Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Bidan
Disusun oleh :
Nabila Fathir 220070500111040
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022 JURNAL READING
Keterangan Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Judul Artikel, Pengarang, Pengaruh Edukasi Stimulasi Tumbuh Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Hubungan Peran Kader Posyandu, Pemberian nama Jurnal (Vol, No, Th) Kembang Terhadap Kemampuan Deteksi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Imunisasi Dasar Dan Perilaku Sadar Gizi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun (SDIDTK) pada usia 0-6 Tahun, Sri Hendrawati, Ai (Kadarzi) Dengan Tumbuh Kembang Bayi Usia Oleh Orangtua, Siska Nurul Abidah, Hinda Mardhiyah, Henny Suzana Mediani, Ikeu 0-12 Bulan, Nina Krisnawati, Shinta Mona Lisca, Novianti, Jurnal Ilmu Kesehatan (Vol 14. No Nurhidayah, Wiwi Mardiah, Fanny Adistie, SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia (Vol 02, 2. 2020) Nenden Nur Asriyani Maryam, Media Karya No 01, 2022) Kesehatan (Vol 1, No 1, 2018) Variabel Dependen Kemampuan orangtua dalam deteksi dini Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Peran Kader Posyandu, Pemberian Imunisasi tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun Kembang (SDIDTK) Dasar dan Perilaku Sadar Gizi (Kadarzi) Variabel Independen Edukasi stimulasi tumbuh kembang Pemberdayaan Kader Posyandu Tumbuh Kembang Bayi Usia 0- 12 Bulan Jenis dan Desain Penelitian Penelitian kuantitatif dengan desain Quasi Rancangan menggunakan pretest posttest Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen dengan rancangan one group kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan pretest posttest adalah cross-sectional (potong lintang) Sampel Sampel berjumlah 80 orang dengan cara kegiatan ini melibatkan mitra dari 5 buah Jumlah sampel dalam penelitian 56 bayi usia 0- simple random sampling posyandu di Desa Cileles yang diikuti oleh 25 12 bulan dan pengambilan sampel diambil kader posyandu secara Purposive Sampling Intervensi Pemberian edukasi stimulasi tumbuh Pemberian edukasi kader dalam melakukan Tidak ada hanya pengumpulan data saja kembang anak oleh orangtua deteksi dini dan intervensi tumbuh kembang pada balita secara komprehensif Pengukuran (Alat Ukur dan Berupa kuesioner yang mengacu pada KPSP Metode kegiatan dilakukan dengan beberapa Pengukuran dilakukan menggunakan Cara Ukur) (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) metode yaitu panel expert untuk pembuatan kuesioner yang dilakukan secara sekaligus pada berupa pertanyaan dengan 2 pilihan modul SDIDTK dan pelatihan SDIDTK yang terdiri suatu saat (point time approach) dengan uji jawaban ‘benar’ dan “salah” sebanyak 20 dari kegiatan penyuluhan, small group discussion, Chi-square item. Pertanyaan terbagi dalam cara praktikum serta simulasi stimulasi perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, kemandirian dan sosialisasi dan Uji statistik menggunakan wilcoxon-test Analisis dan Hasil Berdasarkan hasil analisis peran penting Hasil analisis awal dimulai menunjukkan bahwa Hasil analisis jurnal ini mendukung pernyataan kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh sebagian besar kader posyandu (nilai rata-rata jurnal sebelumnya, berdasarkan hasil adalah kembang anak sangatlah penting. Hasil pretest 41,6; SD = 18,9) belum mengetahui dan peran kader posyandu yang baik mempunyai penelitian ibu tidak mampu melakukan menguasai keterampilan SDIDTK pada anak secara peluang 4 kali ibu balita usia 0 - 12 bulan deteksi dini tumbuh kembang anak 61 orang tepat dan benar. Padahal tugas kader posyandu memiliki perkembangan bayi sesuai usia (76,3%). Hal ini dipengaruhi oleh usia ibu dan sangat penting dan komplek dimana seharusnya dibandingkan dengan peran kader posyandu pendidikan ibu. Usia ibu sebagian kecil kegiatan posyandu bukan hanya pemantauan yang kurang baik. hal ini peran kader dalam (11,3%) responden berusia kurang dari 20 pertumbuhan saja (pengukuran tinggi badan dan penyelenggaraan Posyandu sangat besar tahun sebanyak 9 orang. Hal ini juga bb) tetapi juga pemantauan perkembangan karena selain sebagai pemberi informasi dipengaruhi oleh usia ibu, pendidikan ibu sehingga dapat dideteksi adanya penyimpangan kesehatan kepada masyarakat juga sebagai dan sumber informasi. Umur ibu tumbuh kembang secara dini. Dengan adanya penggerak masyarakat untuk datang ke berhubungan dengan pengetahuan, yaitu posyandu dan peran kader salah satu yang dapat Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup seiring bertambahnya usia ibu maka dilakukan yaitu dengan memperhatikan tumbuh bersih dan sehat. Peran keaktifan kader dapat pengetahuan ibu juga akan bertambah dan kembang anak. Kader merupakan komponen menumbuhkan keinginan ibu,membantu begitu sebaliknya. Selanjutnya, pengetahuan yang penting dalam meningkatkan mendiagnosa permasalahan, menciptakan ibu merupakan domain kognitif dalam kesejahteraan di masyarakat. keinginan ibu, menjaga keaktifan ibu, dan pembentukan kemampuan ibu dalam Tumbuh kembang optimal adalah tercapainya meningkatkan suatu hubungan mempengaruhi melakukan deteksi dini tumbuh kembang proses tumbuh kembang yang sesuai dengan pemanfaatan pelayanan Posyandu dalam anak. faktor umur dan pendidikan potensi yang dimiliki oleh anak. Kegiatan penimbangan balita. Selain itu, ini juga merupakan faktor positif yang dapat berkaitan dengan peluang balita untuk stimulasi dan deteksi dini penyimpangan mempermudah ibu dalam menerima mendapatkan imunisasi menjadi lebih tinggi pengetahuan, inovasi dan informasi baru. perlu dilakukan untuk mendeteksi secara dini dan perilaku sadar gizi hal ini dikarenakan Pada usia matang seseorang juga sudah adanya penyimpangan tumbuh kembang kader posyandu menjalankan perannya yaitu mulai membina rumah tangga dan belajar balita. Dengan mengetahui penyimpangan melakukan pendataan, penyuluhan dan menjadi orangtua baru. Sehingga dari tumbuh kembang secara dini, maka dapat pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi. pemberian edukasi tentang stimulasi dilakukan berbagai upaya pencegahan, stimulasi Hasil analisis penelitian ini pemberian tumbuh kembang akan meningkatkan ibu dan penyembuhan serta pemulihannya sedini imunisasi dasar yang lengkap mempunyai dan kemampuan ibu dalam deteksi dini mungkin pada masa-masa proses tumbuh peluang 5 kali ibu balita usia 0 - 12 bulan tumbuh kembang anak menjadi lebih baik kembang anak sehingga hasil yang diharapkan memiliki perkembangan bayi sesuai usia dibandingkan sebelum mendapatkan akan tercapai. Oleh karena itu, peran kader dan dibandingkan dengan pemberian imunisasi edukasi. posyandu ini dapat membantu peran kedua dasar yang tidak lengkap. Faktor yang turut Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan orangtua dalam meningkatkan stimulasi deteksi mempengaruhi tumbuh kembang balita adalah bahwa kemampuan ibu dalam deteksi dini dini tumbuh kembang pada anak. Penguatan pemberian imunisasi dasar lengkap. Sistem tumbuh kembang anak semakin baik setelah kapasitas dan keterampilan kader posyandu ilmu tubuh mempunyai suatu sistem memori, mendapatkan edukasi. Menunjukkan hasil mengenai SDIDTK ini merupakan hal yang sangat ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan sebagian besar (93,8%) setelah penting untuk dilakukan. Sehingga hal ini dapat dibentuk antibodi untuk melawan vaksin mendapatkan edukasi masuk dalam kategori meningkatkan status kesehatan anak, tidak hanya tersebut. imunisasi merupakan cara untuk mampu sebanyak 75 orang dan sisanya pada status kesehatan dan gizi saja, tetapi juga memberikan kekebalan kepada seseorang (6.3%) masuk kedalam kategori tidak mampu mental, emosional, sosial dan kemandirian anak secara aktif terhadap penyakit menular. sebanyak 5 orang. Sehingga hasil penelitian berkembang secara optimal, sebagai indikator Pemberian makanan pada balita mengikuti menunjukkan ada pengaruh edukasi tercapainya kualitas tumbuh kembang anak yang pola konsumsi makanan keluarga, ini stimulasi tumbuh kembang terhadap optimal. merupakan salah satu faktor penentu tumbuh kemampuan ibu dalam deteksi dini tumbuh kembang balita, dimana pola pemberian kembang anak. Kemampuan orangtua dalam makanan pada balita harus bervariasi dan melakukan stimulasi harus sesuai tahap mengandung cukup zat-zat gizi untuk perkembangan karena menjadi hal utama menunjang pertumbuhannya. Sehingga jika orangtua menginginkan anaknya untuk pemberian makan pada balita yang bergizi ini tumbuh optimal dan tidak mengalami dapat menunjang pertumbuhan dan keterlambatan dalam perkembangannya. perkembangan pada bayi agar sesuai dengan Kemampuan ibu dalam mengasuh anak usianya. harus disesuaikan dengan tahap perkembangannya seperti menerapkan stimulasi motorik, stimulasi kognitif, dan mengasah stimulasi berbahasa serta berinteraksi sosial dengan lingkungannya. Peranan penting orangtua sebagai pengasuh pertama yaitu mengontrol, membimbing dan mendampingi anaknya menuju kedewasaan. Stimulasi dini adalah Rangkaian aktivitas yang bertujuan untuk merangsang kemampuan perkembangan dasar anak agar terbentuk tumbuh kembang yang optimal. Pemberian edukasi stimulasi tumbuh kembang anak dapat meningkatkan kemampuan orangtua dalam memberikan stimulasi anak sejak usia dini karena ibu adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya dari lahir sampai dewasa. Oleh karena itulah, stimulasi tumbuh kembang pada anak sangat penting dalam menunjang kehidupan anak selanjutnya. Kesimpulan Tujuan penelitian untuk mengetahui Berdasarkan paparan diatas bahwa pengetahuan Berdasarkan paparan diatas, Hasil dari pengaruh edukasi stimulasi tumbuh kader tentang tumbuh kembang pada anak penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran kembang terhadap kemampuan deteksi dini terutama dalam hal stimulasi, deteksi dini, kader posyandu, pemberian imunisasi dasar da tumbuh kembang anak usia 0-5 tahun oleh skrining, dan intervensi dini tumbuh kembang perilaku sadar gizi itu menjadi peran tambahan orangtua. Luaran yang didapatkan adalah pada anak perlu ditingkatkan sehingga dengan yang penting dalam menunjang pertumbuhan berupa adanya pengaruh edukasi stimulasi adanya peningkatan pengetahuan dan perkembangan pada bayi balita. Oleh karena tumbuh kembang terhadap kemampuan pemahaman kader dan orangtua tentang tumbuh itu, apabila bayi dan balita tidak mendapatkan deteksi dini tumbuh kembang anak usia 0-5 kembang diharapkan deteksi dini tumbuh tumbuh kembang yang sesuai maka dapat tahun oleh orangtua. Pemberian edukasi kembang pada anak dapat dilaksanakan untuk mengakibatkan gangguan pada kehidupan stimulasi tumbuh kembang anak oleh menurunkan angka penyimpangan tumbuh selanjutnya seperti penurunan skor IQ, orangtua dapat meningkatkan kemampuan kembang pada anak. Selain itu, kader posyandu penurunan perkembangan kognitif, gangguan orangtua dalam memberikan stimulasi dan orang tua juga dapat cepat tanggap dan pemusatan perhatian dan gangguan tumbuh kembang sejak dini yang akan melakukan tindakan segera untuk membawa anak penurunan rasa percaya diri dengan begitu berdampak positif seperti meningkatkan yang dicurigai mengalami penyimpangan tumbuh potensi posyandu, imunisasi dan gizi menjadi perkembangan bahasa dan memori anak, kembang, dimana anak tumbuh dan berkembang peran penting dalam mendukung tumbuh kesiapan anak dalam sekolah dan membantu tidak sesuai dengan usianya, ke pusat pelayanan kembang pada anak. anak untuk memaksimalkan potensi dalam kesehatan terdekat. Sehingga anak akan cepat hidup mereka. mendapatkan intervensi lebih lanjut dan perawatan yang adekuat dan komplikasi yang berbahaya pun dapat dicegah. Kader juga dapat menjadi agen untuk transfer pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak pada orangtua. Karena kader dan posyandu menjadi tempat yang paling dekat dengan masyarakat.