Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH STIMULASI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-24 BULAN DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS CINUNUK KABUPATEN BANDUNG
Ida Widaningsih, Agus Mi’raj Darajat, Inggrid Dirgahayu

ABSTRAK

Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan adanya penyimpangan per-
tumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan fenomena dalam penelitian ini di wilayah kerja kabupaten Bandung
terdapat 35 anak yang dicurigai mengalami satu penurunan fungsi dari tingkatan usianya, sedangkan cakupan
program DDTK yang harus dicapai yaitu 90%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan yang mengalami satu
penurunan fungsi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan model “One group pretest
posttest”. Responden dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 4-24 bulan yang mengalami atau dicurigai
mengalami satu penurunan fungsi. Pengambilan sampel dilakukan dengan kriteria inklusi sedangkan pengumpulan
data dilakukan dengan observasi dan perlakuan selama 1 bulan berturut-turut selama 10 menit/ hari. Dari hasil
pnelitian didapatkan pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) sebelum dan sesudah stimulasi
menurun sebanyak 23 anak (65,7%) dan tetap sebanyak 12 anak (34,3%). Hal ini menunjukan adanya pengaruh
stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bu-lan karena nilai
significant sig (2tailed) (0,000<0,05). Berdasarkan penelitian tersebut maka disarankan kepada pihak puskesmas
untuk menjalakan program deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) untuk melihat pertumbuhan dan perkembanagn
anak usia 0-6 tahun agar tumbuh dan berkembang secara optimal, karena terbukti mem-punyai pengaruh terhadap
perkembanagn dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih mendukung.

ABSTRACT

Early detection of growth and development is an activity or investigation to find the deviation of growth and de-
velopment. Based on this phenomenon in the research work in the area of Bandung regency there are 35 children
who were suspected of having a decreasing function of the level of his age, while DDTK program coverage to be
achieved, namely 90%. The purpose of this study was to determine the effect of stimulation of the growth and
development of early detection (DDTK) on the development of children aged 4-24 months who experienced a decline
in function. The research method used was quasi experimental model of “One group pretest-posttest”. Respondents
in this study were children aged 4-24 months who have or suspected of having an impairment. Sam-pling was carried
out with the inclusion criteria, while data collection is done by observation and treatment for 1 month in a row for 10
minutes / day. Of research results obtained earlier detection influence growth stimulation (DDTK) before and after
stimulation decreased by 23 children (65.7%) and fixed a total of 12 children (34.3%). This shows the effect of
stimulation of the growth and development of early detection (DDTK) on the develop-ment of children aged 4-24
months because of significant value sig (2tailed) (0.000 <0.05). Based on these stud-ies it is recommended to run the
program the clinic for the early detection of growth and development (DDTK) to see the growth and development of
the ank aged 0-6 years in order to grow and develop optimally, because it proved to have an influence on the
development of facilities and infrastructure by providing a more supportive .
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012 Stimu-lasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
Terhadap Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan di
PENDAHULUAN wilayah Kerja Puskesmas Cinunuk kabupaten Bandung”.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya
membangun manusia seutuhnya antara lain METODE PENELITIAN
diselenggara-kan melalui upaya kesehatan anak yang Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah quasi ex-
dilakukan sedini mungkin sejak anak masih dalam periment atau eksperimen semu, dengan tujuan untuk men-
kandungan. Upaya ke-sehatan yang dilakukan sejak anak getahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai
masih di dalam kand-ungan sampai 5 tahun pertama akibat dari adanya perlakuan. Desain ini tidak mempunyai
kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat
kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau
baik fisik, mental, emosional, maupun sosial serta tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang se-
memiliki intelegensi majemuk sesuai dengan potensi benarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikon-
genetiknya. trol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan. Oleh
Melalui kegiatan DDTK kondisi terparah dari penyim- sebab itu, validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk
pangan pertumbuhan anak seperti gizi buruk dapat dice- disebut eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2010).
gah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi gizi buruk, Pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian
penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat mengenai pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh
terdeteksi melalui kegiatan DDTK. Selain mencegah ter- kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24
jadinya penyimpangan pertumbuhan, kegiatan DDTK juga bulan di wilayah kerja puskesmas Cinunuk.
mencegah terjadinya penyimpangan perkembangan dan Design atau rancangan penelitian yang dilakukan
penyimpangan mental emosional. Berdasarkan data pada dalam penelitian ini adalah rancangan “One Group
tahun 2009 terdapat 388 kasus penyimpangan perkemban- Pretest Post-test”. Rancangan ini tidak ada kelompok
gan dengan penemuan terlambat karena deteksi yang tidak pembanding (kon-trol), tetapi paling tidak sudah
teratur, sehingga periode emas untuk memberikan interven- dilakukan observasi pertama (pretest) yang
si dan stimulasi dini pada anak tersebut tidak dapat dilaku- memungkinkan menguji perubahan-peruba-han yang
kan secara maksimal. Sebagian besar kasus yang ditemu- terjadi setelah adanya eksperimen (program) (No-
kan adalah gangguan bicara dan bahasa 56,61%, autisme toatmodjo, 2010).
13,15%, gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas Variabel independen adalah variabel yang mempenga-
12,10% serta keterlambatan duduk atau berdiri 10,09%. ruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
Deteksi dini melalui kegiatan DDTK sangat diperlukan variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2010).Variabel
untuk menemukan secara dini penyimpangan pertumbuhan, bebas adalah variabel independen, sebab, mempengaruhi
penyimpangan perkembangan dan penyimpangan mental (Nooat-modjo, 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini
emosional pada anak sehingga dapat dilakukan stimulasi adalah Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang
sedini mungkin untuk mencegah terjadinya penyimpangan (DDTK).
pertumbuhan, penyimpangan perkembangan dan penyim- Variabel dependen merupakan variabel yang dipenga-
pangan mental emosional yang menetap. Kegiatan DDTK ruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel be-
tidak hanya dilakukan pada anak yang dicurigai mempun- bas (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi
yai masalah saja tetapi harus dilakukan pada semua balita variabel dependen adalah perkembangan anak.
dan anak pra sekolah secara rutin. Populasi penelitian ini adalah seluruh anak yang ada di
Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dalam ben- RW 16 dimana jumlah keseluruhan yaitu 121 anak yang ada
tuk wawancara mendalam terhadap penanggung jawab di posyandu RW 16 wilayah kerja puskesmas Cinunuk.
Program DDTK di 3 Puskesmas kabupaten Bandung Sampel dalam penelitian ini menggunkan teknik non
mendapatkan data sebagai berikut : 1). Semua random sampling dengan pendekatan pengambilan sampel
Puskesmas mengatakan tidak tahu berapa target cakupan dilakukan secara purposive sampling dimana purposive
yang harus dicapai pada tahun 2009, 2010; pernah sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang
memberikan pelati-han/penyuluhan kepada kader dan dibuat oleh peneliti sendiri, dengan ciri dan syarat populasi
guru TK untuk melaku-kan DDTK. 2). Hanya satu yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo,2005).
Puskesmas yang melibatkan guru TK yang berada di Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan
wilayahnya untuk melakukan de-teksi dini pertumbuhan den-gan mengukur perkembangan anak yang
(mengukur tinggi badan dan men-imbang berat badan). mengalami 1 penurunan fungsi, maka populasi yang
Sedangkan dari hasil wawancara dengan perawat di telah ditetapkan un-tuk diambil sampel adalah 35 anak.
Puskesmas Cinunuk diperoleh data dari 29 posyandu yang Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ada diwilayah kerja Puskesmas Cinunuk bahwa ada 5 posy- dilakukan untuk memperoleh data-data yang dapat
andu yang pernah dilakukan pelatihan kader tentang menunjang pene-litian dengan cara :
DDTK. Sedangkan data hasil observasi diposyandu yang 1. Mengidentifkasi dan melakukan wawancara dan
dilakukan peneliti untuk dilakukan test DDTK hasil yang obser-vasi kepada ibu dan anak yang memenuhi
didapatkan sebanyak 35 anak tidak lulus test perkembangan syarat kriteria inklusi.
DDTK yaitu dicurigai mengalami satu penurunan fungsi.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada, 2. Menyampaikan informed consent yang meliputi
peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Pengaruh maksud dan tujuan, dengan dibantu oleh kader.
3. Sebelum dilakukan stimuasi DDTK, responden
seban-yak 35 orang dilakukan pengukuran HASIL DAN PEMBAHASAN
stimulasi DDTK pertama. Hasil pengukuran Pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang
tersebut dijadikan sebagai data pre stimulasi. (DDTK) terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan
4. Ibu diajarkan stimulasi DDTK oleh kader sehingga di wilayah kerja puskesmas Cinunuk kabupaten
ibu dapat mengikuti stimulasi DDTK yang Bandung, dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yang
diajarkan dan menganjurkan untuk dipraktekan di terdiri dari ta-bel pre, post dan pengaruh stimulasi
rumah kepada anaknya. deteksi dini tumbuh kembang yang disertai uraian.
5. Setelah selesai melakukan stimulasi 1 bulan Penelitian dengan judul pengaruh stimulasi deteksi
kemudian, dilakukan pengukuran perkembangan dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap
kedua. Hasil tersebut dapat kita gunakan sebagai data perkembanagn anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja
post stimulasi. puskesmas Cinunuk ka-bupaten Bandung dilaksanakan
6. Setelah dilakukan intervensi, peneliti kemudian pada tanggal 3 juli sampai dengan 3 agustus 2012 di
melaku-kan pengumpulan hasil pencatatan Desa Cinunuk, dengan melaku-kan observasi, dengan
perkembangan pre dan post. jumlah smpel 35 anak. Hasil pene-litian ini akan
7. Setelah terkumpul dilakukan pengitungan rata-rata disajikan dalam bentuk table univariat dan bivariat.
perkembangan pre, rata-rata perkembangan post
dan selisih dari perekembangan. Tabel 4.1
Distribusi Jumlah Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan Sebelum
8. Data kemudian dikumpulkan kemudian diolah lalu di
dianalisa dan diperoleh hasilnya dengan menggunakan Lakukan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
bantuan komputerisasiBhakti Kencana Medika, Volume 2,
No. 4, September 2012
Pre Test DDTK Frekwensi Persentase
. Tindak lanjut 35 100
Analisa Univariat untuk mengetahui gambaran Tidak dirujuk 0 0
perkem-bangan sebelum dan sesudah dilakukan Dirujuk 0 0
tindakan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang Total 35 100
(DDTK) tersebut dinilai ber-dasarkan perhitungan
perolehan skor tertinggi, kemudian nilai tersebut Berdasarkan table 4.2 jumlah anak sebelum
dipersentasikan dengan menggunakan rumus dilakukan stimulasi DDTK yang ditindak lanjut
presentasi. dirumah yaitu 35 anak (100%), tidak dirujuk 0 anak
Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan (0%) dan yang dirujuk 0 anak (0%).
metode paired t test statistik dan bantuan Kebutuhan akan stimulasi mental (“ASAH”) Stimulasi
komputerisasi soft ware SPSS 17.0, yaitu utuk mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendi-
menguji efektivitas suatu perlakuan terhadap suatu dikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental (ASAH)
besaran variable yang ingin di-tentukan, misalnya ini mengembangkan perkembangan mental psikososial:
untuk mengetahui pengaruh metode perlakuan yang kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama,
diajarkan dan tidak diajarkan untuk men-stimulasi kepribadian, moral-etika, produktifitas dan sebagainya. Dari
deteksi dini tumbuh kembang. Selanjutnya nilai kebutuhan dasar anak yang ke 3 untuk dapat tumbuh dan
masing-masing responden dibandingkan antara berkembang secara optimal maka stimulasi merupakan hal
sebelum dan sesudah perlakuan. yang penting untuk kita perhatikan agar anak dapat tum-buh
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dan berkembang secara optimal, maka disini terdapat 35
an-tara dua variabel yaitu variabel independent dan batita yang mengalami satu penurunan fungsi maka harus
dependen. Sesuai dengan tujuan penelitian maka segera dan cepat untuk mendapatkan stimulasi yang tepat
analisa bivariat ini meliputi pengaruh antara stimulasi agar anak dapat berkembang sesuai dengan usianya Dengan
DDTK terhadap tumbuh kembang anak. ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh
Sebelum dilakukan uji bivariat, peneliti terlebih dahulu kembang anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan
melakukan uji normalitas data dengan menggunakan Kol- .
mogorov-Smirnov test. Bila hasil Kolmogorov-Smirnov
test, data berdistribusi normal, maka akan dilakukan analisa Pada penelitian ini jumlah anak pada saat pre yaitu 35
data menggunakan uji paired T test, Sedangkan bila hasil anak dan saat di observasi tidak sesuai dengan umur yaitu
penelitian, data tidak berdistribusi normal maka analisa mengalami satu penurunan fungsi di gerakan kasar,
data akan menggunakan uji Wilcoxon signed rank test. Ki- gerakan halus, bicara aktif, pengamatan dan sosialisasi,
teria pengujian adalah apabila Pvalue ≤ alpha dengan dera- sehingga re-sponden kelompok intervensi dapat dikatakan
jat kepercayaan 5% (0,05) maka pengaruh tersebut secara anak men-galami satu penurunan fungsi dari usianya.
statistik ada pengaruh bermakna, tetapi jika Pvalue > alpha Nilai Perkembangan Anak Setelah di Berikan
(0,05) maka secara statistik tidak signifikan atau tidak ada Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang.
pengaruh yang bermakna dan Z tabel -1,96. Dibawah ini digambarkan perkembangan anak gerakan
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kerja kasar, gerakan halus, pengamatan, bicara aktif dan sosial-
puskesmas Cinunuk Kabupaten Bandung, Penelitian isasi yang dikategorikan sesuai umur dan tidak sesuai umur
dilaksanakan dari tanngal 13 maret sampai 3 agustus setelah diberikan stimulasi deteksi tumbuh kembang sep-
2012. Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
erti dapat dilihat pada table 4.2 dibawah ini: Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil penelitian menunjukan
bahwa pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang
Tabel 4.2
Distribusi Jumlah Perkembangan Anak Usia 4-24 Bulan Setelah di terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah diberi-
Lakukan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) kan stimulasi tidak dirujuk 23 anak (65,7%) dan yang di tin-
dak lanjut dirumah sebanyak 12 anak (34,3%) yang paling
Post DDTK Frekwensi Persentase banyak pada motorik kasar yaitu usia 12 bulan. Berdasarkan
Tindak Lanjut 12 34,3 Hasil Uji Normalitas berdasarkan uji kolmogorov-smirnov
Tidak Dirujuk 23 65,7 test 0,000 sehingga dapat diartikan data tidak terdistribusi
Dirujuk 0 0 normal sehingga rumus yang digunakan uji wilcoxon, maka
Total 35 100 diperoleh hasil perhitungan sebesar -4,796 sedangkan untuk
nilai Z tabel untuk tingkat kepercayaan 95% adalah -1,96,
karena nilai Z hitung <Z tabel (-4,796<-1,96) atau p-value
Berdasarkan table 4.2 jumlah anak setelah = 0,000. Oleh karena itu p-value lebih kecil dibandingkan
dilakukan stimulasi DDTK yang ditindak lanjut 5%(0,000<0,05) maka terdapat pengaruh stimulasi
dirumah yaitu 12 anak (34,3%), tidak dirujuk 23 anak deteksi dini tumbuh kembang batita terhadap
(65,7%) dan yang diru-juk 0 anak (0%). perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah puskesmas Cinunuk kabu-paten Bandung.
masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar Selain dilihat dari hasil statistik , secara klinis penga-ruh
yang akan mempengaruhi dan menentukan stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) ter-hadap
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan anak terbukti ada pengaruhnya yaitu melihat
perkembanagn kemam-puan berbahasa, kreatifitas, hasil jumlah anak yang mengalami satu penurunan fungsi
kecerdasan sosial, emosional dan intelegensia berjalan dari usianya sebelum dan setelah diberikan stimulasi deteksi
sangat cepat dan merupakan lan-dasan perkembangan dini tumbuh kembang (DDTK) yang mengalami penurunan
berikutnya. Perekembangan moral serta dasar-dasar sebanyak 23 anak yang tadinya 35 anak menjadi 12 anak.
kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada Dengan demikian secara klinis pengaruh stimu-lasi deteksi
sarjana yang mengatakan bahwa “the child is the father dini tumbuh kembang terhadap perkembanagn anak
of the man” sehingga setiap kelainan atau pe- menunjukan ada pengaruhnya hal ini terlihat sebelum dan
nyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apa- setelah dilakukan stimulasi DDTK pada anak terjadi
lagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi perubahan yang tadinya 35 anak menjadi 12 anak (34,3%).
kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari. Adapun beberapa responden yang tetap mengalami
(Soetjiningsih, 2012). satu penurunan fungsi, disebabkan oleh kondisi-
Pada hasil penelitian ini, kelompok intervensi anak kondisi tertentu salah satunya kemungkinan adalah
yang mengalami satu penurunan fungsi dari usianya orang tua yang tidak sungguh-sungguh melakukan
yaitu 35 anak, sedangkan setelah diberikan intervensi stimulasi dirumah karena ti-dak terpantau oleh peneliti.
stimulasi de-teksi dini tumbuh kembang post menjadi Program stimulasi deteksi dini tumbuh kembang batita
12 anak (34,3%) yang masih tetap atau mengalami jelas mempunyai manfaat yang sangat besar untuk
satu penurunan fungsi yang berarti harus di tindak perkem-bangan. Sehingga dengan adanya hasil penelitian
lanjut dirumah, sedangkan 23 anak (65,7%) menjadi ini dapat memberikan kesempatan kepada kader maupun
sesuai dengan usia perkembangan-nya dan tidak petugas puskesmas yang bertanggung jawab terhadap
dirujuk. kesehatan anak agar dapat mempertahankan kegitan ini
Hasil penghitungan Pengaruh stimulasi deteksi karena jelas ada pengaruhnya bagi anak.
dini tumbuh kembang (DDTK) terhadap Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yaitu:
perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah kerja 1. Pengukuran stimulasi Deteksi dini tumbuh kembang
puskesmas Cinunuk kabu-paten Bandung. dalam penelitian ini dibantu oleh beberapa orang kad-
Hasil penghitungan Pengaruh stimulasi deteksi dini er yang belum memenuhi kriteria pelatihan atau tidak
tumbuh kembang (DDTK) terhadap perkembangan anak tersertifikasi dalam stimulasi yang harus dilakukan se-
usia 4-24 bulan di wilayah kerja puskesmas Cinunuk kabu- lama 4 bulan dalam penelitian ini hanya di batasi selama
paten Bandung, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 1 bulan.
2. Peneliti tidak dapat mengontrol dengan ketat
Tabel 4.3
Pengaruh Stimulasi Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK) stimulasi yang dilakukan ibu dirumah dan faktor
Terhadap Perkembangan Batita di Wilayah Kerja Puskesmas counfounding yang muncul seperti makanan dan
Cinunuk Kabupaten Bandung aktifitas anak di-rumah.
Kategori Frekwensi P-Value
SIMPULAN DAN SARAN
Tindak Lanjut 12
Penelitian ini dilakukan pada 35 anak yang tinggal di
Tidak Dirujuk 23 0,000
wilayah kerja puskesmas Cinunuk kabupaten Bandung,
Dirujuk 0 yang terbagi dalam kelompok eksperimen yang berjum-
Total 35 lah 35 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kembang
terhadap perkembangan anak usia 4-24 bulan di wilayah
kerja pusk-
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012

esmas Cinunuk kabupten Bandung, maka dapat ditarik kes-impulan sebagai berikut :
1. Jumlah total perkembangan yaitu 35 anak yang harus mendapatkan stimulasi deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK)
2. Jumlah total perkembangan anak setelah dstimulasi de-teksi dini tumbuh kembang yaitu 12 anak
tetap mendapat stimulasi dirumah dan 23 anak tidak dirujuk.
3. Terdapat pengaruh stimulasi deteksi dini tumbuh kem-bang terhadap perkembangan anak usia 4-
24 bulan den-gan nilai significant sig -4,796.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran yaitu :
1. Bagi orang tua
Peranan ibu dalam pengasuhan sangat penting, ibu-bapak sebaiknya berperan aktif dalam ikut memantau
per-tumbuhan dan perkembangan anak dirumah, bila anak mengalami keterlambatan perkembangan
ibu segera mendapatkan bantuan secepat mungkin dan mengeta-hui perangsangan yang harus segera
dilakukan dirumah. Semakin cepat ditemukan secara dini dan dirangsang maka hasil yang didapatkan
akan senakin baik, begitu juga bantuan yang diberkan semakin cepat akan sema-kin baik pula
hasilnya.
2. Bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infor-masi yang berguna tentang pelaksanaan
DDTK di Pusk-esmas, bermanfaat sebagai bahan masukan bagi puskes-mas dalam menyusun
program kerja terutama dalam hal peningkatan kegiatan program tumbuh kembang anak
diwilayah kerja puskesmas.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat dijadikan dasar dari penelitian selan-jutnya, yaitu dengan melakukan penelitian
mengenai pengaruh faktor lainya terhadap tumbuh kembang anak ataupun dapat melakukan
penelitian yang sama tetapi dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu yang penelitian
yang lebih lama dari sampel dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
A.H Markum. 2002. Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jakarta
: FKUI (Fakultas kedokteran universitas Indonesia). Azwar. 2005. Sikap Manusia dan
Teori Pengukurannya
edisi ke-2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2007. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya edisi ke-2. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Budiarto. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan KesehatanMasyarakat. Jakarta: EGC.
Buku Panduan Pembuatan Skripsi Program S1 Keperawatan STIKes Bhakti Kencana
Bandung. 2009
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2005. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC

Supratini, yuvi. 2004. buku ajar konsep keperawatan anak


.Jakarta : EGC
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa beta.
Zulkifli. 2009. Psikologi perekembangan.Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai