Anda di halaman 1dari 110

STIMULASI, DETEKSI, INTERVENSI DINI TUMBUH

KEMBANG OLEH TENAGA KESEHATAN

dr. Ira Nola Lingga

Pertemuan IBI Ranting Cengkareng


23 Februari 2023
Hasil Belajar
TUJUAN Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
PEMBELAJARAN Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
pada Balita dan Anak Prasekolah di Faskes oleh Tenaga
Kesehatan

2
MATERI POKOK

1. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Pertumbuhan pada Balita


dan Anak Prasekolah
a. Penilaian Status Gizi
b. Penilaian Status Pertumbuhan
c. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan

2. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Perkembangan pada Balita dan


Anak Sekolah
a. Penilaian perkembangan di puskesmas/fasilitas kesehatan
b. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
A. TUMBUH KEMBANG BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

Kegiatan SDIDTK

Stimulasi dini
merangsang otak balita dan anak prasekolah agar perkembangan kemampuan
gerak, bicara, bahasa, sosialisasi kemandirian anak berlangsung secara optimal
sesuai usia anak

Deteksi dini
melakukan skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan tumbuh kembang anak balita

Intervensi dini
melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
bila ada penyimpangan tumbuh kembang agar pertumbuhan dan perkembangan
anak kembali ke jalur normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat

Rujukan dini
merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila ada masalah penyimpangan
tumbuh dan kembang tidak dapat diatasi dengan intervensi dini 4
PENGERTIAN

Anak berbeda dengan seorang dewasa

Tumbuh dan berkembang


(sejak konsepsi - akhir masa remaja)
Pengertian Pertumbuhan Pengertian Perkembangan
Bertambahnya ukuran dan jumlah sel Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
serta jaringan interseluler bertambah, yang lebih kompleks dalam kemampuan
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian motorik kasar, motorik halus, bicara dan
atau keseluruhan, sehingga dapat bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian
diukur dengan satuan panjang dan
berat

• Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan


• Pertumbuhan dan perkembangan saling berkaitan satu sama lain
6
A. Stimulasi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan
• Stimulasi = merangsang ”terjalinnya hubungan antar sel saraf”
• Stimulasi adalah merangsang otak Balita dan Anak Prasekolah agar perkembangan
kemampuan gerak, bicara, bahasa, dan sosialisasi kemandirian berlangsung
optimal sesuai usia

• Prinsip stimulasi:
• interaksi timbal balik 2 arah
• Rutin, berkelanjutan, dalam aktifitas harian
• sesuai dengan usia (kelompok umur)/tahap perkembangan, sesuai kultur
• Suasana menyenangkan, tidak ada paksaan, tidak ada hukuman, berikan pujian
• Alat permainan yang aman, ada disekitar
• Anak Laki dan perempuan diperlakukan sama
1. Tentukan usia balita dan anak prasekolah

Usia balita dan anak prasekolah menggunakan usia bulan penuh yang diperoleh dengan cara menghitung selisih tanggal kunjungan posyandu dan tanggal lahir

Jika tanggal lahir balita tidak diketahui, maka dapat diperkirakan dengan cara bertanya kepada ibu/pengasuh apakah balita tersebut lahir pada atau berdekatan dengan suatu
peristiwa penting

Jika tgl lahir ≤15 hari maka dibulatkan menjadi 0 bulan, jika tgl lahir ≥ 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.

Cara menghitung usia anak adalah sebagai berikut:

Tanggal kunjungan 2020 tahun 4 bulan 15 hari

Tanggal lahir anak 2019 tahun 9 bulan 25 hari

Kurangi untuk = ((4 – 1) + 12) – 9 = (15 + 30) – 25


= 1-1
mendapatkan usia anak = (3 + 12) – 9 = 45 - 25
Usia Anak 7 bulan
0 tahun 6 bulan 20 hari 9
Menghitung Usia Koreksi

• Usia koreksi adalah suatu perhitungan untuk menyesuaikan usia bayi karena lahir prematur, sehingga acuan
tumbuh kembangnya menjadi sesuai dengan yang seharusnya

• Syarat:

Usia Kehamilan <37 minggu

Usia saat ini < 2 tahun

10
Menghitung Usia Koreksi
• Menentukan hari, bulan, dan tahun
• Perhitungan 1 bulan = 30 hari, 1 tahun = 12 bulan
• Jika anak berumur di bawah 2 tahun, tanyakan apakah anak lahir prematur
(kurang dari 37 minggu). Jika ya, maka gunakan umur koreksi.
Perhitungan umur koreksi mengacu pada umur kehamilan 40 minggu.
• Usia Koreksi = Usia anak saat ini (bulan) – (40-usia kehamilan dalam
bulan)
• Contoh: anak umur 12 bulan dengan riwayat prematur 32 minggu.
Umur koreksi = 12 bulan – (40-32 minggu)
= 12 bulan – 8 minggu (2 bulan)
= 10 bulan
2. Pilih form stimulasi perkembangan sesuai kelompok usia balita dan anak prasekolah (secara lengkap dapat
dilihat pada Buku KIA) Sesuai dengan Kelompok umur/Tahapan Perkembangan anak

Untuk Soal sebelumnya usia anak adalah 7 bulan, maka pilih ceklis terdekat dibawah bulan kelahiran anak, yaitu ceklis untuk anak usia 6-9 bulan

Setiap saat lakukan stimulasi sesuai usia bayi


dalam suasana menyenangkan, baik oleh orang
tua maupun anggota keluarga.

Ajarkan orang tua/pengasuh untuk melakukan


stimulasi dengan penuh kasih saying,
kapanpun dan dimanapun saat mood anak baik

12
KEGIATAN 2. DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN
BELAJAR PADA BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

13
Setiap anak usia 0-72 bulan harus
mendapatkan pemantauan
pertumbuhan menggunakan buku
KIA
Pemeriksaan deteksi dini
pertumbuhan dengan
menggunakan buku Pedoman/
buku Bagan SDIDTK bila hasil
di buku KIA tidak sesuai
Setiap anak berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48,
60, 72 bulan dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dengan menggunakan buku
pedoman / buku Bagan SDIDTK oleh
tenaga kesehatan.

14
Stimulasi Dan Deteksi Kegiatan SDIDTK di puskesmas / fasilitas
Dini Pertumbuhan Pada
kesehatan dilakukan oleh tenaga pelayanan
Balita Dan Anak
Prasekolah kesehatan balita yang terlatih SDIDTK yaitu
dokter, bidan, perawat, tenaga gizi, dan
tenaga kesehatan lainnya.

Aspek yang perlu dipantau antara lain:


Weight increment, Length increment,
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau
BB/TB, IMT/U dan Lingkar Kepala

Setelah melakukan konfirmasi hasil


pengukuran, akan dilakukan penilaian
status gizi balita dan anak prasekolah
dengan 4 indeks pertumbuhan dan
lingkar kepala
15
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus dilakukan di tingkat Puskesmas

 
Deteksi dini penyimpanganpertumbuhan Deteksi dini
Umur  Deteksi dini penyimpangan
penyimpanganperilakuemosional
perkembangan
(dilakukan atas indikasi)

 
PB/U
Weight Length BB/PB atau Pemeriksaan M-CHAT
BB/U atau IMT/U LK KPSP TDD TDL KMPE GPPH
increment* increment* BB/TB pupil putih** Revised***
TB/U
6                            
bulan
9                            
bulan

18                            
bulan

24                            
bulan

36                            
bulan

48                            
bulan

60                            
bulan

72                            
bulan

16
1. A. PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian status gizi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020, tentang Standar Antropometri Balita
dan Anak Prasekolah.

Penilaian status gizi dilakukan melalui pemantauan pertumbuhan


menggunakan 4 (empat) Indeks Antropometri yaitu Berat Badan
menurut Usia (BB/U), Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Usia
(PB/U atau TB/U), Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi
KEGIATAN Badan (BB/PB atau BB/TB) dan Indeks Masa Tubuh menurut Usia
BELAJAR (IMT/U).

Dalam 4 (empat) indeks antropometri tersebut diklasifikasikan kategori


status gizi pada WHO Child Growth Standar untuk balita dan anak
prasekolah

17
1.B. Penimbangan berat badan (BB)

Menggunakan alat ukur berat Menggunakan timbangan injak


badan bayi (baby scale) (timbangan digital)

18
1.C. Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)

Pengukuran panjang dan tinggi badan balita dibedakan berdasarkan:

Kemampuan balita
Umur
untuk berdiri

• Jika balita berusia kurang dari 2 tahun diukur dalam posisi berdiri, hasil
pengukuran ditambah dengan 0,7 cm untuk mendapatkan panjang badan.

• Jika balita berusia 2 tahun atau lebih diukur dalam posisi telentang/tidur,
hasil pengukuran dikurangi dengan 0,7 cm untuk mendapatkan tinggi badan.

19
Mengukur panjang badan Mengukur tinggi badan anak
balita menggunakan menggunakan microtoise
infantometer (length board) - Mengukur tinggi badan anak
- Mengukur panjang badan usia 2 tahun atau lebih yang
balita usia 0-24 bulan sudah bisa berdiri.
- Batas pengukuran maksimal - Memiliki ukuran maksimum
150 cm 200 cm dengan ketelitian 0,1
cm

20
Penilaian
Status Gizi Cara Penilaian status gizi pada anak

1. Hitung usia anak sesuai ketentuan


2. Ukur berat dan panjang atau tinggi badan dengan cara
yang tepat
3. Beri titik pada kurva berat badan, tinggi atau panjang
badan (plotting)
4. Klasifikasikan status gizi anak sesuai indeks
pertumbuhan yang dinilai

21
Penilaian 1. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks
Status Gizi berat Badan menurut Usia (BB/U) untuk anak usia
0 – 59 bulan

• Indeks BB/U menggambarkan berat


badan relatif dibandingkan dengan
umur balita dan anak prasekolah.

• Setelah dilakukan pengukuran berat


badan dan perhitungan usia, 
dilakukan plotting yaitu membuat titik
yang menghubungkan keterangan
berat badan (sumbu Y) dan
keterangan usia (sumbu X). Indeks ini 22
digunakan untuk mengidentifikasi
Penilaian
Status Gizi Klasifikasi Status Gizi berdasarkan indeks BB/U

Status gizi
Hasil pengukuran Z-Score
(BB/U)
> +1 SD Risiko berat badan lebih
-2 SD sampai dengan +1 SD Normal
-3 SD sampai dengan < -2
BB Kurang (underweight)
SD
BB sangat kurang
< -3 SD
(severely underweight)

23
24
2. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks
Penilaian
Panjang atau Tinggi badan menurut Usia (PB/U
Status Gizi
atau TB/U) untuk anak usia 0-59 bulan

Indeks PB/U atau TB/U


menggambarkan pertumbuhan
panjang atau tinggi badan anak
berdasarkan usianya.

Balita dan anak prasekolah dikatakan


tumbuh normal bila grafik panjang
atau tinggi badan sejajar dengan
garis median.

25
Klasifikasi Status Gizi berdasarkan indeks PB/U atau TB/U:
Hasil pengukuran Z- Status gizi (PB/U
Intervensi
Score atau TB/U)

>+3 SD Tinggi Segera rujuk ke RS untuk mendapat penanganan dokter


spesialis anak

-2 SD sampai dengan Jadwalkan kunjungan berikutnya


+3 SD Normal

1. Umur <2 tahun:


• Segera rujuk ke RS
2. Umur ≥2 tahun:
• Konfirmasi parameter status gizi yang lain (BB/U dan
-3 SD sampai Pendek BB/PB atau BB/TB), MTBS, SDIDTK, Buku KIA, KPSP
dengan <-2 SD (stunted) • Jika terdapat masalah (indikator antropometri tidak sesuai,
masalah perkembangan, infeksi, tidak ada perubahan
setelah dilakukan penatalaksanaan gizi standar, kecurigaan
masalah hormonal, dll) maka segera rujuk ke RS
Segera rujuk ke RS untuk mendapat penanganan dokter
<-3 SD Sangat pendek spesialis anak
(severely stunted)
26
27
Penilaian
Status Gizi
 Anak-anak yang perawakannya pendek atau sangat pendek
dapat disebabkan karena asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama atau sering sakit.

 Anak dengan perawakan tinggi badan diatas normal


biasanya disebabkan oleh gangguan endokrin, meskipun
hal ini jarang terjadi di Indonesia.

28
Pada anak di atas 2 tahun dengan perawakan pendek atau sangat pendek dengan
pertambahan tinggi badan normal perlu dipikirkan variasi normal, dilakukan penghitungan
potensi tinggi genetik :

Laki-laki = tinggi badan ayah + tinggi badan ibu + 13 ± 8,5 cm


2

Perempuan = tinggi badan ayah + tinggi badan ibu – 13 ± 8,5 cm


2

 Potensi tinggi genetik adalah prediksi rentang TB dewasa yang akan dicapai seorang anak
berdasarkan TB kedua orang tua biologisnya.
o Bila tinggi anak konsisten dengan potensi tinggi genetik maka anak tersebut mengalami
perawakan pendek familial, bila tinggi anak kurang dari potensi genetik maka anak
tersebut mengalami constitutional delay of growth and puberty (CDGP).
o Pemeriksaan penunjang untuk membedakan perawakan pendek familial dan CDGP
adalah pemeriksaan usia tulang (bone age) yang baru bisa dilakukan bila usia anak
lebih dari 2 tahun. 29
3.Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks Berat
Penilaian
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat
Status Gizi
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) untuk anak
usia 0 - 59 bulan

Digunakan untuk mengetahui apakah berat badan anak sesuai dengan


pertumbuhan panjang/tinggi badannya.

Kondisi gizi buruk dapat disebabkan oleh penyakit dan kekurangan


asupan gizi yang baru saja terjadi (akut) maupun yang telah lama
terjadi (kronik).

Pada anak dengan status gizi normal, maka lakukan penilaian


BB/U (tabel WHO weight increment) dan nilai IMT/U pada anak >7–8
bulan, jika terdapat peningkatan tren IMT dibanding sebelumnya
(early adiposity rebound) maka lakukan identifikasi penyebab dan
lakukan asuhan gizi anak yang benar
30
Klasifikasi hasil pengukuran status gizi anak berdasarkan indeks berat
badan menurut panjang badan/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB)
Hasil Status gizi (BB/PB Intervensi
pengukuran Z atau BB/TB)
Score
>+3 SD Obesitas Segera rujuk ke RS
+2 SD sampai Gizi lebih (overweight) • Asupan gizi disesuaikan dengan
• kebutuhan dan aktivitas anak
dengan +3 SD • Lakukan aktivitas fisik sesuai umur
• Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada
• perbaikan segera rujuk
+1 SD sampai Berisiko gizi lebih • Plot IMT/U untuk menegakkan diagnosis obesitas
• Tentukan penyebab
dengan +2 SD (possible risk of • Konseling gizi sesuai penyebab
overweight) • Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada perbaikan segera rujuk

-2 SD sampai Gizi baik (normal) Berikan pujian kepada ibu dan anak*
dengan +1 SD
-3 SD sampai Gizi kurang (wasted) • Tentukan penyebab utama gizi kurang
• Konseling gizi sesuai penyebab
dengan <-2 SD • Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada perbaikan segera rujuk
<-3 SD Gizi buruk (severely • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau penyakit
penyerta
wasted)** • Lakukan asuhan nutrisi pediatric dan konseling gizi
• Evaluasi setelah 1 minggu, bila tetap atau tidak ada perbaikan, segera
rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
31
32
4. Penentuan status gizi berdasarkan Indeks Massa
Penilaian
Tubuh menurut usia (IMT/U) untuk anak usia 0-72
Status Gizi
bulan.

- IMT/U terlihat naik secara tajam pada 6 bulan pertama kehidupan


- menurun setelah bayi berusia 6 bulan dan tetap stabil pada usia 2 sampai 5
tahun

33
Penilaian Cara menghitung IMT
Status Gizi

 IMT dihitung dengan cara membagi berat badan (dalam


kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter)
(kg/m2).
 Contoh:
Jika berat badan anak 15 kg dan tinggi badan anak 100
cm maka IMT anak adalah

34
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT/U untuk anak umur 0-59 bulan
Hasil
pengukuran Z- Status gizi (IMT/U) Intervensi
Score
>+3 SD Obesitas (obese) Segera rujuk ke RS
• Asupan gizi disesuaikan dengan kebutuhan
dan aktivitas anak
+2 SD sampai
Gizi lebih (overweight) • Lakukan aktivitas fisik sesuai umur
dengan +3 SD
• Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
perbaikan segera rujuk
• Tentukan penyebab
Berisiko gizi lebih • Konseling gizi sesuai penyebab
+1 SD sampai
(possible risk of • Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
dengan +2 SD
overweight) perbaikan segera rujuk

• Berikan pujian kepada ibu dan anak


-2 SD sampai
Gizi baik (normal) • Berikan konseling pemberian makan bagi
dengan +1 SD
anak 35
36
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT/U untuk anak
umur 60-72 bulan
Hasil pengukuran Status gizi
Z-Score (IMT/U)
>+2 SD Obesitas (obese) Segera rujuk ke RS
• Asupan gizi disesuaikan dengan kebutuhan dan
aktivitas anak
>+1 SD sampai Gizi lebih • Lakukan aktivitas fisik sesuai umur
dengan +2 SD (overweight) • Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada perbaikan
segera rujuk

-2 SD sampai Gizi baik • Berikan pujian kepada ibu dan anak


dengan +1 SD (normal) • Berikan konseling pemberian makan bagi anak
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
-3 SD sampai Gizi kurang
• Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
dengan <-2 SD (thinness)
perbaikan segera rujuk
• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flag
Gizi buruk
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan konseling gizi
<-3 SD (severely
• Lakukan evaluasi 1 minggu, jika tidak ada perbaikan,
thinness)*
segera rujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi
37
38
5. Indeks Lingkar Kepala menurut Usia

Bertujuan untuk mengetahui lingkaran kepala anak


apakah dalam batas normal atau tidak

Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak

Pada anak umur 0-5 bulan pengukuran dilakukan


setiap bulan

Pada anak umur 6-23 bulan pengukuran dilakukan


setiap 3 bulan

Pada anak umur 24-72 bulan, pengukuran


dilakukan setiap 6 bulan

39
Penilaian Indeks Lingkar Kepala menurut Usia pada anak
Penilaian 0 -72 bulan dilakukan dengan menggunakan Grafik Nelhauss
Status Gizi
Penilaian Penilaian Indeks Lingkar Kepala menurut Usia pada anak
Status Gizi 0 - 5 tahun dilakukan dengan menggunakan Grafik Lingkar
Kepala (WHO)

Grafik Lingkar Kepala (WHO) digunakan sampai


usia 5 tahun, yang terdapat dalam Buku KIA
41
Klasifikasi hasil pengukuran lingkar kepala menurut umur:

Hasil pengukuran Z-Score Klasifikasi Intervensi


>+2 SD Makrocephaly Segera Rujuk ke RS
• Berikan pujian kepada ibu dan
-2 SD sampai dengan anak
Normal
+2 SD • Jadwalkan kunjungan
berikutnya

<-2 SD Microcephaly Segera Rujuk ke RS

42
43
6. Penilaian status gizi anak usia 6-59 bulan pada Kondisi Khusus

Untuk penilaian status gizi, LiLA hanya digunakan untuk


anak umur 6-59 bulan

Pengukuran LiLA dilakukan untuk skrining dan deteksi dini


pertumbuhan balita, namun tetap harus dilakukan
konfirmasi ke dalam parameter BB/PB atau BB/TB

Pengukuran dilakukan jika ada indikasi pada kondisi


khusus seperti organomegali, massa abdomen,
hidrosefalus, dan pasien yang tidak bisa dilakukan
pemeriksaan BB/PB atau BB/TB

Pengukuran LiLA dilakukan di lengan kiri atau lengan


non dominan, namun pemilihan lokasi ini tidak
berpengaruh terhadap akurasi dan presisi

44
Klasifikasi hasil pengukuran LiLA untuk anak umur 6-59 bulan

Hasil
pengukuran Klasifikasi
Intervensi
• Berikan pujian kepada ibu dan anak
≥ 12,5 cm Normal • Berikan konseling pemberian makan bagi
anak
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
11,5-12,4 cm Gizi kurang • Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
perbaikan segera rujuk
• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan
red flag atau penyakit penyerta
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan
<11,5 cm Gizi buruk* konseling gizi
• Lakukan evaluasi 1 minggu, jika tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasilitas
pelayanan yang lebih tinggi 45
1. B. PENILAIAN STATUS PERTUMBUHAN DI
PUSKESMAS / FASKES

Balita dan anak prasekolah yang dinilai status


pertumbuhannya di puskesmas/fasilitas kesehatan
merupakan:
a. balita dan anak prasekolah dengan risiko
gangguan pertumbuhan yang dirujuk dari jejaring
KEGIATAN puskesmas (posyandu, PAUD, dll)
BELAJAR b. Balita sesuai umur skrining

Saat menerima rujukan, penting bagi tenaga kesehatan


mengkonfirmasi hasil pengukuran

46
Penilaian Status
1.Langkah-langkah penilaian status pertumbuhan
balita berdasarkan indikator pertumbuhan anak
Pertumbuhan
Di Puskesmas/Faskes
M
e
m
b
u
a
t

K
e
s
i
m
p
u
l
a
n
47
Peniaian Status 2. Kemungkinan gangguan status pertumbuhan anak
Pertumbuhan
Di Puskesmas/Faskes

a) Anak berat badan kurang, pendek, tetapi normal menurut BB/PB


atau BB/TB  masalah gizi kronis atau berat badannya kurang
disebabkan karena pertumbuhan panjang/tinggi badannya kurang
b) Anak berat badan kurang, gizi kurang, tetapi normal menurut PB/U
atau TB/U  masalah gizi akut, misalnya karena menderita sakit dan
mengalami penurunan nafsu makan
c) Anak berisiko berat badan lebih, gizi lebih, tetapi normal menurut
PB/U atau TB/U  masalah gizi lebih
d) Anak risiko berat lebih, gizi lebih tetapi pendek  masalah gizi kronis
e) Anak gizi kurang dan pendek;  masalah gizi akut dan kronis
f) Anak risiko berat badan lebih, tinggi tetapi normal menurut BB/PB
atau BB/TB  pertumbuhan normal kecuali anak mengalami
gangguan endrokrin

48
Algoritme Penilaian Pertumbuhan Anak Umur 0-24 Bulan
Hasil perhitungan kenaikan berat badan
 Tren pertumbuhan Intervensi
dan panjang badan

• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flag atau penyakit penyerta


Early adiposity rebound • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan konseling gizi
Tren IMT meningkat pada anak umur >7
(kenaikan massa lemak • evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan, segera rujuk ke fasilitas pelayanan
bulan
tubuh dini) yang lebih tinggi

Garis pertumbuhan mengikuti tren yang


sejajar dengan median dan Z- score atau • Berikan pujian kepada ibu dan anak
kenaikan berat badan lebih dari persentil 5 Normal • Berikan konseling pemberian makan bagi anak
standar weight increment (kenaikan berat
badan)
• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flag atau penyakit penyerta
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan konseling gizi
Garis pertumbuhan:
Pertumbuhan tidak baik • evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan, segera rujuk ke fasilitas pelayanan
- Memotong salah satu Z-score
yang lebih tinggi
- Mendatar

• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flag atau penyakit penyerta


Kurang dari standar kenaikan berat • Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan konseling gizi
Risiko gagal tumbuh atau
badan/weight increment (persentil 5) untuk • evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan, segera rujuk ke fasilitas pelayanan
at risk of failure to thrive
umur 0-24 bulan yang lebih tinggi

• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flag atau penyakit penyerta


Kurang dari standar pertambahan
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan konseling gizi
panjang badan/length increment (persentil Perlambatan
• evaluasi 2 minggu, jika tidak ada perbaikan, segera rujuk ke fasilitas pelayanan
5) untuk umur pertumbuhan linear
yang lebih tinggi
0-24 bulan

Garis pertumbuhan meningkat atau


menurun secara tajam
Pertumbuhan tidak baik Segera Rujuk RS
*Jika pertumbuhan meningkat karena
catch up menuju median berarti baik
49
3. Penilaian Status Pertumbuhan berdasarkan Tabel
Peniaian Status
Penambahan Berat Badan (weight increment)
Pertumbuhan
Di Puskesmas/Faskes

 Dilakukan pada anak usia 0-24 bulan untuk


menentukan ada tidaknya keterlambatan
pertumbuhan fisik

 Tabel penambahan berat badan (weight


increment) memuat informasi mengenai standar
kenaikan berat badan menurut interval usia.

50
Peniaian Status Langkah menilai status pertumbuhan balita berdasarkan
Pertumbuhan Tabel penambahan berat badan (weight increment):
Di Puskesmas/Faskes

Kaji catatan dan status


pertumbuhan di buku KIA

Hitung penambahan
BB anak

Bandingkan hasil penambahan


BB dengan standar penambahan
BB

51
Permenkes Nomor 2 Tahun 2020

52
Tabel Penambahan berat badan
anak laki–laki dan perempuan Contoh 1 :
Usia 0-24 bulan dalam interval 3 bulan Data berat badan seorang anak perempuan yang
yang tersedia adalah saat usia 4 bulan (5,4 kg) dan
7 bulan (5,6 kg). Status pertumbuhan dapat
ditetapkan sebagai berikut:
Interval bulan 3 bulan (bulan ke 4 dan bulan ke 7
bulan)
   
Penambahan berat 200 g (dari 5,4 kg menjadi 5,6 kg)
badan actual

Standar Berdasarkan tabel 5.6, standar


penambahan berat penambahan berat badan anak
badan perempuan interval 4- 7 bulan adalah
694 gram
Kesimpulan Penambahan berat badan kurang
dari standar (hanya 200 gram
seharusnya 694 gram)
Artinya pertumbuhan anak tidak
adekuat
53
Contoh 2
Seorang anak laki-laki usia 3 bulan mengalami
Hasil perhitungan kenaikan berat   kenaikan berat badan <2083 gram sejak lahir
badan dan panjang badan Tren pertumbuhan menunjukkan risiko gagal tumbuh atau at risk of
Garis pertumbuhan: failure to thrive oleh karena kenaikan berat
Pertumbuhan tidak
- Memotong salah satu Z-score
baik
badan kurang dari standar weight increment
- Mendatar (kurang dari persentil 5).
Kurang dari standar kenaikan berat Risiko gagal tumbuh
badan/weight increment (persentil 5) atau at risk of failure
untuk umur 0-24 bulan to thrive

Kurang dari standar pertambahan


panjang badan/length increment Perlambatan
(persentil 5) untuk umur pertumbuhan linear
0-24 bulan

Garis pertumbuhan meningkat


atau menurun secara tajam
Pertumbuhan tidak
*Jika pertumbuhan meningkat
baik
karena catch up menuju
median berarti baik

54
Peniaian Status 4. Penilaian Status Pertumbuhan berdasarkan Tabel
Pertumbuhan Penambahan Panjang Badan (lenght increment)
Di Puskesmas/Faskes Tabel Penambahan Panjang
Badan (Length Increment) Umur
0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)
 Tabel pertambahan panjang
badan (length increment) pada
anak umur 0-24 bulan untuk
menentukan adanya
perlambatan pertumbuhan
linear yang ditandai dengan
penambahan panjang badan
dibawah persentil 5 tabel length
increment
 Tabel penambahan panjang
badan (lenght increment)
memuat informasi mengenai
standar kenaikan panjang
badan menurut interval usia.
55
Peniaian Status Langkah menilai status pertumbuhan balita berdasarkan
Pertumbuhan Tabel penambahan berat badan (weight increment):
Di Puskesmas/Faskes

Kaji catatan dan status


pertumbuhan di buku KIA

Hitung penambahan
PB/TB anak

Bandingkan hasil penambahan


PB/TB dengan standar
penambahan PB/TB

56
Contoh
Data panjang badan seorang anak perempuan yang yang
Tabel Penambahan panjang badan anak tersedia adalah saat usia 1 bulan (53,5 cm) dan 7 bulan
laki–laki dan perempuan Usia 0-24 (62,3 cm).
bulan dalam interval 6 bulan Status pertumbuhan dapat ditetapkan sebagai berikut:

Interval bulan6 bulan (bulan ke 1 dan bulan ke 7


bulan)
   
Penambahan 8,8 cm (dari 53,5 cm menjadi 62,3
Panjang badan cm)
actual
Standar 11,5
penambahan
panjang badan
Kesimpulan Berdasarkan tabel Penambahan
panjang badan kurang dari
standar (hanya 8,8 cm
seharusnya 11,5 cm
Artinya pertumbuhan anak tidak
adekuat
57
1. C. DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERTUMBUHA
1. Tanda Bahaya (Red Flags) Pertumbuhan Anak
Tanda dan gejala kondisi medis yang menjadi
penyebab at risk of failure to thrive (berisiko gagal
tumbuh)
 kelainan jantung

KEGIATAN  gangguan perkembangan,


BELAJAR  gambaran dismorfik (bentuk wajah aneh),
 kegagalan mencapai kenaikan berat badan walaupun dengan
kalori yang adekuat,
 organomegali
 limfadenopati,
 infeksi (saluran napas, saluran kemih, kulit) yang berat atau
berulang,
 muntah atau diare berulang
58
2. Gangguan Pertumbuhan Anak yang Sering Ditemukan

Risiko gagal tumbuh (at risk of failure to thrive)

Perawakan pendek

Gizi kurang

Gizi buruk

Kenaikan massa lemak tubuh dini (early adiposity


rebound)

Obesitas
59
KEGIATAN 3. DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN
BELAJAR PADA BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

60
Pengaruh Nutrisi, Kasih Sayang dan Stimulasi
pada Jumlah sel dan Percabangan Sel-sel Otak
Cukup Nutrisi, Kasih Kurang Nutrisi,
Bayi Baru Lahir Sayang dan Stimulasi Kasih Sayang dan
Stimulasi
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan dengan
proporsinya masing-masing seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tingkat
 Pelaksana  Alat dan bahan  Aspek yang dipantau  Tempat
pelayanan
   Orang tua  Buku KIA  Gerak kasar  Rumah
   Kader  Gerak halus  Posyandu
  kesehatan, BKB  Bicara dan bahasa
Keluarga,  Sosialisasi dan kemandirian
masyarakat  Pendidik PAUD  Buku KIA  Gerak kasar  Sekolah
terlatih  Gerak halus
 Guru TK terlatih  Bicara dan bahasa
 Sosialisasi dan kemandirian
   Dokter  Buku bagan SDIDTK  Gerak kasar  Posyandu*
   Bidan  Funduskopi atau  Gerak halus  Sekolah*
   Perawat oftalmosko pi direk  Bicara dan bahasa  Puskesmas/
   Ahli gizi  Senter  Sosialisasi dan kemandirian Puskesmas
Puskesmas  Kartu tumbling “E”  Pemeriksaan pupil putih pembantu
 Screening kit  Daya lihat *Dibantu oleh pendidik
SDIDTK  Daya dengar PAUD terlatih dan kader
 Formulir pelaporan  Masalah perilaku emosional terlatih
hasil DDTK  Gangguan spektrum autisme
 GPPH 63
2. A. Penilaian Perkembangan di Puskesmas/
Stimulasi Dan Deteksi
Dini Perkembangan Fasilitas Kesehatan
Pada Balita Dan Anak
Prasekolah
Penilaian perkembangan pada balita dan anak
prasekolah di puskesmas hendaknya dilakukan
secara terjadwal yaitu pada usia 6, 9, 18, 24, 36 48,
60, dan 72 bulan atau dilakukan pada kasus rujukan
dari jejaring puskesmas (posyandu, PAUD, dll).

Penilaian perkembangan di puskesmas/fasilitas


kesehatan dimulai dari pemeriksaan dengan
menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)

64
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus dilakukan di tingkat Puskesmas

 
Deteksi dini penyimpanganpertumbuhan Deteksi dini
Umur  Deteksi dini penyimpangan
penyimpanganperilakuemosional
perkembangan
(dilakukan atas indikasi)

 
PB/U
Weight Length BB/PB atau Pemeriksaan M-CHAT
BB/U atau IMT/U LK KPSP TDD TDL KMPE GPPH
increment* increment* BB/TB pupil putih** Revised***
TB/U
6                            
bulan
9                            
bulan

18                            
bulan

24                            
bulan

36                            
bulan

48                            
bulan

60                            
bulan

72                            
bulan

65
Apa saja yang perlu dipantau
Contohnya:
Yang harus dipantau:

Motorik kasar Duduk, Berdiri

Pemantauan Motorik halus Memegang Sendok, Menulis


Perkembangan
Bahasa Berbicara, Berkomunikasi

Sosial kemandirian Mampu Makan Sendiri

emosi Perilaku Anak

66
PEMANTAUAN
PEERKEMBANGAN
DI BUKU KIA

67
Cara Melakukan pemantuan Perkembangan Menggunakan Buku KIA
Perawatan Bayi Usia 29 Hari – 3 Bulan Perawatan Bayi Usia 3 – 6 Bulan

Jika ada 1 atau lebih centang “tidak”,


68 maka lanjutkan
menggunakan KPSP
Perawatan Bayi Usia 6 – 9 Bulan Perawatan Bayi Usia 9 – 12 Bulan

69
70
1. Pemeriksaan perkembangan KPSP

Tujuan  mengetahui perkembangan anak apakah


normal atau ada kemungkinan penyimpangan
KUESIONER PRA Dilakukan oleh tenaga kesehatan
SKRINING Jadwal skrining KPSP RUTIN  umur 6, 9, 18, 24, 36,
PERKEMBANGAN 48, 60, dan 72 bulan
(KPSP)
Bila orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah perkembangan dan umur anak
bukan umur skrining  gunakan KPSP untuk usia yang
lebih muda. Jika hasil sesuai, anjurkan untuk kembali
sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya

71
Cara menggunakan KPSP

1. Pada waktu pemeriksaan atau skrining, anak harus dibawa


2. Hitung usia anak sesuai dengan ketentuan di atas. Jika usia kehamilan < 38 minggu pada
anak usia kurang dari 2 tahun, maka perlu dilakukan penghitungan usia koreksi
3. Bila usia anak lebih 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh:
Bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila usia bayi 3 bulan 15 hari,
dibulatkan menjadi 3 bulan
4. Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak. Bila usia anak
tidak sesuai dengan kelompok usia pada KPSP, gunakan KPSP untuk kelompok usia
yang lebih muda
Contoh:
• Bayi usia 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Gunakan KPSP kelompok usia
3 bulan
• Bayi usia 8 bulan 20 hari, dibulatkan menjadi 9 bulan. Gunakan KPSP kelompok usia
9 bulan 72
5. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:
• Pertanyaan yang dijawab oleh ibu atau pengasuh anak Contoh: "Dapatkah bayi makan
kue sendiri?"
• Perintah kepada ibu atau pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP
• Contoh: “Pada posisi bayi terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk.”
6. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu
pastikan ibu atau pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya
7. Tanyakan pertanyaan tersebut satu persatu secara berurutan. Setiap pertanyaan hanya
ada 1 jawaban, ‘Ya’ atau ‘Tidak’. Catat jawaban tersebut pada formulir KPSP
8. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu atau pengasuh anak menjawab
pertanyaan sebelumnya
9.Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
73
Interpretasi
Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)  Hitung jumlah jawaban ‘Ya’.
a. Jawaban ‘Ya’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak bisa
atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya
b. Jawaban ‘Tidak’, bila ibu atau pengasuh menjawab anak
belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau
pengasuh anak tidak tahu
c. Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak
sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
d. Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
e. Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, ada kemungkinan
penyimpangan (P)
 Untuk jawaban 'Tidak', rinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut
jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, atau sosialisasi dan kemandirian)
74
Alat dan Bahan :
Kartas, pensil, 8 buah kubus, kartu gambar, kartu warna,

Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan (KPSP)

KPSP
Usia 42 bulan

75
Algoritma KPSP
Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi
 Berikan pujian kepada orang tua atau
Jawaban ‘Ya’ pengasuh dan anak
Sesuai umur
9 atau 10  Lanjutkan stimulasi sesuai tahapan umur
 Jadwalkan kunjungan berikutnya

 Nasehati ibu atau pengasuh untuk melakukan


stimulasi lebih sering dengan penuh kasih sayang
 Ajarkan ibu cara melakukan intervensi dini pada
Jawaban ‘Ya’ aspek perkembangan yang tertinggal
Meragukan
7 atau 8  Jadwalkan kunjungan ulang 2 minggu lagi. Apabila
hasil pemeriksaan selanjutnya juga meragukan atau
ada kemungkinan penyimpangan, rujuk ke rumah
sakit rujukan tumbuh kembang level 1

Jawaban ‘Ya’ 6 atau Ada kemungkinan Rujuk ke RS rujukan tumbuh kembang level 1
kurang penyimpangan 76
Sesuai KMK RI Nomor HK.01.07 / Menkes / 1340/2022 Tentang Perubahan atas KMK Nomor
HK.01.07 / Menkes / 1182 / 2022 Tentang Standar Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini
Perkembangan Anak

77
2. Pemeriksaan Tes Daya Dengar (TDD)

 Tujuanmenemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat segera


ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak
 Waktu penggunaan kuesioner setiap 3 bulan pada bayi ≤12 bulan & setiap 6
bulan pada anak umur ≥12 bulan
 Tenaga kesehatan memvalidasi hasil pemeriksaan kader / guru PAUD / tenaga
terlatih lain
DETEKSI DINI  Cara melakukan:
PENYIMPANGAN  Bayi lahir prematur <38 minggu, lakukan koreksi umur hingga umur 2 tahun
PENDENGARAN  <24 bulan : pertanyaan dijawab oleh orang tua/pengasuh
 Jawaban ‘Ya’ jika menurut orang tua atau pengasuh, anak dapat
melakukannya dalam 1 bulan terakhir
 Jawaban ‘Tidak’ jika menurut orang tua atau pengasuh, tidak tahu, atau
tidak dapat
 >24 bulan : perintah dapat diberikan melalui pengasuh untuk dikerjakan anak
 Jawaban ‘Ya’ jika anak dapat melakukan perintah orang tua atau
pengasuh
 Jawaban ‘Tidak’ jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah
orang tua atau pengasuh 78
Deteksi Dini
Penyimpangan
Pendengaran

79
Deteksi Dini
Penyimpangan
Pendengaran

80
Algoritme deteksi dini penyimpangan pendengaran

Hasil Interpretasi Intervensi


pemeriksaan

1.Hitung umur anak sesuai


ketentuan
 Berikan pujian kepada orang
2.Tanyakan kepada orang tua
tua atau pengasuh dan anak
atau pengasuh atau periksa Tidak ada Sesuai umur  Lanjutkan stimulasi sesuai
anak sesuai lembar modifikasi jawaban ‘Tidak’ umur
Tes Daya Dengar  Jadwalkan kunjungan
3. Hitung jawaban berikutnya
‘Tidak’:

Ada
Jawaban ‘Tidak’ kemungkinan Rujuk ke RS rujukan tumbuh
1 atau lebih kembang level 1
penyimpangan
a. Deteksi Dini Kelainan Pupil Putih pada Anak
1) Tes Refleks Merah (Bruckner test)
 Tujuan  mendeteksi pupil putih (leukocoria) : kelainan
katarak, retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang
melibatkan kornea, lensa, vitreous, dan retina
 Dilakukan oleh dokter umum menggunakan funduskopi
3. DETEKSI DINI atau oftalmoskopi direk
 Dilakukan pada saat :
PENYIMPANGAN
 Sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan
PENGLIHATAN
 Dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan
 Pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi,
 Bila ada keluhan mengenai penglihatan atau kelainan
pada mata anak
82
Deteksi Dini Tes Refleks Merah (Bruckner test)
Penyimpangan
Penglihatan • Dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan redup
atau gelap (matikan lampu ruangan dan/atau tutup tirai
atau gorden ruangan pemeriksaan)
• Anak duduk di pangkuan orang tuanya atau pengantar
pasien
• Gunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk dengan
kekuatan lensa pada alat diatur pada “0”
• Pastikan baterai alat terisi
• Pemeriksa duduk pada jarak 50 cm. Pegang alat
funduskopi atau oftalmoskopi direk ke dekat mata
pemeriksa
• Minta atau alihkan perhatian anak untuk melihat ke
sumber cahaya dan arahkan sinar funduskopi atau
oftalmoskopi direk ke mata anak

83
Interpretasi Tes Refleks Merah (Bruckner test)
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan

Normal

Abnormal

84
2) Deteksi pupil putih menggunakan senter
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan
• Cara sederhana dengan menggunakan senter yang
diarahkan ke mata anak. Dilakukan oleh dokter
• Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna

putih atau tidak.

Normal Abnormal
85
3) Tes lampu kilat (blitz) kamera
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan  Dapat dilakukan oleh tenaga medis, kader, atau awam
 Deteksi pupil putih secara mudah dapat dilakukan dengan
menggunakan kamera pada smartphone. Kamera dengan lampu
kilat (blitz) disiapkan pada pencahayaan ruangan redup
 Deteksi mode red eye pada kamera dinonaktifkan. Kamera
kemudian diarahkan sejajar mata anak dan anak diminta melihat ke
kamera. Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna
putih atau tidak

SEBELUM menggunakan lampu kilat SETELAH menggunakan lampu kilat


(blitz) kamera (blitz) kamera

86
Algoritme deteksi dini kelainan Pupil Putih pada anak
Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi

 Terdapat refleks
merah terang dan
 Berikan pujian kepada orang
ekual pada Tes Refleks
1.Periksa anak tua atau pengasuh dan anak
Merah atau Bruckner
dengan  Lanjutkan stimulasi sesuai
test Normal
funduskopi atau umur
 Pupil tampak hitam
oftalmoskopi direk,  Jadwalkan kunjungan
pada pemeriksaan
senter, atau berikutnya
dengan senter atau
dengan blitz
blitz kamera
kamera
2.Pemeriksaan
dilakukan di ruang  Tes Refleks Merah
redup atau gelap yang abnormal atau
dan pada jarak 50 tidak ekual Curiga kelainan
cm Rujuk ke RS rujukan tumbuh
 Pupil tampak putih pupil
3.Amati tampakan kembang level 1
pada pemeriksaan putih pada anak
pupil: dengan senter atau
blitz kamera
Deteksi Dini b. Deteksi Dini Daya Lihat pada Anak
Penyimpangan
Penglihatan 1) Tes Daya Lihat dengan tumbling E

Tujuan mendeteksi secara dini kelainan daya lihat agar


segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan
untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar

Dilakukan untuk umur ≥ 36 bulan

Diulang setiap 6 bulan - sampai umur 72 bulan

Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan 88


Deteksi Dini
Penyimpangan Alat dan Tempat
Penglihatan
 Ruangan yang bersih, tenang, dengan penyinaran yang
baik
 Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk pemeriksa
 Kartu tumbling “E” yang disederhanakan ukuran setara
dengan optotype tajam penglihatan 6/60 (Gambar 6.11)
dan 6/12 untuk dipegang oleh pemeriksa dan kartu “E”
untuk dipegang anak atau anak boleh tanpa memegang
kartu “E” namun menyebutkan atau mengisyaratkan
dengan tangan kemana arah kaki huruf “E” yang
dilihatnya
 Satu helai pita atau tali ukuran 6 meter dengan simpul
atau cincin di pertengahan atau 3 meter

89
Deteksi Dini Cara melakukan Tes Daya Lihat
Penyimpangan
Penglihatan Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan
penyinaran yang baik
Letakkan sebuah kursi sejauh 6 meter antara pemeriksa
dan pasien
Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah,
kiri, dan kanan sesuai dengan arah kaki huruf “E” yang
ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak
mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat
mengarahkan kartu “E” dengan benar
Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari kartu optotype “E”
6/60, baru dilanjutkan dengan kartu optotype “E” 6/12.
Kartu “E” yang dipegang oleh pemeriksa tingginya harus
sejajar dengan mata anak
90
Deteksi Dini
Penyimpangan  Anak diminta menutup sebelah matanya dengan benar. Pemeriksaan
Penglihatan tes daya lihat dilakukan pada masing-masing mata
 Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan kemudian membalik-balik
arahnya sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila anak dapat menjawab
dengan benar arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh pemeriksa
sebanyak 3 kali, maka pemeriksaan dapat dihentikan dan daya lihat
anak dinilai baik. Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat
ditambahkan hingga 5 kali. Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu optotype “E” 6/60 dinilai kurang
atau tidak bisa, pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan menggunakan
BENAR kartu optotype “E” 6/12
 Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang lain dengan cara yang
sama

 Catat daya penglihatan pada masing-masing mata anak

SALAH 91
Algoritme Tes Daya Lihat menggunakan kartu tumbling “E”
untuk anak umur 36-72 bulan
Hasil Pemeriksaan Interpretasi Intervensi

- Anak dapat
menjawab dengan
 Berikan pujian kepada orang tua
benar arah kaki “E” 3 Daya lihat anak
atau pengasuh dan anak
1. Periksa anak kali berturut- turut, baik
 Lanjutkan stimulasi sesuai umur
dengan kartu ATAU anak (visus >6/12 atau
 Jadwalkan kunjungan
tumbling “E” menjawab benar 4 >6/60)
berikutnya
sesuai petunjuk atau lebih dari 5
dalam buku kali kesempatan
2. Hitung jumlah
- Anak tidak dapat
jawaban benar
menjawab dengan
anak terhadap
arah kaki “E”:
benar arah kaki “E” Daya lihat anak
3 kali berturut- kurang Rujuk ke RS rujukan tumbuh
turut; (visus <6/12 atau kembang level 1
menjawab benar <4 <6/60)
dari 5 kali
kesempatan
 Tujuan  mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
atau masalah perilaku emosional pada anak prasekolah
 Jadwal  pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
 Alat yang digunakan  Kuesioner Masalah Perilaku
4. DETEKSI DINI Emosional (KMPE) yang terdiri dari 14 pertanyaan
PENYIMPANGAN
 Cara melakukan:
PERILAKU DAN
EMOSI (KMPE)  Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMPE
kepada orang tua atau pengasuh anak
 Catat jawaban ‘Ya’, kemudian hitung jumlah jawaban ‘Ya’

93
Deteksi Dini
Penyimpangan Perilaku
Dan Emosi (KMPE)

94
Algoritme pemeriksaan masalah perilaku emosional
Hasil
Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
 Berikan pujian kepada orang
tua atau pengasuh dan anak
Tidak ada  Lanjutkan stimulasi sesuai
Normal
jawaban ‘Ya’ umur
 Jadwalkan kunjungan
Tanyakan setiap berikutnya
pertanyaan pada
KMPE dengan  Konseling kepada orang tua
lambat, jelas, Kemungkinan anak terkait intervensi dini masalah
dan nyaring. mengalami perilaku dan emosi
Catat jawaban Ada 1 jawaban
masalah perilaku  Jadwalkan kunjungan berikutnya
‘Ya’, kemudian ‘Ya’
emosional 1 bulan lagi. Bila tidak ada
hitung jumlah
(meragukan) perubahan, rujuk ke RS rujukan
jawaban ‘Ya’:
tumbuh kembang level 1

Kemungkinan anak
Ada 2 jawaban mengalami Rujuk ke RS rujukan tumbuh
‘Ya’ masalah perilaku kembang level 1
emosional
Modified Checklist for Autism in Toddlers Revised
(M CHAT R)
 Tujuan  mendeteksi secara dini adanya gangguan
spektrum autisme pada anak umur 16 bulan hingga 30
bulan
 Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari ibu atau
pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
5. DETEKSI DINI kesehatan, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK.
GANGGUAN Keluhan dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
SPEKTRUM AUTIS
a. Keterlambatan berbicara
b. Gangguan komunikasi atau interaksi sosial
c. Perilaku yang berulang-ulang
 Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in
Toddlers, Revised (M-CHAT-R)
 Ada 20 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua atau
pengasuh anak 96
Deteksi Dini Gangguan Cara melakukan
Spektrum Autis
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT-R
kepada orang tua atau pengasuh anak. Jelaskan
kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada Modified Checklist for Autism in Toddlers,
Revised (M-CHAT-R)
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan
kesimpulan hasil pengamatan kemampuan anak, “YA”
atau “TIDAK”.
d. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab

97
Deteksi Dini Gangguan
Spektrum Autis

98
Algoritme pemeriksaan M-CHAT-R pada anak umur 16-30 bulan

Tanyakan kepada
Hasil Interpretasi Intervensi
orang tua atau
pemeriksaan
pengasuh apakah
ada keluhan:  Berikan pujian kepada orang
 Terlambat bicara tua atau pengasuh dan anak
 Gangguan  Lanjutkan stimulasi sesuai
komunikasi atau Risiko rendah gangguan umur
Skor 0–2
interaksi sosial spektrum autisme  Pada anak umur <24 bulan,
 Perilaku yang lakukan pemeriksaan ulang
berulang- ulang setelah ulang tahun kedua
Apabila ada,  Jadwalkan kunjungan berikutnya
tanyakan keadaan
anak sesuai
ceklis. Risiko sedang-tinggi
Hitung
Skor 3–20 gangguan spektrum Rujuk ke RS tumbuh kembang level 1
jawaban ‘Tidak’
autisme
pada semua
pertanyaan kecuali
nomor 2, 5, dan 12:
Abbreviated Conners’ Teacher Rating Scale (ACTRS)

1.Tujuan  mengetahui secara dini adanya Gangguan Pemusatan


Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak umur 36 bulan ke atas
2. Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari orang tua atau
pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
6. DETEKSI DINI kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan
GANGGUAN tersebut dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini:
PEMUSATAN a. Anak tidak bisa duduk tenang
PERHATIAN DAN b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal lelah
HIPERAKTIVITAS c. Perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive
(GPPH) 3.Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH (Abbreviated Conners’ Teacher
Rating Scale).
4.Formulir ini terdiri dari 10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang
tua/pengasuh anak/guru TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan
pemeriksa

100
Cara melakukan
Deteksi Dini Gangguan
Pemusatan Perhatian Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
Dan Hiperaktivitas perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada
(GPPH) orangtua atau pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab

Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan


pada formulir deteksi dini GPPH

Keadaan yang ditanyakan diamati ada pada anak dimanapun anak


berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dll; setiap saat dan
ketika anak dengan siapa saja

Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan


pemeriksaan

Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab 101


Bobot Nilai
Deteksi Dini Gangguan
Pemusatan Perhatian
Dan Hiperaktivitas
 Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan ‘bobot
(GPPH) nilai’ berikut ini, dan jumlahkan nilai masing-masing jawaban
menjadi nilai total
 Nilai 0 : Jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
 Nilai 1 : Jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan

pada anak
 Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
anak
 Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak

 Bila nilai total 13 atau lebih maka anak kemungkinan dengan


GPPH
102
Deteksi Dini Gangguan
Pemusatan Perhatian
Dan Hiperaktivitas
(GPPH)

103
Algoritme pemeriksaan GPPH
Tanya pada orang
tua atau pengasuh Hasil pemeriksaan Interpretasi Tindakan
apakah ada
keluhan:
 Anak tidak dapat  Berikan pujian kepada orang
duduk tenang tua atau pengasuh dan anak
 Anak selalu bergerak Nilai total <13 Normal  Lanjutkan stimulasi sesuai
tanpa tujuan dan tidak umur
mengenal lelah  Jadwalkan kunjungan
 Perubahan suasana berikutnya
hati yang mendadak
impulsif
Lakukan deteksi dengan
 Lakukan intervensi dini masalah
menggunakan ceklis perilaku dan emosi
pertanyaan pada ACTRS.
Nilai total <13  Evaluasi ulang 1 bulan
Tanyakan kepada orang namun kemudian dengan buku
Meragukan
tua atau pengasuh pemeriksa SDIDTK
perilaku anak di semua merasa ragu  Jika hasil evaluasi tetap
kondisi.
Beri nilai, hitung total nilai
meragukan, rujuk ke RS
lalu interpretasikan:
tumbuh kembang level 1

Nilai total ≥13 Kemungkinan Rujuk ke RS tumbuh kembang level


Stimulasi Dan Deteksi
Dini Perkembangan 2.B. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Pada Balita Dan Anak
Prasekolah

1. Tanda Bahaya/Red Flags


 kemunduran perkembangan (misalnya: kehilangan
kemampuan bicara pada anak yang sebelumnya
sudah dapat berbicara)
 ketidakmampuan mencapai tahapan perkembangan
sesuai usia

105
a. Kelainan bawaan f. Disabilitas intelektual
1. Neural tube defect (defek tabung
saraf) g. Attention-Deficit/Hyperactivity
2. Orofacial cleft (bibir sumbing dan Disorder (Gangguan Pemusatan
2. Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas
lelangit)
Perkembangan Anak atau GPPH)
3. Congenital rubella syndrome
yang Sering
(sindroma rubella kongenital)
Ditemukan h. Global Developmental Delay
4. Club foot (talipes equinovarus
(gangguan perkembangan umum)
bawaan)
5. Hipotiroid kongenital
i. Gangguan penglihatan
b. Gangguan bicara dan bahasa a.Katarak kongenital
b.Strabismus
c. Cerebral palsy
c.Nystagmus
d. Down Syndrome d.Kelainan refraksi
(Sindrom Down)
j. Gangguan pendengaran
e. Autism Spectrum Disorder 1.Tuli sensorineural
(gangguan spektrum autisme) 2.Tuli konduksi
REFERENSI

1. PMK No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


2. PMK No 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak
3. Buku KIA, 2021
4. Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Kementerian Kesehatan RI, 2021
5. Pedoman Pelaksanaan SDIDTK, Kementerian Kesehatan RI, 2021
6. Buku Bagan SDIDTK, Kementerian Kesehatan RI, 2021

108
TERIMA KASIH

109
Latihan Kasus 1

110
LATIHAN KASUS 1
• Ibu Salmah datang ke Puskesmas Sukamaju, membawa anaknya yang bernama Yusuf Abidin
berusia 10 bulan.
• Saat ini Yusuf sudah bisa duduk sendiri, ia juga sedang senang untuk belajar berdiri
berpegangan.
• Sebelumnya berusia 9 bulan, ia sudah lancar merangkak, mengajak main orang-orang di
sekitarnya.
• Yusuf sudah dapat memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan yang lainnya, serta dapat
memegang kedua mainan pada masing-masing tangan dalam waktu bersamaan.
• Apabila diberikan benda yang kecil (sebesar kacang) ia mengambilnya dengan cara meraup,
belum dapat menjimpit. Yusuf suka melempar-lempar benda apabila sedang tertawa kemudian
dicari sendiri, tidak jarang ia mengeluarkan suara bababa mamama sambil bermain.
• Saat ini, ia sangat menyukai tepuk tangan dan bermain ciluk ba. Semenjak diberikan biskuit, ia
suka mencoba memasukkan biscuit kedalam mulutnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai