannya berlebih.
9 Drop-outs were reported? Did any participants drop out from the study?
Why? (Were reasons given and were drop-outs
Yes handled appropriately?)
No
10 CONCLUSIONS AND What did the study conclude? What are the
IMPLICATIONS implications of these results for practice? What
Simpulan dan Dampaknya were the main limitations or biases in the study?