2
MATERI POKOK
Kegiatan SDIDTK
Stimulasi dini
merangsang otak balita dan anak prasekolah agar perkembangan kemampuan
gerak, bicara, bahasa, sosialisasi kemandirian anak berlangsung secara optimal
sesuai usia anak
Deteksi dini
melakukan skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan tumbuh kembang anak balita
Intervensi dini
melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki
bila ada penyimpangan tumbuh kembang agar pertumbuhan dan perkembangan
anak kembali ke jalur normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat
Rujukan dini
merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila ada masalah penyimpangan
tumbuh dan kembang tidak dapat diatasi dengan intervensi dini 4
PENGERTIAN
• Prinsip stimulasi:
• interaksi timbal balik 2 arah
• Rutin, berkelanjutan, dalam aktifitas harian
• sesuai dengan usia (kelompok umur)/tahap perkembangan, sesuai kultur
• Suasana menyenangkan, tidak ada paksaan, tidak ada hukuman, berikan pujian
• Alat permainan yang aman, ada disekitar
• Anak Laki dan perempuan diperlakukan sama
1. Tentukan usia balita dan anak prasekolah
Usia balita dan anak prasekolah menggunakan usia bulan penuh yang diperoleh dengan cara menghitung selisih tanggal kunjungan posyandu dan tanggal lahir
Jika tanggal lahir balita tidak diketahui, maka dapat diperkirakan dengan cara bertanya kepada ibu/pengasuh apakah balita tersebut lahir pada atau berdekatan dengan suatu
peristiwa penting
Jika tgl lahir ≤15 hari maka dibulatkan menjadi 0 bulan, jika tgl lahir ≥ 16 hari maka dibulatkan menjadi 1 bulan.
• Usia koreksi adalah suatu perhitungan untuk menyesuaikan usia bayi karena lahir prematur, sehingga acuan
tumbuh kembangnya menjadi sesuai dengan yang seharusnya
• Syarat:
10
Menghitung Usia Koreksi
• Menentukan hari, bulan, dan tahun
• Perhitungan 1 bulan = 30 hari, 1 tahun = 12 bulan
• Jika anak berumur di bawah 2 tahun, tanyakan apakah anak lahir prematur
(kurang dari 37 minggu). Jika ya, maka gunakan umur koreksi.
Perhitungan umur koreksi mengacu pada umur kehamilan 40 minggu.
• Usia Koreksi = Usia anak saat ini (bulan) – (40-usia kehamilan dalam
bulan)
• Contoh: anak umur 12 bulan dengan riwayat prematur 32 minggu.
Umur koreksi = 12 bulan – (40-32 minggu)
= 12 bulan – 8 minggu (2 bulan)
= 10 bulan
2. Pilih form stimulasi perkembangan sesuai kelompok usia balita dan anak prasekolah (secara lengkap dapat
dilihat pada Buku KIA) Sesuai dengan Kelompok umur/Tahapan Perkembangan anak
Untuk Soal sebelumnya usia anak adalah 7 bulan, maka pilih ceklis terdekat dibawah bulan kelahiran anak, yaitu ceklis untuk anak usia 6-9 bulan
12
KEGIATAN 2. DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERTUMBUHAN
BELAJAR PADA BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
13
Setiap anak usia 0-72 bulan harus
mendapatkan pemantauan
pertumbuhan menggunakan buku
KIA
Pemeriksaan deteksi dini
pertumbuhan dengan
menggunakan buku Pedoman/
buku Bagan SDIDTK bila hasil
di buku KIA tidak sesuai
Setiap anak berumur 6, 9, 18, 24, 36, 48,
60, 72 bulan dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dengan menggunakan buku
pedoman / buku Bagan SDIDTK oleh
tenaga kesehatan.
14
Stimulasi Dan Deteksi Kegiatan SDIDTK di puskesmas / fasilitas
Dini Pertumbuhan Pada
kesehatan dilakukan oleh tenaga pelayanan
Balita Dan Anak
Prasekolah kesehatan balita yang terlatih SDIDTK yaitu
dokter, bidan, perawat, tenaga gizi, dan
tenaga kesehatan lainnya.
Deteksi dini penyimpanganpertumbuhan Deteksi dini
Umur Deteksi dini penyimpangan
penyimpanganperilakuemosional
perkembangan
(dilakukan atas indikasi)
PB/U
Weight Length BB/PB atau Pemeriksaan M-CHAT
BB/U atau IMT/U LK KPSP TDD TDL KMPE GPPH
increment* increment* BB/TB pupil putih** Revised***
TB/U
6
bulan
9
bulan
18
bulan
24
bulan
36
bulan
48
bulan
60
bulan
72
bulan
16
1. A. PENILAIAN STATUS GIZI
Penilaian status gizi dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020, tentang Standar Antropometri Balita
dan Anak Prasekolah.
17
1.B. Penimbangan berat badan (BB)
18
1.C. Pengukuran panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)
Kemampuan balita
Umur
untuk berdiri
• Jika balita berusia kurang dari 2 tahun diukur dalam posisi berdiri, hasil
pengukuran ditambah dengan 0,7 cm untuk mendapatkan panjang badan.
• Jika balita berusia 2 tahun atau lebih diukur dalam posisi telentang/tidur,
hasil pengukuran dikurangi dengan 0,7 cm untuk mendapatkan tinggi badan.
19
Mengukur panjang badan Mengukur tinggi badan anak
balita menggunakan menggunakan microtoise
infantometer (length board) - Mengukur tinggi badan anak
- Mengukur panjang badan usia 2 tahun atau lebih yang
balita usia 0-24 bulan sudah bisa berdiri.
- Batas pengukuran maksimal - Memiliki ukuran maksimum
150 cm 200 cm dengan ketelitian 0,1
cm
20
Penilaian
Status Gizi Cara Penilaian status gizi pada anak
21
Penilaian 1. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks
Status Gizi berat Badan menurut Usia (BB/U) untuk anak usia
0 – 59 bulan
Status gizi
Hasil pengukuran Z-Score
(BB/U)
> +1 SD Risiko berat badan lebih
-2 SD sampai dengan +1 SD Normal
-3 SD sampai dengan < -2
BB Kurang (underweight)
SD
BB sangat kurang
< -3 SD
(severely underweight)
23
24
2. Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks
Penilaian
Panjang atau Tinggi badan menurut Usia (PB/U
Status Gizi
atau TB/U) untuk anak usia 0-59 bulan
25
Klasifikasi Status Gizi berdasarkan indeks PB/U atau TB/U:
Hasil pengukuran Z- Status gizi (PB/U
Intervensi
Score atau TB/U)
28
Pada anak di atas 2 tahun dengan perawakan pendek atau sangat pendek dengan
pertambahan tinggi badan normal perlu dipikirkan variasi normal, dilakukan penghitungan
potensi tinggi genetik :
Potensi tinggi genetik adalah prediksi rentang TB dewasa yang akan dicapai seorang anak
berdasarkan TB kedua orang tua biologisnya.
o Bila tinggi anak konsisten dengan potensi tinggi genetik maka anak tersebut mengalami
perawakan pendek familial, bila tinggi anak kurang dari potensi genetik maka anak
tersebut mengalami constitutional delay of growth and puberty (CDGP).
o Pemeriksaan penunjang untuk membedakan perawakan pendek familial dan CDGP
adalah pemeriksaan usia tulang (bone age) yang baru bisa dilakukan bila usia anak
lebih dari 2 tahun. 29
3.Penentuan status gizi anak berdasarkan Indeks Berat
Penilaian
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat
Status Gizi
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) untuk anak
usia 0 - 59 bulan
-2 SD sampai Gizi baik (normal) Berikan pujian kepada ibu dan anak*
dengan +1 SD
-3 SD sampai Gizi kurang (wasted) • Tentukan penyebab utama gizi kurang
• Konseling gizi sesuai penyebab
dengan <-2 SD • Evaluasi selama 2 minggu, bila tidak ada perbaikan segera rujuk
<-3 SD Gizi buruk (severely • Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan red flags atau penyakit
penyerta
wasted)** • Lakukan asuhan nutrisi pediatric dan konseling gizi
• Evaluasi setelah 1 minggu, bila tetap atau tidak ada perbaikan, segera
rujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
31
32
4. Penentuan status gizi berdasarkan Indeks Massa
Penilaian
Tubuh menurut usia (IMT/U) untuk anak usia 0-72
Status Gizi
bulan.
33
Penilaian Cara menghitung IMT
Status Gizi
34
Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT/U untuk anak umur 0-59 bulan
Hasil
pengukuran Z- Status gizi (IMT/U) Intervensi
Score
>+3 SD Obesitas (obese) Segera rujuk ke RS
• Asupan gizi disesuaikan dengan kebutuhan
dan aktivitas anak
+2 SD sampai
Gizi lebih (overweight) • Lakukan aktivitas fisik sesuai umur
dengan +3 SD
• Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
perbaikan segera rujuk
• Tentukan penyebab
Berisiko gizi lebih • Konseling gizi sesuai penyebab
+1 SD sampai
(possible risk of • Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
dengan +2 SD
overweight) perbaikan segera rujuk
39
Penilaian Indeks Lingkar Kepala menurut Usia pada anak
Penilaian 0 -72 bulan dilakukan dengan menggunakan Grafik Nelhauss
Status Gizi
Penilaian Penilaian Indeks Lingkar Kepala menurut Usia pada anak
Status Gizi 0 - 5 tahun dilakukan dengan menggunakan Grafik Lingkar
Kepala (WHO)
42
43
6. Penilaian status gizi anak usia 6-59 bulan pada Kondisi Khusus
44
Klasifikasi hasil pengukuran LiLA untuk anak umur 6-59 bulan
Hasil
pengukuran Klasifikasi
Intervensi
• Berikan pujian kepada ibu dan anak
≥ 12,5 cm Normal • Berikan konseling pemberian makan bagi
anak
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik
11,5-12,4 cm Gizi kurang • Evaluasi selama 2 minggu, jika tidak ada
perbaikan segera rujuk
• Lakukan pemeriksaan adanya kemungkinan
red flag atau penyakit penyerta
• Lakukan asuhan nutrisi pediatrik dan
<11,5 cm Gizi buruk* konseling gizi
• Lakukan evaluasi 1 minggu, jika tidak ada
perbaikan, segera rujuk ke fasilitas
pelayanan yang lebih tinggi 45
1. B. PENILAIAN STATUS PERTUMBUHAN DI
PUSKESMAS / FASKES
46
Penilaian Status
1.Langkah-langkah penilaian status pertumbuhan
balita berdasarkan indikator pertumbuhan anak
Pertumbuhan
Di Puskesmas/Faskes
M
e
m
b
u
a
t
K
e
s
i
m
p
u
l
a
n
47
Peniaian Status 2. Kemungkinan gangguan status pertumbuhan anak
Pertumbuhan
Di Puskesmas/Faskes
48
Algoritme Penilaian Pertumbuhan Anak Umur 0-24 Bulan
Hasil perhitungan kenaikan berat badan
Tren pertumbuhan Intervensi
dan panjang badan
50
Peniaian Status Langkah menilai status pertumbuhan balita berdasarkan
Pertumbuhan Tabel penambahan berat badan (weight increment):
Di Puskesmas/Faskes
Hitung penambahan
BB anak
51
Permenkes Nomor 2 Tahun 2020
52
Tabel Penambahan berat badan
anak laki–laki dan perempuan Contoh 1 :
Usia 0-24 bulan dalam interval 3 bulan Data berat badan seorang anak perempuan yang
yang tersedia adalah saat usia 4 bulan (5,4 kg) dan
7 bulan (5,6 kg). Status pertumbuhan dapat
ditetapkan sebagai berikut:
Interval bulan 3 bulan (bulan ke 4 dan bulan ke 7
bulan)
Penambahan berat 200 g (dari 5,4 kg menjadi 5,6 kg)
badan actual
54
Peniaian Status 4. Penilaian Status Pertumbuhan berdasarkan Tabel
Pertumbuhan Penambahan Panjang Badan (lenght increment)
Di Puskesmas/Faskes Tabel Penambahan Panjang
Badan (Length Increment) Umur
0-24 Bulan (Interval 2 Bulan)
Tabel pertambahan panjang
badan (length increment) pada
anak umur 0-24 bulan untuk
menentukan adanya
perlambatan pertumbuhan
linear yang ditandai dengan
penambahan panjang badan
dibawah persentil 5 tabel length
increment
Tabel penambahan panjang
badan (lenght increment)
memuat informasi mengenai
standar kenaikan panjang
badan menurut interval usia.
55
Peniaian Status Langkah menilai status pertumbuhan balita berdasarkan
Pertumbuhan Tabel penambahan berat badan (weight increment):
Di Puskesmas/Faskes
Hitung penambahan
PB/TB anak
56
Contoh
Data panjang badan seorang anak perempuan yang yang
Tabel Penambahan panjang badan anak tersedia adalah saat usia 1 bulan (53,5 cm) dan 7 bulan
laki–laki dan perempuan Usia 0-24 (62,3 cm).
bulan dalam interval 6 bulan Status pertumbuhan dapat ditetapkan sebagai berikut:
Perawakan pendek
Gizi kurang
Gizi buruk
Obesitas
59
KEGIATAN 3. DETEKSI DAN INTERVENSI DINI PERKEMBANGAN
BELAJAR PADA BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
60
Pengaruh Nutrisi, Kasih Sayang dan Stimulasi
pada Jumlah sel dan Percabangan Sel-sel Otak
Cukup Nutrisi, Kasih Kurang Nutrisi,
Bayi Baru Lahir Sayang dan Stimulasi Kasih Sayang dan
Stimulasi
Deteksi dini perkembangan anak dilakukan di semua tingkat pelayanan dengan
proporsinya masing-masing seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tingkat
Pelaksana Alat dan bahan Aspek yang dipantau Tempat
pelayanan
Orang tua Buku KIA Gerak kasar Rumah
Kader Gerak halus Posyandu
kesehatan, BKB Bicara dan bahasa
Keluarga, Sosialisasi dan kemandirian
masyarakat Pendidik PAUD Buku KIA Gerak kasar Sekolah
terlatih Gerak halus
Guru TK terlatih Bicara dan bahasa
Sosialisasi dan kemandirian
Dokter Buku bagan SDIDTK Gerak kasar Posyandu*
Bidan Funduskopi atau Gerak halus Sekolah*
Perawat oftalmosko pi direk Bicara dan bahasa Puskesmas/
Ahli gizi Senter Sosialisasi dan kemandirian Puskesmas
Puskesmas Kartu tumbling “E” Pemeriksaan pupil putih pembantu
Screening kit Daya lihat *Dibantu oleh pendidik
SDIDTK Daya dengar PAUD terlatih dan kader
Formulir pelaporan Masalah perilaku emosional terlatih
hasil DDTK Gangguan spektrum autisme
GPPH 63
2. A. Penilaian Perkembangan di Puskesmas/
Stimulasi Dan Deteksi
Dini Perkembangan Fasilitas Kesehatan
Pada Balita Dan Anak
Prasekolah
Penilaian perkembangan pada balita dan anak
prasekolah di puskesmas hendaknya dilakukan
secara terjadwal yaitu pada usia 6, 9, 18, 24, 36 48,
60, dan 72 bulan atau dilakukan pada kasus rujukan
dari jejaring puskesmas (posyandu, PAUD, dll).
64
Jenis deteksi dini tumbuh kembang yang harus dilakukan di tingkat Puskesmas
Deteksi dini penyimpanganpertumbuhan Deteksi dini
Umur Deteksi dini penyimpangan
penyimpanganperilakuemosional
perkembangan
(dilakukan atas indikasi)
PB/U
Weight Length BB/PB atau Pemeriksaan M-CHAT
BB/U atau IMT/U LK KPSP TDD TDL KMPE GPPH
increment* increment* BB/TB pupil putih** Revised***
TB/U
6
bulan
9
bulan
18
bulan
24
bulan
36
bulan
48
bulan
60
bulan
72
bulan
65
Apa saja yang perlu dipantau
Contohnya:
Yang harus dipantau:
66
PEMANTAUAN
PEERKEMBANGAN
DI BUKU KIA
67
Cara Melakukan pemantuan Perkembangan Menggunakan Buku KIA
Perawatan Bayi Usia 29 Hari – 3 Bulan Perawatan Bayi Usia 3 – 6 Bulan
69
70
1. Pemeriksaan perkembangan KPSP
71
Cara menggunakan KPSP
KPSP
Usia 42 bulan
75
Algoritma KPSP
Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi
Berikan pujian kepada orang tua atau
Jawaban ‘Ya’ pengasuh dan anak
Sesuai umur
9 atau 10 Lanjutkan stimulasi sesuai tahapan umur
Jadwalkan kunjungan berikutnya
Jawaban ‘Ya’ 6 atau Ada kemungkinan Rujuk ke RS rujukan tumbuh kembang level 1
kurang penyimpangan 76
Sesuai KMK RI Nomor HK.01.07 / Menkes / 1340/2022 Tentang Perubahan atas KMK Nomor
HK.01.07 / Menkes / 1182 / 2022 Tentang Standar Alat Antropometri dan Alat Deteksi Dini
Perkembangan Anak
77
2. Pemeriksaan Tes Daya Dengar (TDD)
79
Deteksi Dini
Penyimpangan
Pendengaran
80
Algoritme deteksi dini penyimpangan pendengaran
Ada
Jawaban ‘Tidak’ kemungkinan Rujuk ke RS rujukan tumbuh
1 atau lebih kembang level 1
penyimpangan
a. Deteksi Dini Kelainan Pupil Putih pada Anak
1) Tes Refleks Merah (Bruckner test)
Tujuan mendeteksi pupil putih (leukocoria) : kelainan
katarak, retinoblastoma, penyakit-penyakit mata yang
melibatkan kornea, lensa, vitreous, dan retina
Dilakukan oleh dokter umum menggunakan funduskopi
3. DETEKSI DINI atau oftalmoskopi direk
Dilakukan pada saat :
PENYIMPANGAN
Sejak bayi baru lahir mulai umur 0-3 bulan
PENGLIHATAN
Dilanjutkan pada umur 6, 9, 18, 24, dan 36 bulan
Pada saat pemeriksaan rutin ketika kunjungan
imunisasi,
Bila ada keluhan mengenai penglihatan atau kelainan
pada mata anak
82
Deteksi Dini Tes Refleks Merah (Bruckner test)
Penyimpangan
Penglihatan • Dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan redup
atau gelap (matikan lampu ruangan dan/atau tutup tirai
atau gorden ruangan pemeriksaan)
• Anak duduk di pangkuan orang tuanya atau pengantar
pasien
• Gunakan funduskopi atau oftalmoskopi direk dengan
kekuatan lensa pada alat diatur pada “0”
• Pastikan baterai alat terisi
• Pemeriksa duduk pada jarak 50 cm. Pegang alat
funduskopi atau oftalmoskopi direk ke dekat mata
pemeriksa
• Minta atau alihkan perhatian anak untuk melihat ke
sumber cahaya dan arahkan sinar funduskopi atau
oftalmoskopi direk ke mata anak
83
Interpretasi Tes Refleks Merah (Bruckner test)
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan
Normal
Abnormal
84
2) Deteksi pupil putih menggunakan senter
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan
• Cara sederhana dengan menggunakan senter yang
diarahkan ke mata anak. Dilakukan oleh dokter
• Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna
Normal Abnormal
85
3) Tes lampu kilat (blitz) kamera
Deteksi Dini
Penyimpangan
Penglihatan Dapat dilakukan oleh tenaga medis, kader, atau awam
Deteksi pupil putih secara mudah dapat dilakukan dengan
menggunakan kamera pada smartphone. Kamera dengan lampu
kilat (blitz) disiapkan pada pencahayaan ruangan redup
Deteksi mode red eye pada kamera dinonaktifkan. Kamera
kemudian diarahkan sejajar mata anak dan anak diminta melihat ke
kamera. Lihat bagian pupil, apakah terdapat bagian yang berwarna
putih atau tidak
86
Algoritme deteksi dini kelainan Pupil Putih pada anak
Hasil pemeriksaan Interpretasi Intervensi
Terdapat refleks
merah terang dan
Berikan pujian kepada orang
ekual pada Tes Refleks
1.Periksa anak tua atau pengasuh dan anak
Merah atau Bruckner
dengan Lanjutkan stimulasi sesuai
test Normal
funduskopi atau umur
Pupil tampak hitam
oftalmoskopi direk, Jadwalkan kunjungan
pada pemeriksaan
senter, atau berikutnya
dengan senter atau
dengan blitz
blitz kamera
kamera
2.Pemeriksaan
dilakukan di ruang Tes Refleks Merah
redup atau gelap yang abnormal atau
dan pada jarak 50 tidak ekual Curiga kelainan
cm Rujuk ke RS rujukan tumbuh
Pupil tampak putih pupil
3.Amati tampakan kembang level 1
pada pemeriksaan putih pada anak
pupil: dengan senter atau
blitz kamera
Deteksi Dini b. Deteksi Dini Daya Lihat pada Anak
Penyimpangan
Penglihatan 1) Tes Daya Lihat dengan tumbling E
89
Deteksi Dini Cara melakukan Tes Daya Lihat
Penyimpangan
Penglihatan Pilih suatu ruangan yang bersih dan tenang, dengan
penyinaran yang baik
Letakkan sebuah kursi sejauh 6 meter antara pemeriksa
dan pasien
Pemeriksa memberikan kartu "E" pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu "E" menghadap atas, bawah,
kiri, dan kanan sesuai dengan arah kaki huruf “E” yang
ditunjukkan oleh pemeriksa. Beri pujian setiap kali anak
mau melakukannya. Lakukan hal ini sampai anak dapat
mengarahkan kartu “E” dengan benar
Selanjutnya pemeriksaan dimulai dari kartu optotype “E”
6/60, baru dilanjutkan dengan kartu optotype “E” 6/12.
Kartu “E” yang dipegang oleh pemeriksa tingginya harus
sejajar dengan mata anak
90
Deteksi Dini
Penyimpangan Anak diminta menutup sebelah matanya dengan benar. Pemeriksaan
Penglihatan tes daya lihat dilakukan pada masing-masing mata
Pemeriksa menunjukkan kartu “E” dan kemudian membalik-balik
arahnya sebanyak 3 kali pada awalnya. Apabila anak dapat menjawab
dengan benar arah kaki “E” yang dibalik-balik oleh pemeriksa
sebanyak 3 kali, maka pemeriksaan dapat dihentikan dan daya lihat
anak dinilai baik. Bila menjawab 2 kali benar, pemeriksaan dapat
ditambahkan hingga 5 kali. Apabila hasil pemeriksaan daya
penglihatan anak menggunakan kartu optotype “E” 6/60 dinilai kurang
atau tidak bisa, pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan menggunakan
BENAR kartu optotype “E” 6/12
Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata yang lain dengan cara yang
sama
SALAH 91
Algoritme Tes Daya Lihat menggunakan kartu tumbling “E”
untuk anak umur 36-72 bulan
Hasil Pemeriksaan Interpretasi Intervensi
- Anak dapat
menjawab dengan
Berikan pujian kepada orang tua
benar arah kaki “E” 3 Daya lihat anak
atau pengasuh dan anak
1. Periksa anak kali berturut- turut, baik
Lanjutkan stimulasi sesuai umur
dengan kartu ATAU anak (visus >6/12 atau
Jadwalkan kunjungan
tumbling “E” menjawab benar 4 >6/60)
berikutnya
sesuai petunjuk atau lebih dari 5
dalam buku kali kesempatan
2. Hitung jumlah
- Anak tidak dapat
jawaban benar
menjawab dengan
anak terhadap
arah kaki “E”:
benar arah kaki “E” Daya lihat anak
3 kali berturut- kurang Rujuk ke RS rujukan tumbuh
turut; (visus <6/12 atau kembang level 1
menjawab benar <4 <6/60)
dari 5 kali
kesempatan
Tujuan mendeteksi secara dini adanya penyimpangan
atau masalah perilaku emosional pada anak prasekolah
Jadwal pada anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
Alat yang digunakan Kuesioner Masalah Perilaku
4. DETEKSI DINI Emosional (KMPE) yang terdiri dari 14 pertanyaan
PENYIMPANGAN
Cara melakukan:
PERILAKU DAN
EMOSI (KMPE) Tanyakan setiap pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis pada KMPE
kepada orang tua atau pengasuh anak
Catat jawaban ‘Ya’, kemudian hitung jumlah jawaban ‘Ya’
93
Deteksi Dini
Penyimpangan Perilaku
Dan Emosi (KMPE)
94
Algoritme pemeriksaan masalah perilaku emosional
Hasil
Interpretasi Intervensi
pemeriksaan
Berikan pujian kepada orang
tua atau pengasuh dan anak
Tidak ada Lanjutkan stimulasi sesuai
Normal
jawaban ‘Ya’ umur
Jadwalkan kunjungan
Tanyakan setiap berikutnya
pertanyaan pada
KMPE dengan Konseling kepada orang tua
lambat, jelas, Kemungkinan anak terkait intervensi dini masalah
dan nyaring. mengalami perilaku dan emosi
Catat jawaban Ada 1 jawaban
masalah perilaku Jadwalkan kunjungan berikutnya
‘Ya’, kemudian ‘Ya’
emosional 1 bulan lagi. Bila tidak ada
hitung jumlah
(meragukan) perubahan, rujuk ke RS rujukan
jawaban ‘Ya’:
tumbuh kembang level 1
Kemungkinan anak
Ada 2 jawaban mengalami Rujuk ke RS rujukan tumbuh
‘Ya’ masalah perilaku kembang level 1
emosional
Modified Checklist for Autism in Toddlers Revised
(M CHAT R)
Tujuan mendeteksi secara dini adanya gangguan
spektrum autisme pada anak umur 16 bulan hingga 30
bulan
Dilaksanakan atas indikasi bila ada keluhan dari ibu atau
pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan, kader
5. DETEKSI DINI kesehatan, petugas PAUD, pengelola TPA dan guru TK.
GANGGUAN Keluhan dapat berupa salah satu atau lebih keadaan di
bawah ini:
SPEKTRUM AUTIS
a. Keterlambatan berbicara
b. Gangguan komunikasi atau interaksi sosial
c. Perilaku yang berulang-ulang
Alat yang digunakan adalah Modified Checklist for Autism in
Toddlers, Revised (M-CHAT-R)
Ada 20 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua atau
pengasuh anak 96
Deteksi Dini Gangguan Cara melakukan
Spektrum Autis
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring,
satu persatu perilaku yang tetulis pada M-CHAT-R
kepada orang tua atau pengasuh anak. Jelaskan
kepada orang tua untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan
tugas pada Modified Checklist for Autism in Toddlers,
Revised (M-CHAT-R)
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan
kesimpulan hasil pengamatan kemampuan anak, “YA”
atau “TIDAK”.
d. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
97
Deteksi Dini Gangguan
Spektrum Autis
98
Algoritme pemeriksaan M-CHAT-R pada anak umur 16-30 bulan
Tanyakan kepada
Hasil Interpretasi Intervensi
orang tua atau
pemeriksaan
pengasuh apakah
ada keluhan: Berikan pujian kepada orang
Terlambat bicara tua atau pengasuh dan anak
Gangguan Lanjutkan stimulasi sesuai
komunikasi atau Risiko rendah gangguan umur
Skor 0–2
interaksi sosial spektrum autisme Pada anak umur <24 bulan,
Perilaku yang lakukan pemeriksaan ulang
berulang- ulang setelah ulang tahun kedua
Apabila ada, Jadwalkan kunjungan berikutnya
tanyakan keadaan
anak sesuai
ceklis. Risiko sedang-tinggi
Hitung
Skor 3–20 gangguan spektrum Rujuk ke RS tumbuh kembang level 1
jawaban ‘Tidak’
autisme
pada semua
pertanyaan kecuali
nomor 2, 5, dan 12:
Abbreviated Conners’ Teacher Rating Scale (ACTRS)
100
Cara melakukan
Deteksi Dini Gangguan
Pemusatan Perhatian Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu
Dan Hiperaktivitas perilaku yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada
(GPPH) orangtua atau pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab
pada anak
Nilai 2 : Jika keadaan tersebut sering ditemukan pada
anak
Nilai 3 : Jika keadaan tersebut selalu ada pada anak
103
Algoritme pemeriksaan GPPH
Tanya pada orang
tua atau pengasuh Hasil pemeriksaan Interpretasi Tindakan
apakah ada
keluhan:
Anak tidak dapat Berikan pujian kepada orang
duduk tenang tua atau pengasuh dan anak
Anak selalu bergerak Nilai total <13 Normal Lanjutkan stimulasi sesuai
tanpa tujuan dan tidak umur
mengenal lelah Jadwalkan kunjungan
Perubahan suasana berikutnya
hati yang mendadak
impulsif
Lakukan deteksi dengan
Lakukan intervensi dini masalah
menggunakan ceklis perilaku dan emosi
pertanyaan pada ACTRS.
Nilai total <13 Evaluasi ulang 1 bulan
Tanyakan kepada orang namun kemudian dengan buku
Meragukan
tua atau pengasuh pemeriksa SDIDTK
perilaku anak di semua merasa ragu Jika hasil evaluasi tetap
kondisi.
Beri nilai, hitung total nilai
meragukan, rujuk ke RS
lalu interpretasikan:
tumbuh kembang level 1
105
a. Kelainan bawaan f. Disabilitas intelektual
1. Neural tube defect (defek tabung
saraf) g. Attention-Deficit/Hyperactivity
2. Orofacial cleft (bibir sumbing dan Disorder (Gangguan Pemusatan
2. Gangguan Perhatian dan Hiperaktivitas
lelangit)
Perkembangan Anak atau GPPH)
3. Congenital rubella syndrome
yang Sering
(sindroma rubella kongenital)
Ditemukan h. Global Developmental Delay
4. Club foot (talipes equinovarus
(gangguan perkembangan umum)
bawaan)
5. Hipotiroid kongenital
i. Gangguan penglihatan
b. Gangguan bicara dan bahasa a.Katarak kongenital
b.Strabismus
c. Cerebral palsy
c.Nystagmus
d. Down Syndrome d.Kelainan refraksi
(Sindrom Down)
j. Gangguan pendengaran
e. Autism Spectrum Disorder 1.Tuli sensorineural
(gangguan spektrum autisme) 2.Tuli konduksi
REFERENSI
108
TERIMA KASIH
109
Latihan Kasus 1
110
LATIHAN KASUS 1
• Ibu Salmah datang ke Puskesmas Sukamaju, membawa anaknya yang bernama Yusuf Abidin
berusia 10 bulan.
• Saat ini Yusuf sudah bisa duduk sendiri, ia juga sedang senang untuk belajar berdiri
berpegangan.
• Sebelumnya berusia 9 bulan, ia sudah lancar merangkak, mengajak main orang-orang di
sekitarnya.
• Yusuf sudah dapat memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan yang lainnya, serta dapat
memegang kedua mainan pada masing-masing tangan dalam waktu bersamaan.
• Apabila diberikan benda yang kecil (sebesar kacang) ia mengambilnya dengan cara meraup,
belum dapat menjimpit. Yusuf suka melempar-lempar benda apabila sedang tertawa kemudian
dicari sendiri, tidak jarang ia mengeluarkan suara bababa mamama sambil bermain.
• Saat ini, ia sangat menyukai tepuk tangan dan bermain ciluk ba. Semenjak diberikan biskuit, ia
suka mencoba memasukkan biscuit kedalam mulutnya sendiri.